Anda di halaman 1dari 20

MIGRASI DAN KEHIDUPAN ETNIS MANDAR DI PERANTAUAN KOTA

MAKASSAR TAHUN 1950 SAMPAI 1986

Disusun Oleh:

Nama: Leoni Azzahrah

NIM: F061201045

Program Studi Ilmu Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Hasanuddin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Migrasi merujuk kepada perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain, baik itu

dalam skala lokal, nasional, atau internasional. Migrasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor

dan memiliki dampak yang signifikan pada individu, komunitas, dan negara-negara yang

terlibat. Migrasi seringkali dipandu oleh pertimbangan-pertimbangan yang matang dari para

migran. Beberapa daerah yang menjadi tujuan migrasi seperti daerah-daerah baru, daerah

pemekaran, atau bahkan kota besar yang dipilih sebagai destinasi oleh para migran. Pilihan

ini dibuat berdasarkan sejumlah faktor penting seperti perkawinan, ekonomi, mengikut oleh

keluarga dan lain sebagainya. Hal ini turut di lakukan etnis Mandar.

Migrasi orang Mandar merupakan fenomena yang telah terjadi sejak dahulu. Orang

Mandar, sebagai salah satu kelompok etnis yang tersebar di berbagai wilayah. Orang Mandar

telah mengalami berbagai jenis migrasi dengan sejumlah faktor yang memengaruhi

perpindahan mereka seperti faktor ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan serta rasa ingin

meningkatkan kualitas hidup mereka atau mengatasi tantangan ekonomi dan sosial di wilayah

asal mereka.1

Mandar adalah salah satu kelompok etnis yang tinggal di wilayah Sulawesi Barat,

Indonesia dengan Ibukota provinsi Mamuju yang membawahi lima kabupaten, yaitu Mamuju,

Majene, Polewali Mandar, Mamasa, dan Mamuju Utara. Mandar memiliki budaya yang kaya

dan unik, serta sejarah panjang yang melibatkan perdagangan laut dan eksplorasi wilayah

pesisir. Masyarakat Mandar dikenal sebagai pelaut ulung dan nelayan yang handal. Dengan

memiliki tradisi maritim yang kuat yang seringkali mengandalkan laut sebagai sumber utama

mata pencaharian.

1
Abdullah Tahir. 2008. Migrasi Orang Mandar. Jurnal Penelitian Kuriositas. Hal 72.
2
Etnis Mandar, sebagaimana juga para tetangga mereka seperti suku Bugis, Makassar, dan

Bajau, terkenal sebagai para pelaut ulung. Sejak dahulu etnis Mandar memang handal dalam

menjelajahi laut utamanya wilayah Nusantara, keahlian ini memudahkan mereka dalam

berpindah tempat. Terkadang orang Mandar memutuskan untuk tinggal dan menetap di

tempat perantauannya seperti di Banyuwangi terdapat kampung Mandar yang hingga kini

masyrakatnya masih menganut kebudayaan Mandar.2 Tak hanya itu, keberadaan orang

Mandar juga terdapat di Negara tetangga kita yakni Australia, terdapat beberapa imgran

orang Mandar, namun jauh sebelum orang Mandar bermigrasi ke Australia kehadiran Nenek

moyang orang Mandar sudah mengunjungi benua selatan ini sejak ribuan tahun lalu. Hingga

tahun 1970an nelayan Mandar masih menghalau laut Australia. 3 Kebiasaan orang Mandar

dalam merantau dan rasa ingin mengubah hidup berdampak dengan penyebarannya hingga

keberbagai wilayah. Fenomena ini menjadi salah satu pemicu migrasi orang Mandar di

berbagai wilayah Indonesia, salah satunya Makassar.

Makassar merupakan ibu kota dari Sulawesi Selatan yang terletak di Indonesia bagian

timur. Dikenal sebagai kota terbesar keempat di Indonesia dan yang terbesar di Kawasan

Timur Indonesia, Makassar memiliki peran penting dalam perekonomian dan infrastruktur

wilayah Indonesia Timur. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI),

Makassar memainkan beberapa peran penting seperti industri, ekonomi, pendidikan,

transportasi dan pemerintahan. Kota ini berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa,

menghubungkan berbagai sektor ekonomi di daerah sekitarnya dengan menjadi pusat industri

yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Makassar juga sebagai pusat pemerintahan provinsi

