Anda di halaman 1dari 13

TRADISI BROKOHAN DESA INDRALOKA II KECAMATAN

WAY KENANGA KABUPATEN


TULANG BAWANG BARAT

Lilis Wahyuni, Wakidi dan Yustina Sri Ekwandari


FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon (0721) 704 947, faximile (0721) 704 624
e-mail:liliswahyuni0225@yahoo.co.id
Hp. 085788846226

The purpose of this study was to determine how the objectives of Brokohan
tradition in social solidarity and spiritual/religious at village Indraloka II District
West Tulang Bawang. To collect the data the researcher used interview,
observation, documentation and technical literature, while to analyze data the
researcher used qualitative data analysis. Based on the results, the conclusions in
this study are the objective brokohan tradition of social solidarity are seen as:
foster collective work ethic, the preservation of tradition. The objectives of
Brokohan tradition in terms of spiritual/religious are: the disclosure of gratitude to
God, to honor the ancestral spirits.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah tujuan tradisi
Brokohan secara solidaritas sosial dan spiritual/religius di Desa Indraloka II
Kecamatan Way Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Barat. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan teknik
kepustakaan, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan analisis data
kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dalam penelitian ini adalah
tujuan tradisi brokohan dilihat secara solidaritas sosial adalah: menumbuhkan etos
kerja kolektif, pelestarian tradisi. Tujuan tradisi brokohan dari segi
spiritual/religius: pengungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, penghormatan
kepada para ruh leluhur nenek moyang.
Kata kunci : brokohan, kelahiran bayi, tujuan tradisi
PENDAHULUAN dari yogyakarta Kabupaten Wonosari
Pulau Jawa memiliki tepatnya Desa Panggul Gunung
keanekaragaman kebudayaan sesuai Kidul, pada waktu itu masih tahun
dengan beragamnya kepercayaan awal keberadaan masyarakat Jawa
nenek moyang masyarakat Jawa di transmigrasi Desa Indraloka II, yang
setiap wilayah. Tradisi-tradisi kemudian Brokohan ini dipandang
tersebut mengandung unsur baik oleh mayoritas Suku Jawa di
campuran yaitu ajaran Agama Islam Desa Indraloka II, kemudian
dan Tradisi Jawa yang berasal dari Brokohan ini menjadi kebiasaan dan
nenek moyang. Salah satu tradisi dilestarikan oleh masyarakat Desa
yang masih dilaksanakan adalah Indraloka II Kecamatan Way
Barokahan, dalam kelahiran bayi dan Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
dalam Tradisi Jawa disebut tradisi Barat (wawancara dengan Mbah
Brokohan. Hal ini merupakan suatu Narto Pawiro, Minggu 10 Mei 2014).
bentuk pelestarian tradisi dan budaya Pola interaksi antara budaya
nenek moyang masyarakat Jawa.
lokal dan nilai Islam menjadikan
Kelahiran seorang bayi
Islam warna-warni. Brokohan
merupakan dambaan bagi setiap
merupakan ekspresi dan ungkapan
pasangan suami-istri atau orangtua.
kesalehan sosial masyarakat dimana
Tak terkecuali kelahiran itu untuk
rasa gotong-royong, solidaritas, dan
anak pertama, kedua, ketiga atau
seterusnya. Maka tidak berlebihan kebersamaan menjadi pola utama
jika kemudian bayi yang telah dari tradisi ini. Maka Brokohan akan
menghuni kandungan selama dapat meningkatkan hubungan
sembilan bulan lebih itu lahir ke dengan Tuhan dan masyarakat,
dunia, akan disambut oleh kedua sehingga akhirnya akan
orang tua dan keluarga dengan meningkatkan pengembangan
perasaan riang gembira. Bentuk kebudayaan dan tradisi yang sudah
kegembiraan itu, bagi masyarakat berkembang menjadi lebih lestari.
Jawa di Desa Indraloka II biasa Tradisi Brokohan oleh masyarakat
disebut dengan tradisi brokohan atau Jawa di Desa Indraloka II Kecamatan
Barokahan. Brokohan berarti upacara Way Kenanga Kabupaten Tulang
selamatan yang diselenggarakan oleh Bawang Barat dipandang sebagai
masyarakat Jawa dalam kelahiran kebiasaan yang positif dan bersifat
bayi dengan selamat, khususnya di baik sehingga masyarakat hingga
Desa Indraloka II Kecamatan Way kini masih melaksanakan tradisi
Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Brokohan. Hal ini sesuai dengan
Barat. pendapat Koentjaraningrat, bahwa:
Mbah Narto Pawiro Wajar jika kebiasaan orang
menyatakan bahwa tradisi brokohan satu dengan lainya akan berkaitan.
merupakan tradisi masyarakat Jawa Kebiasaan yang positif atau bersifat
Tengah (Yogyakarta) yang mayoritas baik, tentu saja akan diakui serta
dilakukan oleh beberapa masyarakat akan dilakukan oleh orang lain
Jawa yang bertransmigrasi ke Desa sesama warga masyarakat. Lebih
Indraloka II yang diadakan jauh lagi, kadang terjadi pengakuan
pemerintah pada tahun 1990. Tradisi yang begitu mendalam, sehingga
Brokohan ini dilakukan oleh salah otomatis dijadikan patokan bagi
satu masyarakat Jawa yang berasal orang lain yang seterusnya diangkat
sebagai prinsip dasar dalam relasi yang mengikuti selamatan brokohan
sosial, sehingga tingkah laku atau lebih banyak (wawancara Bapak
tindakan masing-masing warga dapat Narto Pawiro, Selasa 12 Mei 2014).
