Anda di halaman 1dari 6

“ PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA ISLAM DI KERAJAAN MELAYU BANJAR

(KALIMANTAN)”

PENYAJI : KELOMPOK 5

1. ANISA ( 1830201115)
2. ANNA RAZIKA (1830201116)
3. APRILIA ARDINA (1830201117)

MODERATOR : AREN BELPA LAMUBA (1830201118)

NOTULEN : ASTRI HARMITA (1830201119)

Tanya jawab :

1. Pertanyaan dari Agela Ingries Fihtanti ( 1830201107 )


Bagaimana adat istiadat Islam di kerajaan Melayu Banjar (Kalimantan)?
Dijawab oleh Aprilia Ardina Nim (1830201117) :
Adat adalah suatu gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai
kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan
di suatu daerah.
Menurut kami adat kerajaan melayu banjar salah satu nya adalah Hari al-Syura
(10 Muharam) dan Bubur al-Syura Muharam adalah bulan pertama dalam tahun Islam
(Hijrah). Sebelum Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah, penamaan bulan
dibuat mengikut tahun Masehi. Hijrah Rasulullah memberi kesan besar kepada Islam
sama ada dari sudut dakwah Rasulullah, ukhuwah dan syiar Islam itu sendiri.
Karena banyaknya peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di hari tersebut, maka
agama menyuruh (hukumnya sunah muakkadah) untuk melaksanakan puasa di hari
tersebut. Selain disunahkan puasa, kita juga disunahkan untuk berbagi dengan anak
yatim dan orang yang membutuhkan lainnya.

Dalam masyarakat Banjar, masih banyak ditemukan pembuatan bubur al-


Syura yang dibuat bertepatan dengan tanggal 10 Muharam tiap tahunnya. Kenapa
dinamakan dengan bubur al- Syura, karena di hari itulah masyarakat Banjar
bergotong-royong membuatnya. Keistimewaan bubur al- Syura masyarakat Banjar
adalah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Konon katanya, bahan-
bahan yang digunakan berjumlah lebih dari 40 buah macam bahan. Biasanya bubur
al- Syura terbuat dari beras yang dimasak dengan santan dan dicampur dengan segala
sayur-sayuran.

2. Maulitan
Maulitan dan ada juga orang mengatakan mulud. Kata tersebut berasal dari bahasa
Arab maulid yang telah dibanjarkan untuk menunjukkan pada sebuah acara perayaan
yang dikenal sebagai maulid Nabi yang berarti pada hari kelahiran Nabi Muhammad
yang jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Umat Islam banyak banyak yang
merayakannya dengan cara yang berbeda-beda, sesuai dengan pola kebudayaan
masing-masing. Seperti yang ada di daerah Jawa misalnya di keraton Yogyakarta,
diadakan acara grebek dengan dilengkapi acara ritual-ritual Jawa seperti mengarak
benda-benda bersejarah milik sultan, mengarak makanan (sayur mayur dan buah-
buahan) sampai ke masjid Agung dan selanjutnya makanan tersebut diperebutkan
masyarakat. Bulan Rabi’ul Awal yang merupakan bulan kelahiran nabi Muhammad
tersebut oleh orang banjar disebut bulan maulid Kegiatan ini, meskipun tidak masuk
dalam doktrin agama, sifatnya kultural tetapi merupakan fenomena universal di
kalangan umat Islam di Kalimantan Selatan, malahan jika terdapat orang yang dalam
ekonomi berkucupan tidak melaksanakan maulitan di rumahnya, maka dianggap tidak
baik oleh orang sekitarnya.
3.Baayun Maulid
Baayun (mengayun anak) maulid dilaksanakan ketika pembacaan maulid nabi saat
bacaan yang harus dibaca dalam keadaan berdiri. Saat itulah anak diayun-ayun untuk
mengharapkan berkah dari nabi.
Yang menambahkan Eka Putri Samarinda (1030201132) :
Kehidupan orang Banjar terutama kelompok Banjar Kuala dan Batang Banyu
lekat dengan budaya sungai. Sebagai sarana transportasi, orang Banjar
mengembangkan beragam jukung (perahu) sesuai dengan fungsinya yakni Jukung
Pahumaan, Jukung Paiwakan, Jukung Paramuan, Jukung Palambakan, Jukung
Pambarasan, Jukung Gumbili, Jukung Pamasiran, Jukung Beca Banyu, Jukung Getek,
Jukung Palanjaan, Jukung Rombong, Jukung/Perahu Tambangan, Jukung Undaan,
Jukung Tiung dan lain-lain.Kondisi geografis Kalimantan Selatan yang banyak
memiliki sungai dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh orang Banjar, sehingga
salah satu keahlian orang Banjar adalah mengolah lahan pasang surut menjadi
kawasan budi daya pertanian dan permukiman. Sistem irigasi khas orang Banjar yang
dikembangkan masyarakat Banjar mengenal tiga macam kanal. Pertama, Anjir (ada
juga yang menyebutnya Antasan) yakni semacam saluran primer yang
menghubungkan antara dua sungai. Anjir berfungsi untuk kepentingan umum dengan
titik berat sebagai sistem irigasi pertanian dan sarana transportasi. Kedua, Handil (ada
juga yang menyebut Tatah) yakni semacam saluran yang muaranya di sungai atau di
Anjir. Handil dibuat untuk menyalurkan air ke lahan pertanian daerah daratan. Handil
ukurannya lebih kecil dari Anjir dan merupakan milik kelompok atau bubuhan
tertentu. Ketiga, Saka merupakan saluran tersier untuk menyalurkan air yang biasanya
diambil dari Handil. Saluran ini berukuran lebih kecil dari Handil dan merupakan
milik keluarga atau pribadi.

