Disusun Oleh :
4. Sawaludin (23)
Kelas : XI IPS 2
1
Tahun Pelajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...5
1.3 Tujuan………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat Kerajaan Makassar………………………...6
2.2 Perlawanan Kerajaan Makassar Terhadap VOC……………7
2.3 Kekalahan Kerajaan Makassar……………………………...8
2.4 Peninggalan Kerajaan Makassar……………………………9
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pelabuhan Gowa untuk berdagang. Belanda pernah mengajak kerajaan Gowa untuk
menyerang Banda yang merupakan pusat rempah-rempah, tetapi Raja Gowa menolak
hal tersebut. Anggota kompeni Belanda sering melakukan kunjungan ke Gowa.
Mereka selalu membujuk Raja Gowa agar tidak menjual berasnya pada Portugis.
Akan tetapi Raja Gowa tidak ingin memutuskan hubungan dagang dengan Portugis
karena dianggap menguntungkan. Bahkan Raja Gowa mengeluh karena kapal-kapal
kompeni mulai melakukan penyerangan ke Maluku. Akhirnya keadaan Gowa dan
Belanda pun makin memburuk karena kedua-duanya mempunyai kepentingan yang
sama dalam perdagangan. Karena itu suatu saat bentrokan antara keduanya tidak
dapat terelakkan.
Beberapa penyebab timbulnya perselisihan Belanda dengan Kerajaan Gowa di
karenakan kelicikan orang Belanda yang hendak menagih hutang dari pembesar-
pembesar Gowa. Pembesar ini diundang ke kapal Belanda untuk di jamu, akan tetapi
mereka di lucuti oleh Belanda. Hal ini yang membuat kebencian masyarakat
Makassar tidak senang dengan Belanda. Sebagai balas dendam orang-orang Makassar
membunuh awak kapal Belanda. Hal ini membuat Jon Pieteers Coen menaruh
dendam pada orang Makassar.
1.3 Tujuan
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menjelaskan dan manganalisis
sejarah awal masuknya VOC serta reaksi dari Kerajaan Makassar dan kemunduran
VOC. Tujuan Khususnya yaitu untuk memenuhi tugas pada pelajaran Sejarah.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak
pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Sebagai pusat perdagangan Makassar berkembang sebagai pelabuhan
internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti
Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di
Makassar.
7
Makassar sehingga terjadilah beberapa kali pertempuran antara rakyat Makassar
melawan VOC.
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi
pada tahun 1654. Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang
berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan
Makasar. Dua kali upaya VOC tersebut mengalami kegagalan karena pelaut Makasar
memberikan perlawanan sengit terhadap kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun
1666 - 1667 dalam bentuk perang besar. Ketika VOC menyerbu Makasar, pasukan
kompeni dibantu oleh pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten Yonker
dari Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang
pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain
dan berhasil mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan
Hasanudin serta melakukan penyerbuan ke Makasar.
Peperangan berlangsung seru dan cukup lama, tetapi pada saat itu Kota
Makassar masih dapat dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Pada akhir kesempatan
itu, Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian
perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667.
8
Atas kekalahan ini Sultan Gowa menandatangani suatu perjanjian bongaya
yang sangat merugikan karena harus melepas Buton, Manado, dan Kepulauan
Maluku. Dan Portugis harus meninggalkan kerajaan Gowa. Tetapi pada tanggal 19
Juni 1667, Belanda di bawah pimpinan Speelmen melakukan penyerangan ke benteng
Gowa di Sombaopu. Dan tembakan dilepaskan dari Sombaopu ke kapal Speelmen.
Tembakan sengit terdengar sepanjang hari. Speelmen mengambil taktik yaitu berlayar
ke selatan dan merampok kampung sepanjang pantai untuk menyibukkan kerajaan
Gowa terus-menerus. Dibantu oleh Aru palaka yang membawa 6.000 prajurit,
Belanda akhirnya dapat mengalahkan pos-pos Kerajaan Gowa dan berhasil merebut
Kerajaan Gowa.
9
Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak
merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa,
bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa
yang berjaya di daratan maupun di lautan. Nama asli benteng in i adalah Benteng
Ujung Pandang.
2. Masjid Katangka
Mesjid Katangka didirikan pada tahun 1605 M. Sejak berdirinya telah
mengalami beberapa kali pemugaran. Pemugaran itu berturut-turut dilakukan oleh
Sultan Mahmud (1818), Kadi Ibrahim (1921), Haji Mansur Daeng Limpo, Kadi
Gowa (1948), dan Andi Baso, Pabbicarabutta Gowa (1962) sangat sulit
mengidentifikasi bagian paling awal (asli) bangunan mesjid tertua Kerajaan Gowa ini.
10
kubah dari kompleks makam Tamalate, Aru Pallaka, dan Katangka. Pada kompleks
ini bentuk makam dominan berciri abad XII Masehi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permusuhan rakyat Makassar dengan VOC terjadi sejak tahun 1616. Pada saat
itu pembesar Makassar diundang dalam suatu perjamuan di atas kapal VOC. Namun
dalam keyataannya mereka dilucuti sehingga terjadilah perkelahian seru yang
menimbulkan banyak korban di pihak Makassar. Sejak saat itu, orang-orang
Makassar membenci VOC.
Pada tahun 1634, VOC mengadakan blokade terhadap Makassar, tetapi tidak
berhasil. Sebaliknya, di Buton bayak terjadi pembunuhan terhadap orang-orang VOC.
VOC mengalami kesulitan dalam menundukkan Makassar sehingga diadakan
perjanjian perdamaian yang berlangsung tahun 1637 - 1654.
Perjanjian damai antara Makassar dan VOC banyak dilanggar oleh VOC
sendiri. Akhirnya perang terbuka meletus pada awal tahun 1654 sampai dengan tahun
1655. Pertempuran terjadi di berbagai tempat seperti di Gowa, Buton, dan Maluku
secara serentak. VOC harus membagi kekuatan menjadi tiga bagian padahal
tempatnya berjauhan. VOC yang berperang di berbagai daerah secara serentai itu
akhirnya kewalahan. VOC kembali mengajak berdamai dengan perjanjian yang
menguntungkan Makassar. Namun perjanjian damai itu sebenarnya hanya siasat VOC
untuk mengatur strategi dan persiapan yang lebih besar.
11
Pada tahun 1660 VOC mengadakan serangan kembali ke Makassar. Namun
VOC belum sepenuhnya menguasai Makassar. Untuk menguasai Makassar, VOC
membantu Raja Bone, Aru Palaka yang bermusuhan dengan Sultan Hasanuddin
(Sultan Gowa).
Pada tahun 1666 VOC bersama Aru Palaka mengadakan serangan besar-
besaran terhadap Makassar dan Bonthain. Perang yang dahsyat banyak membawa
korban di kedua belah pihak. Pada tahun 1667 VOC dan Aru Palaka makin
meningkatkan serangan terhadap Bonthain dan Makassar. Di bawah pimpinan
Speelman, VOC berhasil menguasai Bonthain. Gowa (Makassar) bertahan mati-
matian, tapi akhirnya tidak mampu menghadapi serangan gabungan VOC dengan Aru
Palaka. Oleh Karena itu, jatuhlah Makassar ke tangan VOC. Berakhirnya perlawanan
Makassar ditandai dengan perjanjian damai yang disebut Perjanjian Bongaya (1667).
12
DAFTAR PUSTAKA
13