Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TELAAH MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Nama : Muhammad Rian


NIM : 12101181
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Dosen pengampu : Salim, S.Pd.I., M.Pd.
Mata kuliah : Telaah Materi SKI
Sem./kelas/ruangan : 4/F

Review Perkuliahan Telaah Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IX


Semester Genap

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


3. Menganalisis dan menerapkan pengetahuan (fak 2.7 Mengamalkan sikap tanggung jawab, santun da
tual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa n peduli
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknolog 3.5 Menganalisis biografi Walisanga dan perannya
i, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tam dalam mengembangkan Islam 3.6 Menganalisis bio
pak mata grafi tokoh penyebar
Islam di berbagai wilayah Indonesia

REVIEW

Adapun yang saya bisa review dari makalah keompok 6 adalah, tentang biografi Walisanga serta pera
nnya dqlam mengembangkan Islam. Adapun biografi singkat dari walissanga diantaranya:

Sunan Gresik, Syekh Maulana Malik Ibrahim berasal dari Turki, dia adalah seorang ahli tata negara ya
ng ulung. Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa pada tahun 1404 M. Jauh sebelum beli
au datang, Islam sudah ada walaupun sedikit, ini dibuktikan dengan adanya makam Fatimah binti Ma
imun yang nisannya bertuliskan tahun 1082. Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang pertama kali saat m
endarat di Jawa ialah desa Sembalo, di dekat Desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, yaitu
9 kilometer di arah utara kota Gresik, tidak jauh dari kompleks makam Fatimah binti Maimun. Ia lalu
mulai menyiarkan agama Islam dengan mendirikan masjid pertama di desa Pasucinan, Manyar. Aktivi
tas yang mula-mula dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang di tempat terbuka dekat pelab
uhan yang disebut Desa Rumo, yang menurut cerita setempat berkaitan dengan kata Rum ( Persia), y
aitu tempat kediaman orang Rum. Setelah merasa dakwahnya berhasil di Sembalo, Maulana Malik Ib
rahim kemudian pindah ke kota Gresik, tinggal di Desa Sawo. Setelah itu, ia datang ke Kutaraja
Majapahit, menghadap raja dan mendakwahkan Agama Islam kepada raja. Namun, Raja Majapahit b
elum mau masuk Islam tetapi menerimanya dan kemudian menganugerahinya sebidang tanah di pin
ggiran kota Gresik, yang belakangan dikenal dengan nama Desa Gapura. Di Desa Gapura itulah Maula
na Malik Ibrahim membuka pesantren untuk mendidik kaderkader pemimpin umat dan penyebar Isla
m yang diharapkan dapat melanjutkan misinya, menyampaikan kebenaran Islam kepada masyarakat
di wilayah Majapahit yang sedang mengalami kemerosotan akibat perang saudara.

Sunan Ampel, Raden Rahmat atau Sunan Ampel adalah putra Syekh Maulana Malik Ibrahim dari istri
nya bernama Dewi Candrawulan. Beliau memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampe
l Denta, dekat dengan Surabaya. Di antara pemuda yang dididik itu tercatat antara lain Raden Paku (S
unan Giri), Raden Fatah (Sultan pertama Kesultanan Islam Bintoro, Demak), Raden Makdum Ibrahim
(putra Sunan Ampel sendiri dan dikenal sebagai Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), dan Mau
lana Ishak.

Pada awal islamisasi Pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan agar masyarakat menganut keyakinan
yang murni. Ia tidak setuju bahwa kebiasaan masyarakat seperti kenduri, selamatan, sesaji dan sebag
ainya tetap hidup dalam sistem sosio-kultural masyarakat yang telah memeluk agama Islam. Namun
wali-wali yang lain berpendapat bahwa untuk sementara semua kebiasaan tersebut harus dibiarkan
karena masyarakat sulit meninggalkannya secara serentak. Akhirnya, Sunan Ampel menghargainya.
Hal tersebut terlihat dari persetujuannya ketika Sunan Kalijaga dalam usahanya menarik penganut Hi
ndu dan Budha, mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam.

Islam yang berkembang di Jawa karena perjuangan dakwah Sunan Ampel dan para penyebar Islam a
bad ke-15 dan ke-16 adalah Islam yang unik. Sebab, ia merupakan akulturasi dan asimilasi dari aspek
budaya pra-Islam dengan Islam, baik melalui jalan sosial, budaya, politik, ekonomi, mistik, kultus, ritu
al, tradisi keagamaan, maupun konsep-konsep sufisme yang khas, yang merefleksikan keragaman tra
disi muslim secara keseluruhan

Inilah biografi dari walisanga yang bisa saya ambil dalam pembahasan atau review pada kali i
ni. Semoga dapat memberikan ibrah dan pembelajaran untuk kita semua nya aamiin.

