Anda di halaman 1dari 8

2.

2 Gerakan Gerakan Fundamental


Bila kita megamati suatu pekerjaan yang sedang berlangsung, hal yang pasti terlihat adalah
gerakan-gerakan yang membentuk kerja tersebut, Untuk mempermudah pengamatan dan menganalisa,
perlu dikenal terlebih dahulu gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Atas dasar itulah
Frank dan Lillian Gilberth menciptakan kode THERBLIG (dieja dari nama Gilberth secara terbalik)
ini. Yang dimaksud dengan gerakan- gerakan fundamental atau THERBLIG adalah gambar berupa
simbol-simbol yang menunjukkan keadaan operator saat melakukan pekerjaannya. Sebagian besar
dari elemen-elemen dasar Therbligs merupakan gerakan tangan yang biasa terjadi apabila suatu
pekerjaan terjadi, terlebih-lebih bila bersifat manual. Macam-macam gerakan Therbligh adalah
sebagai berikut :
1. Mencari (Search)
Mencari adalah suatu elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu
objek. Gerakan diawali saat mata atau tangan bergerak mencari objek dan berakhir
ketika objek sudah ditemukan.
2. Memilih (Select)
Memilih adalah suatu gerakan untuk memilih suatu objek diantara dua atau lebih
objek yang sama.
3. Memegang (Grasp)
Memegang adalah suatu gerakan yang diawali saat jari tangan melakukan kontak
pertama kali dengan objek dan berakhir ketika tangan telah menggenggamnya.
4. Menjangkau (Reach)
Menjangkau adalah elemen gerakan yang menggambarkan Gerakan tangan
berpindah tempat, tanpa hambatan (hambatan distance), baik gerakan menuju atau
menjauhi objek dan berakhir segera disaat tangan berhenti bergerak setelah mencapai
objek tujuannya.
5. Mengangkut (Move)
Mengangkut adalah suatu gerakan perpindahan tangan, disini tangan bergerak dalam
kondisi membawa beban.
6. Memegang untuk memakai (Hold)
Elemen gerakan ini terjadi bilamana tangan memegang objek tanpa menggerakkan
objek tersebut.
7. Melepas (Release)
Melepas adalah suatu gerakan yang diawali saat objek mulai terlepas dari tangan dan
berakhir ketika seluruh jari tidak melakukan kontak dengan objek.
8. Mengarahkan (Position)
Mengarahkan adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mengarahkan suatu
objek pada arah tertentu dan berakhir ketika tangan sudah berhenti bergerak dan objek
berada pada lokasi yang dituju secara tepat.
9. Mengarahkan awal (Pre Position)
Mengarahkan awal adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mengarahkan
suatu objek pada arah tertentu untuk sementara waktu dan berakhir ketika tangan
sudah berhenti bergerak. Bertujuan untuk memudahkan pemegangan apabila objek
tersebut akan dipakai.
10. Memeriksa (Inspection)
Memeriksa adalah suatu gerakan yang diawali saat mata dan tangan mulai
memeriksa objek dan berakhir ketika proses pemeriksaan telah selesai. Memeriksa
merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek sudah
memenuhi syarat tertentu.
11. Merakit (Assemble)
Merakit adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mulai memasang objek dan
berakhir ketika proses penggabungan telah selesai. Merakit merupakan gerakan
untuk menggabungkan suatu ojek dengan objek lainnya, sehingga menjadi satu
kesatuan.
12. Mengurai rakit (Disassemble)
Mengurai rakit adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan berusaha memisahkan,
melepaskan komponen dari objek dan berakhir ketika komponen-komponen tersebut
telah sepenuhnya terpisah.
13. Memakai (Use)
Memakai adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan mulai menggunakan
peralatan yang dipakai dan berakhir ketika proses pemakaian telah selesai.
14. Keterlambatan yang tidak terhindarkan (Unavoidable Delays)
Keterlambatan yang tidak terhindarkan adalah suatu gerakan yang diawali saat
tangan memperlambat gerakannya akibat adanya gangguan dalam siklus kerjanya
dan berakhir ketika gerakannya telah normal kembali.
15. Keterlambatan yang bisa dihindarkan (Avoidable Delay)
Keterlambatan yang bisa dihindarkan adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan
memperlambat gerakannya akibat adanya gangguan diluar siklus kerjanya dan
berakhir ketika gerakannya telah normal kembali.
16. Merencanakan (Plan)
Merencanakan adalah suatu gerakan yang diawali saat operator mulai berpikir,
merencanakan langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya dan berakhir ketika
keputusan telah diambil.
17. Istirahat untuk melepas lelah (Rest to overcome fatigue)
Istirahat untuk melepas lelah adalah suatu gerakan yang diawali saat tangan
menghentikan aktivitasnya akibat ketidakmampuannya atau keterbatasan fisik
maupun mental dan berakhir ketika operator telah pulih kembali.