dikendalikan dan diatur sedemikian Hal ini sesuai dengan pendapat
rupa. Pada tahap lanjut maka Bambang Suwondo, yang
terciptalah apa yang dikenal sebagi menyatakan bahwa:
norma-norma atau kaidah-kaidah Cara menyelenggarakan
(Koentjaraningrat, 2004: 20). upacara brokohan ini oleh penduduk
Berdasarkan pendapat tersebut yang tinggal di derah pedesaan sajian
maka Suku Jawa termasuk suku Brokohan pada umumnya berupa
terbesar jumlahnya di Indonesia. sego asahan, yang terdiri dari nasi,
Banyak ditemui perkampungan atau yang ditempatkan di dalam niru,
desa yang dihuni oleh mayoritas (tampah, Jawa), iwak kebo siji
Suku Jawa maka tidak heran Jawa (maksudnya terdiri dari beberapa
sangat kental dengan adat bagian dari tubuh seekor kerbau yang
istiadatnya. Rangkaian upacara Adat masing-masing diambil hanya sedikit
Jawa pada dasarnya melambangkan misalnya daging sepotong, kemudian
harapan baik pada masa kini dan hati, mata dll), pecel ayam, jangan
masa yang akan datang. Jadi menir. Ada pula diantaranya yang
berdasarkan fakta yang terjadi pada membuat Brokohan hanya berupa
masyarakat Jawa di Desa Indraloka nasi gudangan (Bambang Suwondo,
II Kecamatan Way Kenanga 1981: 174).
Kabupaten Tulang Bawang Barat Berdasarkan uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada maka, terdapat perbedaan sajian
beberapa nilai kepercayaaan/cara dalam tradisi Brokohan yang ada di
pandang masyarakat Jawa di Desa Desa Indraloka II Kecamatan Way
Indraloka II Kecamatan Way Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
Kenanga Kabupaten Tulang Barat, Barat. Hal ini dapat dilihat dari
terhadap brokohan dalam kelahiran kelengkapan dan kemewahan sajian
sang bayi. serta banyaknya tamu undangan
Narto Pawiro menyatakan dalam pelaksanaan tradisi brokohan.
bahwa sajian yang diadakan dalam Seperti hal nya dengan tradisi-tradisi
selamatan brokohan hanya nasi Jawa yang lainya, tujuan sebuah
gudangan (sego kuluban/urab) tradisi adalah untuk memperoleh
beserta lauk seadanya, seperti keselamatan dan ketentraman baik
krupuk, sambel goreng tempe atau lahir maupun batin. Bahwasanya
tahu, oseng mie dan telor ayam tradisi brokohan dilaksanakan tidak
rebus. Namun pada masyarakat yang hanya sebatas melakukan selamatan
mempunyai latar belakang ekonomi bayi, membuat nasi tumpeng atau
yang baik mereka dalam nasi gudangan beserta lauk pauknya,
penyelenggaraannya sajian brokohan serta berbagai macam jenang sebagai
lebih lengkap dan lebih mewah, sajen, brokohan juga menjadi ajang
seperti membuat sajian berupa sego silaturahmi keluarga dan sekaligus
gudangan, iwak kebo siji, daging menjadi ajang untuk
ayam, jangan/oseng mie, sambel memperkenalkan tradisi ataupun
goreng tempe dll. Dalam Adat Istiadat kepada yang lebih
pelaksanaannya jumlah undangan muda. Berbagai macam tradisi itu
pada intinya mempunyai tujuan yang Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
sama dengan tujuan tradisi-tradisi Barat dengan mengikuti pelaksanaan
Jawa lainya seperti yang berkenaan tradisi Brokohan.
dengan kehamilan, kelahiran,
pernikahan dan juga kematian. Pada METODE PENELITIAN
dasarnya tradisi itu adalah sebuah Dalam penelitian ini
Adat Istiadat atau kebiasaan yang memakai jenis metode penelitian
dilestarikan oleh masyarakat di sini kualitatif dengan metode Deskriptif.
(wawancara Mbah Mukrib, 12 Mei Hal ini berkaitan dengan masalah
2014). yang akan dijelaskan oleh peneliti
Hal ini sesuai dengan pendapat yaitu tentang kurangnya pemahaman
Purwadi, yang menyatakan bahwa: masyarakat mengenai Tradisi
Upacara tradisional Jawa dilakukan Brokohan di Desa Indraloka II
demi mencapai ketentraman hidup Kecamatan Way Kenanga Kabupaten
lahir batin. Dengan mengadakan Tulang Bawang Barat.
upacara tradisional itu, orang Jawa Definisi metode deskriptif
memenuhi kebutuhan spiritualnya, adalah penelitian yang berusaha
eling marang purwa duksina. Di mendeskripsikan suatu gejala,
samping itu, upacara tradisional peristiwa, kejadian yang terjadi saat
dilakukan orang Jawa dengan tujuan sekarang. Penelitian deskriptif
memperoleh solidaritas sosial, lila merumuskan perhatian pada masalah
lan legawa kanggo mulyaning aktual sebagaimana adanya pada saat
negara (Purwadi, 2005: 5). penelitian berlangsung. Melalui
Berdasarkan uraian tersebut penelitian deskriptif, peneliti
maka tradisi Brokohan yang dilakuan berusaha mendeskripsikan peristiwa
dan kejadian yang menjadi pusat
oleh masyarakat Jawa Desa
perhatian tanpa memberikan
Indraloka II Kecamatan Way
perlakuan khusus terhadap peristiwa
Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
tersebut (Juliansyah Noor, 2012: 34).
