Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

PERLAWANAN KERJAAN GOWA TALLO


(1528-1670 an)

KELOMPOK 8 (GENKKBOS)
Anggota :
• Suci Nydia Candrawati
• Dzaky Maulidan F
• Fitra Okcta Ramadani
• Yasmin Maharani

Kelas :
XI-GEOLOGI PERTAMBANGAN 1

JURUSAN GEOLOGI PERTAMBANGAN


SMK NEGERI 1 BALIKPAPAN
(2022/2023)

NSS : 321166101001 Jl. Marsma R Iswahyudi Kel. Sepinggan Raya Kec.


Balikpapan Selatan Telp / Fax : (0542)761941/ (0542)761985 NPSN : 30401516
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karuniaNyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini ini yang berjudul
“Perlawanan Gowa Tallo”. Kami berharap karya tulis sederhana ini, dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perlawanan
Gowa Tallo di Indonesia. Meskipun karya tulis ini masih jauh dari sempurna,
semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.
Kami juga berterimakasih kepada Ibu Lastri, S.Pd, selaku guru Sejarah,
sehingga karya tulis sederhana ini dapat selesai dengan lancar. Dan tidak lupa pula
penulis mohon maaf atas kekurangan di sini.

Balikpapan, 7 September 2022


BAB 1
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Perlawanan Goa

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar
dan paling sukses yang terdapat di daerahSulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan
ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat
Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan
beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal
bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal
dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan
Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka.
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-
benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai
pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan nama
Pinisi dan Lombo.Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makasar
dan terkenal sampai mancanegara. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku
karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak
Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang
terbesar VOC yang pernah dilakukannya pada abad ke-17.

Latar belakang

Pada awalnya orang-orang belanda ketika datang ke kepulauan indonesia


pada mulanya tidak begitu tertarik dengan kerajaan Gowa yang letaknya di kaki
barat daerah sulawesi selatan. Belanda pada mulanya dalam perjalanan ke Timur
sesudah berangkat dari pelabuhan-pelabuhan jawa mereka meneruskan perjalanan
nya ke maluku. Belanda baru mengetahui pentingnya pelabuhan Gowa setelah
kejadian di dekat perairan malaka. Dimana pihak belanda merampas kapal milik
portugis yang ternyata memilki seorang awak kapal makassar. Dari orang makassar
ini lah belanda mengetahui bahwa pelabuhan Gowa merupakan pelabuhan transito
bagi kapal-kapal yang berlayar deri atau ke maluku. Selain itu setelah bertemu
dengan kapal-kapal Gowa yang memuat orang-orang portugis tidak di serang oleh
belanda. Hal ini di lakukan guna mencari kesan yang baik dengan raja Gowa. Pada
saat itu belanda berkesimpulan bahwa pelabuhan Gowa sangat strategis karena
terletak antara malaka dan maluku

Kemudian belanda mencoba menjajagi hubungan dengan terlebih dahulu


mengirim sepucuk surat yang dikirim dari banda kepada sultan Gowa. Isi dari surat
itu adalah semata-mata tujuan belanda hanya ingin berdagang saja. Ahirnya raja
Gowa mengundan belanda berkunjung ke pelabuhan Gowa, tetapi dengan tekanan
bahwa belanda hanya boleh berdagang saja di Gowa. Raja Gowa tidak ingin
kerajaanya menajdi tempat adu senjata antara orang asing yang datang berdagang
disana.atas undangan raja gowa, pedagang belanda mulai dtang ke pelabuhan gowa
untuk berdagang. Belanda pernah mengajak kerjaan gowa untuk menyerang Banda
yang merupakan pusat rempah-rempah, tetapi raja gowa menolak hal tersebut.
Anggota kompeni belanda sering melakukan kunjungan ke gowa. Meraka selalu
membujuk raja gowa agar tidak menjual berasnya pada portugis. Akan tetapi raja
gowa tidak ingin memmutuskan hubungan dagang dengan portugis karena di
anggap menguntungkan. Bahkan raja gowa mengeluh karena kapal-kapal kompeni
mulai melakukan penyerangan ke maluku. Ahinya keadaan gowa dan belanda pun
makin memburuk karena kedua-duanya mempunyai kepantingan yang sama dalam
perdagangan. Karena itu suatu saat bentrokan antara ke duanya tidak dapat
terelakkan.(Nugroho Notosutanto, 79: 1992).

kewalahan dengan perang ini karena dijalankan di beberapa tempat yang


saling berjauhan sehingga merepotkan. Ahirnya pada tanggal 27 februari 1656
membuat perjanjian yang menguntungkan makassar. Akan tetapi tahun 1660 VOC
menyiapakan diri untuk berperang, armada yang terdiri dari 31 buah kapal dan
2.600 awak dikirim ke sulawesi. Perang dimulai ketika armada ini sampai di depan
sombaopu,dan menyebar ke kerajaan Gowa. Belanda berhasil merebut benteng
Penanukang.

