Resume 1 : Demografis dan Ekonomi Maritim Indonesia
Pengertian Demografis Demografi berasal dari gabungan kata bahasa Yunani, yaitu demos memiliki arti rakyat atau penduduk, sedangkan graphein memiliki arti tulisan atau catatan. Demografi mempelajari tentang penduduk, yang paling utama adalah mempelajari tentang fertilitas atau kelahiran, mortalitas atau kematian dan mobilitas. Kategori demografi/penduduk maritim 1. Penduduk nelayan yang miskin tradisional dan kaya modern 2. Nelayan budidaya laut seperti ikan, lobster, teripang, kerang dan rumput laut serta petambak 3. Pelayar/pengusaha transportasi laut yang miskin tradisional dan kaya modern 4. Pengguna sumberdaya dan jasa-jasa laut yang lain, seperti: o Pedagang hasil-hasil laut o Pemodal/rentenir o Pekerja di pasar atau pelelangan ikan o Pengelola dan pekerja industri hasil-hasil laut o Pengusaha dan pekerja industri kapal/perahu dan alat tangkap o Petambang batu karang dan pasir laut o Petambang migas dan mineral o Pengelola industri pariwisata maritime/bahari o Penyelam dan olahragawan laut o Marinir/Angkatan laut dan satuan-satuan tugas keamanan laut o Pemerintah, peneliti dari Lembaga ilmiah dan perguruan tinggi o LSM dan pemerhati lingkungan laut Demografis wilayah Indonesia Indonesia memiliki keadaan demografi yang sangat beragam karena terdiri dari berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa. Berikut ini adalah beberapa karakteristik demografi di Indonesia:Jumlah Penduduk:.Distribusi Umur: Jenis Kelamin:.Kelompok Etnis:Tingkat Kelahiran dan Kematian: dan migrasi. Keadaan demografi di Indonesia sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kebijakan publik. Oleh karena itu, data demografi menjadi sangat penting dalam perencanaan pembangunan dan pengambilan kebijakan. Pengertian Ekonomi Maritim Ekonomi maritim adalah kegiatan ekonomi, termasuk transportasi laut, pembuatan kapal, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan, serta pemeliharaan industri dan jasa terkait. Manfaat yang paling terasa langsung adalah adanya kenaikan pendapatan dari adanya optimalisasi ekonomi maritim ini. Ekonomi maritim di indonesia Kondisi ekonomi maritim di Indonesia, dilihat dari: a) Sektor Pelayaran b) Sektor Perikanan c) Sektor Pariwisata Bahari Sektor-sektor ekonomi kemaritiman a) Perikanan (tradisional dan modern) b) Pelayaran/perhubungan (tradisional dan modern) c) Perdagangan (tradisional dan modern) d) Usaha modal dan kredit tradisional e) Industri (hasil laut, perahu, alat tangkap) f) Pertambangan (tradisional dan modern) g) Industri pariwisata bahari (baru mulai dikembangkan) NAMA : MIRNAWATI NIM : E011221018
Resume 2 : Sejarah Maritim Nusantara Kerajaan Makassar
Sejarah Perkembangan Makassar 1. Masuknya Pedagang-Pedagang Melayu di Makassar Di mana kedatangan orang-orang Melayu di kerajaan Makassar yang mempunyai peran penting yang tidak hanya dalam bidang perdagangan saja tapi juga dalam politik. Makassar tumbuh menjadi kota, ibukota negeri Makassar (Gowa-tallo) perkembangan dan pertumbuhan kerajaan itu sendiri. Letak kota Makassar sendiri dapat dilihat dengan sudut geopolitik. Yang diapit oleh dua buah sungai yaitu tallo dan jeneberang di sebelah selatan dan Utara di sebelah timur oleh lembah pegunungan bawakan lain dan di sebelah barat oleh lautan dan pulau-pulau kecil. 