Dibuat Oleh :
1. Mufid Nabil Ali
2. Raihan Athaailah Hidayat
3. Diva Aula Febriyanti
4. Nur Fajriah
5. Muhammad Fatih Fuadi
6. Alysha Nastiti Kirani
A. Pendahuluan
Sebuah suku pribumi Nusantara yang mendiami pulau bagian Sumatera bagian
tengah, Secara geografis Minangkabau meliputi seluruh daratan Sumatera Barat, Separuh
daratan Riau, Bagian utara Bengkulu, Dan pantai barat daya Aceh dan Negara Sembilan di
Malaysia, Orang Minangkabau seringkali disamakan sebagai orang Padang, hal ini karena
merujuk pada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat, yaitu Kota Padang
Menurut A.A. Navis, Minangkabau lebih merujuk kepada kultur etnis dari rumpun yang
tumbuh dan besar karena sistem Monarki, Walau budayanya sangat erat dengan tambahan
ajaran agama islam
A. Etimologi
Nama Minangkabau diyakini berasal dari dua kata, yaitu minang dan kabau. Nama itu
dikaitkan dengan suatu legenda yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon
pada suatu masa ada satu kerajaan asing yang datang dari laut dan akan melakukan
penaklukkan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk
mengadu kerbau.
Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan
agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang masih
menyusu. Dalam pertempuran, anak kerbau yang masih menyusui tersebut menyangka
kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu
dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut.
Dalam pujasastra Nagarakretagama yang bertanggal 1365, disebutlah nama
"Minangkabau" sebagai salah satu dari negeri yang ditaklukan Majapahit. Selain itu, dalam
Tawarikh Ming tahun 1405, terdapat nama kerajaan Mi-nang-ge-bu dari enam kerajaan yang
utusan menghadap kepada Kaisar Yongle di Nanjing
B. Asal Usul
Dari tambo yang diterima secara turun temurun,
menceritakan bahwa nenek moyang mereka berasal
dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Walau tambo
tersebut tidak tersusun secara sistematis dan lebih
kepada legenda berbanding fakta serta cendrung
kepada sebuah karya sastra yang sudah menjadi milik
masyarakat banyak. Namun kisah tambo ini sedikit
banyaknya dapat dibandingkan dengan Sulalatus
Salatin yang juga menceritakan bagaimana masyarakat
Minangkabau mengutus wakilnya untuk meminta Sang
Sapurba salah seorang keturunan Iskandar Zulkarnain
tersebut untuk menjadi raja mereka. Masyarakat
Minang merupakan bagian dari masyarakat Austronesia
yang melakukan migrasi dari daratan China Selatan ke
pulau Sumatra sekitar 2.500–2.000 tahun yang lalu.
Diperkirakan kelompok masyarakat ini masuk dari arah
timur pulau Sumatra, menyusuri aliran sungai Kampar
sampai ke dataran tinggi yang disebut darek dan
menjadi kampung halaman orang Minangkabau.
Pada awalnya penyebutan orang Minang belum dibedakan dengan orang Melayu,
namun sejak abad ke-19, penyebutan Minang dan Melayu mulai digunakan untuk
membedakan budaya matrilineal yang tetap bertahan pada etnis Minang, berbanding
patrilineal yang dianut oleh masyarakat Melayu pada umumnya.
Kemudian,pengelompokan ini terus berlangsung demi kepentingan sensus penduduk
maupun politik hingga saat ini.
D. Agama
sistem adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh dua orang bersaudara, Datuk
Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan
Sebatang. Datuk Ketumanggungan mewariskan
sistem adat Koto Piliang yang aristokratis,
sedangkan Datuk Perpatih mewariskan sistem
adat Bodi Caniago yang egaliter.
Bahasa
Bahasa Minangkabau termasuk salah satu anak cabang rumpun bahasa Austronesia.
Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan
bahasa Melayu. Namun, juga terdapat anggapan yang meyakini bahwa bahasa yang
dituturkan masyarakat ini sebagai bagian dari dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan
kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya. Selain itu dalam masyarakat penutur bahasa
Minang itu sendiri juga sudah terdapat berbagai macam dialek bergantung kepada
daerahnya masing-masing.
F. Penutup
Dari Keberagaman suku dan budaya ini kita tahu, bahwa Indonesia merupakan negara
yang luas dan sangat unik, Dari perbedaan suku ras dan agama, walaupun banyak
perbedaan, kita sebagai penduduk indonesia harus mengedepankan sifat Bhineka Tunggal
Ika, walaupun berbeda beda akan tetapi satu