Kemudian kita akaan mereview toko penyebar Islam di Indonesia, Proses penyebaran Islam di wilaya
h Nusantara tidak dapat dilepaskan dari peran aktif yang dilakuakn oleh para Ulama. Melalui merekal
aha Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat Nusantara. Beberapa tokoh penyebar I
slam di wilayah Nusantara, berhubungan saya berasal dari Kalimantan barat maka saya akan mengan
gkat sejarah masuknya Islam di Kalbar.

Salah satu tokoh penyebar agama Islam di Kalimantan Barat diketahui bernama Habib
Husein al-Kadri la berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan. Lahir pada tahun 1120 H/1707 M.
Nama lengkapnya adalah As-Sayyid/Asy-Syarif Husein bin alHabib Ahmad/Muhammad bin alHabib H
usein bin al-Habib Muhammad al Kadri la disebut juga Jamalul Lail dan Ba Alawi Konon, nasabnya sa
mpai kepada Nabi Muhammad Saw Habib Husein al-Kadri adalah pendiri Kesultanan Mempawah di K
alimantan Barat Nama besarnya adalah “Tuan Besar Mempawah”.

Habib Husein al-Kadri ditunjuk oleh Sultan Matan sebagai guru di negeri Matan. Di Matan, Habib Hu
sein al-Kadri menjadi guru agama selama 17 tahun. Setelah itu, ia hijrah ke Mempawah atas permint
aan Raja Opu Daeng Menambun untuk menjadi guru agama di sana. Di Mempawah, Syarif Abdurrah
man (putra Habib Husein al-Kadri) kemudian menikah dengan putri Opu Daeng yang bernama Utin Tj
andramidi. Di Mempawah inilah, Habib Husein al-Kadri wafat pada tahun 1770 M.

Selama menyebarkan ajaran Islam di Kalimantan Barat, Habib Husein alKadri menjadi mufti peradilan
agama Islam di Kerajaan Mempawah selama 15 tahun. Setelah ia meninggal, maka perjuangan dakw
ah Islam di Kalimantan Barat diteruskan oleh putra sulungnya, Syarif Abdurrahman al-Kadri. Namun,
pasca meninggalnya sang ayah, Syarif Abdurrahman dan saudara-saudaranya mencari tempat kedia
man baru. Mereka pergi menyusuri pantai, kemudian menuju sungai Kapuas. Ketika menyusuri sung
ai Kapuas, mereka menemukan sebuah pulau yang kini dikenal dengan nama Batu Layang.

Menjelang subuh 14 Rajab 1185 H atau 23 Oktober 1771, mereka sampai pada persimpangan Sungai
Kapuas dan Landak. Di daerah itulah, Syarif Abdurrahman membangun rumah dan tempat ibadah ya
ng sekarang menjadi Istana Qadriyah dan Masjid Sultan Abdurrahman. Syarif Abdurrahman kemudia
n dinobatkan sebagai sultan Kesultanan Pontianak dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Habib al-K
adri pada tanggal 8 bulan Sya'ban 1778 M.

Adapun hikmah yang dapat kita ambil dari sejarah penyebaran Islam di nusantara diantaranya: 200 j
uta lebih penduduk Indonesia beragama muslim, hal itu tentu saja tidak datang seca tiba-tiba akan te
tapi didasari oleh para pejuang yang dahulu mendakwahkan agama ini hingga sampai kepada 200 jut
a lebih penduduk kita. Sungguh suatu nikmat yang patut kita syukuri, tentu saja perjuangan mereka
tidaklah mudah, mereka harus datang ke Indonesia dan menemui banyak penolakan lalu hingga lulu
hlah hati mereka yang menerima ajarannya sehingga memeluk agama islam, islam di Indonesia tidak
terlepas dari kerajaan-kerajaan yang ada. Yang melalui jalur pedangangan yang mana masuk pertam
a kali di pulau sumatra yakni di ujunng aceh. Mereka datang dengan kedamaian tanpa pperperangan ,
islam ini datang dan cocok untuk setiap zaman, karna islam membahas seputar kehidupan kita begit
u pula di zaman sekarang slam akan selalu sesuai disetiap keadaan. Karna Allah menciptakan Agama i
ni untuk hingga hari kiamat begitu pula cakupannya. Adapun peran kita sebagi penuntut ilmu, sebag
ai anak muda, sebagai pelajar untuk terus menjalankan perintah Allah dan menyeru kebaikan dalam
kebenaran.
Sampaikan walaupun satu ayat

Anda mungkin juga menyukai