2. Makassar sebagai Kota Niaga Perkembangan kerajaan Makassar sebagai kota sendiri pada abad ke-16 ditentukan oleh dua faktor sebagai berikut: a. faktor dari dalam, semuanya kerajaan Gowa tallo yang menjadi kerajaan yang menghimpun dan melindungi luar negeri orang Makassar sepanjang pesisir Selatan jazirah Selatan Sulawesi yang didorong oleh adanya ancaman- ancaman dari arah daratan di Sulawesi Selatan dengan berkembangnya kerajaan- kerajaan di pedalaman. Persaingan tersebut menyebabkan adanya konsolidasi kekuatan. b. faktor dari luar Faktor dari luar tersebut yakni adanya orang-orang Eropa yang datang untuk berniaga. Yang mana terjadi di nusantara. Dalam kerajaan Makassar yang mulai berkembang dan memiliki armada niaga dengan perahu perahunya yang kemudian menjalin persahabatan dengan orang Portugis. Makassar kemudian menguasai jalur perdagangan Maluku yang bertahun- tahun dikuasai dengan orang Portugis. c. Faktor penting lainnya yang memungkinkan perkembangan kota Makassar adalah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang mana menyebabkan berpindahnya pusat penyebaran Islam ke bagian timur Nusantara. Dengan diterimanya agama Islam pada abad ke-17 dengan berpusat di Makassar. 3. Periode Tumaparisi kallona (1510-1546) Pada masa pemerintahan daeng matanre karaeng mangutungi tumapa'risi kallona yang mudah mengadakan ekspansi kekuasaannya sehingga menduduki kerajaan selama 36 tahun di dalam pemerintahannya ditetapkan di dalam pemerintahannya ditetapkan undang-undang selain itu ada upaya peningkatan usia bandar dengan dipungutnya biaya pajak pelabuhan-pelabuhan Makassar. Selanjutnya Baginda membuat perjanjian antar kerajaan contohnya perjanjian Margajaya. Pengundian dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis maka perniagaan seluruh Asia dan selatan berada di dalam tangan Portugis. Kerajaan bagian wilayah timur juga tidak lepas dari kekuasaan Portugis tersebut. 4. Periode Tunipalangga 1546- 1565 Raja Gowa ke-10 Mario Gau’ daeng Bonto karaeng tunipalanga ulaweng menata kerajaan Gowa dengan berbagai kemajuan. Dalam periode pemerintahnya yang menlanjutkan program ayahnya raja Gowa ke-9 dengan hampir menaklukkan seluruh negeri di kawasan Sulawesi Selatan. Di bidang perdagangan yang menyempurnakan pertahanan. Berkembangnya kata pelabuhan Makassar pada zaman Mario Gau ditandai oleh adanya pemisahan jembatan Indonesia bandar yang tingginya ditangkap oleh tumalalang kerajaan. Alat perlengkapam yang meliputi pertahanan, peraturan-peraturan, serta pembagian tugas dan kekuasaan. 5. Masuknya Islam di Makassar Sebenarnya agama Islam sudah sampai di Makassar sejak raja Gowa ke-10 yaitu ketika diberikannya izin kepada pedagang Melayu dengan perantara nahkoda Bonang untuk menetap di mengalikana atau Sumba Opu. Raja Gowa ke-12 tuni jalo telah mendirikan sebuah masjid bagi orang-orang Islam di mengalikana. Dr. J. Noorduyn berpendapat bahwa pertengahan abad ke-16 agama Islam maupun Kristen sudah sampai ke Sulawesi Selatan tetapi penyebaran agama Katolik setelah itu tidak diteruskan lagi oleh Portugis sehingga pengaruhnya hilang lagi dan belum ada orang Bugis yang masuk Islam. Raja Gowa dan tallo menerima Islam dengan resmi sebagai agamanya menurut lontara Gowa-tallo yakni pada 22 September 1605 atau 9 Jumadil awal 1014 Hijriyah. Dua tahun kemudian seluruh rakyat Gowa dan tallo dinyatakan memeluk Islam dengan upacara sembahyang Jumat bersama di masjid teluk pada 9 November 1607. Dan setelah itu maka timbullah keinginan mereka dengan tuntutan Islam yang diterimanya untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok negeri sehingga Makassar mendapat kehormatan menjadi pusat penyebaran Islam di Sulawesi Selatan pada permulaan abad ke-17. 