Barat mempunyai tujuan sebagai
Lokasi penelitian ini
solidaritas sosial dan juga dilakukan di Desa Indraloka II
mempunyai tujuan secara spiritual Kecamatan Way Kenanga Kabupaten
atau religius. Hal ini yang Tulang Bawang Barat. Desa
menjadikan dasar masyarakat Jawa Indraloka II memiliki jumlah
Desa Indraloka II Kecamatan Way penduduk 2.392 Jiwa yang terbagi
Kenanga Kabupaten Tulang Bawang dalam 797 Kepala Keluarga (KK).
Barat untuk tetap melaksanakan dan Desa Indraloka II secara wilayah
melestarikan tradisi Brokohan. dibagi dalam 6 Dusun/Rukun Warga
Pelaksanaan tradisi Brokohan (RW) dan 26 Rukun Tetangga (RT).
di Desa Indraloka II masih Variabel dalam penelitian ini
dilaksanakan sampai saat ini, karena adalah variabel tunggal yakni
masyarakat Jawa di Desa Indraloka masyarakat Jawa di Desa Indraloka
II menjunjung tinggi nilai-nilai II Kecamatan Way Kenanga
leluhur walaupun mereka tidak Kabupaten Tulang Bawang Barat.
tinggal di Pulau Jawa. Dari uraian Menurut Masri Singarimbun dan
tersebut penulis ingin mengetahui Sofian Effendi (Ed.), Definisi
apakah tujuan masyarakat Desa operasional variabel adalah unsur
Indraloka II Kecamatan Way penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu bahwa teknik dokumentasi adalah
variabel. Dengan kata lain, definisi mencari data mengenai hal-hal atau
operasional adalah semacam variabel yang berupa catatan,
petunjuk pelaksanaan bagaimana transkip, buku, surat kabar, majalah,
caranya mengukur suatu variabel prasasti, notulen rapat, agenda, dan
(Masri Singarimbun dan Sofian sebagainya (,Suharsimi, Arikunto,
Effendi (Ed.), 1989: 48). 2011: 274).
Definisi operasional variabel Teknik kepustakaan selain
dalam penelitian ini adalah tujuan berfungsi untuk mendukung data
tradisi Brokohan di Desa Indraloka II primer yang diperoleh dari lapangan,
Kecamatan Way Kenanga Kabupaten teknik ini juga bermanfaat untuk
Tulang Bawang Barat. “Teknik memahami konsep-konsep ilmiah
pengumpulan data adalah suatu maupun teori-teori yang ada
prosedur yang di perlukan” kaitannya dengan materi penelitian
(Mohammad Nazir.1985:211). (Departemen Pendidikan Nasyonal,
Teknik pengumpulan data dalam 2001: 5).
penelitian ini adalah teknik Dalam penelitian ini teknik
wawancara, teknik observasi, teknik analisis data yang digunakan adalah
dokumentasi dan teknik kepustakaan. teknik analisis data kualitatif, karena
Teknik wawancara yang data yang diperoleh dalam penelitian
digunakan dalam penelitian kualitatif ini dideskripsikan dalam bentuk
adalah wawancara mendalam. kalimat atau kata-kata. Data yag
Wawancara mendalam (in-depht diperoleh peneliti mengenai tujuan
interview) adalah proses memperoleh tradisi brokohan secara solidaritas
keterangan untuk tujuan penelitian sosial dan spiritual/religius di Desa
dan cara tanya jawab sambil bertatap Indraloka II Kecamatan Way
muka antara pewanwancara dengan Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
informan atau orang yang Barat.
diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara, dimana pewawancara
dan informan terlibat dalam HASIL
kehidupan sosial yang relatif lama Berdasarkan data yang
(Juliansyah Noor, 2012: 139). diperoleh dari Desa Indraloka II,
Informan adalah seseorang yang tercantumdalam profil Desa
atau ketua adat yang mewakili Indraloka II, nama Desa Indraloka II
pengetahuan budaya yang diteliti diambil dari nama dalam Bahasa
(Suwardi Endraswara, 2006: 119). Jawa yaitu Indro Loko, yang artinya
Teknik observasi partisipan adalah tempat para dewa, yang kemudian
teknik pengumpulan data dengan oleh masyarakat diartikan ke dalam
cara melakukan pengamatan secara Bahasa Indonesia yaitu Indraloka.
langsung terhadap objek yang diteliti Pada awal pemukiman penduduk di
atau daerah lokasi yang menjadi Desa Indraloka II, sudah ada desa
pokok permasalahan dalam pemukiman yang letaknya
penelitian ini sehingga data yang berdekatan yakni Desa Indraloka I,
diperoleh sesuai dengan karena letak desa saling berdekatan
permasalahan (Nasution,1996:107). maka berdasarkan kesepakatan
Menurut Suharsimi Arikunto, warga yang berada di Desa Indraloka
II mengikuti nama desa yang kelamin, pendidikan, mata
letaknya saling berdekatan tersebut. pencaharian pokok, dan agama.
