Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

KERAJAAN GOWA TALLO

 Fadhil Muzhaffar M (12)


 Rendy Gaga P (32)

XIPS2

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Berdirinya Kerajaan Gowa Tallo

B. Kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa Tallo

C. Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo

D. Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Daftar Pustaka

C. Lampiran
BAB I PENDAHULUAN

A. Berdirinya Kerajaan Gowa Tallo

Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar sukses yang terdapat di daerah Sulawesi
Selatan. Rakyatnya berasal dari suku Makassar yang terdapat diujung selatan dan pesisir
barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan daerah
sekitarnya yang dalam bingkai negarakesatuan RI dimekarkan menjadi Kota Madya
Makassar dan kabupaten lainnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar
Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan perperangan yang dikenal dengan Perang
Makassar (1666-1669) terhadap Belanda yang dibantu oleh kerajaan Bone yang berasal dari
Suku Bugis dengan rajanya Arung Palaka. Tapi perang ini bukan berarti perang antar suku
Makassar- Suku Bugis, karna dipihak Gowa ada sekutu Bugisnya demikian pula dipihak
Belanda-Bone, ada sekutu Makassarnya. Politik Divide et Impera Belanda, terbuktu sangat
ampuh disini. Perang Makassar ini adalah perang terbesar Belanda yang pernah dilakukan di
abad itu. Pada awalnya didaerah Gowa terdapat 9 komunitas yang dikenal dengan nama Bate
Kalapang (9 bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tembolo, Lakiung,
Prang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik
damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa.
Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi
tradisi Makassar lain, menyebutkan 4 orang yang mendahului datangnya Tumanurung, 2
orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya. Masing-masing kerajaan tersebut
membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah
Kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan
suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar. Nama Makassar sebenarnya
adalah ibukota dari Kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota
Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki provinsi yang
sangat strategis karena berada dijalur pelayaran (perdagangan) nusantara. Bahkan daerah
Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari bagian Indonesia
bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat. Dengan posisi strategis
tersebut, maka Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas
jalur perdagangan nusantara
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo?

2. Bagaimana perkembangan Kerajaan Gowa Tallo?

3. Bagaimana kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa


Tallo?

4. Jelaskan hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo!

5. Jelaskan sebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo!

C, Tujuan

1. . Mengetahui latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo

2. Mengetahui perkembangan Kerajaan Gowa Tallo

3. Mengetahui kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa


Tallo

4. Mengetahui hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo

5. Mengetahui sebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo


BAB II PEMBAHASAN

A. Latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo

Di Sulawesi Selatan pada abad ke 16 terdapat beberapa kerajaan mandiri diantaranya Gowa,
Tallo, Bone, Sopeng, Wajo, dan Sidenreng. Setiap kerajaan tersebut membentuk persekutuan
sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan Gowa dan Tallo.
Keduanya membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan apa yang lebih
dikenal dengan sebutan Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar. Raja Gowa, Daeng
Manrabia menjadi raja bergelar Sultan Allaudin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya menjadi
perdana menteri bergelar Sultan Abdullah kaarena pusat pemerintahannya terdapat di
Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Wilayah
kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan sekitarnya.

Karena posisinya yang strategis diantara wilayah barat (Malaka) dan timur nusantara
(Maluku), Makassar menjadi bandar pertama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya
rempah-rempah. Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut tangguh yang memperkuat barisan
pertahanan Laut Makassar

Sumber asing tertulis pertama dari catatan Tome Pires. Dalam catatannya dia melukiskan
kemampuan pelayaran dan perdagangan orang-orang Makassar.Pires menulis : “Orang-orang
Makassar telah berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Borneo, Negeri Siam dan juga semua
tempat yang terdapat antara Pahang dan Siam. “(Swang: 2005,72)”

Kesultanan ini disebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan lainnya, daging, dan
kapur barus hitam. Mereka memasok barang dagangan dari luar, antara lain jenis pakaian dari
cambay, bengal, dan keling. Dan penemuan banyak jenis keramik dari asal Dinasti Sung dan
Ming di daerah Sulawesi Selatan juga membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan
dagang dengan Cina. Pada awalnya, Kerajaan Gowa – Tallo yang lebih dikenal sebagai
Kerajaan Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa,
Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Dato'ri Bandang dan
Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah raja memeluk Islam,
rakyat pun segera ikut memeluk Islam.
Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan
Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin (1653 – 1669).
Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar,
Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok. Hasanuddin juga berhasil
mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada
waktu itu. Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya
dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap
kerajaan di sekitarnya.

