Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Nilai² kebudayaan daerah Makassar

KELOMPOK 3
NAMA :
1. Adinda Suci Ramadhani Rahim
2. Andi Muhammad Nastain
3. Devina Putri Al-Ashari
4. Friska Sara Kida
5. Khalis Fakhrullah Putra Amara
6. Muhammad Nursyamsi Anas
7. Zhafira Azizah Tehalu

MADRASAH ALIYAH NEGERI MODEL 1 PLUS


KETERAMPILAN MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Nilai-Nilai Kebudayaan Daerah
Makassar”. Adapun tujuan Penulisan makalah ini sebagai pemenuhan salah satu tugas pada proyek
Semester Dua Kurikulum Merdeka.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada guru-guru
pembimbing kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.

Manado, 16 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Bab II Pembahasan
A. Sejarah Kota Makassar
B. Pahlawan nasional Makassar
C. Rumah Adat Makassar
D. Baju Adat Makassar
E. Senjata Tradisional Makassar
F. Lagu daerah Makassar
G. Makanan khas Makassar
Bab III Penutup
Kata Penutup
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Makassar (dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal dengan Ujung
Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota
Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur
Indonesia. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota Makassar
berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan
pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara
dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Kotamadya ini adalah kota terbesar pada 5°8′S 119°25′E Koordinat: 5°8′S 119°25′E,
di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar. Secara administrasi
kota ini terdiri dari 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Kota ini berada pada ketinggian antara
0-25 m dari permukaan laut. Penduduk Kota Makassar pada tahun 2000 adalah 1.130.384
jiwa yang terdiri dari lakilaki 557.050 jiwa dan perempuan 573.334 jiwa dengan pertumbuhan
rata-rata 1,65 %.

Letak : Koordinat 5°8′S 119°25′E di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap Selat
Makassar.
Batas : Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Pangkajene Kepulauan di sebelah utara,
Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Masyarakat Kota Makassar terdiri dari beberapa etnis yang hidup berdampingan secara
damai. Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar, sisanya berasal dari suku Bugis,
Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya. Mayoritas penduduknya beragama
Islam
Pembagian Wilayah : Kota Makassar dibagi menjadi 14 kecamatan, 143 kelurahan, 885 RW
dan 4446 RT.
Kondisi Geografis : Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan
laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makassar diapit dua buah
sungai yaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberang
bermuara pada bagian selatan kota. Lihat juga kondisi geografis Makassar selengkapnya.
Luas wilayah : 128,18 km² (Total 175,77 km2).
Luas wilayah kecamatan :1 Tamalanrea : 31,84 km²; 2 Biringkanaya 48,22 km²; 3 Manggala
24,14 km²; 4 Panakkukang 17.05 km²; 5 Tallo 5,83 km²; 6 Ujung Tanah 5,94 km²; 7 Bontoala
2,10 km²; 8 Wajo 1,99 km²; 9 Ujung Pandang 2, 63 km²; 10 Makassar 2,52 km²; 11 Rappocini
9,23 km²; 12 Tamalate 20,21 km²; 13 Mamajang 2,25 km²; 14 Mariso 1,82 km²

Kepadatan Penduduk : 6.646,5/km²


Jumlah penduduk : 1,168,258 jiwa.
Makassar berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan
Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di
sebelah selatan.

Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek pembangunannya
dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang menetap di kota ini. Suku yang
signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar,Buton,
Jawa, dan Tionghoa. Dalam ilmu bahasa, klitika adalah unsur terikat yang melekat pada kata
yang diikutinya, sehingga bentuknya seperti imbuhan. Contoh kata klitika dalam bahasa
Indonesia adalah unsur -lah pada kata pergilah. Klitika yang sering digunakan orang
Makassar misalnya mi, ji, pi, ki, mo. Penggunaan klitika ini akan menimbulkan makna yang
berbeda-beda, sehingga kadang membingungkan bagi orang yang bukan penutur asli dialek
Makassar.

Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek
pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang menetap di kota
ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja,
Mandar,Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai seperti
Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Kue Tori, Palu Butung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan
Sop Konro

Alasan kami memilih daerah Makassar karena mayoritas anggota kelompok


kami merupakan keturunan orang Makassar sekaligus kami ingin mendalami nilai-nilai
kebudayaan dari daerah Makassar. Ditambah, kota yang terkenal dengan kuliner Coto
Makassar ini mempunyai banyak kelebihan, juga dianugerahi oleh panorama cantik
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah kota Makassar?
2. Siapa pahlawan nasional dari Makassar?
3. Bagaimana bentuk rumah adat Makassar?
4. Bagaimana bentuk baju adat Makassar?
5. Apa senjata tradisional dari Makassar?
6. Apa lagu daerah Makassar?
7. Apa saja Makanan khas Makassar?