Dengan demikian nama desa yang Keadaan penduduk Desa
letaknya berdekatan tersebut adalah Indraloka II Kecamatan Way
Desa Indraloka I, dan yang Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
mengikuti menjadi Desa Indraloka II. Barat pada tahun 2014 terdiri dari
Pada awal pemerintahan desa 797 Kepala Keluarga (KK) atau
di Desa Indraloka II terdapat tepatnya 2. 392 jiwa. Penduduk yang
beberapa kepemimpinan yang silih ada di Desa Indraloka II Kecamatan
berganti, pemerintahan Desa Way Kenanga Kabupaten Tulang
Indraloka II berawal dari kepala desa Bawang Barat terdiri dari berbagai
dibina oleh ketua adat atau ketua umat beragama. Namun, mayoritas
pemukiman, kemudian dipimpin oleh penduduknya beragama Islam.
BAKORTANAS (ABRI) yang Peneliti menggunakan teknik
ditunjuk oleh pemerintah Kabupaten wawancara sebagai alat utama dalam
Lampung Utara, kemudian pada pengumpulan data dalam penelitian
masa desa persiapan dipimpin oleh ini. Dalam kesempatan tersebut
Raja Tahunan, mulai tahun 2000 s/d peneliti mewawancarai delapan
2005 pemilihan kepala desa orang responden dengan cara
dilakukan dengan pemilihan umum wawancara berstruktur yaitu
yang dilakukan seluruh warga. wawancara menggunakan pedoman
Dari tahun 2000-2015, Desa berupa pertanyaan yang telah disusun
Indraloka II telah dipimpin oleh terlebih dahulu ditambah dengan
banyak Kepala desa. Adapun kepala wawancara tidak berstruktur guna
desa yang pernah menjabat sebagai penelusuran data lebih dalam serta
Kepala Desa Indraloka II adalah wawancara tidak berstruktur pada
tahun 2000-2005 dipimpin oleh saat penelitian pendahuluan. Adapun
Nyoman Subagia, tahun 2006-2012 hasilnya dapat dideskripsikan
Suwarto, tahun 2013-sekarang sebagai berikut:
Nengah Parte S.Pd. Letak Tujuan masyarakat Desa
administratif suatu daerah adalah Indraloka II Kecamatan Way
letak daerah berdasarkan pembagian Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
wilayah administratif pemerintahan. Barat melakukan tradisi brokohan
Ditinjau secara administratif, Desa sebagai solidaritas sosial yaitu:
Indraloka II merupakan salah satu a. Gotong Royong
desa yang ada di Kecamatan Way Dalam berbagai kesempatan
Kenanga Kabupaten Tulang Bawang di Desa Indraloka II Kecamatan Way
Barat. Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
Desa Indraloka II adalah Barat tradisi brokohan dilakukan
salah satu desa yang ada di dengan melibatkan banyak orang.
Kecamatan Way Kenanga Kabupaten Masyarakat Desa Indraloka II
Tulang Bawang Barat dengan luas Kecamatan Way Kenanga Kabupaten
wilayah 1759 Ha. Wilayah Desa Tulang Bawang Barat melakukan
Indraloka II terdiri dari dataran tradisi brokohan ini dengan dipimpin
rendah yang sangat potensial untuk oleh sesepuh Desa.
lahan pertanian. Keadaan penduduk Dari hasil wawancara peneliti
Desa Indraloka II terbagi atas dengan informan, Mbah Narto
keadaan penduduk menurut jenis Pawiro menyatakan bahwa tujuan
masyarakat melakukan tradisi bahwa tujuan tradisi brokohan saling
brokohan yaitu dalam tradisi ini juga membantu satu sama lain dengan
menumbuhkan rasa kebersamaan penuh kebersamaan. Ketika ada sang
antar masyarakat saling bantu ibu yang telah melahirkan bayinya
membantu, ketika ada salah satu dengan selamat, ketika mendengar
warga masyarakat yang melahirkan hal tersebut, masyarakat, para
bayi maka ketika dengar kabar tetangga berdatangan untuk
tersebut para tetangga dan sanak membantu menyiapkan segala
saudara berdatangan untuk keperluan dalam melaksanakan
membantu warga tersebut dalam tradisi brokohan (wawancara Mbok
menyiapkan segala perlengkapan Painem 30 Desember 2014). Lebih
untuk acara brokohan. Hal ini lanjut Bapak Riyadi menyatakan
mengingat sang ibu yang baru saja bahwa brokohan dapat
melahirkan belum bisa bekerja berat, menumbuhkan rasa kebersamaan
(wawancara Mbah Narto Pawiro 27 yakni para saudara dan tetangga
Desember 2014). datang membantu sang ibu yang baru
Begitu juga dengan pendapat melahirkan karena ibu yang baru
Ibu Puji Astuti informan penulis melahirkan belum bisa bekerja berat
pada tanggal 12 Desember 2014, (wawancara Bapak Riyadi 06 Januari
menyatakan bahwa tujuan tradisi 2015).