1.2 Hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo Perang Makassar (1666-
1669)

Pada masa pemerintahan Hasanuddin, Kesultanan Gowa Tallo terlibat perang


besar dengan VOC, yang terkenal dengan nama Perang Makassar Perang ini
termasuk perang terbesar yang dialami oleh VOC abad ke abad ke-17. Perang
tersebut dilatar belakangi cita-cita Hassanudin menjadikan Makassar pusat kegiatan
perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini mengancam aktivitas ekonomi
Belanda. Pertama bagi Belanda kehadiran kesultanan, Gowa Tallo saja mengancam
lalu lintas perdagangan mereka dari Maluku ke Batavia. Kedua,

Rencana Hasanuddin mengancam eksistensi dan penguasaan ekonomi


mereka di Maluku. Sudah lama Belanda yang merasa berkuasa atas Maluku sebagai
scumber rempah-rempah menganggap Makassar sebagai pelabuhan gelap kamna
ikut juga memperjual belikan rempah-rempah dari Maluku

Diawali perlucutan dan perampasan terhadap armada Belanda di Maluku oleh


pasukan Hasanuddin, Belanda kemudian menyerang Makassar setelah sebelumnya
mendapat kepastian bantuan dari Sultan Bone, Aru Palaka. Aru Palaka bersedia
membantu Belanda tetapi Sempat terdesak, Belanda akhimya berhasil memaksa
Hasanuddin menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, yang isinya :

• VOC (Serikat dagang Belanda) memperoleh monopoli perdagangan di Makassar.


• Belanda mendirikan benteng di Makassar (kelak bernama benteng Rotterdam).
• Makassar melepaskan daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau disekitar
Makassar.
• Makassar mengakui Aru Palaka sebagai raja Bone. Keberanian Hasanuddin
memorak-porandakan pasukan Belanda di Maluku membuatnya mendapat julukan
"Ayam Jantan Dari Timur".

Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya berama


Mapasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran Belanda di
Makassar, bahkan lebih keras. Konon, sultan Hasanuddin menasehati Mapasomba
agar dapat bekerjasama dengan Belanda dengan tujuan menjamin eksistensi
Kesultanan Makassar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya: Mengusir
Belanda dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi
alasan Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba
berhasilkan dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya. Belanda
pun berkuasa sepenuhnya atas Kesultanan Makassar.

1.3 Perkembangan Kerajaan Gowa Tallo

Pada awalnya, Kerajaan Gowa Tallo yang lebih dikenal sebagai Kerajaan
Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa,
Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Dato'ri
Bandang dan Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah
raja memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk Islam.

Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan
nama Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan
Hasanuddin (1653 1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar
sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar,
Sumbawa, dan Lombok. Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya
dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin
mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat
perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap
kerajaan di sekitarnya.

1.4 Kondisi Sosial Politik Kerajaan Gowa Tallo

Pada awal abad ke 16, datanglah Dato' ri Bandang, Ulama Islam dari
Sumatera Barat. Ia menyebarkan ajaran Islam di makassar. Raja Makassar, Daeng
Manrabia memeluk agama Islam, dan namanya diubah menjadi Sultan Alauddin.
Dibawah pemerintahannya ( Pemerintah 1591-1638) Kesultanan Makassar
berkembang menjadi Negara Maritim yang kuat. Pada masa ini pula orang mulai
mengenal jenis perahu layar Lambo dan Pinisi

Kerajaan mencapai puncaknya pada masa Sultan Muhammad Said (1639


1653) dan Sultan Hasanuddin (1653-1669). Kedua Sultan ini membawa Makassar
sebagai daerah dagang yang maju. Wilayah kekuasaannya meluas sampai ke Fores
dan Pulau Solor di Nusa Tenggara. Secara khusus dibawah Hasanuddin, kerajaan
kerajaan kecil di sekitar Makassar seperti Kerajaan Wajo, Bone, Luwu, dan Sopeng
berhasil dikuasai

2.3 Kerajaan Gowa Tallo dari segi Ekonomi dan Sosial Budaya

Kerajaan ini memperoleh kemajun ekonomi yang amat pesat, terutama


dibidang perdagangan. Kemajuan di bidang perdagangan ini disebabkan antara lain:

• Banyak pedagang hijrah ke Makassar setelah Malaka jatuh ke tangan


Portugis pada tahun 1511.
• Orang-orang Makassar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung yang dapat
mengamankan wilayah lautnya.
• Tersedia banyak rempah-rempah (dari Maluku).

Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional. Banyak oedagang


asing seperti Portugis, Inggris, Denmark datang berdagang di Makassar dengan tipe
perahunya seperti pinisi dan lombo, pedagang-pedagang Makassar memegang
peran penting dalam perdagangan di Nusantara, meski akhirnya untuk itu harus
terlibt perang dengan VOC. Sementara itu, untuk menjamin dan mengatur
perdagangan dan pelayaran di wilayahnya, Makassar mengeluarkan UU dan hukum
perdagangan yang disebut Ade Allopiloping Bacanna Pabalue, yang dimuat dalam
buku Lontana Amanna Coppa.