2
Andri Setiawan. 2020. Ketika Orang Mandar Berlabuh di Banyuwangi. Penerbit
Artikel Historia Masa Lampau Selalu Aktual. arikel ini menceritakan tentang kebudayaan
bandar yang ada di Banyuwangi. hal ini tentu menjadi bukti keberadaan masyarakat Mandar
sejak masa lampau.
3
Nurhira Abdul Kadir. 2020. Orang Mandar di Australia (Bagian 1). Penerbit Artikel
mandarnews.com. Dalam tulisannya terdapat keberadaan etnis Mandar yang berlabuh hingga
ke Australia.
3
Sulawesi Selatan. Di samping itu, aktivitas tranportasi yang lebih lengkap dan pendidikan

yang lebih maju diantara daerah-daerah Sulawesi Selatan juga menjadi salah satu kota

metropolitan. Dengan itu kondisi Kota Makassar yang lebih berkembang memberikan potensi

kehidupan yang lebih baik, hal ini menjadi daya tarik masyarakat-masyarakat luar untuk

hidup di kota ini.

Kedatangan masyarakat luar telah berkontribusi pada peningkatan jumlah penduduk Kota

Makassar. Menurut laporan "Kota Makassar Dalam Angka 2009," pada tahun 2000, jumlah

penduduk Kota Makassar mencapai 1.130.384 jiwa. Dari angka tersebut, terdapat 557.050

jiwa laki-laki dan 573.334 jiwa perempuan, dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 1,65%

selama periode tersebut. Dari jumlah penduduk di atas terdapat beragam etnis seperti Suku

Makassar yang merupakan suku mayoritas. Selain itu, ada juga penduduk dari suku Bugis,

Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa, dan berbagai etnis lainnya. 4 Semua suku ini hidup

berdampingan secara damai, menciptakan lingkungan yang multikultural, salah satunya suku

Mandar.

Suku Mandar salah satu etnis yang menjalin hubungan baik dengan Makassar sejak

dahulu. Dalam penelitian Abd Rahman Hamid awal hubungan antara suku Mandar dan

Makassar terjalin melalui pelayaran dan perdagangan yang terjalin dari hubungan maritim.

Hubungan ini tidak hanya mencakup pertukaran barang-barang berharga, tetapi juga

menciptakan ikatan kekerabatan yang erat antara kedua kelompok ini melalui perkawinan dan

interaksi budaya. Suku Mandar dan Makassar adalah dua kelompok etnis yang memiliki

tradisi maritim yang kuat. Kedua kelompok ini mengandalkan laut sebagai sumber utama

mata pencaharian mereka.5 Selain itu, Abd Rahman Hamid menjelaskan peran penting orang

4
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. (2023). Kota Makassar [Internet]. [diunduh
2023 Oktober 4]. Tersedia pada: https://sulselprov.go.id/pages/info_lain/22.
5
Abd. Rahman Hamid. 2022. Kebangkita Mandar Abad XVI-XVII Mandar’s Rise In
The XVI-XVII Centuries. Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora.
Hal 193.
4
Mandar dalam perkembangan Makassar utamanya perdagangan maritim yang dijalin sejak

1510-1546 oleh Kerajaan Gowa VII dan seorang putri pedagang Napo Mandar dalam

Pemindahan ibu kota Kerajaan Gowa.6

Hubungan antara keduanya juga dapat terlihat hingga kini, terdapat wilayah yang menjadi

kampung Mandar dan asrama Mandar di kota Makassar. Mereka menjadi penghuni tetap

yang tinggal di wilayah tersebut. Keberadaan etnis Mandar belum di ketahui pasti sebab

akibat mereka migrasi ke Makassar. Namun dalam hasil pencarian literatur yang saya

dapatkan pada tahun 1950an wilayah dari orang-orang Mandar utamanya Majene dan

Mamuju terkena dampak antara konflik DI/TII dan Tentara yang mengakibatkan kekacauan

dan pembakaran di berbagai tempat.7 Selain itu, di tahun 1960 pemerintah setempat mengirim

pelajar dan pegawai negeri ke Makassar dengan tujuan ingin memberikan Pendidikan yang

lebih maju. Menurut Drs. Sarita Pawiloy et al dalam bukunya menjelaskan perkembangan

Pendidikan di Makassar 1965, hal ini memberikan alasan terkait migrasi orang-orang pada

masa itu.8 Hal ini juga di ikuti dengan perkembangan penduduk Makassar pada tahun 1950

hingga 1960 yang signifikan. Kehaluan ini menjadi gambaran jelas dari bagaimana

pertumbuhan penduduk di kota ini mengalami laju cepat, yang digambarkan dalam buku

Sejarah Pendidikan Daerah Sulawesi Selatan.9 Namun isu-isu ini belum di teliti lebih terkait

kejelasan mereka bermigrasi ke Makassar.

