Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MIRNAWATI

NIM : E011221018

Resume 1 : Demografis dan Ekonomi Maritim Indonesia


 Pengertian Demografis
Demografi berasal dari gabungan kata bahasa Yunani, yaitu demos memiliki arti
rakyat atau penduduk, sedangkan graphein memiliki arti tulisan atau catatan.
Demografi mempelajari tentang penduduk, yang paling utama adalah mempelajari
tentang fertilitas atau kelahiran, mortalitas atau kematian dan mobilitas.
 Kategori demografi/penduduk maritim
1. Penduduk nelayan yang miskin tradisional dan kaya modern
2. Nelayan budidaya laut seperti ikan, lobster, teripang, kerang dan rumput laut
serta petambak
3. Pelayar/pengusaha transportasi laut yang miskin tradisional dan kaya modern
4. Pengguna sumberdaya dan jasa-jasa laut yang lain, seperti:
o Pedagang hasil-hasil laut
o Pemodal/rentenir
o Pekerja di pasar atau pelelangan ikan
o Pengelola dan pekerja industri hasil-hasil laut
o Pengusaha dan pekerja industri kapal/perahu dan alat tangkap
o Petambang batu karang dan pasir laut
o Petambang migas dan mineral
o Pengelola industri pariwisata maritime/bahari
o Penyelam dan olahragawan laut
o Marinir/Angkatan laut dan satuan-satuan tugas keamanan laut
o Pemerintah, peneliti dari Lembaga ilmiah dan perguruan tinggi
o LSM dan pemerhati lingkungan laut
 Demografis wilayah Indonesia
Indonesia memiliki keadaan demografi yang sangat beragam karena terdiri dari
berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa. Berikut ini adalah beberapa karakteristik
demografi di Indonesia:Jumlah Penduduk:.Distribusi Umur: Jenis
Kelamin:.Kelompok Etnis:Tingkat Kelahiran dan Kematian: dan migrasi. Keadaan
demografi di Indonesia sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat,
seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kebijakan publik. Oleh karena itu, data
demografi menjadi sangat penting dalam perencanaan pembangunan dan pengambilan
kebijakan.
 Pengertian Ekonomi Maritim
Ekonomi maritim adalah kegiatan ekonomi, termasuk transportasi laut, pembuatan
kapal, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan, serta pemeliharaan industri dan
jasa terkait. Manfaat yang paling terasa langsung adalah adanya kenaikan pendapatan
dari adanya optimalisasi ekonomi maritim ini.
 Ekonomi maritim di indonesia
Kondisi ekonomi maritim di Indonesia, dilihat dari:
a) Sektor Pelayaran
b) Sektor Perikanan
c) Sektor Pariwisata Bahari
 Sektor-sektor ekonomi kemaritiman
a) Perikanan (tradisional dan modern)
b) Pelayaran/perhubungan (tradisional dan modern)
c) Perdagangan (tradisional dan modern)
d) Usaha modal dan kredit tradisional
e) Industri (hasil laut, perahu, alat tangkap)
f) Pertambangan (tradisional dan modern)
g) Industri pariwisata bahari (baru mulai dikembangkan)
NAMA : MIRNAWATI
NIM : E011221018