brokohan yaitu brokohan menjadi Pada acara brokohan ini
sarana berkumpulnya sanak saudara dapat menumbuhkan rasa
dan juga para tetangga, mereka kebersamaan yang kuat dalam diri
saling membantu untuk menyiapkan masing-masing warga, hal ini
segala keperluan dalam selamatan terlihat pada rasa kebersamaan untuk
brokohan (wawancara Ibu Puji Astuti saling tolong menolong, yakni para
12 Desember 2014). tetangga membantu warga yang baru
Lebih lanjut informan peneliti saja melahirkan bayi mempersiapkan
yaitu Mbok Karyah menyatakan perlengkapan baik sesaji maupun
tradisi brokohan ini dapat sajian makanan yang diperlukan
menumbuhkan rasa kebersamaan dalam brokohan (wawancara
antar warga karena ketika mendengar Sutiyono 06 Januari 2015). Hal
tentang adanya kelahiran bayi maka serupa juga dinyatakan oleh
para tetangga dan sanak saudara informan penulis, Dalam brokohan
berdatangan untuk membantu ibu terdapat kebersamaan untuk saling
yang baru saja melahirkan bantu membantu satu sama lain,
menyiapkan semua keperluan dalam yaitu para tetangga bertangan
selamatan brokohan (wawancara membantu menyiapkan semua
Mbok Karyah 28 Desember 2014). keperluan dalam selamatan brokohan
Dalam brokohan para tetangga dan (wawancara Ibu Surtini 15 Januari
sanak saudara berkumpul membantu 2015).
sang ibu yang baru saja melahirkan b. Pelestarian Tradisi
untuk menyiapkan segala keperluan Tradisi brokohan merupakan
yang akan disiapkan dalam tradisi yang baik dan bersifat positif
selamatan brokohan (wawancara jadi kami sebagai masyarakat yang
Bapak Mukrib 30 Desember 2014). berdarah Jawa meyakini bahwa
Lebih lanjut informan peneliti tradisi ini membawa kebaikan bagi
yaitu Mbok Painem menyatakan kehidupan kita. Tradisi ini saya terus
lestarikan saya kenalkan kepada anak tidak langsung dengan melaksanakan
cucu yang harapannya tradisi ini selamatan brokohan maka anak cucu
tetap lestari (wawancara Bapak Narto akan mengenal dan mengetahui
Pawiro 27 Desember 2014). tentang tardisi brokohan ini
Lebih lanjut informan penulis (wawancara Mbok Painem 30
Ibu Puji Astuti menyatakan bahwa Desember 2014).
tradisi brokohan oleh masyarakat Tradisi brokohan oleh
dilestarikan dengan cara melaknakan masyarakat dilestarikan dengan
brokohan setiap melahirkan sang memperkenalkan tradisi brokohan
jabang bayi dengan keadaan selamat. kepada generasi penerus dengan cara
Tradisi brokohan diwariskan secara melakukan selamatan brokohan
turun temurun kepada anak cucu setiap adanya masyarakat yang
(wawancara Ibu Puji Astuti 27 melahirkan sang buah hati dengan
Desember 2014). keadaan selamat (wawancara Bapak
Mbok Karyah menyatakan Riyadi 06 Januari 2015). Sebagai
bahwa tradisi brokohan dilestarikan masyarakat saya melestarikan tradisi
dengan cara melakukan selamatan brokohan dengan cara melaksanakan
brokohan ketika masyarakat tradisi brokohan, memperkenalkan
melahirkan sang buah hati dengan tradisi brokohan kepada anak cucu,
selamat. Memberikan pengertian memberikan pengertian kepada anak
kepada generasi anak cucu bahwa cucu bahwa tradisi brokohan
tradisi brokohan merupakan tardisi merupakan hal yang baik dan bersifat
yang sudah ada sejak zaman nenek positif jadi sebagai orang Jawa wajib
moyang sehingga sebagai untuk tetap melaksanakan dan
masyarakat yang bersuku Jawa harus melestarikan tradisi brokohan
mengetahui mengenai hal tersebut (wawancara Sutiyono 06 Januari
dan minta untuk selalu melestarikan 2015).
tradisi brokohan (wawancara Mbok Brokohan merupakan tradisi
Karyah 28 Desember 2014). masyarakat Jawa yang sudah ada
Tradisi brokohan merupakan sejak zaman nenek moyang yang
tradisi yang baik dan dianggap harus dilestarikan dengan baik.
positif oleh warga masyarakat Desa Sebagai masyarakat bersuku Jawa
Indraloka II. Masyarakat meyakini saya melestarikan tradisi brokohan
bahwa tradisi ini adalah tradisi yang dengan melakukan selamatan
sudah ada sejak zaman nenek brokohan dalam kelahiran sang bayi
moyang yang harus dilestarikan (wawancara Ibu Surtini 15 Januari
dengan baik sehingga warga 2015).