Penelitian mengenai sejarah migrasi orang Mandar di Makassar pada masa Orde Lama

dan perubahan yang terjadi saat masuknya Orde Baru dianggap sangat penting. Hal ini

6
Abd. Rahman Hamid. 2021. Jaringan Maritim Mandar. Penerbit Ombak. Hal 4.
Dalam buku tersebut penulis menjelaskan jalinan perdagangan antara Kerajaan Gowa dan
pedagangan Mandar yang di jalin sejak abad 16.
7
Abd. Rahman Hamid. 2021. Jaringan Maritim Mandar. Penerbit Ombak. Op. Cit.
Hal 315-322
8
Drs. Sarita Pawiloy et al. 1980. Sejarah Pendidikan Daerah Sulawesi Selatan.
Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi Dan Dokumen Kebudayaan
Daerah 1980 1981. Hal 19.
9
Ibit. Hal 10-11
5
dikarenakan pengetahuan tentang sejarah migrasi orang Mandar di Makassar menjadi kunci

untuk memahami bagaimana jaringan sosial mereka terbentuk dan berkembang hingga saat

ini. Dengan migrasi, bagaimana masyarakat Mandar melalui proses adaptasi sosial dan

ekonomi sejak tahun 1950 hingga 1986. Dengan demikian, penelitian sejarah migrasi orang

Mandar di Makassar membantu kita mengungkap bagaimana sejarah dan dinamika migrasi

dapat membentuk jaringan sosial yang kuat di Makassar hingga kini.

Berdasarkan fenomena ini, penulis akan meneliti terkait sejarah migrasi orang Mandar

dan melihat bagaimana orang Mandar bertahan hidup di tanah rantau Makassar. Oleh sebab

itu, judul dari penelitian ini “MIGRASI DAN KEHIDUPAN ETNIS MANDAR DI

PERANTAUAN KOTA MAKASSAR TAHUN 1950 SAMPAI 1986”

1.2 Rumusan Masalah.

Adapun rumusan masalah dari peneltian ini adalah:

1. Mengapa orang Mandar bermigrasi ke Makassar di tahun 1950 hingga 1986,

factor apa yang mempengaruhi perpindahan mereka.

2. Bagimana kehidupan sosial orang Mandar. Seperti apa perubahan yang mereka

alami setelah migras ke Makassar.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan Sejarah dibutuhkan kejelasan mengenai waktu dan peristiwa, hal ini

disebut Batasan masalah. Batasan masalah adalah hal yang sangat penting yang terdiri

dua aspek utama, yaitu batasan spasial dan batasan temporal. Batasan spasial dari

penelitan ini ialah kota Makassar dan untuk Batasan wilayah etnis Mandar penulis

mengambil Mandar wilayah Majene, Mamuju dan Polewali. Dengan batasan temporal

tahun 1950 sampai tahun 1986.

6
Kota Makassar merupakan salah satu wilayah yang berkembang di Indonesia Timur.

Oleh sebab itu kota ini banyak dikunjungi oleh berbagai etnis, salah satu yang paling

banyak di jumpai ialah etnis Mandar. Hal ini dapat di tandai dengan adanya kampung

Mandar yang berlokasi di jalan Rajawali kec. Mariso. Lette. Di Lette terdapat kurang

lebih ratusan kepala keluarga. Masyarakat Mandar di Lette memiliki beragam profesi

yang berbeda-beda tergantung tujuan migrasi mereka. Namun keberadaan orang Mandar

tidak hanya di Lette, mereka tersebar di berbagai wilayah Makassar.

Di samping itu, peneliti memilih kota Makassar sebagai batas spasial sebab Makassar

merupakan wilayah yang berkembang pada masa itu. Menurut penulis dari periode sulit

masyarakat Mandar di tahun 1950 hingga 1960 mengharuskannya pergi dari wilayahnya

sendiri. Di tahun 1960 dari hasil literatur dan wawancara mengatakan perpindahan orang-

orang Mandar rata-rata di sebabkan faktor keinginan memajukan ekonomi dan ingin

mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Di tahun 1970 Makassar merupakan salah satu

wilayah yang menjadi tujuan orde baru dalam peningkatan infastruktur dan industri. Di

akhiri dengan 1986 karena adanya kebijakan penimbunan laut di pesisir Pantai, dimana

tempat kediaman orang Mandar rata-rata berada di pesisir laut, hal ini dapat di buktikan

dengan kehadiran kampung Mandar dan potere pesisir laut Makassar. Penimbunan ini di

iringi dengan bertambahnya penduduk Mandar di Makassar. Periode ini juga

memungkinkan saya dapat wawancara secara langsung terhadap pelaku migrasi.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasaran pemaparan dari rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan ini ialah

1. Untuk mengetahui corak migrasi masyarakat Mandar di Makassar yang yang

dipengaruhi oleh beberapa factor.