C. Tujuan Penulisan
Sebagai pemenuhan tugas pada proyek semester dua kurikulum merdeka ini
makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat ketuntasan proyek semester genap di kurikulum
merdeka. Selain itu sebagai nilai tambahan untuk kenaikan kelas.

D. Manfaat Penulisan
1. Lebih mengenali kearifan lokal daerah Makassar
2. Mengetahui asal usul kota Makassar
3. Dapat melestarikan kearifan lokal dari Makassar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah kota Makassar
Awal kota dan bandar Makassar berada di muara Sungai Tallo dengan
pelabuhan niaga kecil di wilayah itu pada penghujung abad XV. Sumber-sumber Portugis
memberitakan, bahwa bandar Tallo itu awalnya berada di bawah Kerajaan Siang di sekitar
Pangkajene. Pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajaan kecil lainnya
yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan diri dari kerajaan Siang, bahkan menyerang dan
menaklukkan kerajaan-kerajaan sekitarnya.

Akibat semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo,


mengakibatkan pendangkalan sungai Tallo, sehingga bandarnya dipindahkan ke muara sungai
Jeneberang, disinilah terjadi pembangunan kekuasaan kawasan istana oleh para ningrat
Gowa-Tallo yang kemudian membangun pertahanan benteng Somba Opu, yang seratus tahun
kemudian menjadi wilayah inti Kota Makassar

Hanya dalam seabad saja, Makassar menjadi salah satu kota niaga
terkemuka dunia yang dihuni lebih 100.000 orang (kota terbesar ke 20 dunia). Pada zaman itu
jumlah penduduk Amsterdam, yang termasuk kota kosmopolitan dan multikultural baru
mencapai sekitar 60.000 orang. Perkembangan bandar Makassar yang demikian pesat itu,
berkat hubungannya dengan perubahan-perubahan pada tatanan perdagangan internasional
masa itu. Pusat utama jaringan perdagangan di Malaka, ditaklukkan oleh Portugis pada tahun
1511, demikian juga di Jawa Utara semakin berkurang mengikuti kekalahan armada lautnya
di tangan Portugal dan pengkotak kotakan dengan kerajaan Mataram. Bahkan ketika Malaka
diambil alih oleh Kompeni Dagang Belanda (VOC) pada tahun 1641, banyak pedagang
Portugis ikut pindah ke Makassar.

Sampai pada pertengahan abad ke-17, Makassar berupaya merentangkan


kekuasaannya ke sebagian besar Indonesia Timur dengan menaklukkan Pulau Selayar dan
sekitarnya, kerajaan-kerajaan Wolio di Buton, Bima di Sumbawa, Banggai dan Gorontalo di
Sulawesi bagian Timur dan Utara serta mengadakan perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di
Seram dan pulau-pulau lain di Maluku. Secara Internasional, sebagai salah satu bagian
penting dalam dunia Islam, Sultan Makassar menjalin hubungan perdagangan dan diplomatik
yang erat dengan kerajaan-kerajaan Banten dan Aceh di Indonesia Barat, Golconda di India
dan Kekaisaran Ottoman di Timur Tengah.
Hubungan Makassar dengan dunia Islam diawali dengan kehadiran Abdul
Ma’mur Khatib Tunggal atau Dato’ Ri Bandang yang berasal dari Minangkabau, Sumatera
Barat yang tiba di Tallo (sekarang Makassar) pada bulan September 1605.

Para ningrat Makassar dan rakyatnya dengan giat ikut dalam jaringan
perdagangan internasional, dan interaksi dengan komunitas kota yang kosmopolitan itu
menyebabkan sebuah “creative renaissance” yang menjadikan Bandar Makassar sebagai
salah satu pusat ilmu pengetahuan terdepan pada zamannya. Koleksi buku dan peta, zaman itu
masih langka di Eropa namun di Makassar sudah banyak terkumpul. Makassar merupakan
salah satu perpustakaan ilmiah terbesar di dunia, dan para sultan tak segan-segan memesan
barang-barang paling mutakhir dari seluruh pelosok bumi, termasuk bola dunia dan teropong
terbesar pada waktunya, yang dipesan secara khusus dari Eropa.