2. Pertanyaan dari Dewi Wahyuni ( 1830201127 )


Sebelum agama Islam masuk ke pulau Kalimantan mayoritas penduduknya memeluk
agama Hindu budha walaupun proses islamisasi Masyarakat Kalimantan terus
berjalan sehingga masih berpengaruh terhadap keberagamaan Dan kebudayaan Islam
hingga saat ini,pertanyaannya apakah persebaran Islam langsung diterima oleh
Masyarakat Kalimantan?
Dijawab oleh Anna Razika (1830201116)
Dalam penyebaran agama Islam pasti ada kendala yang dihadapi. Apalagi
Sebelum Islam masuk ke pulau Kalimantan, penduduknya telah memeluk agama
Hindu-Budha atau memeluk kepercayaan Kaharingan yang tentu saja sangat berbeda
dengan ajaran Islam. Meski kesultanan Banjar telah berdiri sejak abad ke enam belas
dan Islam dijadikan sebagai agama negara, bukan berarti sejak saat itu Islam langsung
berkembang pesat dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakatnya. Komunitas
muslim ternyata hanya kelompok minoritas, dan masih terbatas dipeluk oleh etnik
suku Melayu.
Walaupun proses Islamisasi masyarakat Kalimantan hingga kini terus berjalan
melalui dakwah dan pendidikan, akan tetapi bekas-bekas kepercayaan dan budaya
agama sebelumnya, tidak sepenuhnya bisa dikikis. Terlepas dari itu semua proses
islamisasi di Kalimantan khususnya di kerajaan Banjar terus dilakukan dengan
berbagai cara misalnya dengan cara perkawinan, tasawuf & tarekat, perdagangan dan
lain sebagainya. Hingga pada akhir abad ke-18, Birokrasi pemerintahan Kesultanan
Banjarmasin menempatkan Lembaga “Mahkamah Syariah” sebagai birokrasi
peradilan, yang justru berperan mengembangkan jaringan Islamisasi ke berbagai
pelosok.

Yang menambahkan :

1. Amanda Rizky Adelia ( 1830201111 ) :

Di dalam makalah maupun dari sumber-sumber lain yang saya baca, belum
disebutkan adanya pemberontakan atau penolakan terhadap Islamisasi di
Banjarmasin. Namun jika kita pahami lebih dalam, dengan disebutkannya bahwa
masih ada ada bukti bekas-bekas kepercayaan dan kebudayaan agama sebelum Islam
di Banjarmasin, dapat kita simpulkan bahwasannya proses Islamisasi tidak serta merta
langsung diterima oleh seluruh masyarakat Banjarnasin saat itu. Teori masuknya dan
berkembangnya Islam di Banjarmasin masih diperdebatkan sampai saat ini. Namun
banyak yang mengatakan bahwa awal masuknya Islam adalah disaat Pangeran
Samudra resmi memeluk agama Islam sekaligus Awal mula berdirinya kerajaan Islam
di Banjarmasin, yang kemudian Proses Islamisasi dilakukan dengan cara perkawinan
antara para pedagang muslim, ulama-ulama, raja-raja Banjar dengan perempuan
perempuan dari etnis etnis di Banjarmasin. Proses islamisasi lainnya jg dilakukan
melalui Tasawuf dan Tarekat.

2. Dela Arlana ( 1830201124 )

Apakah penyebaran islam langsung diterima oleh masyarakat kalimantan?