7
2. Untuk mengetahui penyebab orang Mandar bermigrasi ke Makassar yang

sebelumnya menetap tinggal di wilayahnya kemudian memilih untuk migrasi ke

Makassar.

3. Mengetahui mengapa masyarakat Mandar memilih Makassar sebagai daerah

rantau mereka.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini:

1. Agar penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi mengenai migrasi sebuah

kelompok masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan.

2. Agar penelitian ini dapat mengedukasi generasi generasi etnis Mandar di

Makassar untuk memahami identitas mereka.

8
1.6 Tinjauan Pustaka

1.6.1 Penelitian yang Relevan

Kajian mengenai sejarah migrasi orang Mandar di Makassar sangat penting.

Pengetahuan tentang sejarah migrasi orang Mandar di Makassar menjadi kunci utama

untuk memahami bagaimana jaringan sosial mereka terbentuk dan terus berkembang

hingga zaman sekarang. Melalui proses migrasi, orang Mandar beradaptasi secara

sosial dan ekonomi di tanah rantau mereka. Dengan demikian, penelitian sejarah

migrasi orang Mandar di Makassar memainkan peran penting dalam membuka

jendela untuk memahami bagaimana sejarah dan dinamika migrasi telah membantu

membentuk jaringan sosial yang kuat di Makassar yang masih berlangsung hingga

saat ini. Studi ini membantu kita merenungkan bagaimana perjalanan migrasi telah

memengaruhi jaringan sosial di kota Makassar.

Urbanisasi, Pengangguran dan sektor informal di kota yang di tulis oleh Charis

Manning.10 Buku ini secara keseluruhan berfokus pada permasalahan kemiskinan dan

perubahan sosial ekonomi di pedesaan Indonesia. Dalam konteks tersebut, buku ini

juga mencakup berbagai aspek yang relevan dengan isu tersebut, termasuk

perekonomian di kota, konsep dan batasan urbanisasi, pengangguran, serta sektor

informal. Pendekatan multidisipliner digunakan dalam penelitian ini, mencakup

bidang ekonomi, sosiologi, antropologi, dan kependudukan. Penulis melakukan

analisis terhadap berbagai kasus yang terjadi di berbagai kota di Indonesia, seperti

Palembang, Ujung Pandang, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Buku ini memulai

dengan membahas masalah tenaga kerja pada tahun 1970 yang memiliki keterkaitan

dengan migrasi, urbanisasi, dan struktur pekerjaan. Selanjutnya, buku ini


10
Manning C. 1996. Urbanisasi, Pengangguran dan sektor informal. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
9
mengeksplorasi situasi tenaga kerja di Palembang dan Ujung Pandang, memberikan

wawasan yang mendalam mengenai perubahan sosial ekonomi di wilayah-wilayah

tersebut.

Migrasi Orang Pattae Mandar Ke Desa Peatoa Kecamatan Loea Kabupaten

Kolaka Timur: 1980-2016 yang di tulis oleh Ni’MahAli dan Hadara. 11 Jurnal ini

menggambarkan peristiwa migrasi masyarakat Mandar ke Desa Peatoa pada tahun

1980-an. Awalnya, migrasi ini dimulai oleh Ahmad S. bersama keluarganya pada

tahun 1980. Namun, peristiwa migrasi ini semakin meluas pada tahun 1985 ketika

sekelompok orang Mandar dari Pattae secara bersamaan datang ke Desa Peatoa dan

membeli tanah. Kedatangannya di dasari dengan melihat geografis strategis dan

potensi alam yang baik sebab hal ini nantinya akan memperbaiki perekonomian

mereka. Dalam jurnal ini juga disebutkan bahwa hubungan sosial antara orang Pattae

Mandar dan penduduk asli di Kolaka Timur, termasuk di Desa Peatoa, berjalan

dengan baik. Ini menunjukkan bahwa migrasi ini tidak menghasilkan konflik sosial

yang signifikan.