Simbol Elemen Kerja Therblig

Berdasarkan keefektifan elemen kerja tersebut, Therblig dapat dibagi menjadi dua jenis
gerakan yaitu Elemen Kerja Efektif dan Elemen Kerja Tidak Efektif.

Elemen Kerja Efektif Elemen Kerja Tidak Efektif

Menjangkau Memegang untuk memakai


(Reach atau Transport Empty/TE) (Hold/H)

Membawa Istirahat untuk menghilangkan kelelahan


(Move atau Transport Loaded/TL) (Rest to Overcome Fatique/R)

Memegang Mengarahkan
(Grasp/G) (Position/P)

Melepas Mencari
(Release Load/RL) (Search/Sh)

Memakai Memilih
(Use/U) (Select/St)

Perakitan Merencanakan
(Assemble/A) (Plan/Pn)

Lepas rakit Kelambatan yang tidak terhindarkan


(Disassemble/DA) (Unavoidable Delay/UD)

Mengarahkan sementara Kelambatan yang dapat dihindarkan


(Pre-Position/PP) (Avoidable Delay/AD)

Pemeriksaan
(Inspect/I)

2.3 Pengukuran Waktu Kerja


Pengukuran kerja adalah penerapan teknik yang direncanakan untuk menerapkan waktu bagi
pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu padatingkat prestasi yang
ditetapkan. Faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitasperusahaan adalah sifat dan keadaan
barang, proses yang berjalan tidak semestinya, waktutidak efektif yang bertumpuk selama produksi
berlangsung, kekurangan pihak manajemenatau kelalaian para buruh. Selain itu bisa menjadi teknik
utama untuk mengurangi kerja,terutama dengan meniadakan gerak yang tidak perlu dan dengan
menggantikan metodeyang tidak memenuhi syarat.
Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harusdicapai
oleh pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran waktu yangdilakukan terhadap
beberapa alternatif sistem kerja, maka yang terbaik dilihat dari waktu penyelesaian tersingkat.
Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu
waktu yang dibutuhkan secara wajar, normal, dan terbaik. Proses pengukuran dan pembakuan waktu
dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara
langsung dapat dilakukandengan menggunakan metode Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time
study) dan Sampling Kerja (Work sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Data Waktu Baku (Standart Data) dan Data Waktu Gerakan
(Predetermined Time System).