Jawabnya tentu Tidak, islam masuk di kalimantan pasti mempunyai proses dan
lika liku, proses. pertama: penduduk pribumi berhubungan dengan agama islam
kemudian menganutnya. kedua: orang orang asing asia (arab, india, cina dll) yang
telah memeluk agama islam dan bertempat tinggal secara permanen disuatu
wilayah kemudian melakukan perkawinan campuran dan menjadi anggota
masyarakat lainnya. seperti pada kerajaan tanjungpura, sambas, menpawah, kubu,
pontianak, dan lainnya. faktor lainnya islam mudah diterima oleh masyarakat
kalimantan karna dilakukan melalui :

1.Melalui perkawinan;
Dimana adanya perkawinan campuran yang dilakukan oleh orang muslim dengan
orang non-muslim. Hal ini dapat ditunjukan seperti ketika orang Dayak Iban
datang kedaerah Batu Ngandung yang mayoritas penduduknya bersuku melayu,
mereka tinggal dan menetap lama disana.

2. Melalui perdagangan;

Mayoritas penduduk Kalbar tinggal di daerah pesisir sungai atau pantai. Islam
disebar luaskan dan berkembang melalui kegiatan perdagangan mulanya di
kawasan pantai seperti Kota Pontianak, Ketapang, atau Sambas, kemudian
menyebar kearah perhuluan sungai.

3. Melalui dakwah;

Hal ini dapat kita lihat ketika Islam masuk ke daerah Sungai Embau di daerah
Kapuas Hulu. Yang memegang peranan yang sangat penting dalam menyebarkan
dan mengajarkan agama Islam pada masyarakat Sungai Embau adalah para
pendakwah yang datang dari luar daerah tersebut.

4. melalui kekuasaan dan kesenian.

Kesimpulan dari diskusi :

Kehidupan orang Banjar terutama kelompok Banjar Kuala dan Batang Banyu
lekat dengan budaya sungai. Sebagai sarana transportasi, orang Banjar
mengembangkan beragam jukung (perahu) sesuai dengan fungsinya yakni Jukung
Pahumaan, Jukung Paiwakan, Jukung Paramuan, Jukung Palambakan, Jukung
Pambarasan, Jukung Gumbili, Jukung Pamasiran, Jukung Beca Banyu, Jukung Getek,
Jukung Palanjaan, Jukung Rombong, Jukung/Perahu Tambangan, Jukung Undaan,
Jukung Tiung dan lain-lain.Kondisi geografis Kalimantan Selatan yang banyak
memiliki sungai dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh orang Banjar, sehingga
salah satu keahlian orang Banjar adalah mengolah lahan pasang surut menjadi
kawasan budi daya pertanian dan permukiman. Sistem irigasi khas orang Banjar yang
dikembangkan masyarakat Banjar mengenal tiga macam kanal. Pertama, Anjir (ada
juga yang menyebutnya Antasan) yakni semacam saluran primer yang
menghubungkan antara dua sungai. Anjir berfungsi untuk kepentingan umum dengan
titik berat sebagai sistem irigasi pertanian dan sarana transportasi. Kedua, Handil (ada
juga yang menyebut Tatah) yakni semacam saluran yang muaranya di sungai atau di
Anjir. Handil dibuat untuk menyalurkan air ke lahan pertanian daerah daratan. Handil
ukurannya lebih kecil dari Anjir dan merupakan milik kelompok atau bubuhan
tertentu. Ketiga, Saka merupakan saluran tersier untuk menyalurkan air yang biasanya
diambil dari Handil. Saluran ini berukuran lebih kecil dari Handil dan merupakan
milik keluarga atau pribadi.
Dalam penyebaran agama Islam pasti ada kendala yang dihadapi. Apalagi
Sebelum Islam masuk ke pulau Kalimantan, penduduknya telah memeluk agama
Hindu-Budha atau memeluk kepercayaan Kaharingan yang tentu saja sangat berbeda
dengan ajaran Islam. Masih ada bukti bekas-bekas kepercayaan dan kebudayaan
agama sebelum Islam di Banjarmasin, dapat kita simpulkan bahwasannya proses
Islamisasi tidak serta merta langsung diterima oleh seluruh masyarakat Banjarnasin
saat itu. Teori masuknya dan berkembangnya Islam di Banjarmasin masih
diperdebatkan sampai saat ini. Namun banyak yang mengatakan bahwa awal
masuknya Islam adalah disaat Pangeran Samudra resmi memeluk agama Islam
sekaligus Awal mula berdirinya kerajaan Islam di Banjarmasin, yang kemudian
Proses Islamisasi dilakukan dengan cara perkawinan antara para pedagang muslim,
ulama-ulama, raja-raja Banjar dengan perempuan perempuan dari etnis etnis di
Banjarmasin. Proses islamisasi lainnya jg dilakukan melalui Tasawuf dan Tarekat.

Anda mungkin juga menyukai