Sejarah Migrasi Dan Sistem Penghidupan Migran Etnis Bugis Di Perantauan

yang di tulis oleh Lesti Heriyanti et al dalam jurnal ini menjelaskan tentang

keberhasilan etnis Bugis sebagai perantau di tanah Jawa. 12 Migrasi etnis Bugis ke

wilayah Jambi telah menjadi bagian dari sejarah panjang sejak kemerdekaan

Indonesia. Pada periode pasca-kemerdekaan, terjadi gejolak politik dan masalah

keamanan yang memengaruhi keputusan etnis Bugis untuk bermigrasi ke wilayah

yang mereka anggap lebih aman dan memiliki jaringan komunitas serupa. Keinginan

untuk meningkatkan taraf ekonomi juga menjadi faktor pendorong migrasi etnis
11
Ni’Mah Ali dan Hadara. 2018. Migrasi Orang Pattae Mandar Ke Desa Peatoa Kecamatan
Loea Kabupaten Kolaka Timur: 1980-2016. Journal Idal of History.
12
Lesti Heriyanti et al. 2020. Sejarah Migrasi Dan Sistem Penghidupan Migran Etnis Bugis
Di Perantauan. Jurnal Masyarkat dan Budaya.
10
Bugis. Seiring dengan migrasi ini, etnis Bugis yang bermukim di perantauan

mengembangkan sistem pencaharian yang erat terkait dengan jaringan modal sosial

baik di dalam komunitas mereka maupun antara komunitas yang berbeda.

Migrasi dan Jaringan Ekonomi Suku Bugis di Wilayah Tanah Bumbu,

Keresidenan Borneo Bagian Selatan dan Timur, 1930-1942 yang di tulis oleh

Mansyur dalam jurnal ini menggambarkan bahwa migrasi Suku Bugis pada masa

awal abad ke-20, terutama antara tahun 1930 hingga 1942. 13 Migrasi ini terjadi pada

masa akhir pemerintahan Hindia Belanda dan mencerminkan kuatnya dorongan

keinginan bertahan hidup dan motivasi ekonomi yang mendorong Suku Bugis untuk

pindah. Ketika depresi ekonomi atau malaise melanda daerah asal mereka, migran

Bugis menciptakan strategi adaptasi ekonomi yang unik. Salah satu langkah yang

mereka ambil adalah pembentukan jaringan perikanan orang Bugis pada awal 1930-

an. Selain itu, sebagian migran Bugis juga terlibat dalam usaha pertanian dan

menanam kelapa untuk produksi kopra. Di sektor kelautan, migran Bugis juga

mengembangkan usaha perahu rakyat untuk melayani transportasi laut. Demikian

jurnal ini menjelaskan migrasi orang Bugis dengan cara mereka bertahan hidup.

Migrasi Masyarakat Mandar ditulis oleh Abdullah Thahir dalam jurnal ini

memberikan wawasan tentang kompleksitas dan faktor-faktor yang memengaruhi

migrasi etnis Mandar ke Ujung Lero, mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi

yang mendorong perpindahan penduduk utamanya etnis Mandar. Dengan

menjelaskan faktor-faktor yag memeperngaruhi perpindahan etnis Mandar. Banyak

etnis Mandar yang memutuskan untuk bermigrasi karena mereka menghadapi

kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka di tempat asal mereka. Kondisi

ekonomi yang sulit, kurangnya lapangan pekerjaan, atau berkurangnya sumber daya

Mansyur. 2016. Migrasi dan Jaringan Ekonomi Suku Bugis di Wilayah Tanah Bumbu,
13

Keresidenan Borneo Bagian Selatan dan Timur, 1930-1942. Jurnal Sejarah Citra Lekha.
11
alam bisa menjadi dorongan bagi mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Selain itu, beberapa individu atau keluarga memiliki hasrat untuk mencoba hal-hal

baru dengan hasrat ingin kehidupan di tempat yang berbeda. faktor lain di pengaruhi

dengan adanya lahan yang sempit. Fenomena ini menjadi keputusan etnis Mandar

untuk pergi Ujung Lero dengan harapan dapat mencapai hidup yang lebih

berkembang.