2.3.1 Pengukuran Kerja Secara Tidak Langsung


Metode pengukuran secara tidak langsung yaitu merekam pekerjaan yang dilakukanoleh
operator menggunakan alat bantu (video) dan kemudian mencatat waktu operasinya dilain tempat
kemudian menganalisanya menggunakan metode tabel PMTS, MOST, dan sebagainya. Waktu-waktu
yang diamati dicatat berdasarkan jarak antar tempat kerja danelemen-elemen kerja yang sedetail
mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur.Kemudian dari hasil pengamatan dan
pengukuran tersebut akan didapatkan waktu baku ataupun distribusi waktu operator untuk
mengerjakan pekerjaan tersebut. Cara pengukuran tidak langsung ini bisa dilakukan dalam aktivitas
standard data, regresi dan predetermined motion time system. Aktivitas pengukuran kerja seringkali
dilakukan untuk satu jenis operasi tertentu saja, dan tidak dipikirkan untuk data yang diperoleh akan
bisa dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya. Hal tersebut menunjukkan sesuatu yang tidak efisien,
dan pada akhirnya akan dipikirkan suatu metode baru untuk memperbaikinya. Salah satu cara adalah
dengan menggunakan pengukuran kerja tak langsung dengan Methode Time Measurement (MTM).
MTM adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku (predetermined time standard) yang
dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang
direkam dengan film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap
operasi/metode kerja (manual operation) kedalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk
melaksanakan kerja tersebut dan kemudian menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan
tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada. Ada
beberapa macam gerakan dasar yang digunakan dalam MTM, yaitu :
a. Menjangkau (reach)
Menjangkau adalah elemen kerja dasar yang digunakan bila maksud utama
gerakan adalah memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tertentu. Waktu
yang dibutuhkan tiap orang adalah relatif berbeda, tergantung faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Menjangkau dibedakan menjadi lima macam kelas,
yaitu : kelas A, B, C, D, dan E.
b. Mengangkut (move)
Mengangkut adalah elemen kerja dasar yang dilaksanakan dengan maksud
utama untuk membawa suatu objek dari suatu titik lokasi ke titik lokasi yang
lain. Dalam mengankut dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : kelas A, B, dan C
karena kondisi ataupun hal tertentu.
c. Memutar (turn)
Memutar adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk memutar tangan baik
dalam keadaan kosong atau membawa beban. Gerakan disini berputar pada
pergelangan tangan, dan lengan sepanjang sumbu lengan tangan. Faktor yang
mempengaruhi adalah derajat putaran dan berat.
d. Menekan (apply pressure)
Menunjukkan nilai waktu gerakan dasar menekan. Disini memberikan siklus
waktu penuh dari komponen-komponen yang berkaitan dengan gerakan-
gerakan lain.
e. Memegang (grasp)
Memegang adalah elemen gerakan dasar yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk menguasai/mengontrol sebuah atau beberapa objek baik dengan jari-jari
maupun tangan untuk memungkinkan melakukan gerakan dasar berikutnya.
Yang mempengaruhi adalah: mudah/sulitnya barang dipegang, bercampur
tidaknya dengan benda yang lain.
f. Mengarahkan (position)
Mengarahkan adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan untuk
menggabungkan, mengarahkan atau memasangkan satu objek dengan objek
lain. Faktor yang mempengaruhi adalah: derajat kesesuaian, bentuk simetris,
kemudian untuk ditangani.
g. Melepas (release)
Melepas adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol atas suatu
objek oleh jari atau tangan. Dua gerakan yang ada adalah: melepas normal
(jari-jari tangan bergerak membuka), dan gerakan melepas sentuhan (contact release).
h. Melepas rakit (disassemble)
Lepas rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk memisahkan
kontak antara satu objek dengan objek lainnya. Hal-hal (variabel) yang
mempengaruhi adalah mudah tidaknya melepas, tingkat hubungan/sambungan
dari objek yang dipisahkan, proses handling, faktor kehati-hatian.
i. Gerakan mata (Eye times)
Gerakan mata pada umumnya bukanlah faktor penghambat sehingga tidak
mempengaruhi waktu operasi, kecuali :
• Eye focus time (gerakan mata untuk fokus) akan memerlukan waktu untuk
melakukan gerakan fokus pada suatu obyek dan melihatnya untuk waktu yang
cukup lama guna menentukan karakteristik-karakteristik obyek.
• Eye travel time (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak antara obyek
yang harus dilihat dengan jalan menggerakkan mata.
j. Gerakan anggota badan, kaki, dan telapak kaki (body, leg, foot)
Gerakan anggota badan, kaki, dan telapak kaki mempengaruhi dalam
pengukuran kinerja dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan.