Meski memiliki kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup, dalam


kehidupan sosial sehari-hari mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka
anggap sakral. Norma kehidupan sosial Makassar diatur berdasarkan adat dan
agama Islam yang disebut Pangadakkang. Selain norma tersebut, masyarakat
Makassar juga mengenal pelpisan sosial; lapisan atas yang merupakan golongan
bangsawan dan keluarganya disebut "Anakarung/Karaeng", sedangkan rakyat
kebanyakan disebut "to maradeka", dan masyarakat lapisan bawah yaitu para
hamba-sahaya disebut golongan "ata".

Mengingat statusnya sebagai negara maritim, sebagian besar kebudayaannya


bercorak maritim. Hasil kebudayaannya yang terkenal adalah perahu pinisi. Perahu-
perahu ini berlayar tidak saja berlayar di perairan Indonesia, tapi juga sampai ke
mancanegara.

1.5 Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo

Daerah kekuasaan Makassar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia


timur dapat dikuasainya. Sultan Hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti
kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang
dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hungan antara
Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh
adanya Kerajaan Makassar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan
antara sultan Hasanuddin dengan VOC. Bahkan menyebabkan terjadinya
perperangan, perperangan tersebut terjadi didaerah Maluku.

Dalam perperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri


pasukannya untuk memporak-porandakan pasuka Belanda di maluku. Akibatnya
kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin tersebut
maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur.
Upaya Belanda untuk mengakhiri perperangan dengan Makassar yaitu dengan
melakukan politik adu domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone (daerah
kekuasaan Makassar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh
Makassar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan
Makassar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk
menghancurkan Makassar.

Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota


Kerajaan Makassar. Dan secara terpaksa Kerajaan Makassar harus mengakui
kekalahannya dan menandatangani perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya
tentu sangat merugikan Kerajaan Makassar.

Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makassar terhadap


Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasanuddin yaitu
Mapasomba (Putera Hasanuddin) meneruskan perlawanan melawan Belanda.
Untuk mengahadapi perlawanan Rakyat Makassar, Belanda mengerahkan
pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya
Kerajaan Makassar, dan Makassar kehancuran atau Kerajaan Gowa Tallo
mengalami

1.6 Kesimpulan

Gowa atau kadang ditulis goa adalah salah satu kerajaan besar dan paling
sukses yang terdapat di daerah Sulawesi selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal
dari suku makassar yang berdiam diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Sejak
Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan
dengan temate yang sudah menerima islam dari gresik. Raja ternate yakni baabullah
mengajak Raja Gowa Tallo untuk masuk islam, tapi gagal. Baru pada masa raja
datu ri bandang datang kekerajaan gowa tallo, agama islam mulai masuk ke
kerajaan ini.

Setaun kemudian hampir seluruh penduduk gowa tallo memeluk islam.


Mubaligh yang berjasa menyebarkan islam adalah Abdul kodir khotib tunggal yang
berasal dari Minangkabau. Makassar mencapai puncak kebesarannya pada masa
pemerintahan sultan hasanuddin(1653-1669). Daerah kekuasaan makassar luas
seluruh jalur perdagangan di Indonesia timur dapat dikuasainya. Sultan hasanuddin
terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Dalam peperangan
melawan voc, sultan hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-
porandakan pasukan belanda di maluku. Akibatnya kedudukan belanda semakin
terdesak. Atas keberanian sultan hasanuddin tersebut maka belanda memberikan
julukan padanya sebagai ayam jantan dari timur.

Demikian gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak


raja gowa pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya
pada abad 18 kemudian sampai mengalami transisi setelah bertaun taun berjuang
menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem pemerintahan pun mengalami
transisi dimasa raja gowa xxxvi andi itjo karaeng lalolang, setelah menjadi bagian

Republik Indonesia yang bersatu, berubah bentuk dari kerajaan menjadi


daerah tingkat II otonom. Sehingga dengan perubahan tersebut, andi itjo pun
tercatat dalam sejarah sebagai raja gowa terakhir dan sekaligus bupati gowa
pertama.
1.7 Daftar Pustaka
1. Adil M, Hapsari Ratna. 2014. Sejarah Indonesia Jilid 1 Kelompok Wajib untuk
SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2. Alfian Magdalia, Nurliana S Nana, Suhartono Sudarini 2006. Sejarah untuk SMA
dan MA Kelas XI Progam IPS. Jakarta: Erlangga
3. Rizal Syamsul, Suhartono. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Progam
IPA. Jakarta: Widya Utama

Sumber:
1.https://www.academia.edu/36602650/MAKALAH_SEJARAH_INDONESIA_KE
RAJAAN_GOWA_TALLO_1528_1670_an
2. https://id.scribd.com/document/460618123/Perlawanan-Goa

Anda mungkin juga menyukai