Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Kebudayaan Daerah 4 Suku di Sulawesi

Selatan
Rabu, 04 Oktober 2017 | 11:29 WIB



belajar.kemdikbud Tari Pakarena, Bugis, Sulawesi Seltan

Berita Terkait

 Ini 5 Aturan Suku Dayak yang Tidak Boleh Anda Remehkan 


 Ini Ciri-Ciri Wanita yang Gampang Diajak Selingkuh, Menurut Primbon Jawa
 Percaya atau Tidak, Ini 8 Perbedaan Wanita Sunda dan Jawa

MAKASAR, SULAWESI SELATAN, NETRALNEWS.COM - Di Sulawesi Selatan


sebenarnya ada 9 suku besar dengan pamornya cukup tinggi dan terkenal di sentero negeri.
Sebut saja suku Makassar, suku Bugis, suku Mandar, suku Toraja, suku Kajang, dan lain-lain.
Namun, di antara ke Sembilan suku itu ada suku yang lebih menonjol yaitu 4 suku; Makassar,
Bugis, Toraja dan Mandar.

Atas pertimbangan itulah penulis, persisnya editor Netralnews kanal Rukun Suku Nusantara
(RSN) mencoba mengangkatnya dengan menitikberatkan pada masalah kebudayaannya.

1. Suku Makassar

Suku Makassar, adalah nama sebuah suku yang memiliki populasi besar di Sulawesi Selatan.
Populasi suku Makassar diperkirakan lebih dari 2 juta orang.

Orang Makassar menyebut diri mereka sebagai Mangkassara atau Mangassara. Orang
Makassar tersebar mulai dari kota Makassar, kabupaten Gowa, Takalar, Je'neponto,
Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, Pangkep serta ke luar wilayah Sulawesi Selatan,
seperti di Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Selain itu penyebaran
orang Makassar juga banyak ditemukan di Kalimantan Timur,

Suku Makassar juga memiliki beberapa sub-suku yang tersebar di beberapa daerah lain, di
Sulawesi Selatan dan daerah lain, termasuk ke wilayah provinsi lain. Kelompok sub-suku ini
memiliki dialek bahasa yang berbeda-beda, tetapi masih dalam rumpun bahasa Makassar. 

Menurut sebuah cerita, pada masa lalu akibat serangan pasukan kolonial Belanda ke Kerajaan
Gowa, banyak masyarakat Makassar yang terpecah-pecah dan menyebar ke berbagai daerah,
termasuk ke daerah pegunungan, dan ke hutan pedalaman. 

Di dalam persebaran ini, mereka membentuk kelompok-kelompok kecil, yang menjadi


komunitas suku yang kecil-kecil. Suku-suku kecil inilah yang sekarang dianggap sebagai sub-
suku Makassar.

Meskipun sudah membentuk suku-suku kecil  sendiri, tetapi adat dan tradisi dengan
kebudayaan tetap menginduk pada suku induk, yaitu Makassar.

2. Suku Bugis 

Bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan. Penciri utama
kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga pendatang Melayu dan
Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan
pedagang di Kerajaan Gowa dan telah terakulturasi, juga dikategorikan sebagai orang Bugis.

 Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak sekitar
enam juta jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi Indonesia, seperti
Sulawesi Tenggara,Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Orang Bugis juga banyak yang merantau ke mancanegara.

Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara
setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Orang Bugis zaman
dulu menganggap nenek moyang mereka adalah pribumi yang telah didatangi titisan
langsung dari “dunia atas” yang “turun” (manurung) atau dari “dunia bawah” yang “naik”
(tompo) untuk membawa norma dan aturan sosial ke bumi (Pelras, The Bugis, 2006). 

Umumnya orang-orang Bugis sangat meyakini akan hal to manurung, tidak terjadi banyak
perbedaan pendapat tentang sejarah ini. Sehingga setiap orang yang merupakan etnis Bugis,
tentu mengetahui asal-usul keberadaan komunitasnya.

3. Suku Mandar

 Suku Mandar merupakan suku asli yang berada di Sulawesi Barat mendiami kabupaten
Polewali, Mandar dan Majene. Penyebaran suku Mandar ini juga berada di provinsi Sulawesi
Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Populasi suku Mandar di Sulawesi Barat
diperkirakan lebih dari 260.000 orang dan di Kalimantan Selatan 29.322 orang pada sensus
tahun 2000.

Suku Mandar masih berkerabat dengan suku Bugis dan Makassar, karena terdapat kedekatan
dalam segi asal-usul sejarah, budaya dan bahasa.
Suku Mandar ini termasuk salah satu suku yang suka hidup di laut, termasuk salah satu suku
bahari, tapi mereka berbeda dengan suku Bajo dan suku-suku laut. Pemukiman mereka
kebanyakan berhadapan langsung dengan laut lepas.

Mereka menganggap lautan sebagai rumah dan ladang untuk mencari sumber kehidupan.

 4. Suku Toraja 

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara sulawesi selatan,
Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih
tinggal di Kabupaten Tana  Toraja, kabupaten toraja utara, dan kabupaten mamasa. 

Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan
kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah
mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.

Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri
atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. 

Yang paling terkenal dari suku Toraja adat atau tradisi pemakamannya. Suku Toraja terkenal
akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman
Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan
berlangsung selama beberapa hari.

Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut
animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda
datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada
tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia.

 Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog.
Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat
berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama
Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat.

Itulah sekilas ulasan keempat suku yang hebat dan populer di Sulawesi Selatan. 

Sumber: Dielaborasi dari Ishakmangkura.blogspot

Anda mungkin juga menyukai