Tinjauan Migrasi Penduduk Desa Kota, Urbanisasi dan Dampaknya di tulis oleh

Suko Bandiyono dan Ken F.14 Indrwardani dalam isi artikel ini membahas isu penting

mengenai migrasi dari desa ke kota dalam konteks urbanisasi. Dengan mencoba

mengangakat migrasi penduduk dari daerah pedesaan ke kota metropolitan atau dari

kota-kota kecil yang telah kemudian menciptakan berbagai permasalahan sosial-

ekonomi dan masalah demografi yang perlu diperhatikan. Fenomena ini menciptakan

tantangan besar dalam hal ketidaksetaraan ekonomi dan ketidakpastian pekerjaan,

sementara juga memberikan dampak signifikan pada perubahan demografi dan

struktur sosial di wilayah tersebut. Artikel ini akan mendalami isu-isu tersebut dengan

lebih rinci dan berusaha untuk memahami dampak migrasi desa-kota pada perkotaan,

serta memberikan wawasan tentang upaya-upaya yang dapat diambil untuk mengatasi

permasalahan sosial-ekonomi dan demografi yang timbul akibat urbanisasi ini.

1.6.2 Landasan Konseptual

Dalam penelitian diperlukan karangka konseptual untuk menganalisis berbagai

definisi terkait dengan tulisan penulis. Dalam hal ini ada tiga yang menjadi focus

utama dalam penyusunan kerangka konseptual yakni suku Mandar, Migrasi dan kota

Makassar.

Suko Bandiyono dan Ken F. Indrwardani. 2010. Tinjauan Migrasi Penduduk Desa Kota,
14

Urbanisasi dan Dampaknya. Jurnal Kependudukan Indonesia.


12
1. Menurut Irma Dwi Jayanti el al dalam penelitianya suku Mandar merupakan

suku yang berasal dari Sulawesi Barat. Kebiasaan suku Mandar untuk berlayar

dan membuat perahu telah menjadi aspek sentral dari budaya mereka. Suku

Mandar terkenal karena keberanian dan keahlian mereka dalam berlayar.

Mereka menggunakan perahu tradisional, seperti perahu Sandeq, yang

dirancang khusus untuk menghadapi tantangan lautan. Kehidupan mereka

yang berpusat di sekitar laut telah mendorong mereka untuk mengembangkan

keterampilan navigasi dan teknik penangkapan ikan yang sangat canggih.

Kebiasaan berlayar dan mengarungi laut telah menjadi ciri khas suku Mandar

dan membentuk fondasi budaya maritim yang kaya dan unik dalam sejarah

dan kehidupan sehari-hari mereka.15

2. Dalam penelitian ini penulis sependapat dengan Todaro (Khodijah 2008) yang

mengungkapkan bahwa migrasi adalah suatu proses yang sangat selektif yang

mempengaruhi setiap individu dengan pola tertentu seperti ekonomi, sosial,

pendidikan, dan demografi tertentu. Akibatnya, pengaruh migrasi ini juga akan

bervariasi tergantung pada faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi yang

dimiliki oleh setiap individu. Variasi tersebut tidak hanya terjadi dalam arus

migrasi antar wilayah di dalam negara yang sama, tetapi juga dalam migrasi

antar negara. Artinya, ketika individu memutuskan untuk bermigrasi,

keputusan mereka dan dampaknya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor

ekonomi, tetapi juga oleh aspek-aspek sosial, pendidikan, dan demografi yang

ada dalam konteks mereka masing-masing. Hal ini mencerminkan

kompleksitas migrasi dan bagaimana dampaknya dapat berbeda-beda bagi

Irma Dwi Jayanti el al. 2023.Suku Mandar: Mengenal Budaya dan Maritime Dari Provensi
15

Sulawesi Barat. Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA. Hal 72.
13
setiap individu yang terlibat dalam proses migrasi.16 Dalam defenisinya

Todare mengatakan bahwa ada variasi migrasi yag disebabkan oleh beberapa

faktor. Secara umum pengertian variasi migrasi merujuk pada beragam cara

atau bentuk dalam perpindahan penduduk yang berkaitan dengan faktor-faktor

tertentu.

3. Kota Makassar merupakan salah satu kota yang berkembang di wilayah

Indonesia timur. Wiayahnya yang berkembang menjadikan kota Makassar

lebih modern. Menurut Ilham Daeng Makkelo yang mengatakan bahwa kota

Makassar sepanjang abad ke-20 mengalami pengaruh modernitas yang kuat,

terutama karena keterlibatan Belanda yang mengendalikan Indonesia kolonial.