masyarakat melestarikan tradisi Tujuan tradisi brokohan
brokohan ini dengan cara melakukan secara spritual/religius:
selamatan brokohan setiap
melahirkan sang buah hati dengan a. Eling Marang Purwa Duksina
keadaan selamat (wawancara Bapak Bahwa Masyarakat
Mukrib 30 Desember 2014). melaksanakan tradisi brokohan
Warga masyarakat dengan tujuan untuk ingat dan
melestarikan tradisi brokohan bersyukur kepada Allah SWT yang
dengan cara melalukan selamatan telah memberikan rahmat dan juga
brokohan setiap melahirkan sang karunia seorang anak. Pelaksanakan
buah hati dengan selamat. Secara selamatan brokohan juga bertujuan
menghormati para leluhur nenek yaitu Allah SWT, dalam
moyang dengan membuat sesaji. melaksanakan brokohan masyarakat
Masyarakat meyakini bahwa tidak membuat sesaji untuk menghormati
membuat sesaji ini berarti para ruh leluhur nenek moyang agar
mengabaikan Adat Istiadat dan sang bayi dijauhkan dari gangguan
hatinya akan merasa resah akan ruh jahat yang akan mengganggu
datangnya mala petaka yang akan sang bayi (wawancara Bapak Mukrib
menimpa sang bayi semasa hidupnya 30 Desember 2014).
(wawancara Bapak Narto Pawiro 27 Mbok Painem juga
Desember 2014). menyatakan bahwa tujuan
Lebih lanjut Ibu Surtini dilaksanakannya selamatan
menyatakan bahwa tujuan brokohan ini untuk mensyukuri
masyarakat melaksanakan tradisi anugerah Yang Maha Kuasa. Bentuk
brokohan untuk mengungkapkan rasa syukur ini masyarakat lakukan
rasa syukur kepada Allah SWT atas dengan membuat selamatan
anugerah yang telah diberikan berupa brokohan. Masyarakat juga mebuat
anak dan bayi dapat lahir dengan sesaji dalam melaksanakan
selamat. Masyarakat juga membuat selamatan brokohan tujuan sesaji ini
sesaji dalam brokohan untuk dibuat sebagai penghormatan kepada
ditujukan kepada ruh leluhur nenek ruh leluhur nenek moyang
moyang agar sang bayi dijauhkan (wawancara Mbok Painem 30
dari segala mara bahaya yang datang Desember 2014).
dari gangguan ruh jahat, sesaji ini Lebih lanjut Bapak Riyadi,
dibuat untuk menghormati para beliau merupakan salah satu
leluhur nenek moyang (wawancara informan dalam penelitian ini
Ibu Puji Astuti 27 Desember 2014). menyatakan bahwa upacara ini
Mbok Karyah juga digelar atau dilangsungkan untuk
menyatakan bahwa tujuan menandai rasa sukur pada Allah
dilaksanakan tradisi brokohan yaitu SWT karena bayi itu telah dilahirkan
untuk pengungkapan rasa syukur dengan selamat. Dalam
kepada Yang Maha Kuasa atas rejeki melaksanakan brokohan masyarakat
yang diberikan berupa anak. juga membuat sesaji tersebut
Masyarakat juga membuat sesaji bertujuan untuk menghormati ruh
untuk ditujukan kepada ruh leluhur leluhur nenek moyang agar
nenek moyang, sesaji tersebut dibuat dijauhkan dari gangguan ruh jahat
untuk pengeleng-eleng kepada para yang akan mengganggu sang bayi
leluhur agar sang bayi diberikan (wawancara Bapak Riyadi 06 Januari
ketentraman, kedamaian dan 2015).
diajauhkan dari segala marabahaya Lebih lanjut Bapak Sutiyono
yang datangnya dari ruh jahat menyatakan bahwa tradisi brokohan
(wawancara Mbok Karyah 28 mempunyai tujuan religius sebagai
Desember 2014). ungkapan rasa syukur dan suka cita
Lebih lanjut Bapak Mukrib atas karunia Allah SWT. Masyarakat
menyatakan bahwa tujuan juga membuat berbagai macam
pelaksanaan tradisi brokohan oleh jenang sebagai unsur sesaji, tujuan
masyarakat sebagai ungkapan rasa dari berbagai macam jenang tersebut
syukur (karo seng gae urip) ingat adalah ditujukan kepada ruh leluhur
kepada yang telah menciptakan kita nenek mayang sebagai penghormatan
dan agar sang bayi diberikan sejak zaman nenek moyang.
keselamatan dan dijauhkan dari Sebagai masyarakat Jawa
gangguan ruh jahat (wawancara warga masyarakat Desa Indraloka II
Bapak Sutiyono 06 Januari 2015). melestarikan dan mewariskan tradisi
Ibu Surtini juga menyatakan brokohan kepada anak cucunya
bahwa tujuan dari tradisi brokohan karena tradisi brokohan dipandang
secara religius bahwa tradisi baik dan positif bagi masyarakat dan
brokohan sebagai ungkapan rasa diyakini akan membawa keberkahan
syukur kepada Allah SWT atas bagi masyarakat yang melaksanakan
karunia anak yang telah diberikan. tradisi brokohan dalam kelahiran
Masyarakat dalam melakukan sang bayi dengan selamat.