B. Kondisi Politik Sosial Budaya Ekonomi Kerajaan Gowa Tallo

Pada awal abad ke 16, datanglah Dato’ ri Bandang, Ulama Islam dari Sumatera Barat. Ia
menyebarkan ajaran Islam di makassar. Raja Makassar, Daeng Manrabia memeluk agama
Islam, dan namanya diubah menjadi Sultan Alauddin. Dibawah pemerintahannya (
Pemerintah 1591-1638) Kesultanan Makassar berkembang menjadi Negara Maritim yang
kuat. Pada masa ini pula orang mulai mengenal jenis perahu layar Lambo dan Pinisi

Kerajaan mencapai puncaknya pada masa Sultan Muhammad Said (16391653) dan Sultan
Hasanuddin (1653-1669). Kedua Sultan ini membawa Makassar sebagai daerah dagang yang
maju. Wilayah kekuasaannya meluas sampai ke Fores dan Pulau Solor di Nusa Tenggara.
Secara khusus dibawah Hasanuddin, kerajaankerajaan kecil di sekitar Makassar seperti
Kerajaan Wajo, Bone, Luwu, dan Sopeng berhasil dikuasai . Kerajaan ini memperoleh
kemajun ekonomi yang amat pesat, terutama dibidang perdagangan. Kemajuan di bidang
perdagangan ini disebabkan antara lain:

Banyak pedagang hijrah ke Makassar setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun
1511. Orang-orang Makassar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung yang dapat
mengamankan wilayah lautnya. Tersedia banyak rempah-rempah (dari Maluku).

Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional. Banyak oedagang asing seperti


Portugis, Inggris, Denmark datang berdagang di Makassar dengan tipe perahunya seperti
pinisi dan lombo, pedagang-pedagang Makassar memegang peran penting dalam
perdagangan di Nusantara, meski akhirnya untuk itu harus terlibt perang dengan VOC.
Sementara itu, untuk menjamin dan mengatur perdagangan dan pelayaran di wilayahnya,
Makassar mengeluarkan UU dan hukum perdagangan yang disebut Ade Allopiloping
Bacanna Pabalue, yang dimuat dalam buku Lontana Amanna Coppa. Meski memiliki
kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup, dalam kehidupan sosial sehari-hari mereka
sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan sosial
Makassar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut Pangadakkang. Selain
norma tersebut, masyarakat Makassar juga mengenal pelpisan sosial; lapisan atas yang
merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut “Anakarung/Karaeng”, sedangkan
rakyat kebanyakan disebut “to maradeka”, dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-
sahaya disebut golongan “ata”. Mengingat statusnya sebagai negara maritim, sebagian besar
kebudayaannya bercorak maritim. Hasil kebudayaannya yang terkenal adalah perahu pinisi.
Perahu-perahu ini berlayar tidak saja berlayar di perairan Indonesia, tapi juga sampai ke
mancanegara. Pada masa pemerintahan Hasanuddin, Kesultanan Gowa Tallo terlibat perang
besar dengan VOC, yang terkenal dengan nama Perang Makassar Perang ini termasuk perang
terbesar yang dialami oleh VOC abad ke abad ke-17. Perang tersebut dilatar belakangi cita-
cita Hassanudin menjadikan Makassar pusat kegiatan perdagangan di Indonesia bagian
Timur. Hal ini mengancam aktivitas ekonomi Belanda. Pertama bagi Belanda kehadiran
kesultanan, Gowa Tallo saja mengancam lalu lintas perdagangan mereka dari Maluku ke
Batavia. Kedua, rencana Hasanuddin mengancam eksistensi dan penguasaan ekonomi mereka
di Maluku. Sudah lama Belanda yang merasa berkuasa atas Maluku sebagai seumber rempah-
rempah menganggap Makassar sebagai pelabuhan gelap karna ikut juga memperjual belikan
rempah-rempah dari Maluku. Diawali perlucutan dan perampasan terhadap armada Belanda
di Maluku oleh pasukan Hasanuddin, Belanda kemudian menyerang Makassar setelah
sebelumnya mendapat kepastian bantuan dari Sultan Bone, Aru Palaka. Aru Palaka bersedia
membantu Belanda tetapi Sempat terdesak, Belanda akhirnya berhasil memaksa Hasanuddin
menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, yang isinya : VOC (Serikat dagang
Belanda) memperoleh monopoli perdagangan di Makassar, Belanda mendirikan benteng di
Makassar (kelak bernama benteng Rotterdam), Makassar melepaskan daerah jajahannya
seperti Bone dan pulau-pulau disekitar Makassar, Makassar mengakui Aru Palaka sebagai
raja Bone. Keberanian Hasanuddin memorak-porandakan pasukan Belanda di Maluku
membuatnya mendapat julukan “Ayam Jantan Dari Timur”. Sepeninggal Hasanuddin,
Makassar dipimpin oleh putranya bernama Mapasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini
menentang kehadiran Belanda di Makassar, bahkan lebih keras. Konon, sultan Hasanuddin
menasehati Mapasomba agar dapat bekerjasama dengan Belanda dengan tujuan menjamin
eksistensi Kesultanan Makassar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya : Mengusir
Belanda dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi alasan
Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba berhasilkan
dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya. Belanda pun berkuasa
sepenuhnya atas Kesultanan Makassar.

C. Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo

Daerah kekuasaan Makassar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia timur dapat
dikuasainya. Sultan Hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi
asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC
yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di
Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya Kerajaan Makassar. Dengan kondisi
tersebut maka timbul pertentangan antara sultan Hasanuddin dengan VOC. Bahkan
menyebabkan terjadinya perperangan, perperangan tersebut terjadi didaerah Maluku. Dalam
perperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk
memporak-porandakan pasuka Belanda di maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin
terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin tersebut maka Belanda memberikan julukan
padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri perperangan
dengan Makassar yaitu dengan melakukan politik adu domba antara Makassar dengan
Kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa
dijajah oleh Makassar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan
Makassar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan
Makassar. Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota Kerajaan
Makassar. Dan secara terpaksa Kerajaan Makassar harus mengakui kekalahannya dan
menandatangani perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan Kerajaan
Makassar. Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makassar terhadap
Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasanuddin yaitu Mapasomba
(Putera Hasanuddin) meneruskan perlawanan melawan Belanda. Untuk mengahadapi
perlawanan Rakyat Makassar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran.
Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya Kerajaan Makassar, dan Makassar atau
Kerajaan Gowa Tallo mengalami kehancuran.
D. Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

1. Ford Rotterdam
Benteng Fort Rotterdam adalah sebuah bangunan benteng peninggalan masa kejayaan
kerajaan Gowa Tallo yang terletak di pesisir barat pantai kota Makassar. Benteng ini
dibangun oleh raja Gowa ke-9, yakni I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung
Tumapa'risi' Kallonna pada tahun 1545. Karena awalnya berbahan tanah liat, Raja
Gowa ke-14, yakni Sultan Alauddin kemudian memugar bangunan benteng dengan
bahan batu padas yang diperoleh dari pegunungan Karst di Maros.

2. Batu Pallantikang
Batu pallantikang atau batu pelantikan adalah sebuah batu andesit yang diapit batu
kapur. Batu peninggalan Kerajaan Gowa Tallo ini dipercaya memiliki tuah karena
dianggap sebagai batu dari khayangan. Karena anggapan tersebut, sesuai namanya
batu ini digunakan sebagai tempat pengambilan sumpah atas setiap raja atau penguasa
baru di kerajaan Gowa Tallo. Batu ini masih insitu atau berada di tempat aslinya,
yakni di tenggara kompleks pemakaman Tamalate.
3. Masjid Katangka
Masjid Katangka atau kini disebut masjid Al-Hilal adalah masjid peninggalan
Kerajaan Gowa Tallo yang diperkirakan dibangun pada tahun 1603. Masjid ini secara
administratif kini terletak di Desa Katangka, Kec. Somba Opu, Gowa, tak jauh dari
kompleks pemakaman Sultan Hassanudin. Nama Katangka diyakni berasal dari nama
bahan pembuatannya yaitu kayu Katangka.