2.3.2 Pengukuran Kerja Secara Langsung


Metode pengukuran langsung yaitu mengamati secara langsung pekerjaan yang dilakukan
oleh operator dan mencatat waktu yang diperlukan oleh operator dalam melakukan pekerjaannya
dengan terlebih dahulu membagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja yang sedetail mungkin
dengan syarat masih bisa diamati dan diukur. Kemudiandari hasil pengamatan dan pengukuran
tersebut akan didapatkan waktu baku ataupun distribusi waktu operator untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut. Ada dua metode yangdigunakan pada pengukuran langsung yaitu metode jam henti
(Stopwatch Time Study) dan metode work sampling. Pengukuran kerja langsung yaitu pengukuran
yang dilakukan dengan mengamati langsung di tempat pekerjaan itu dilakukan, dengan menggunakan
stopwatch dan dikenal dengan istilah stop-watch time study. Ada pula metode lain dari pengukuran
kerja langsung yaitu work sampling. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor
sekitar abad19. Baik diaplikasikan untuk pekerjaan yang repetitive (berulang – ulang). Hasil
pengukuran akan menghasilkan waktu baku. Langkah - langkah pengerjaan metode
ini adalah:
1. Definisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya, beritahukan
kepada pekerja dan supervisor tentang pengukuran ini.
2. Catat informasi yang berkaitan.
3. Bagi operasi kerja dalam elemen – elemen kerja.
4. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan operator dalam penyelesaian
pekerjaan.
5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Tes keseragaman
datanya.
6. Tetapkan rate of performance operator saat melaksanakan aktifitas kerja yang
diukur.
Keuntungan memakai metode ini baik sekali bila digunakan pada pekerjaan
yang berulang-ulang. Kerugiannya metode ini tidak bisa dipakai dalam pekerjaan
yang tidak memperdulikan volume atau jumlah output yang ingin dihasilkan atau
pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan output yang tidak mungkin distandardkan
seperti halnya dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat creative works (hasil seni
dan research). Keuntungan didalam menggunakan metode stop watch time adalah :
1. Merupakan cara kerja yang obyektif (karena waktu ditetapkan berdasarkan fakta).
2. Data tidak sekedar diestimasi secara subyektif.
3. Aktivitas pada stop watch bisa dilakukan untuk berbagai macam
pekerjaan (baik dalam manufacturing job atau service job).
Sedangkan kerugian dari menggunakan metode stop watch time adalah :
1. Pekerjaan harus bersifat homogen.
2. Waktu dalam mengambil data terlalu lama.
2.3.3 Performance Rating
Berdasarkan praktek pengukuran kerja, maka metode penetapan rating performance kerja
operator adalah didasarkan pada satu faktor tunggal yaitu operator speed. Sistem ini dikenal sebagai
“performance rating” atau “speed rating”. Faktor ini umumnya dinyatakan dalam prosentase (%) atau
angka desimal, dimana performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1.00. Rating faktor
pada dasarnya seperti apa yang telah diuraikan panjang lebar diaplikasikan untuk menormalkan waktu
kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau kecepatan kerja yang berubah ubah.
Metode performance rating adalah penerapan rating performance kerja operator didasarkan pada satu
faktor tunggal yaitu operator speed. Secara umum kegiatan rating ini didefinisikan proses analisis
time study membandingkan performa (kecepatan atau tempo) dari operator dari hasil observasi
dengan konsep performa normal dari pengamat. Dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja
yang diukur dapat dinormalkan kembali. Ketidak normalan dari waktu kerja ini diakibatkan oleh
operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak
semestinya. Berikut diuraikan beberapa sistem untuk memberikan rating :
1. Skill and Effort Rating
Sistem yang diperkenalkan oleh Bedaux ini berdasarkan pengukuran kerja dan
waktu baku yang ada dinyatakan dengan angka ”Bs”. Prosedur pengukuran kerja
yang dibuat oleh Bedaux meliputi juga menentukan rating terhadap kecakapan
(skill) dan usaha-usaha yang ditunjukkan operator pada saat bekerja, disamping
juga mempertimbangkan kelonggaran (allowances) waktu lainnya.
2. Performance rating atau Speed Rating
Metoda penetapan rating performance kerja operator yang didasarkan pada satu
faktor tunggal yaitu operator speed, space, atau tempo. Rating factor ini umumnya
dinyatakan dalam prosentase (%) atau angka decimal, dimana performance kerja
normal akan sama dengan 100% atau 1.00.
3. Synthetic Rating
Metoda untuk mengevaluasi tempo kerja operator berdasarkan nilai waktu yang
telah ditetapkan terlebih dahulu (predetermined time value). Rasio untuk
menghitung indeks performance atau rating faktor (R) didapat dari dengan
membandingkan predertermined time untuk elemen kerja dalam menit (P) dan rata-
rata waktu dari elemen kerja yang diukur dalam menit (A), hal ini dapat
P
dirumuskan sebagai berikut : R=─
A