selamatan brokohan juga membuat Tujuan masyarakat Jawa
sesaji yang diperuntukan kepada ruh Desa Indraloka II Kecamatan Way
leluhur nenek moyang sebagai Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
penghormatan dan memohon agar Barat melakukan selamatan
sang bayi tidak diganggu oleh ruh brokohan secara solidaritas sosial
jahat (wawancara Ibu Surtini 15 bahwa melaksanakan tradisi
Januari 2015). brokohan dapat menumbuhkan rasa
B. PEMBAHASAN kebersamaan yaitu gotong royong.
Dalam tradisi brokohan masyarakat
Berdasarkan data-data yang berkumpul penuh dengan rasa
telah diperoleh di lapangan, peneliti kebersamaan. Para tetangga dan
akan memaparkan analisis dari data sanak saudara datang membantu tuan
yang telah dipaparkan sebelumnya rumah menyiapkan sajian makanan
tentang tujuan tradisi brokohan dan sesaji (sajen) untuk acara
dalam kelahiran bayi di Desa brokohan. Hal ini mengingat sang
Indraloka II Kecamatan Way ibu yang baru saja melahirkan bayi
Kenanga Kabupaten Tulang Bawang belum bisa bekerja berat. Masyarakat
Barat. Keberlangsungan tradisi umumnya melakukan selamatan
brokohan oleh masyarakat Jawa di brokohan dengan membuat berbagai
Desa Indraloka II Kecamatan Way macam sajian makanan dan juga
Kenanga Kabupaten Tulang Bawang sesaji.
Barat mempunyai tujuan yaitu secara Pada selamatan brokohan
solidaritas sosial dan secara spiritual para tetangga dan juga sanak saudara
atau religius. tidak segan untuk membantu
Tradisi brokohan di Desa kelaurga yang telah melahirkan sang
Indraloka II Kecamatan Way buah hatinya. Dalam diri masing-
Kenanga Kabupaten Tulang Bawang masing masyarakat sudah tertanam
Barat dilakukan oleh masyarakat bahwa sebagai mahluk sosial
tidak hanya semata-mata untuk manusia pasti akan membutuhkan
mengikuti tradisi brokohan yang satu sama lain. Ketika ada tetangga
telah dilakukan oleh masyarakat yang sedang membutuhkan
Jawa pada umumnya, namun tradisi pertolongan maka para tetangga
ini dilakukan oleh masyarakat Jawa tanpa dimintai tolong mereka akan
Desa Indraloka II karena adanya senang hati untuk memberikan
keyakinan bahwa tradisi brokohan pertolongan.
ini adalah tradisi yang sudah ada Dalam melaksanakan tradisi
brokohan masyarakat Desa Indraloka Kecamatan Way Kenanga Kabupaten
II Kecamatan Way Kenanga Tulang Bawang Barat juga dijadikan
Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai media silaturahmi antar
masyarakat berkumpul dengan penuh sesama, mempererat tali
kebersamaan. Dalam masyarakat persaudaraan serta dalam tradisi
Jawa mengenal istilah sepi ing brokohan ini para sanak saudara dan
pamrih rame ing gawe, artinya ialah juga keluarga serta para tetangga
sepi karena pamrih, ramai karena berkumpul untuk menengok sang
pekerjaan. Kalau orang hanya ingin bayi yang baru saja lahir. Hal ini
mendapatkan pamrih dari seseorang dilakukan oleh masyarakat sekaligus
maka akan sepi dan tidak disenangai dijadikan sebagai media
banyak orang disekelilingnya, namun berkumpulnya sanak saudara, para
kalau orang melakukan sesuatu tanpa tetangga, kerabat dan juga teman
pamrih maka masyarakat tersebut dekat berkumpul untuk mempererat
akan disenangi banyak orang di tali persaudaraan.
lingkungannya. Tujuan masyarakat Jawa
Tradisi brokohan pada Desa Indraloka II Kecamatan Way
masyarakat Jawa di Desa Indraloka Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
II Kecamatan Way Kenanga Barat melakukan selamatan
Kabupaten Tulang Bawang Barat brokohan jika dilihat secara
dianggap sebagai Adat Istiadat yang spiritual/religius mengandung makna
bersifat baik dan dipandang positif bahwa kelahiran bayi merupakan
oleh masyarakat sehingga tradisi amanah dari Allah SWT yang harus
brokohan tetap dilaksanakan dan dijaga dan dilindungi. Allah SWT
dilestarikan serta diwariskan secara merupakan yang maha segalanya atas
turun temurun oleh masyarakat. segala sesuatu di dunia ini.
Tradisi brokohan juga Masyarakat selalu anjurkan untuk
dianggap sebagai tradisi yang selalu ingat kepada Allah SWT atas
mengandung nilai-nilai luhur yang segala apapun yang telah Allah SWT
harus dijaga dan dilestarikan oleh berikan dan anugerahkan kepada
masyarakat, sehingga masyarakat umatnya. Brokohan merupakan salah
melestarikan tradisi brokohan satu bentuk rasa syukur yang
dengan memperkenalkan tradisi masyarakat lakukan sebagai hamba
brokohan kepada yang muda atau Allah SWT yang sesalu ingat dan
lebih tepatnya bahwa masyarakat bersyukur kepadaNya atas segala
melaksanakan tradisi brokohan nikmat dan karunianya.