Sejak pertengahan abad ke-18 para nelayan-pelaut Sulawesi secara rutin


berlayar hingga pantai utara Australia, selama tiga sampai empat bulan lamanya membuka
puluhan lokasi pengolahan teripang. Sampai sekarang, hasil laut masih merupakan salah satu
mata pencaharian utama bagi penduduk pulau-pulau dalam wilayah Kota Makassar. Setelah
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda menggantikan kompeni perdagangan VOC yang
bangkrut pada akhir abad ke-18, Makassar dihidupkan kembali dengan menjadikannya
sebagai pelabuhan bebas pada tahun 1846. Tahun-tahun berikutnya terjadi kenaikan volume
perdagangan yang pesat, dan kota Makassar berkembang dari sebuah pelabuhan backwater
kembali menjadi bandar internasional. Dengan semakin berputarnya roda perekonomian
Makassar, jumlah penduduknya meningkat dari sekitar 15.000 penduduk pada pertengahan
abad ke-19 menjadi kurang lebih 30.000 jiwa pada awal abad berikutnya. Makassar abad ke-
19 itu dijuluki “kota kecil terindah di seluruh Hindia-Belanda” (Joseph Conrad, seorang
penulis Inggris-Polandia terkenal),dan menjadi salah satu port of call utama bagi para pelaut
pedagang Eropa, India dan Arab dalam perburuan hasil-hasil hutan yang amat laku di pasaran
dunia maupun perahu-perahu pribumi yang beroperasi di antara Jawa, Kalimantan, Sulawesi
dan Maluku.

B. Pahlawan nasional dari Makassar ( Sultan Hasanudin)


Sultan Hasanuddin lahir di Gowa, Sulawesi Selatan pada 12 Januari 1631.
Beliau adalah sultan Gowa ke-16 dan terlahir dengan nama Muhammad Bakir I Mallombasi
Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape. Kegigihan dan keberaniannya dalam melawan
Belanda membuat Belanda memberikannya julukan "Ayam Jantan dari Timur".
Beliau adalah putra dari Raja Gowa ke-15, Manuntungi Daeng matola
Karaeng Lakiyung Sultan Muhammad Said.Pada saat pemerintahan ayahnya, Belanda
mendirikan kantor dagang di Kepulauan Maluku. Hal tersebut menjadi ancaman bagi
kedaulatan Kerajaan Gowa. Pada tahun 1660 terjadi peperangan antara Kerajaan Gowa dan
Belanda. Pertempuran ini berakhir dengan diadakannya perjanjian damai.

Pada tahun 1666 kembali terjadi peperangan karena Belanda melanggar


perdamaian dan merugikan Gowa. Sultan Hasanuddin menyerang kapal-kapal Belanda dan
menenggelamkannya. Belanda kemudian melakukan serangan balasan. Perang terjadi secara
besar-besaran antara pasukan Gowa yang dipimpin Sultan Hasanuddin dan Belanda yang
dipimpin Cornelis Speelman.

Pada tanggal 18 November 1667, di Bongaya, Sultan Hasanuddin yang


sudah terdesak dengan berbagai pertempuran terpaksa menandatangani perjanjian Bongaya.
Perjanjian tersebut ternyata sangat merugikan Gowa sehingga Sultan Hasanuddin tetap
memberikan perlawanan pada Belanda. Namun serangan-serangan tersebut tidak berarti
karena Belanda sudah sangat kuat.
Pada tanggal 12 Juni 1669 Belanda berhasil menguasai Benteng Somba Opu. Sultan
Hasanuddin wafat pada usia 39 tahun pada tanggal 12 Juni 1670. Hingga akhir hayatnya,
Sultan Hasanudin tetap tidak mau menyerah pada Belanda.

Selain Sultan Hasanuddin masih banyak lagi pahlawan yang berasal dari
Makassar, seperti Ranggong Daeng Romo, Andi Mappanyukki, Pong Tiku, La
Maddukkelleng, Andi Djemma dan Masih banyak lagi.

C. Rumah Adat Makassar ( Balla Lompoa)


Balla Lompoa adalah rumah adat Sulawesi Selatan yang secara harfiah
berarti rumah besar atau rumah kebesaran yang dihuni oleh raja. Dirancang sesuai dengan
aturan kebiasaan umum yang berlaku turun-temurun dalam wilayah Kerajaan Gowa, sebagai
syarat yang harus dipenuhi bagi sebuah rumah adat suku Makassar terutama untuk kediaman
raja.

Arsitektur balla lompoa berbentuk rumah panggung yang merupakan refleksi


dari rumah adat pada masa Kerajaan Gowa. Karakteristik khas balla lompoa berfungsi
sekadar warisan budaya fisik dan jejak historis arkeologis dalam wujud teknofak dan ideofak.