Modernitas di Makassar di di lanjut dengan perkembangan institusi

pendidikan dan munculnya organisasi politik dan social. Selama masa Orde

Baru di Makassar, terlihat dari perkembangan bangunan kantor-kantor dan

industri-industri kota ini menjadi metropolis yang modern. 17 Dapat dilihat

pengaruh penajajahan yang menghasikan pendidikan di Makassar kemudian

membentuk masyarakat yang lebih modern dan menimbulkan pengaruh pada

pembangunan dan perkembangan di kota Makassar.

1.7 Metode Penelitian

Untuk menghasilkan tulisan yang baik maka dibutuhkan banyak sumber dalam

suatu peneliti an. Dalam tulisan ini penulis menggunakan beberapa sumber yang

berkaitan dengan topik yang akan di bahas. Referensi yang di gunakan mulai dari

Arsip, Buku, Jurnal, Majalah dan lain-lain. Dalam memaparkan tema yang akan

16
Siti Khotijah. 2008. Analisis Faktor Pendorong Migrasi Warga Klaten ke Jakarta. Skripsi
Universitas Diponegoro Semarang. Hal 18.

Ilham Daeng Makkelo. 2018. Menjadi Kota Modern: Transformasi Kota Makassar Pada
17

Abad Ke-20. Jurnal Sejarah. Hal 61.


14
dibahas, penulis dalam penelitian menggunakan metode penelitian sejarah dengan

pendekatan analisis deskriptif analitis dan menggunakan sistem penulisan yang

mengacu pada metode sejarah. Dalam metode penelitian ini terdapat empat langkah-

langkah yang dilakukan diantaranya pengumpulan sumber, verifikasi atau kritik

sumber, interpretasi dan historiografi atau penulisan sejarah.

Metode penelitian ini diawali dengan menentukan tema penelitian berdasarkan

hasil bacaan dan kajian tersebut penulis menemukan sebuah perkembangan struktur

sosial masyarakat Mandar di Kota Makassar. Sehingga penulis menentukan sebuah

topik yaitu migrasi orang Mandar. Tahap berikutnya adalah pengumpulan sumber,

digunakan sumber sesuai dengan topik yang ditulis.

Pengumpulan sumber yaitu melakukan pengamatan langsung di Kantor Badan

Arsip, Kampung Mandar (kampung Lette) dan beberapa lokasi di Makassar, dan arsip

digital. Sumber primer berupa data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 1970. Selain itu terdapat juga arsip primer berupa pengiriman guru dari

Mamuju ke Kota Makassar untuk menempuh Pendidikan lanjutan. Selain arsip dari

instansi ataupun digital, penulis juga mengumpulkan dokumen-dokumen pribadi, dan

foto. Selain dokumen data primer juga berupa sumber lisan dengan kriteria

narasumber minimal 60 tahun. Data primer tersebut kemudian dihubungkan dengan

sumber sekunder, seperti buku-buku, dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan

judul penulis.

Kritik sumber berfungsi untuk mengetahui data mana yang sesuai dengan

judul yang telah ditentukan oleh penulis kemudia memilih sumber yang paling

relevan untuk digunakan. Adapun yang dikritik pada tahap ini adalah mengenai

keaslian dan tingkat kebenaran informasi.

15
Interpretasi, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap informasi yang telah

diperoleh berdasarkan sudut pandang ilmiah. Historiografi, tahap ini merupakan tahap

terakhir dengan merangkum semua hasil analisis menjadi sebuah tulisan ilmiah.

1.8 Sistematika Penulisan

1. BAB I: Pendahuluan

Pada Bab pertama dalam penelitian ini adalah pendahuluan yang berfungsi sebagai

landasan utama. Dalam bab ini, akan disampaikan latar belakang penelitian, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan yang akan diikuti dalam

penelitian ini. Bab pertama ini memberikan pemahaman awal dan gambaran umum

tentang kerangka kerja penelitian yang akan dijalani.

2. BAB II Kota Makassar dan Perkembangan yang Berdampak pada Potensinya.

Pada Bab kedua akan menjelaskan secara umum mengenai kota Makassar kemudian

perkembang yang dimiliki hingga memiliki potensi yang dapat menarik masyarakat

luar, hal ini nantinya akan berhubungan pada bab selanjutnya.

3. BAB III Migrasi Orang Mandar Ke Makassar

Pada Bab ketiga dalam penelitian ini mengungkapkan alas an kedatangan orang

Mandar ke Makassar yang kemudian memutuskan untuk menetap di sana. Selain itu,

bab ini juga menjelaskan bagaimana masyarakat Mandar beradaptasi dengan

kehidupan di Makassar dan mulai berkembang serta membentuk suatu wilayah yang

kemudian diidentifikasi sebagai daerah yang mereka huni dan kembangkan. Bab ini

memberikan wawasan mengenai sejarah, alasan, serta proses perkembangan

masyarakat Mandar di Makassar.

