Oleh
Dewi Gadhiza Arfiah Biki
Kelas X E
1. Ford Rotterdam
Salah satu peninggalan bersejarah yang cukup mengagumkan dari kerajaan Gowa-
Tallo adalah Ford Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang. Ford Rotterdam adalah
sebuah benteng yang
dibangun oleh I Manrigau
Daeng Bonto Karaeng
Lakiung, yaitu Raja Gowa
ke-9 pada tahun 1545. Fort
Rotterdam sendiri terletak
di pesisir pantai sebelah
barat Makassar.
Dahulu kala benteng yang
dikenal dengan sebutan Benteng Panyyua oleh masyarakat setempat berfungsi sebagai
markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Nama Panyyua sendiri diambil karena bentuk
bentengnya yang mirip dengan seekor penyu yang hendak turun ke lautan.
2. Balla Lompoa
Balla Lompoa atau
rumah besar adalah sebuah
istana tempat tinggal sultan
Gowa. Istana yang berdiri di
atas lahan seluas sekitar 3
hektar ini merupakan salah
satu peninggalan kerajaan
Gowa-Tallo yang masih
berdiri hingga saat ini.
Balla Lompoa dibangun setelah diangkatnya Raja Gowa XXXV, I Mengimingi Daeng
Matutu, Karaeng Bontonompo yang bergelar Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin pada
tahun 1936. Balla Lompoa terletak di Jalan Sultan Hasanuddin No 48, Kota Sungguminasa,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Masjid Katangka
Peninggalan kerajaan Gowa-Tallo selanjutnya adalah Mesjid Katangka yang
bernama asli Masjid Al-Hilal. Mesjid Katangka merupakan masjid tertua yang berada di
provinsi Sulawesi Selatan,
tepatnya di Kelurahan
Katangka, Kecamatan Somba
Opu, Kabupaten Gowa.
Mesjid yang sempat digunakan
oleh kesultanan Gowa sebagai
benteng pertahanan ketika
melawan penjajah ini memiliki
desain unik perpaduan Jawa-Eropa-China. Menurut sebuah prasasti, mesjid yang berdiri
di tanah seluas 150 meter ini dibangun pada tahun 1603. Namun, tak sedikit pula para
peneliti yang menyebutkan bahwa bangunan bersejarah itu dibangun pada awal abad ke-
18.
4. Kompleks Makam Katangka
Peninggalan kerajaan Gowa-Tallo lainnya yang juga cukup menarik adalah benteng
Tallo yang berada di muara sungai Tallo. Benteng yang memilliki luas sekitar 2 kilometer
diperkirakan memiliki tebal dinding mencapai 260 cm. Benteng Tallo sendiri kemudian
dihancurkan setelah perjanjian Bongaya pada tahun 1667.
Meski bangunannya sudah tidak berbentuk, namun masyarakat sendiri masih bisa
melihat sisa-sisa reruntuhan batuan yang tersebar di wilayah tersebut. Masyarakat sendiri
kerap memanfaatkan batuan tersebut untuk beberapa keperluan. Sementara sisanya
masih bisa kita lihat dalam bentuk fondasi yang mengelilingi makam raja-raja Tallo.
E. Kesimpulan
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa adalah salah satu kerajaan besar dan
paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal
dari suku Makassar yang berdiam diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Sejak Gowa
Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate
yang sudah menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate yakni Baabullah mengajak Raja
Gowa Tallo untuk masuk islam, tapi gagal. Baru pada masa raja Datu ri bandang datang
ke kerajaan Gowa Tallo, agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini.
Demikian Gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak raja
Gowa pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya pada abad
18 kemudian sampai mengalami transisi setelah bertahun-tahun berjuang menghadapi
penjajahan. Saat itu, sistem pemerintahan pun mengalami transisi dimasa raja Gowa
XXXVI Andi Itjo Karaeng Lalolang, setelah menjadi bagian republik Indonesia yang
bersatu, berubah bentuk dari kerajaan menjadi daerah tingkat II otonom. Sehingga
dengan perubahan tersebut, Andi Itjo pun tercatat dalam sejarah sebagai raja Gowa
terakhir dan sekaligus Bupati Gowa pertama.