Masjid ini dibangun oleh raja sebagai bentuk kewajiban raja dalam memimpin
rakyatnya dimana raja sebagai Sayyidin Panatagama Khalifatullah, yang berarti
raja selain menjadi pemimpin negara (kerajaan) raja juga sebagai pemimpin
agama agar rakyat dapat hidup damai dan sejahtera.
Setelah Masjid berdiri, maka berfungsilah masjid tersebut sebagai pusat
dakwah Islam bagi Keraton Kasunanan Surakarta.
Dengan dibangunnya Masjid Agung, maka institusi agama yang dipimpin oleh
penghulu juga dibentuk. Penghulu dan keluarganya tinggal di area di sebelah
utara masjid yang diberi nama pengulon. Sementara Ketib, Modin dan
keluarganya tinggal di barat masjid. Masyarakat sekitar masjid ini lantas
dikenal dengan masyarakat Kauman dan lokasi tempat mereka tinggal
disebut sebagai Kampung Kauman.
Bidang Pendidikan
Pola pendidikan di dalam masyarakat Kauman sebelumnya ialah model
pesantren yang hanya membatasi pengajarannya seputar bidang keagamaan
saja tanpa adanya pengajaran dari bidang umum lainnya. Akibatnya para anak
didik hanya memperoleh pengetahuan tentang agama Islam.
Bidang Kebudayaan
Sebelum munculnya gerakan pembaharuan yang menginginkan adanya
reformasi terhadap ajaran Islam di dalam masyarakat Kauman berkembang
berbagai bentuk kesenian tradisional seperti Shalawatan, Samrohan, dan
Dziba’an.
BIBLIOGRAFI