Rumah adat balla lompoa terdiri atas tiga bagian. Pada bagian atas yang
disebut loteng atau pammakang berfungsi sebagai plafon. Kemudian bagian tengah
merupakan badan rumah disebut kale balla berfungsi sebagai ruang tamu dan kamar tidur.
Sedangkan bagian bawah atau kolong rumah disebut passiringang berfungsi sebagai tempat
kendaraan. Ketiga bagian tersebut melambangkan falsafah sulapa appa.

Sulapa appa sebagai falsafah rumah adat Makassar memiliki pandangan


bahwa alam semesta secara horizontal bersegi empat yang direfleksikan pada struktur
bangunan meliputi areal tanah, bangunan induk mulai dari lego-lego, kale balla,
pammakkang, benteng, tontongan, dan rinring rumah.

Secara vertikal konsep arsitektur tradisional Makassar memiliki pandangan


bahwa alam terdiri dari tiga kosmos yaitu atas, tengah, dan bawah. Falsafah ini direfleksikan
dalam bentuk rumah tradisional yang terdiri atas ulu balla, kale balla, dan passiringan.Makna
filosofi ini terlihat pula pada bentuk ulu balla yang berbentuk prisma segitiga. Pemaknaan
angka tiga melambangkan stratifikasi sosial masyarakat Makassar yang terdiri dari bija
karaeng (raja dan keturunannya), to maradeka (rakyat biasa), serta ata (hamba sahaya).

Tidak hanya itu Makassar juga memiliki banyak rumah adat antara lain rumah
adat bugis, rumah adat langkanae luwu, rumah adat balla to kajang, rumah Adat Banua
Maoge Wotu, dan rumah adat Boyang.

D. Baju Adat Makassar (Baju bodo)


Baju bodo adalah pakaian adat tradisional Bugis-Makassar. Baju bodo
merupakan penamaan Makassar, sedangkan dalam bahasa Bugis disebut waju ponco. Baju
bodo berbentuk persegi yang tampak seperti balon, berlengan pendek, hanya setengah siku,
sesuai dengan namanya baju bodo. Dalam bahasa Makassar berarti baju pendek. Misalnya,
warna jingga berarti pemakainya berusia 10 tahun, jingga dan merah dipakai anak perempuan
berusia 10-14 tahun, merah dikenakan perempuan berusia 17-25 tahun.

Sementara putih dikenakan perempuan dari kelas bawah, hijau untuk


kalangan bangsawan dan ungu dipakai seorang janda. Namun, di masa sekarang pemakaian
berdasarkan ketentuan warna perlahan memudar. Semua kalangan masyarakat dapat memilih
warna yang ingin dipakai sesuai selera Selain itu, semakin banyak bermunculan baju bodo
modern yang modis dengan pilihan warna dan motif beraneka macam. Saat dikenakan, baju
bodo dipadukan sarung tradisional yang disebut lipa' dengan motif kotak-kotak. Selain itu
dilengkapi dengan aksesoris berwarna emas yang terdiri dari hiasan kepala, kalung, gelang
dan beragam hiasan lainnya untuk mempercantik pemakainya.

Kalau baju bodo adalah pakaian adat perempuan Bugis-Makassar, pakaian


adat para pria Makassar disebut baju bella dada, yang berarti baju dengan belahan pada dada.
Model bajunya berlengan panjang dengan leher berkerah dan dibubuhi kancing berwarna
emas atau perak. Terdapat saku pada bagian kiri dan kanan baju. Sementara bagian bawah
berupa celana yang disebut paroci yang dibalut dengan sarung atau disebut lipa' garusu.

Baju Labbu hampir mirip dengan baju bodo. Bedanya, baju labbu memiliki
lengan panjang dan agak ketat dari siku sampai pergelangan tangan.Sama halnya dengan baju
bodo, pakaian adat Sulawesi Selatan ini dipadupadankan dengan sarung tradisional atau lipa'
bermotif kotak cerah. Para perempuan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan sering
mengenakan pakaian adat ini sebagai busana pengantin dan untuk menghadiri acara-acara
adat.

Jas tutu' merupakan pakaian adat untuk laki-laki Bugis yang memiliki makna
tutup. Sesuai dengan modelnya yang tertutup. Hampir serupa dengan baju bella dada, jas tutu'
bentuknya berupa jas lengan panjang yang dihiasi kancing emas dan lehernya berkerah.
Bagian bawah berupa celana panjang yang dibalut sarung berwarna mencolok, seperti merah,
kuning atau hijau. Pria yang mengenakan baju tutu' juga biasanya menggunakan tutup kepala,
bernama passapu', pada jas tutu' disebut songkok. Jas tutu' dikenakan pada acara-acara formal
termasuk upacara adat dan acara kenegaraan.