sebagai bentuk pelestarian tradisi. Dalam melaksanakan tradisi
Dengan adanya pelestarian tradisi brokohan masyarakat juga
maka tradisi yang sudah ada sejak melakukan pengeleng-eleng (ingat)
lama dan merupakan warisan dari kepada leluhur nenek moyang. Hal
nenek moyang terdahulu tidak akan ini dilakukan masyarakat dengan
mudah hilang dan akan terus membuat sesaji (sajen) yang
dilakukan dan dilestarikan oleh diperuntukan kepada leluhur nenek
masyarakat Desa Indraloka II dari moyang sebagai penghormatan dan
generasi ke generasi berikutnya. bentuk bakti kepada para ruh leluhur
Tradisi brokohan pada nenek moyang.
masyarakat Jawa Desa Indraloka II Dalam tradisi brokohan
masyarakat berusaha untuk tidak dilakukannya maka tidak akan
mengabaikan Adat Istiadat atau mendapatkan keselamatan dari Yang
tradisi yang sudah dilakakukan Maha Kuasa dan para leluhur.
masyarakat sejak lama. Seperti Dengan demikian maka selamatan
halnya dengan tradisi brokohan brokohan mengandung sistem
masyarakat Desa Indraloka II kepercayaan yang ada dalam religi
Kecamatan Way Kenanga Kabupaten orang Jawa.
Tulang Bawang Barat yang selalu
dilakukan oleh masyarakat setiap ada SIMPULAN
keluarga yang baru melahirkan Berdasarkan hasil dan
bayinya. Masyarakat khawatir bahwa analisis data yang telah disajikan
mengabaikan Adat Istiadat akan dalam bab sebelumnya maka dapat
mengakibatkan bencana buruk yang disimpulkan bahwa, tujuan tradisi
tidak diinginkan. brokohan dilihat secara solidaritas
Masyarakat meyakini bahwa sosial adalah: menumbuhkan etos
dalam kehidupan sebagai manusia kerja kolektif, para tetangga dan
harus mengingat akan adanya leluhur sanak saudara membantu
yang perlu diingat dan dihormati. menyiapkan kebutuhan dapur dan
Mengingat dan menghormati para sesaji yang akan diperlukan. Hal ini
leluhur dapat dilakukan ketika mengingat ibu yang baru melahirkan
masyarakat mempunyai hajat yang belum mampu bekerja berat, Tradisi
hendak dilakukan. Memperoleh brokohan juga bertujuan sebagai
sebuah anugerah juga wajib ingat pelestarian tradisi brokohan agar
dengan para ruh leluhur nenek tradisi brokohan yang sudah ada
moyang. Seperti kelamilan, kelahiran sejak zaman nenek moyang tetap
dan juga pernikahan. Selamatan terjaga keberadaannya dan terus
brokohan dilandasi kepercayaan dilaksanakan oleh generasi penerus.
yang ada, dalam hal ini adalah Selain itu secara solidaritas sosial
kepercayaan terhadap sajen dan tradisi brokohan di Desa Indraloka II
sajian makanan yang disediakan oleh Kecamatan Way Kenanga Kabupaten
tuan rumah yang melakukan Tulang Bawang Barat mempunyai
selamatan brokohan dan tujuan sebagai media silaturahmi.
mengandung arti baik bagi sang bayi, Tujuan tradisi brokohan dari segi
sehingga selamatan brokohan yang spiritual/religius: pengungkapan rasa
diselenggarakan merupakan wujud syukur kepada Allah SWT (Tuhan
dari sistim kepercayaan yang kepercayaan masyarakat) atas
membangunnya bahwa setiap anugerah yang diberikan bayi lahir
manusia khususnya anak harus selalu dengan selamat, sebagai
berbakti dan juga takut terhadap para penghormatan kepada para ruh
leluhur atas setiap ajaran, nasihat dan leluhur nenek moyang agar sang bayi
perkataannya, jika tidak tidak diganggu oleh ruh jahat.
DAFTAR PUSTAKA Nasution. 1996. Metodologi
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Research (penelitian ilmiah).
Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta: Bumi Aksara. Hlm
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 107.
Hlm 274.
Departemen Pendidikan Nasional. Nazir, Moh. 1985. Metode
2001. Fungsi Keluarga Dalam Penelitian. Jakarta: Ghalia
Penanaman Nila-Nilai Budaya Indonesia. Hlm. 211.
Masyarakat Minangkabau Di
Kota Bukittinggi. Padang: PD Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi
SYUKRI. Hlm 5. Penelitian. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. Hlm 139
Endraswara, Suwardi. 2006. Metode,
Teori, Teknik Penelitian
Purwadi. 2005. Upacara Tradisional
Kebudayaan.
Yogjakarta: Pustaka Jawa. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama. Hlm 119. Pelajar. Hlm 5.

Koentjaraningrat. 2004. Manusia Suwondo, Bambang. 1981. Adat


Dan Kebudayaan di Indonesia.
Istiadat Daerah Istimewa
Jakarta: Djambatan. Hlm 20.
Yogyakarta. Jakarta:
Masri Singarimbun dan Sofian DEPDIKBUD Pusat Penelitian
Effendi (Ed.). 1989. Metode Sejarah Dan Budaya Proyek
Penelitian Survai. Jakarta: Penelitian Dan Pencatatan
LP3ES. Hlm 48. Kebudayaan Daerah. Hlm. 174.

Anda mungkin juga menyukai