OLEH
1.WAHYU PUTRI MURTI
2.WULAN DINANTI
3.YOZIVA MAULIDA TSANYA
4.ZAAIMATUN NI’MAH
5.ZAHRU HAFFIFA
X MIPA 2
SMA NEGERI 2 PADANG PANJANG
2020/2021
KERAJAAN GOWA TALLO
Kerajaan Gowa –Tallo merupakan gabungan dua kerajaan kecil Gowa dan Tallo .Kedua kerajaan
tersebut membangun ibukota Makassar di pantai barat Sulawesi Selatan . Kerajaan Gowa-Tallo
kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur.
1.KEHIDUPAN POLITIK
A.Sultan Alaudin(1593-1639)
B.Sultan Hassanuddin(1653-1669)
D.Raja Maposamba
Raja Maposamba (Imampasomba Daeng Nguraga dukenal sebagai Sultan Amir Hamzah )yang turun
takhta setelah menyerah kepada Belanda .Sultan Hassanuddin sangat berharap agar Raja
Maposamba dapat bekerjasama dengan Belanda yag tujuannya agar Makassar tetap dapat
bertahan .Namun,pada kenyataannya Maposamba jauh lebih keras daripada Sultan Hassanuddin
sehingga Belanda kemudian mengerahkan seluruh pasukannya untuk menghadapi perlawanan yag
dilakukan Maposamba.
2.KEHIDUPAN EKONOMI
Letak geografis yang berdejatan dengan Maluku menyebabkan kerajaan Gowa-Tallo menjadi
pintu gerbang perdagangan rempah –rempah .Pelabuhan Sombapou berkembang menjadi bandar
transit yang menghubungkan jalur perdagangan antara Malaka,Jawa,dan Maluku.Kondisi inilah yang
mendorong Gowa-Tallo berkembang menjadi kerajaan maritim dengan menitikberatkan kegiatan
perekonomiannya pada sektor perdagangan dan pelayaran .Komoditas perdagangan Kerajaan Gowa
Tallo antara lain rempah rempah dari Maluku ,kapur barus dari Sumatera ,keramik dari Cina dan
kayu cendana dari Jawa.
3.SOSIAL BUDAYA
Masyarakat Gowa-Tallo masih menganut sistem feodal dalam kehiduoan sehari-hari .Sistem
sosial masyarakat Gowa Tallo dibedakan atas 3 kelas yaitu kereeng (bangsawan)tumasaraq(rakyat
biasa) dan ata(budak).Rakyat Gowa Tallo memiliki kesetiaan tinggi kepada rajanya.Kesetiaan ini
terlihat saat sultan Alaudin memeluk islam ,rakyat Gowa-Tallo dengan sukarela mengikuti agama
yang dianut oleh rajanya.
Penyebab runtuhnya kerajaan Gowa Tallo adalah karena pengkhianatan Raja Arupalaka dari Bone
dan Belanda berhasil mengalahkan Sultan Hassanuddin dengan memaksanya menandatangani
perjanjian Bongaya pada tahun 1667.