E. Senjata Tradisional (Badik)


Senjata tradisional Provinsi Sulawesi Selatan salah satunya yaitu Badik (jika
dilafalkan Badek) adalah pisau tajam dan runcing dengan pegangan yang melengkung.
Adapun bilah tajam dipakai untuk menikam, sedangkan ujung yang lancip bisa dipakai untuk
menusuk. Dengan begitu, senjata tradisional Sulawesi Selatan ini termasuk dalam jenis
senjata untuk menikam dan menusuk.
Senjata tradisional Badik ini sebenarnya bukan hanya ditemukan pada
budaya masyarakat suku Bugis Sulawesi Selatan, namun terdapat juga pada budaya suku
Makassar dan Mandar. Senjata tradisional ini berbentuk mungil dan berukuran pendek,
sehingga senjata ini sering dibawa bepergian oleh kaum pria sebagai upaya menjaga diri
sendiri.
Menurut bentuk dan asal daerahnya, senjata tradisional Sulawesi Selatan
Badik dibagi menjadi 4 macam, yaitu Badik Raja, Badik Lagecong, Badik Luwu, dan Badik
Lompo Battang. Kita simak lebih detailnya di bawah ini:
1. Badik raja
Badik Raja berukuran agak besar dengan panjang antara 20 – 25 cm. Badik
Raja bentuknya mirip seperti Badik Lampo Battang dengan bilah membungkuk dan perut
bilah yang membesar.
2. Badik lagecong
Senjata tradisional selanjutnya yaitu Badik Lagecong yang pada zaman
dahulu dipakai sebagai senjata untuk perang atau digunakan apabila keadaan sedang terdesak.
Badik ini memiliki keunikan yaitu memiliki racun pada bilahnya. Sehingga hal ini dapat
menambah efek yang mematikan bagi lawan apabila terkena senjata ini.
3. Badik luwu
Sesuai dengan namanya, senjata tradisional Sulawesi Selatan Badik Luwu ini
berasal dari budaya masyarakat di Kabupaten Luwu pada masa lalu. Bentuk senjata
tradisional badik ini membungkuk, mirip bungkuk kerbau. Bilahnya lurus dan meruncing
pada bagian ujung.
4. Badik lompobattang
Lompobattang diartikan dalam bahasa Bugis sebagai perut besar. Maka tak
heran apabila senjata tradisional badik yang satu ini berbentuk bilah tampak seperti perut
yang besar.

Selain itu senjata tradisional Makassar juga terdapat Bessing atau tombak
merupakan senjata tradisional Sulawesi Selatan yang berbentuk kayu dan ujung besi tajam.
Tappi adalah keris asal Suku Bugis, Sulawesi Selatan. Pantu merupakan senjata tradisional
berbentuk tongkat. Dimana, pantu terbuat dari kayu bulat dengan bebatan besi pada bagian
pangkalnya.

F. Lagu Daerah ( Alosi Ripolo Dua)


'Alosi Ripolo Dua' adalah lagu daerah yang berasal dari Bugis, Makassar.
Lagu ini dipopulerkan oleh Ifah Zenab Alwi. 'Alosi Ripolo Dua' sendiri artinya Bagai Pinang
Dibelah Dua dalam bahasa Bugis. Lagu ini bercerita tentang sepasang kekasih yang memiliki
banyak kesamaan layaknya saudara kembar.
Lirik lagu Alosi ripolo dua :

Kuripancaji rilino
(Aku dilahirkan di bumi)
Engka riwatakkalemu
(Ada dalam dirimu)
Nulle purani totoku
(Mungkin sudah nasibku)
Tosippadua siruntu
(Kita berdua bertemu)

Muri pancaji rilino


(Kamu dilahirkan di bumi)
Tudang riwatagkalemu
(Sudah tertanam dalam dirimu)
Lettu cappa’na rilino
(Sampai akhir hayat)
Sipaddua matterru
(Selalu bersama)

Tappamu na tappaku
(Wajahmu dan wajahku)
Sirupa na de’na pada
(Serupa tapi tak sama)
Iyaro tanranna topuri sitoto
(Itu artinya kita berjodoh)
Matammu na matakku
(Matamu dan mataku)

Alosi ripolo dua


(Bagai Pinang dibelah dua)
Mappada bungae sibawa daunna
(Seperti bunga dan daunnya)
Alemu aleku pada uddani
(Dirimu dan diriku sama-sama rindu)
Tori masseddi tanranna sitoto
(Kita bersatu artinya berjodoh)

Bukan hanya Alosi ripolo dia saja lagu yang berasal dari Makassar, Sulawesi
Selatan ada juga Alami Anne, Assi Nacera, Tena Ruanna, Biseang Tamattamparang,
Pammarisinnu, dan lainnya.

G. Makanan khas Daerah Makassar ( Coto Makassar & Es Pisang Hijau)


1. Coto Makassar
Coto Makassar merupakan salah satu makanan khas Makassar yang sangat
populer. Makanan ini berbahan dasar daging dan jeroan sapi. Biasanya disajikan bersama
ketupat dan sambal Tauco yang khas.

Makanan khas Makassar ini menggunakan segudang rempah sehingga


menghasilkan makanan bercita rasa tinggi. Ada berbagai jenis bumbu lokal seperti kacang,
lengkuas, serai, jahe, daun salam, ketumbar, dan lainnya.

Bagi penikmat Coto seringkali khawatir terkait kolesterol saat


mengkonsumsinya. Jangan salah, bumbu yang digunakan pada resep Coto Makassar ternyata
berfungsi sebagai penawar zat yang terdapat dalam hati, babat, jantung, dan limpah sapi
termasuk kolesterol. Tentunya jika mengkonsumsinya secara tidak berlebihan.
Resep Coto Makassar
Bahan :
1. 500 g daging sapi
2. 500 g paru sapi
3. 1 liter kaldu sapi
4. 1 liter air cucian beras
5. 3 cm lengkuas, memarkan
6. 2 cm jahe, memarkan
7. 1 batang serai, memarkan
8. 3 lembar daun jeruk
9. 2 lembar daun salam
10. 150 g kacang kupas, sangrai

Bumbu Halus:
1. 7 siung bawang putih
2. 3 butir kemiri
3. 1 sdt merica butiran
4. 1 sdt ketumbar
5. 1/2 sdt jintan
6. 2 sdt garam

Pelengkap:
1. bawang merah goreng
2. buras
3. sambal rawit merah
4. jeruk nipis

Cara Membuat Coto Makassar:


1.Rebus daging dan paru-paru secara terpisah hingga empuk.
2. Tiriskan daging dan paru. Sisihkan kaldu daging sebanyak 1 liter
3. Tumbuk atau giling halus kacang tanah sangrai. Sisihkan.
4. Tumis bumbu halus hingga wangi.
5. Tambahkan lengkuas, jahe, daun jeruk, daun salam dan serai. Aduk hingga wangi. Angkat.
6. Masukkan ke dalam panci, tambahkan kaldu daging, kacang tanah halus, potongan daging
dan paru.
7. Masak dengan api kecil hingga bumbu meresap.
8. Tuangkan air cucian beras dan gula. Masak hingga kuah kental dan bumbu meresap.
Matikan api.
9. Sajikan dengan Pelengkapnya.

2. Es pisang ijo
Es pisang ijo merupakan salah satu makanan jajanan khas Makassar yang
populer. Jajanan ini bahkan tersedia tidak hanya di Sulawesi Selatan, tetapi juga daerah lain.
Nama pisang ijo diambil dari tampilan hidangan ini. Pisang sebagai bahan baku dibalut
dengan adonan dadar hijau. Penyajiannya es pisang ijo diberi kuah bubur sumsum, kuah
santan dan sirup merah serta es. Rasa lembut bubur, legit pisang dan sirup plus dinginnya es
membuat jajanan ini disukai banyak orang.
Resep Es pisang ijo
Bahan :
Pisang Ijo :
1. 200 g tepung beras
2. 1 sdm tepung kanji
3. 50 g gula pasir
4. 2 sdm air daun suji pandan
5. 400 ml santan encer
6. 6 buah pisang kepok/tanduk/raja sereh, kupas
daun pisang/plastik tebal

Bubur:
1. 100 g tepung beras
2. 750 ml santan segar yang sedang kentalnya
3. 1 lembar daun pandan
4. 1/2 sdt garam

Pelengkap:
1. Santan yang sudah direbus
2. Sirup Merah Pisang Ambon
3. Es Batu

Cara Membuat Es Pisang Ijo:

Pisang Ijo:
1. Taruh dalam wadah, tepung beras, tepung kanji, gula, air daun suji dan santan. Aduk
hingga larut dan licin.
2. Masak diatas api kecil sambil aduk-aduk hingga kental dan matang.
3. Angkat dan dinginkan.
Ambil 2-3 sdm adonan, ratakan di atas selembar daun pisang atau plastik tebal.
4. Beri sepotong pisang di tengahnya. Balut seluruh pisang hingga bentuknya mirip pisang.
5. Taruh di atas kukusan yang sudah dialasi daun, Kukus selama 30 menit hingga matang.
6. Angkat dan dinginkan.

Bubur:
1. Taruh tepung beras, santan, ekstrak pandan dan garam dalam panci, aduk hingga larut.
2. Masak diatas api sedang, aduk-aduk hingga kental dan matang.
3. Angkat dan dinginkan.

Penyajian :
1. Potong-potong pisang ijo melintang, taruh di mangkuk saji.
2. Beri bubur, santan, sirup merah dan es batu. Sajikan dingin.

3. Sop Konro
Sop konro makanan berkuah hitam pekat ini berisi potongan daging dan
tulang rusuk sapi yang pastinya lezat dn gurih. Kuah hitam pekat dengan aroma wangi yang
khas dalam sop konro berasal dari perpaduan kluwek, ketumbar, serai, dan kunyit di
dalamnya.
Resep Sop Konro
Bahan utama :
1. 500 gram iga sapi
2. 5 butir bawang merah
3. 7 siung bawang putih
4. 1/2 sdt ketumbar
5. 1/2 sdt merica butir
6. 1/2 sdt jintana
7. 2 buah keluak, rendam air panas
8. 5 butir kemiri
9. 3 cm kunyit
10. 3 cm jahe
11. 2 batang serai, ambil bagian putihnya saja
12. 1 buah pala

Bahan Lain:
1. 2 lembar daun salam
2. 3 cm lengkuas, memarkan
3. 1500 ml air
5. 4 sendok makan air asam jawa
6. garam secukupnya
7. minyak goreng untuk menumis secukupnya

Pelengkap:
1. 1 buah jeruk nipis
2. 1 batang daun bawang, iris halus
3. 1 batang seledri, iris halus
4. cabai rawit rebus secukupnya, haluskan
5. bawang merah goreng secukupnya

Cara Membuat Sup Konro:


1. Presto atau rebus iga selama 45 menit, lalu angkat dan tiriskan.
2. Panaskan air, lalu rebus kembali iga. Masukkan juga daun salam, lengkuas, dan air asam.
3. Panaskan sedikit minyak, lalu tumis bumbu halus hingga harum. Setelah itu, masukkan
tumisan bumbu ke dalam rebusan iga.

4. Bumbui dengan garam sesuai selera, lalu cicipi rasanya.


5. Masak hingga iga sapi benar-benar empuk, lalu angkat dari kompor.
6. Sajikan sup konro dengan irisan jeruk nipis, taburan bawang goreng, dan cabai rawit rebus
yang sudah dilumatkan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kota Makassar (dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal dengan Ujung Pandang
adalah sebuah kotamadya sekaligus ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Selain Sultan
Hasanuddin masih banyak lagi pahlawan yang berasal dari Makassar, seperti
Ranggong Daeng Romo, Andi Mappanyukki, Pong Tiku, La Maddukkelleng, Andi
Djemma dan Masih banyak lagi.
Makassar juga memiliki banyak rumah adat antara lain rumah
adat bugis, rumah adat langkanae luwu, rumah adat balla to kajang, rumah AdatBanua
Maoge Wotu, dan rumah adat Boyang. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai
seperti Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Kue Tori, Palu Butung, Pisang Ijo,
Sop Saudara dan Sop Konro.
Selain itu, Makassar juga memiliki budaya-budaya yang hingga kini masih
dilestarikan dan diperkenalkan melalui berbagai pertunjukan di Kota Makassar.

B. SARAN
Indonesia telah dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya daerah atau
lokalnya. Untuk itu, dengan banyaknya warisan budaya daerah yang dimiliki bangsa
Indonesia, masyarakat kita wajib untuk melestarikan budaya daerah sekitarnya.

Cara melestarikan budaya daerah :


1. Memperhatikan dan mempelajari budaya daerah. Contohnya dengan mempelajari
tarian dan juga alat musik daerah sekitarmu.
2. Menggunakan pakaian adat, sesuai dengan acara-acara tertentu.
3. Mempelajari dan memakai bahasa daerah di lingkungan keluarga.
4. Mengadakan dan turut serta dalam kegiatan lomba/pentas seni di daerah sekitar
KATA PENUTUP
Demikianlah makalah kami, dengan judul "Nilai-nilai Kebudayaan
daerah Makassar". Semoga dengan makalah kami ini, dapat menambah wawasan kalian akan
daerah Makassar.

Selebihnya kami sebagai penyusun, mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan
atau adanya kekurangan dalam informasi yang kami berikan tentang kota Makassar. Kami
sangat menerima kritik dan saran yang kalian berikan, agar menjadi pembelajaran bagi kami
kedepannya.