4. BAB IV Kondisi Sosial dan Ekonomi di Wilayah Orang Mandar dan Perubahan

Setalah Migrasi.

16
Pada Bab keempat dalam penelitian ini akan menguraikan kondisi yang dialami oleh

masyarakat di wilayah asal mereka hingga mereka merasa terdorong untuk berpindah

ke Makassar. Selanjutnya, bab ini akan menjelaskan perbedaan yang mereka rasakan

setelah melakukan migrasi dan menetap di Makassar, termasuk bagaimana kehidupan

mereka di sana berbeda dari kehidupan di daerah asal mereka. Bab ini memberikan

wawasan tentang faktor-faktor yang mendorong migrasi dan dampaknya pada

kehidupan dan pengalaman masyarakat Mandar di Makassar.

5. BAB V Penutup

Pada Bab lima akan berisi kesimpulan dari penelitian ini

17
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Hamid, Abd. Jaringan Maritim Mandar: studi tentang pelabuhan "Kembar"

Pambauwang dan Majene di Selat Makassar, 1900-1980. (Penerbit Ombak, 2019).

Pawiloy, Sarita, et al. Sejarah Pendidikan Daerah Sulawesi Selatan. (Ujung Pandang:

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1981).

Manning C. Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal. (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 1996).

JURNAL

Tahir, Abdullah. "Migrasi Orang Mandar". Jurnal Penelitian Kuriositas, 2008.

Amiruddin A, Arifin M, dan Rijal S. "Tanda Dalam Pemali Yang Dilaksanakan

Masyarakat Etnik Mandar di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur: Tinjauan

Semiotika Charles Sanders Peirce". Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan

Budaya, 3(4), 463-476, 2009.

Hamid, AR. "Kebangkitan Mandar Abad XVI-XVII". Pangedereng: Jurnal Hasil

Penelitian Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2022

Jayanti, Irma, et al. "Suku Mandar: Mengenal Kebudayaan Maritim Dari Provinsi

Sulawesi Barat". Krinok: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah 2(1), 67-75. 2023

Makkelo, Ilham. "Menjadi Kota Modern: Transformasi Kota Makassar pada Abad ke-

20". Jurnal Sejarah 1(2). 2018.

Hadara, Ali. "Migrasi Orang Pattae Mandar Ke Desa Peatoa Kecamatan Loea Kabupaten

Kolaka Timur: 1980-2016". Journal Idea of History 1(1), 41-48. 2018.

18
Heriyanti, Lesti. "Sejarah Migrasi Dan Eksistensi Migran Etnis Bugis di Perantauan."

Jurnal Masyarakat dan Budaya 22(3). 2020.

Mansyur, M. “Migrasi dan Jaringan Ekonomi Suku Bugis di Wilayah Tanah Bumbu,

Keresidenan Borneo Bagian Selatan dan Timur, 1930-1942”. Jurnal Sejarah Citra

Lekha, 1(1), 24-39. 2016.

Bandiyono, Suko, et al. "Tinjauan Migrasi Penduduk Desa Kota, Urbanisasi Dan

Dampaknya". Jurnal Kependudukan Indonesia 5(1), 41-54. 2010.

SKRIPSI

Khotijah Siti. 2008. Analisis Faktor Pendorong Migrasi Warga Klaten ke Jakarta.

Semarang: Universitas Diponegoro.

ARTIKEL

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. “Kota Makassar”. [diunduh Oktober 4 2023].

Tersedia pada: https://sulselprov.go.id/pages/info_lain/22.

Mandarnews. “Orang Mandar di Australia”. [diunduh 5 Oktober 2023]. Tersedia pada:

https://mandarnews.com/orang-mandar-di-australia-bagian-1/

NARASUMBER

Nama: Indong

Umur: 107 tahun

Profesi: Ibu rumah tangga

Alamat : Kampung Mandar, Rajawali, Lette

Nama: Ambri

Umur: 70 tahun

Profesi: Pengsiunan Guru

19
Alamat : Toddopuli

Mandar Pambaung

Nama: Herda

Umur: 60 tahun

Profesi: Pegawai Laundry

Alamat: Baronang

Mandar Polewali

20

Anda mungkin juga menyukai