6. Masuknya VOC di Makassar Pada masa pemerintahan I menuntungi daeng matola, karaeng laklung, Sultan Maluku said Ri papambatuna raja Gowa ke-15. Jelaskan mulai membuka perwakilan dagang di Makassar raja ini memerintah dari tahun 163 9 sampai 1653 dengan gelar malikussaid karena telah mengembangkan Islam di Makassar. Dalam pemerintahannya berbagai sistem birokrasi pelabuhan dan bea cukai diperbaiki salah satu diantaranya adalah menerima sebuah naskah dari perwakilan VOC untuk Makassar yaitu G.G Vandiemin menerima satu salinan yang ditandatangani dan dibubuhi segel oleh Sultan Hasanuddin selaku pengukuhan tanda persahabatan antara Gowa dan VOC. Namun hal tersebut tidak bertahan lama karena VOC mempelajari situasi di Makassar dan berupaya menguasai perdagangan Makassar sehingga perdagangan Makassar dengan Serang berjalan terus dan Malaka tetap dikunjungi oleh perahu-perahu Makassar selain membawa barang-barang dagangan juga untuk memperoleh persahabatan dengan bangsa lain yang memajukan perkembangan Islam di kerajaan Sulawesi Selatan. Namun setelah itu Belanda memecah-mecah kerajaan Sulawesi Selatan sehingga Belanda memiliki kedudukan kuat disana. Sultan Hasanuddin yang bergelar I malombasi daeng karaeng, bontomanggape tumenangan ribala pangkana adalah raja Gowa ke-16. dengan kecakapan yang dimilikinya banyak yang mendukung pengangkatan Sultan Hasanuddin untuk menduduki tahta kerajaan titik setelah pihak VOC mengetahui mangkatnya Sultan malikus said dan diangkatnya Sultan Hasanuddin menjadi raja Gowa ia berharap bahwa suasana yang tegang antara gowa dan Belanda dapat diredakan karena Belanda tahu bahwa Sultan Hasanuddin adalah raja Makassar yang memiliki pemikiran maju dibandingkan dengan raja-raja sebelumnya. Sehingga VOC pun memutuskan untuk menempuh jalan peperangan untuk menguasai Makassar pada pemerintahan Sultan Hasanuddin.
NAMA : MIRNAWATI NIM : E011221018
Resume 3 : Keadaan Geografi Nusantara
Pengaruh Kondisi Geografis 1. Bidang Transportasi dan Komunikasi Global 2. Letak yang Strategis 3. Terletak di Ring of Fire 4. Sumber Daya Alam yang berlimpah Kondisi Indonesia berdasarkan Geografi Wilayah Indonesia 1. Daerah Pantai : nelayan dan masyarakat pesisir 2. Dataran Rendah : pertanian dan masyarakat pertanian 3. Dataran Tinggi : perkebunan Potensi Sumber Daya Alam Indonesia 1. Potensi Sumber Daya Hayati 2. Potensi Sumber Daya Mineral dan Energi Dampak Positif Kondisi Geografis Indonesia 1. Membuka Lapangan Pekerjaan 2. Jalur Perdagangan Dunia 3. Wisata Laut 4. Memiliki berbagai Jenis Biota Laut 5. Memiliki Sumber Daya Energi dan Mineral yang Melimpah Dampak Negatif Kondisi Geografis Indonesia 1. Pengawasan Wilayah yang Sulit 2. Bencana Alam dapat terjadi kapanpun dan dimanapun karena Indonesia terletak pada Ring of Fire 3. Sulitnya pengawasan keamanan dan banyaknya pintu masuk illegal sehingga rentan terhadap penyelundupan dan kejahatan 4. Siklus musim hujan dan kemarau Contoh Kasus Secara geografis letak Indonesia berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) sehingga sangat rawan terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi, dan sewaktu-waktu bisa menimbulkan tsunami. Bencana yang terjadi bisa mengganggu habitat dan kelestarian alam sekitar yang berdampak pada keberlangsungan kehidupan manusia dan hewan. Seperti yang terjadi sebelumnya bencana tsunami telah melanda beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Palu dan Donggala. Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR ini mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami setinggi 2,2- 11,3 meter. Gelombang tsunami tersebut merusak ekosistem terumbu karang di perairan Sulawesi Tengah. Rusaknya terumbu karang ini juga berakibat pada tergerusnya ekosistem bawah laut sebab terumbu karang merupakan tempat tinggal, mencari makan, dan tempat berkembang biak bagi berbagai biota laut. Besarnya kerusakan terumbu karang ini dapat mengancam keberlanjutan kesediaan pangan bagi manusian dan menurunnya hasil tangkapan ikan. Sehingga kebutuhan pangan sulit untuk tercukupi dan masyarakat didaerah pesisir berpindah karena kehilangan sumber makanan dan pendapatan.