Resume 2 : Sejarah Maritim Nusantara Kerajaan Makassar


 Sejarah Perkembangan Makassar
1. Masuknya Pedagang-Pedagang Melayu di Makassar
Di mana kedatangan orang-orang Melayu di kerajaan Makassar yang
mempunyai peran penting yang tidak hanya dalam bidang perdagangan saja
tapi juga dalam politik. Makassar tumbuh menjadi kota, ibukota negeri
Makassar (Gowa-tallo) perkembangan dan pertumbuhan kerajaan itu sendiri.
Letak kota Makassar sendiri dapat dilihat dengan sudut geopolitik. Yang diapit
oleh dua buah sungai yaitu tallo dan jeneberang di sebelah selatan dan Utara di
sebelah timur oleh lembah pegunungan bawakan lain dan di sebelah barat oleh
lautan dan pulau-pulau kecil.
2. Makassar sebagai Kota Niaga
Perkembangan kerajaan Makassar sebagai kota sendiri pada abad ke-16
ditentukan oleh dua faktor sebagai berikut:
a. faktor dari dalam, semuanya kerajaan Gowa tallo yang menjadi kerajaan yang
menghimpun dan melindungi luar negeri orang Makassar sepanjang pesisir
Selatan jazirah Selatan Sulawesi yang didorong oleh adanya ancaman-
ancaman
dari arah daratan di Sulawesi Selatan dengan berkembangnya kerajaan-
kerajaan
di pedalaman. Persaingan tersebut menyebabkan adanya konsolidasi kekuatan.
b. faktor dari luar Faktor dari luar tersebut yakni adanya orang-orang Eropa yang
datang untuk berniaga. Yang mana terjadi di nusantara. Dalam kerajaan
Makassar yang mulai berkembang dan memiliki armada niaga dengan perahu
perahunya yang kemudian menjalin persahabatan dengan orang Portugis.
Makassar kemudian menguasai jalur perdagangan Maluku yang bertahun-
tahun
dikuasai dengan orang Portugis.
c. Faktor penting lainnya yang memungkinkan perkembangan kota Makassar
adalah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang mana menyebabkan
berpindahnya pusat penyebaran Islam ke bagian timur Nusantara. Dengan
diterimanya agama Islam pada abad ke-17 dengan berpusat di Makassar.
3. Periode Tumaparisi kallona (1510-1546)
Pada masa pemerintahan daeng matanre karaeng mangutungi tumapa'risi
kallona yang mudah mengadakan ekspansi kekuasaannya sehingga menduduki
kerajaan selama 36 tahun di dalam pemerintahannya ditetapkan di dalam
pemerintahannya ditetapkan undang-undang selain itu ada upaya peningkatan
usia bandar dengan dipungutnya biaya pajak pelabuhan-pelabuhan Makassar.
Selanjutnya Baginda membuat perjanjian antar kerajaan contohnya perjanjian
Margajaya. Pengundian dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis maka
perniagaan seluruh Asia dan selatan berada di dalam tangan Portugis.
Kerajaan
bagian wilayah timur juga tidak lepas dari kekuasaan Portugis tersebut.
4. Periode Tunipalangga 1546- 1565
Raja Gowa ke-10 Mario Gau’ daeng Bonto karaeng tunipalanga ulaweng
menata kerajaan Gowa dengan berbagai kemajuan. Dalam periode
pemerintahnya yang menlanjutkan program ayahnya raja Gowa ke-9 dengan
hampir menaklukkan seluruh negeri di kawasan Sulawesi Selatan. Di bidang
perdagangan yang menyempurnakan pertahanan. Berkembangnya kata
pelabuhan Makassar pada zaman Mario Gau ditandai oleh adanya pemisahan
jembatan Indonesia bandar yang tingginya ditangkap oleh tumalalang
kerajaan. Alat perlengkapam yang meliputi pertahanan, peraturan-peraturan,
serta pembagian tugas dan kekuasaan.
5. Masuknya Islam di Makassar
Sebenarnya agama Islam sudah sampai di Makassar sejak raja Gowa ke-10
yaitu ketika diberikannya izin kepada pedagang Melayu dengan perantara
nahkoda Bonang untuk menetap di mengalikana atau Sumba Opu. Raja Gowa
ke-12 tuni jalo telah mendirikan sebuah masjid bagi orang-orang Islam di
mengalikana. Dr. J. Noorduyn berpendapat bahwa pertengahan abad ke-16
agama Islam maupun Kristen sudah sampai ke Sulawesi Selatan tetapi
penyebaran agama Katolik setelah itu tidak diteruskan lagi oleh Portugis
sehingga pengaruhnya hilang lagi dan belum ada orang Bugis yang masuk
Islam. Raja Gowa dan tallo menerima Islam dengan resmi sebagai agamanya
menurut lontara Gowa-tallo yakni pada 22 September 1605 atau 9 Jumadil
awal 1014 Hijriyah. Dua tahun kemudian seluruh rakyat Gowa dan tallo
dinyatakan memeluk Islam dengan upacara sembahyang Jumat bersama di
masjid teluk pada 9 November 1607. Dan setelah itu maka timbullah
keinginan mereka dengan tuntutan Islam yang diterimanya untuk
menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok negeri sehingga Makassar
mendapat kehormatan menjadi pusat penyebaran Islam di Sulawesi Selatan
pada permulaan abad ke-17.
6. Masuknya VOC di Makassar
Pada masa pemerintahan I menuntungi daeng matola, karaeng laklung, Sultan
Maluku said Ri papambatuna raja Gowa ke-15. Jelaskan mulai membuka
perwakilan dagang di Makassar raja ini memerintah dari tahun 163 9 sampai
1653 dengan gelar malikussaid karena telah mengembangkan Islam di
Makassar. Dalam pemerintahannya berbagai sistem birokrasi pelabuhan dan
bea cukai diperbaiki salah satu diantaranya adalah menerima sebuah naskah
dari perwakilan VOC untuk Makassar yaitu G.G Vandiemin menerima satu
salinan yang ditandatangani dan dibubuhi segel oleh Sultan Hasanuddin selaku
pengukuhan tanda persahabatan antara Gowa dan VOC. Namun hal tersebut
tidak bertahan lama karena VOC mempelajari situasi di Makassar dan
berupaya menguasai perdagangan Makassar sehingga perdagangan Makassar
dengan Serang berjalan terus dan Malaka tetap dikunjungi oleh perahu-perahu
Makassar selain membawa barang-barang dagangan juga untuk memperoleh
persahabatan dengan bangsa lain yang memajukan perkembangan Islam di
kerajaan Sulawesi Selatan. Namun setelah itu Belanda memecah-mecah
kerajaan Sulawesi Selatan sehingga Belanda memiliki kedudukan kuat disana.
Sultan Hasanuddin yang bergelar I malombasi daeng karaeng, bontomanggape
tumenangan ribala pangkana adalah raja Gowa ke-16. dengan kecakapan yang
dimilikinya banyak yang mendukung pengangkatan Sultan Hasanuddin untuk
menduduki tahta kerajaan titik setelah pihak VOC mengetahui mangkatnya
Sultan malikus said dan diangkatnya Sultan Hasanuddin menjadi raja Gowa ia
berharap bahwa suasana yang tegang antara gowa dan Belanda dapat
diredakan karena Belanda tahu bahwa Sultan Hasanuddin adalah raja
Makassar yang memiliki pemikiran maju dibandingkan dengan raja-raja
sebelumnya. Sehingga VOC pun memutuskan untuk menempuh jalan
peperangan untuk menguasai Makassar pada pemerintahan Sultan
Hasanuddin.