4. Westing house System’s Rating


Selain menentukan rating dengan kecakapan (skill) dan usaha (effort), disini akan
ditambah dengan kondisi kerja (working condition) dan keajegan (consistency) dari
operator di dalam melakukan kerja. Untuk ini Westing house telah berhasil
membuat suatu tabel performance rating yang berisikan nilai-nilai angka yang
berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor tersebut.
Tabel Performance Rating dengan Sistem Westing House

2.3.4 Allowance
Allowance (kelonggaran) adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya di samping waktu normal Misalnya istirahat, ke kamar kecil, meminta bantuan dan
sebagainya. Kelonggaran ada 3 yang terdiri dari:

1.Personal allowance (Untuk kebutuhan pribadi)


Personal allowance adalah jumlah waktu yang diijinkan untuk operator yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pribadi. Kebutuhan pribadi disini adalah minum untuk menghilangkan rasa
haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap sekedarnya dengan teman sekerja untuk menghilangkan
kejenuhan ataupun ketegangan dalam bekerja. Pekerjaan dimana operator bekerja selama 8 jam
perhari besarnya allowance berkisar 2-2,5% di negara maju sedangkan di negara berkembang
diberikan 5-15%.

2. Fatique allowance (Menghilangkan kelelahan).


Fatique allowance terdiri dari dua bagian, yaitu kelonggaran tetap (basic allowance) dan variable
allowance. Untuk menormalisasi waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan
dengan mengadakan penyesuaian yaitu dengan cara mengalikan waktu pengamatan rata-rata (bisa
waktu siklus ataupun waktu untuk tiap-tiap elemen) dengan faktor penyesuaian atau rating "P". Dari
faktor ini adalah sebagai berikut:
a. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas

batas kewajaran (normal) maka rating faktor ini akan lebih besar dari pada satu (p>1 ataupun p>
100%).
b.Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dengan kecepatan dibawah kewajaran
(normal) maka rating faktor akan lebih kecil daripada satu (p<I ataupun p<100%).

c. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating faktor yang diambil sama dengan
satu (p= 1 ataupun p =100%). Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh
mesin (operating atau machine time) maka waktu yang diukur dianggap waktu normal. Berikut ini
adalah uraian beberapa sistem untuk memberikan rating yang umumnya diaplikasikan aktivitas
pengukuran kerja.

3. Delay allowance (Hambatan-hambatan yang tidak dapat dihilangkan)


Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai hambatan. Ada hambatan
yang dapat dihindarkan seperti mengobrol dengan sengaja. Bagi-lambatan pertama jelas tidak ada
pilihan selain menghilangkannya, sedangkan yang kedua harus diusahakan serendah mungkin,
hambatan akan tetap ada dan karena itu harus tetap diperhitungkan dalam melakukan perhitungan
waktu standar.

Anda mungkin juga menyukai