Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

KERAJAAN GOWA TALLO

DISUSUN OLEH :

1. AFA RISDA ZIANA PUTRI (01)


2. MUHAMMAD NAZIH (19)
3. NOVALDI RIZAL SAPUTRA (22)
4. PRIMORDIA ADINDA BALQIS (25)

SMA NEGERI 1 REMBANG

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Kerajaan Gowa Tallo


Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar sukses yang terdapat di
daerah Sulawesi Selatan. Rakyatnya berasal dari suku Makassar yang terdapat di
ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di
bawah Kabupaten Gowa dan daerah sekitarnya yang dalam bingkai negara kesatuan
RI dimekarkan menjadi Kota Madya Makassar dan kabupaten lainnya.
Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin,
yang saat itu melakukan perperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-
1669) terhadap Belanda yang dibantu oleh kerajaan Bone yang berasal dari Suku
Bugis dengan rajanya Arung Palaka. Tapi perang ini bukan berarti perang antar suku
Makassar- Suku Bugis, karna dipihak Gowa ada sekutu Bugisnya demikian pula
dipihak Belanda-Bone, ada sekutu Makassarnya.
Politik Divide et Impera Belanda, terbuktu sangat ampuh disini. Perang
Makassar ini adalah perang terbesar Belanda yang pernah dilakukan di abad itu. Pada
awalnya di daerah Gowa terdapat 9 komunitas yang dikenal dengan nama Bate
Kalapang (9 bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tembolo,
Lakiung, Prang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui
berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk
membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh
Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain, menyebutkan
4 orang yang mendahului datangnya Tumanurung, 2 orang pertama adalah Batara
Guru dan saudaranya.
Masing-masing kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan
pilihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan Gowa dan Tallo membentuk
persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkansuatu kerajaan yang lebih dikenal
dengan Kerajaan Makassar. Nama Makassarsebenarnya adalah ibukota dari Kerajaan
Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota Provinsi Sulawesi
Selatan. Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki provinsi yang sangat
strategis karena berada dijalur pelayaran (perdagangan) nusantara. Bahkan daerah
Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari bagian
Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat. Dengan
posisi strategis tersebut, maka Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar
dan berkuasa atas jalur perdagangan nusantara.

A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Gowa Tallo


Di Sulawesi Selatan pada abad ke 16 terdapat beberapa kerajaan mandiri
diantaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo, dan Sidenreng. Setiap kerajaan
tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya
adalah Kerajaan Gowa dan Tallo. Keduanya membentuk persekutuan pada tahun
1528, sehingga melahirkan apa yang lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Gowa-
Tallo atau Kerajaan Makassar. Raja Gowa, Daeng Manrabia menjadi raja bergelar
Sultan Allaudin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya menjadi perdana menteri bergelar
Sultan Abdullah kaarena pusat pemerintahannya terdapat di Makassar, Kerajaan
Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Wilayah kerajaan ini
sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan sekitarnya.
Karena posisinya yang strategis diantara wilayah barat (Malaka) dan timur
nusantara (Maluku), Makassar menjadi bandar pertama untuk memasuki Indonesia
Timur yang kaya rempah-rempah. Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut tangguh yang
memperkuat barisan pertahanan Laut Makassar Sumber asing tertulis pertama dari
catatan Tome Pires. Dalam catatannya dia melukiskan kemampuan pelayaran dan
perdagangan orang-orang Makassar.Pires menulis : “Orang-orang Makassar telah
berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Borneo, Negeri Siam dan juga semua tempat
yang terdapat antara Pahang dan Siam. “(Swang: 2005,72)”
Kesultanan ini disebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan lainnya,
daging, dan kapur barus hitam. Mereka memasok barang dagangan dari 6 luar, antara
lain jenis pakaian dari cambay, bengal, dan keling. Dan penemuan banyak jenis
keramik dari asal Dinasti Sung dan Ming di daerah Sulawesi Selatan juga
membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan dagang dengan Cina.

B. Perkembangan Kerajaan Gowa Tallo


Pada awalnya, Kerajaan Gowa – Tallo yang lebih dikenal sebagai Kerajaan
Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa,
Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Dato'ri Bandang
dan Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah raja
memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk Islam.
Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan
nama Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan
Hasanuddin (1653 – 1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar
sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar,
Sumbawa, dan Lombok. Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya
dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin
mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat
perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan
di sekitarnya.

C. Kondisi Sosial Politik Kerajaan Gowa Tallo


Pada awal abad ke 16, datanglah Dato’ ri Bandang, Ulama Islam dari Sumatra
Barat. Ia menyebarkan ajaran Islam di makassar. Raja Makassar, Daeng Manrabia
memeluk agama Islam, dan namanya diubah menjadi Sultan Alauddin. Dibawah
pemerintahannya ( Pemerintah 1591-1638) Kesultanan Makassar berkembang
menjadi Negara Maritim yang kuat. Pada masa ini pula orang mulai mengenal jenis
perahu layar Lambo dan Pinisi
Kerajaan mencapai puncaknya pada masa Sultan Muhammad Said (1639-
1653) dan Sultan Hasanuddin (1653-1669). Kedua Sultan ini membawa Makassar
sebagai daerah dagang yang maju. Wilayah kekuasaannya meluas sampai ke Fores
dan Pulau Solor di Nusa Tenggara. Secara khusus dibawah Hasanuddin, kerajaan
kerajaan kecil di sekitar Makassar seperti Kerajaan Wajo, Bone, Luwu, dan Sopeng
berhasil dikuasai.

D. Kerajaan Gowa Tallo dari Segi Ekonomi dan Sosial Budaya


Kerajaan ini memperoleh kemajun ekonomi yang amat pesat, terutama
dibidang perdagangan. Kemajuan di bidang perdagangan ini disebabkan antara lain:
Banyak pedagang hijrah ke Makassar setelah Malaka jatuh ketangan
Portugis pada tahun 1511.
Orang-orang Makassar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung yang dapat
mengamankan wilayah lautnya.
Tersedia banyak rempah-rempah (dari Maluku).

Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional. Banyak pedagang


asing seperti Portugis, Inggris, Denmark datang berdagang di Makassar dengan tipe
perahunya seperti pinisi dan lombo, pedagang-pedagang Makassar memegang 8 peran
penting dalam perdagangan di Nusantara, meski akhirnya untuk itu harus= terlibat
perang dengan VOC. Sementara itu, untuk menjamin dan mengatur perdagangan dan
pelayaran di wilayahnya, Makassar mengeluarkan UU dan hukum perdagangan yang
disebut Ade Allopiloping Bacanna Pabalue, yang dimuat dalam buku Lontana
Amanna Coppa.
Meski memiliki kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup, dalam
kehidupan sosial sehari-hari mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka
anggap sakral. Norma kehidupan sosial Makassar diatur berdasarkan adat dan agama
Islam yang disebut Pangadakkang. Selain norma tersebut, masyarakat Makassar juga
mengenal pelpisan sosial; lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan
keluarganya disebut “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to
maradeka”, dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut golongan
“ata”.
Mengingat statusnya sebagai negara maritim, sebagian besar kebudayaannya
bercorak maritim. Hasil kebudayaannya yang terkenal adalah perahu pinisi. Perahu-
perahu ini berlayar tidak saja berlayar di perairan Indonesia, tapi juga sampai ke
mancanegara.

E. Hubungan Antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo


Perang Makassar (1666-1669)
Pada masa pemerintahan Hasanuddin, Kesultanan Gowa Tallo terlibat perang
besar dengan VOC, yang terkenal dengan nama Perang Makassar Perang ini termasuk
perang terbesar yang dialami oleh VOC abad ke abad ke-17. Perang tersebut dilatar
belakangi cita-cita Hassanudin menjadikan Makassar pusat kegiatan perdagangan di
Indonesia bagian Timur. Hal ini mengancam aktivitas ekonomi Belanda. Pertama bagi
Belanda kehadiran kesultanan, Gowa Tallo saja mengancam lalu lintas perdagangan
mereka dari Maluku ke Batavia. Kedua, 9 rencana Hasanuddin mengancam eksistensi
dan penguasaan ekonomi mereka di Maluku. Sudah lama Belanda yang merasa
berkuasa atas Maluku sebagai seumber rempah-rempah menganggap Makassar
sebagai pelabuhan gelap karna ikut juga memperjual belikan rempah-rempah dari
Maluku.
Diawali perlucutan dan perampasan terhadap armada Belanda di Maluku oleh
pasukan Hasanuddin, Belanda kemudian menyerang Makassar setelah sebelumnya
mendapat kepastian bantuan dari Sultan Bone, Aru Palaka. Aru Palaka bersedia
membantu Belanda tetapi Sempat terdesak, Belanda akhirnya berhasil memaksa
Hasanuddin menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, yang isinya :
VOC (Serikat dagang Belanda) memperoleh monopoli perdagangan di
Makassar.
Belanda mendirikan benteng di Makassar (kelak bernama benteng
Rotterdam).
Makassar melepaskan daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau
disekitar Makassar.
Makassar mengakui Aru Palaka sebagai raja Bone.

Keberanian Hasanuddin memorak-porandakan pasukan Belanda di Maluku


membuatnya mendapat julukan “Ayam Jantan Dari Timur”.
Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya bernama
Mapasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran Belanda di
Makassar, bahkan lebih keras. Konon, sultan Hasanuddin menasehati Mapasomba
agar dapat bekerjasama dengan Belanda dengan tujuan menjamin eksistensi
Kesultanan Makassar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya : Mengusir Belanda
dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi alasan
Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba
berhasilkan dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya. Belanda
pun berkuasa sepenuhnya atas Kesultanan Makassar.

F. Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo


Daerah kekuasaan Makassar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia
timur dapat dikuasainya. Sultan Hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti
kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang
dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hungan antara
Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya
Kerajaan Makassar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara sultan
Hasanuddin dengan VOC. Bahkan menyebabkan terjadinya perperangan, perperangan
tersebut terjadi didaerah Maluku.
Dalam perperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri
pasukannya untuk memporak-porandakan pasuka Belanda di maluku. Akibatnya
kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin tersebut
maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya
Belanda untuk mengakhiri perperangan dengan Makassar yaitudengan melakukan
politik adu domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone (daerah kekuasaan
Makassar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makassar meminta
bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makassar. Sebagai
akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makassar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota
Kerajaan Makassar. Dan secara terpaksa Kerajaan Makassar harus mengakui
kekalahannya dan menandatangani perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu
sangat merugikan Kerajaan Makassar.
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makassar terhadap
Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasanuddin yaitu
Mapasomba (Putera Hasanuddin) meneruskan perlawanan melawan Belanda. Untuk
mengahadapi perlawanan Rakyat Makassar, Belanda mengerahkan pasukannya secara
besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya Kerajaan Makassar,
dan Makassar atau Kerajaan Gowa Tallo mengalami kehancuran.

KESIMPULAN
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis goa adalah salah satu kerajaan besar dan
paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi selatan. Rakyat dari kerajaan ini
berasal dari suku makassar yang berdiam diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi.
Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan
dengan ternate yang sudah menerima islam dari gresik. Raja ternate yakni baabullah
mengajak Raja Gowa Tallo untuk masuk islam, tapi gagal. Baru pada masa raja daturi
bandang datang kekerajaan gowa tallo, agama islam mulai masuk ke kerajaan ini.

Setaun kemudian hampir seluruh penduduk gowa tallo memeluk islam.


Mubaligh yang berjasa menyebarkan islam adalah Abdul kodir khotib tunggal yang
berasal dari Minangkabau. Makassar mencapai puncak kebesarannya pada masa
pemerintahan sultan hasanuddin(1653-1669). Daerah kekuasaan Makassar luas
seluruh jalur perdagangan di Indonesia timur dapat dikuasainya. Sultan hasanuddin
terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Dalam peperangan
melawan voc, sultan hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-
porandakan pasukan belanda di maluku. Akibatnya kedudukan belanda semakin
terdesak. Atas keberanian sultan hasanuddin tersebut maka belanda memberikan
julukan padanya sebagai ayam jantan dari timur.

Demikian gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak raja
gowa pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya pada
abad 18 kemudian sampai mengalami transisi setelah bertaun taun berjuang
menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem pemerintahan pun mengalami transisi
dimasa raja gowa xxxvi andi itjo karaeng lalolang, setelah menjadi bagian 12 republik
Indonesia yang bersatu, berubah bentuk dari kerajaan menjadi daerah tingkat II
otonom. Sehingga dengan perubahan tersebut, andi itjo pun tercatat dalam sejarah
sebagai raja gowa terakhir dan sekaligus bupati gowa pertama.

Anda mungkin juga menyukai