Akhir kata kami selaku penulis dan penyusun makalah, berterima kasih atas
bimbingan bapak dan ibu guru pembimbing sehingga kami dapat menyelesaikan proyek kami
ini.

Manado, 21 Mei 2023


Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet
Pemerintah kota makassar. 2022. SEJARAH KOTA MAKASSAR.
https://makassarkota.go.id/sejarah-kota-makassar/, diakses pada 14 Mei 2023 pukul 13.10

Zakawali, Gifari. 2023. 6 Jenis Pakaian Adat Sulawesi Selatan dan Keunikannya.
https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-sulawesi-selatan, diakses pada 15 Mei 2023
pukul 07.50

Berita Update. 2021. Biografi Singkat dan Sejarah Perjuangan Sultan Hasanudin.
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/berita-update/biografi-singkat-dan-
sejarah-perjuangan-sultan-hasanudin-1wQqtDcTdOb, diakses pada 14 Mei 2023 pukul 13.37

Amin, Rahma. 2022. 7 Rumah Adat Sulawesi Selatan yang Cerminkan Nilai-nilai Budaya
Masyarakat.https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6017829/7-rumah-adat-sulawesi-selatan-
yang-cerminkan-nilai-nilai-budaya-masyarakat, diakses pada 15 Mei 2023 pukul 07.40

Ananda. 2022. Senjata Tradisional Sulawesi dan Kegunaannya.


https://www.gramedia.com/literasi/senjata-tradisional-sulawesi/, diakses pada 15 Mei 23
pukul 08.12

Mashita, Wicha. 2021. Lirik Lagu Alosi Ripolo Dua - Lagu Daerah Bugis.
https://www.diadona.id/d-stories/lirik-lagu-alusi-ripolo-dua-lagu-daerah-bugis-210215z.html,
diakses pada 15 Mei 2023 pukul 08.22

Nugraha, Al Khoriah Etiek. 2022. 13 Makanan Khas Makassar Paling Populer, Sudah
Pernah Coba?.
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/sulsel/kuliner/d-6078422/13-makanan-khas-
makassar-paling-populer-sudah-pernah-coba/amp, diakses pada 15 Mei 2023
pukul 10.18
Pemerintah kota Makassar. 2022. GEOGRAFIS - MakassarKota.
https://makassarkota.go.id/geografis-2/, diakses pada 17 Mei 2023 pukul 09.43

Odilia WS. 2021. Resep Coto Makassar Kuah Kental yang Gurih Mantap
https://food.detik.com/daging/d-5622567/resep-coto-makassar-kuah-kental-yang-gurih-
mantap, diakses pada 19 Mei 2023 pukul 08.16

Odilia WS. 2022. Resep Es Pisang Ijo Khas Makassar yang Legit Lembut.
https://food.detik.com/kue/d-5903418/resep-es-pisang-ijo-khhas-makassar-yang-legit-lembut,
diakses pada 19 Mei 2023 pukul 08.23

Isti, Ayu. 2022. Resep Sop Konro Khas Makassar, Menu Kuah Kaldu Gurih dan Lezat.
https://www.merdeka.com/jateng/resep-sop-konro-khas-makassar-menu-kuah-kaldu-gurih-
dan-lezat-kln.html, diakses pada 19 Mei 2023 pukul 09.00

Nugraha, Al Khoriah Etiek. 2022. 13 Pahlawan Nasional Asal Sulsel dan Kisah
Perjuangannya.https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6218447/13-pahlawan-nasional-asal-
sulsel-dan-kisah-perjuangannya/4, diakses pada 19 Mei 2023 pukul 09.10

Ridwan, Edward. 2022.10 Lagu Makassar paling populer: Lirik dan Chord.
https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6350238/10-lagu-makassar-paling-populer-lirik-dan-
chord, diakses pada 19 Mei 2023 pukul 09.20

Kurniasih, Wida. 2022. Pengertian Kebudayaan: Ciri, Fungsi, Jenis dan Unsur.
https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/, diakses pada 19 Mei 2023 pukul 09.41

Dinas komunikasi informatika, statistik dan persandian provinsi Sulawesi Selatan. 2022.
Daftar Kabupaten & Kota. https://sulselprov.go.id/pages/des_kab/22, diakses pada 21 Mei
2023 pukul 19.10

Aprilya, Eka. 2020. 7 Klitika dalam Dialek Makassar yang Paling Sering Digunakan.
https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/life/education/amp/eka-aprilya/klitikka-
dialek-bahasa-makassar-c1c2. Diakses pada 21 Mei 2023 pukul 19.23

Anda mungkin juga menyukai