4. Kompleks Makam Katangka


Di areal masjid Katangka, terdapat sebuah kompleks pemakaman dari mendiang
keluarga dan keturunan raja-raja Gowa, termasuk makam Sultan Hasanuddin. Makam
raja-raja bisa dikenali dengan mudah karena diatapi dengan kubah. Sementara makam
pemuka agama, kerabat, serta keturunan raja hanya ditandai dengan batu nisan biasa.
BAB III

A. Kesimpulan

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis goa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses
yang terdapat di daerah Sulawesi selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari suku makassar
yang berdiam diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat
perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan ternate yang sudah menerima islam
dari gresik. Raja ternate yakni baabullah mengajak Raja Gowa Tallo untuk masuk islam, tapi
gagal. Baru pada masa raja datu ri bandang datang kekerajaan gowa tallo, agama islam mulai
masuk ke kerajaan ini.

Setaun kemudian hampir seluruh penduduk gowa tallo memeluk islam. Mubaligh yang
berjasa menyebarkan islam adalah Abdul kodir khotib tunggal yang berasal dari
Minangkabau. Makassar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan sultan
hasanuddin(1653-1669). Daerah kekuasaan makassar luas seluruh jalur perdagangan di
Indonesia timur dapat dikuasainya. Sultan hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti
kepada dominasi asing. Dalam peperangan melawan voc, sultan hasanuddin memimpin
sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan belanda di maluku. Akibatnya
kedudukan belanda semakin terdesak. Atas keberanian sultan hasanuddin tersebut maka
belanda memberikan julukan padanya sebagai ayam jantan dari timur.

Demikian gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak raja gowa pertama,
Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya pada abad 18 kemudian
sampai mengalami transisi setelah bertaun taun berjuang menghadapi penjajahan. Dalam
pada itu, sistem pemerintahan pun mengalami transisi dimasa raja gowa xxxvi andi itjo
karaeng lalolang, setelah menjadi bagian republik Indonesia yang bersatu, berubah bentuk
dari kerajaan menjadi daerah tingkat II otonom. Sehingga dengan perubahan tersebut, andi
itjo pun tercatat dalam sejarah sebagai raja gowa terakhir dan sekaligus bupati gowa pertama.

B. Daftar Pustaka

1. Adil M, Hapsari Ratna. 2014. Sejarah Indonesia Jilid 1 Kelompok Wajib untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Erlangga 2. Alfian Magdalia, Nurliana S Nana, Suhartono Sudarini. 2006.
Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Progam IPS. Jakarta: Erlangga 3. Rizal Syamsul,
Suhartono. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Progam IPA. Jakarta: Widya Utama
C. Lampiran

1. pada abad berapakah kerajaan giwa tallo didirikan..

a. abad ke-13

b. abad ke-14

c. abad ke-15

d abad ke-10

2. siapakah pendiri kerajaan gowa tallo

a. tumanurung

b. tarumanegara

c. tarakkan

d. luffy

3. sebagian besar mata pencaharian penduduk gowa tallo adalah..

a. nelayan dan bertani

b. nelayan dan berburu

c. berdangan dan bertani

d. berdagang dan nelayan

4. Norma kehidupan masyarakat diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang
disebut...

a. panjyanasa

b. pekalongan

c. pangadakkang

d. parameswa
5. Gowa tallo juga dikenal sebagai...

a. kerajaan makassar

b. kerajaan bandung

c. kerajaan aceh

d. kerajaan pasai

6. lapisan masyarakat bawah dalam kerajaan gowa tallo disebut...

a. atma

b. atta

c. ata

d. aka

7. Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang


disebut dengan...

a. ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE

b. ADE' KAPING LOPING BINCARANNA PABBALUE

c. HUKUM NIAGA MAKASAR

d. pelayaran perdagangan hukum

8. Raja makasar pertama yang memeluk agama islam adalah...

a. Sultan Hassanudin

b. sultan alaudin

c. raja tunamasena

d. raja wamanasi

9. perjanjian bongaya ditandatangani ppada tahun...

a. 982
b. 2010

c. 1667

d. 29

10. yang bukan merupakan isi dari perjanjian bongaya

a. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar.

b. Belanda tidak dapat mendirikan benteng dimakasar

c. Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau


di luar Makasar.

d. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.

Anda mungkin juga menyukai