NAMA : MIRNAWATI
NIM : E011221018

Resume 3 : Keadaan Geografi Nusantara


 Pengaruh Kondisi Geografis
1. Bidang Transportasi dan Komunikasi Global
2. Letak yang Strategis
3. Terletak di Ring of Fire
4. Sumber Daya Alam yang berlimpah
 Kondisi Indonesia berdasarkan Geografi Wilayah Indonesia
1. Daerah Pantai : nelayan dan masyarakat pesisir
2. Dataran Rendah : pertanian dan masyarakat pertanian
3. Dataran Tinggi : perkebunan
 Potensi Sumber Daya Alam Indonesia
1. Potensi Sumber Daya Hayati
2. Potensi Sumber Daya Mineral dan Energi
 Dampak Positif Kondisi Geografis Indonesia
1. Membuka Lapangan Pekerjaan
2. Jalur Perdagangan Dunia
3. Wisata Laut
4. Memiliki berbagai Jenis Biota Laut
5. Memiliki Sumber Daya Energi dan Mineral yang Melimpah
 Dampak Negatif Kondisi Geografis Indonesia
1. Pengawasan Wilayah yang Sulit
2. Bencana Alam dapat terjadi kapanpun dan dimanapun karena Indonesia
terletak pada Ring of Fire
3. Sulitnya pengawasan keamanan dan banyaknya pintu masuk illegal sehingga
rentan terhadap penyelundupan dan kejahatan
4. Siklus musim hujan dan kemarau
 Contoh Kasus
Secara geografis letak Indonesia berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) sehingga
sangat rawan terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi, dan sewaktu-waktu bisa
menimbulkan tsunami. Bencana yang terjadi bisa mengganggu habitat dan kelestarian
alam sekitar yang berdampak pada keberlangsungan kehidupan manusia dan hewan.
Seperti yang terjadi sebelumnya bencana tsunami telah melanda beberapa wilayah di
Indonesia, salah satunya di Palu dan Donggala. Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR ini
mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami setinggi 2,2- 11,3 meter. Gelombang
tsunami tersebut merusak ekosistem terumbu karang di perairan Sulawesi Tengah.
Rusaknya terumbu karang ini juga berakibat pada tergerusnya ekosistem bawah laut
sebab terumbu karang merupakan tempat tinggal, mencari makan, dan tempat
berkembang biak bagi berbagai biota laut. Besarnya kerusakan terumbu karang ini dapat
mengancam keberlanjutan kesediaan pangan bagi manusian dan menurunnya hasil
tangkapan ikan. Sehingga kebutuhan pangan sulit untuk tercukupi dan masyarakat
didaerah pesisir berpindah karena kehilangan sumber makanan dan pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai