PAMOR BANDAR
Sombaopu sebagai kota peradaban dunia di masa lalu. Ia tidak mengenang pelabuhan
Makassar sebagai tempat beraktivitasnya manusia dari berbagai penjuru suku bangsa di
dunia. Bahkan Makassar bukan hanya dibangun sebagai bandar niaga, tetapi ia juga
sebagai kota industri yang ternama di masa kolonial. Makassar dijadikan sebagai kota
maritim yang modern untuk menerkam
Singapura yang
terus meroket
kota maritim
dalam
tidak terpisahkan dari usaha kerajaan Gowa membangun diri sebagai kerajaan
maritim utama di Indonesia Timur. Usaha-usaha itu antara lain adalah menguasai daerah-daerah
1
Dr.A. Rasyid Asba, MA adalah Ketua Program Ilmu Sejarah Pascasarjana Universitas `Hasanudin.
Kini juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Hasanuddin . Makalah ini
disampaikan dalam Seminar Sehari Perhimpunan Pencinta Bandar Lama Nusantara Pusaka Bangsa di
Makassar tanggal 11 Juni 2006.
pedalamam Bugis penghasil beras dan hasil hutannya. Itulah sebabnya terjadi perang
penaklukkan atas kerajaan-kerajaan Bugis di pedalaman sejak awal abad 16. Gowa sebagai
simbol kerajaan Gowa yang berdaulat juga menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di
Indonesia Timur dengan menempatkan Somba Opu sebagai pelabuhan transito utama bagi
perdagangan rempah dari Maluku. Dalam memperkuat posisinya itu Kerajaan Gowa berusaha
menjalin kerjasama dan hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan luar dan menjadikan
Somba Opu sebagai
teknologi perkapalan. Untuk mewujudkan sebagai kerajaan maritim yang kuat maka dibangun
angkatan perang yang kuat dengan sistem birokrasi yang modern. Untuk meningkatkan ekonomi
maka kerajaan Gowa juga memperdagangkan Budak. Perdagangan budak ini dianggap penting
karena dapat memberi penghasilan yang tinggi pada kerajaan tanpa perlu bekrja keras, karena
komoditas budak diperoleh sejalan dengan perang penaklukan dari berbagai wilayah di Indonesia
Timur.
Sampai tahun 1669 perdagangan budak masih merupakan mata dagangan utama yang
secara formal dikelola oleh kerajaan Gowa. Jaringan perdagangan ini meliputi Kalimantan Utara,
Timur, Manggarai, Tanimbar, sula dan Alor. Budak-budak dari daerah ini diperdagangkan ke
Banjarmasin, ke Palembang, Jambi, Aceh, Johor, Sukadana, dan Batavia, Perdagangan budak ini
dilakukan melalui sistim berter dengan berbagai produk luar. Cindai dan sutra, dua di antara
komoditas barter yang utama, Beberapa sumber menyebutkan bahwa orang-orang Makassar
memperoleh juga budak dari Buton, ternate, Kepulauan Sulu dan pulau-pulau sekitarnya. Dalam
subuah catatan disebut bahwa, ditahun 1665 sekitar 200 armada perahu dagang Makassar yang
dilengkapi persenjataan dan prajurit menjelajah dikepulauan Sulu melakukan penaklukan dan
penangkapan penduduk untuk dijadikan budak. Dalam expedisi tahun 1665 orang-orang
Makassar memperoleh lebih seribu orang Budak ( Coolhous 1960 71.111,526). Karena
melimpahnya budak di pasaran, terutama yang berasal dri Indonesia Timur dan Bali, muncul
kecurigaan di Batavia dan menyebar issu yang mengarah larangan agar tidak membeli budak dari
Makassar dan Bali. Kecurigaan itu berasal dari dugaan bahwa orang-orang yang diperdagangkan
sebagai budak, ternyata bukan budak dalam arti yang susungguhnya, tetapi orang-orang yang
ditangkap secara paksa dengan kekerasan, ditaklukkan,diikat dan dijual sebagi budak, Sekalipun
kerajaan Gowa jatuh 1669, tetapi jaringan perdagangan budak di Indonesia timur masih
berlangsung hingga abad ke 19.
Dalam kapastiannya selaku pusat perdagangan Indonesia Timur. Kerajaan Gowa
sebenarnya tidak hanya didukung oleh faktor geografisnya sebagai pintu gerbang Indonesia
Timur, tetapi juga karena kekuatan armada lautnya yang mampu mengontrol kawasan
perdagangan seluas itu. Semua ini dapat terjadi karena adanya tradisi kemaritiman orang-orang
Makassar yang sangat tinggi. Dapat dikatakan bahwa sampai saat ini belum ada yang dapat
menandingi keahlian tradisional orang-orang Makassar Bugis dalam bidang industri semacam
itulah mempercepat terjadinya/adanya pengakuan-pengakuan internasional tentang perang
Kerajaan Gowa yang berpusat di Somba Opu
dunia niaga
di
(Kalimantan, Jawa, Sumatra, Asia Selatan dan juga Eropa) dan dunia niaga di belahan
2
utara (Filipina, Jepang, dan Cina) dan selatan (Nusa Tenggara dan Australia).3 Pelabuhan
ini semakin penting setalah Perang Dunia Pertama yaitu ketika pelabuhan Makassar
menjadi salah satu bagian yang penting dalam perdagangan Asia Pasifik4
Letak bandar niaga Makassar aman dari gelombang besar
baratnya
karena di sebelah
usaha perluasan
luas
pelabuhan 140 meter x 6 meter diperpanjang menjadi 500 meter x 10 meter pada tahun
1915. Selain itu juga
tanggul itu berbeda, panjang tanggul kapal uap 1340 meter dengan lebar 170 meter,
sedangkan panjang tanggul perahu layar adalah 280 meter dengan lebar 73 meter.5
Pembangunan kedua tanggul selain bertujuan sebagai batas landasan kapal
juga
Gudang itu masing-masing berukuran 4500 M2 , 3600 M2, dan 900 M2.
semakin penting bagi bongkar muat barang di pelabuhan Makassar seperti grafik di
bawah ini
PERKEMBANGAN MUATAN KAPAL DI PELABUHAN MAKASSAR PERIODE TAHUN 1937-1940
12.000.000
10.000.000
Dalam M3
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
Muatan KPM
Muatan JCL
Muatan NT
Muatan SMN
Muatan Kapal
lain
Total
Thn.1937
3.519.365
2.161.564
315.630
39.044
4.634.320
10.669.923
Thn.1938
3.612.438
1.896.189
18.328
60.981
4.463.241
10.051.177
Thn 1939
3.928.861
1.820.432
28.840
87.642
5.214.580
11.080.355
Thn 1940
3.526.900
1.817.294
18.620
79.487
3.276.970
8.719.271
Jenis Kapal
ANRI Makassar No. 33 . Momorie Van Over Gave 26 Januari 1937; Laporan Arsip NHM Makassar No. Inv.
5114. ) Bandingkan dengan Jaarverslag van de Handelsvreeniging Makassar Over 1937-1940
situasi perang
Dengan Keputusan Konferensi Pengangkutan BVC juga mempengaruhi biaya tarif tarif
angkutan kopra dari Makassar ke Eropa, yaitu f. 42,40 per 1200 kg pada tahun 1938 naik menjadi f 45.40
per 1200 kg pada tahun 1939/ Untuk lebih jelasya lihat Jaarsverslag van de Handelsveeniging Makassar
over 1937- 1940
menuntut agar hak kedaulatan orang Bugis Makassar dalam menguasai pelayaran
rakyat tetap diperhitungkan.
pada fase kedua abad ke 20, tampaknya bukan hanya dilatari oleh
bersifat
politis
persaingan ekonomi antara pemerintah Hindia Belanda dengan Pemerintah Inggris untuk
menanamkan pengaruhnya di Hindia Timur. Hal itu ditunjukkan
ditetapkan sebagai
ketika Makassar
putih itu tanpaknya tidak cukup hanya masalah kebijakan penataan pelabuhan di daerah
jajahan masing-masing, tetapi juga sampai pada dibangunnya industri di Makassar yang
bertujuan mengimbangi Singapura. Dalam mengimbangi Singapura Pemerintah Belanda
tidak hanya membangun Makassar sebagai pelabuhan niaga seperti telah diuraikan di atas,
tetapi juga dibangun industri Oliefabrieken Insulinde Makassar. Memelalui kebijakan
tersebut
khususnya industri minyak kelapa. Kopra dari Indonesia Timur cukup diolah di Makassar
kemudian dikirim secara langsung ke Eropa dan Amerika tanpa melalui Singapura.
Oliefabrieken Insulinde Makassar (OFI. Makassar) adalah perusahaan minyak
Hindia Belanda yang beroperasi di Makassar. OFI. Makassar didirikan pada tahun 1913
dan merupakan bagian dari beberapa perusahaan minyak yang telah dibangun oleh
pemerintah Hindia Belanda. Oliefabrieken Insulinde adalah perusahaan industri yang
cukup diperhiungkan
8
mengekspor minyak kelapa ke luar negeri., misalnya dalam tahun 1924 jumlah
ekspor minyak kelapa ke Eropa sekitar 7.96 juta liter, tahun 1925 menjadi 10,93 juta
liter dan pada tahun 1928 meningkat menjadi 36.66 juta. liter, dan tahun 1930 turun
menjadi 16.01 juta liter (grafik)
Perkembangan Ekspor Minyak Kelapa Periode Tahun 1924 -1930
berasal dari Pulau Jawa. Hal itu disebabkan karena pulau Jawa lebih diprioritaskan untuk
mengekspor minyak. Sedangkan luar Jawa lebih banyak mengespor dalam bentuk kopra.
Ekspor minyak kelapa tidak selamanya meningkat, seperti halnya pada tahun 1927 yang
kemudian terus berlanjut sampai pada tahun 1929 dan tahun 1930 . Menurunnya ekspor
minyak pada tahun 1927 lebih disebabkan oleh kurangnya permintaan minyak di pasaran
Eropa akibat
mentega sebagai pasokan pemakaian minyak kelapa menurun karena stock produksi pada
10
Gemeentearchief Amasterdam, Oliefabrieken Insulinde Makassar No.Inv. 590. Lihat pula R,N.J
Kamerling. De N.V. Olifabrieken Insulinde in Nederlands-Indie,Uitgeverij T. Wever B.V. Franeker. 1982.
hal, 65-71
tahun sebelumnya masih cukup. Lain halnya penurunan yang terjadi pada tahun 1929 dan
1930 lebih disebabkan karena
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924
M.KELAPA 280.0 560.0 570.0 190.0 270.0 337.0 187.0 163.0 140.0 135.0
Tahun
Sumber: NAD, NHM Makassar tahun 1915-1924. No, Inv.5112. Lihat Juga
Rapporten WGH. Ensenrin De Administrateur OFI. Makassar 1924, No. Inv. 590
Grafik
di atas menunjukkan
selama tiga tahun terus meningkat ( 1915-1917) kecuali pada tahun 1918. Menurunnya
ekspor minyak kelapa Makassar pada tahun 1918 lebih disebabkan oleh adanya gangguan
perang yang berdampak pada semakin sulitnya pengapalan. Penurunan yang terus terjadi
tahun 1921 hingga pada tahun 1924 lebih disebabkan karena mesin-mesin OFI Makassar
kurang produktif lagi. Hal itu disebabkan karena mesinmesinnya sudah tua, selain itu
tingkat komsumsi lokal terus bertambah, sehingga konsentrasi ekspor semakin berkurang.
OFI.
memasarkan kopra. Karena itu dalam tahun 1917 gudang penampungan kopra di perluas
sampai di luar pelabuhan yaitu di kampung Maroangin dekat Potere sekitar dua kilometer
dari Pelabuhan Makassar. Ekspansi perluasan pergudangan kopra memberikan isyarat
10
karena minyak yang dihasilkan dari tahun ketahun terus berkembang tetapi juga karena
OFI. Makassar memperluas usahanya sebagai eksportir kopra.
Selain minyak kelapa yang dihasilkan oleh OFI. Makassar juga beredar dalam
masyarakat Sulawesi Selatan minyak kelapa yang dibuat secara khusus oleh penduduk
lokal. Di pedalaman Sulawesi Selatan penduduk
tradisional karena baunya harum bila dibandingkan dengan minyak kelapa buatan pabrik.
Meskipun demikian dalam laporan tahunan OFI. Makassar sering menutupi kekurangan
kebutuhan minyak lokal sekitar 3000-7.000 kaleng per bulan11 .
Selain minyak kelapa buatan penduduk juga beredar minyak impor dari Eropa,
namun jumlahnya kecil. Minyak tersebut terbuat dari kelapa sawit yang pada umumnya
dikelolah oleh perusahaan-perusahaan perkebunan. Kelebihan jenis tanaman ini adalah
cepat berbuah bila dibandingkan dengan kelapa yaitu waktunya relatif pendek untuk
mendapatkan hasil. Namun kelapa
Sulawesi Selatan
karena tanaman itu telah lama dikenal oleh para petani sehingga
pengelolaannya tidak asing lagi. Selain itu, juga pasarannya tidak sulit
karena sudah
misinya sebagai lembaga bisnis juga diharapkan dapat mengimbangi laju pertumbuhan
ekonomi Singapura, sehingga
kerditurnya di Singapura. Dengan demikian mereka bisa diatur bahkan menjalin hubungan
dagang dengan OFI. Makassar. Itulah sebabnya OFI Makassar bukan saja menghasilkan
minyak kelapa tetapi, ia juga berfungsi menjadi pusat penggudangan kopra di Wilayah
Timur Besar. Ia muncul sebagai induk berbagai perusahaan
Makassar. Para pedagang yang di bawah naungan OFI Makassar dapat mengekspor kopra,
asalkan memakai merek Kopra OFI Makassar. Untuk menampung beberapa ton kopra,
pihak OFI Makassar menyediakan sarana penggudangan yang memadai. OFI. Makassar
didukung oleh
modal keuangan, yang dibekap oleh Javasche Bank. Hal itu merupakan
keunggulan OFI Makassar bila dibandingkan dengan berbagai eksportir lainnya yang ada
11
12
Ibid
Economisch Weekblad,. Beteekenis van Klapperproducten voor Nederlandsch- Indie 19221939 9 Agustus 1940, hal,1436.
11
di Makassar. Selain itu kopra yang akan diekspor harus mendapat rekomendir dari OFI.
Makassar.
Selain misinya mengimbangi laju pertumbuhan ekonomi Singapura, pihak OFI.
Makassar diharapkan juga dapat menanggulangi kelangkaan penjualan
minyak
di
pasaran Amerika dan Eropa Utara, yang selama itu didominasi oleh gabungan perusahaan
minyak Jerman dan Australia (Deutsch Auastralische Dampfschiffs Gesselschaft), yang
sejak tahun 1900 telah menguasai penjualan minyak di Eropa Utara.13
Kekuatan OFI. Makassar sebagai lembaga bisnis
pemerintah melalui Javasche Bank, tetapi juga munculnya kerjasama dengan berbagai
perusahaan termasuk dengan
modalnya dalam usaha pergudangan dan pengembangan tangki minyak. Selain itu, juga
diberi tugas khusus untuk memasarkan minyak kelapa di berbagai perusahaan Margarin di
Eropa.
Politik penetrasi Jurgens memiliki dampak luas bagi struktur OFI. Makassar,
karena OFI menjadi lembaga perminyakan yang semakin kuat. Aturan kerjasama antara
OFI Makassar dengan Jurgens pada intinya antara lain
a.Jurgens diberi hak untuk mengelola sebahagian pabrik minyak milik OFI.
Makassar sesuai dengan investasi modal yang dimiliki
b.
setiap bulannya
perusahaan itu membeli kopra dari berbagai daerah. Mereka membeli kopra baik melalui
para pedagang maupun lewat perusahaan-perusahan besar. Para pedagang itu , antara lain
adalah : Sech bin Aoem Alamri , J. Caffin, Gebr. Mahieu, dari Gorontalo; Sie Ka The,
Ong Soei Song, Thio Tjin Ton, E. Toemoando, Tjia Kae Tae dan Tjia Tjin Tai masing dari
Menado; Badjamal dari Donggla; R.v. Duivenbods dari Ternate. Sedangkan beberapa
perusahaan yang masuk dalam kelompoknya adalah: H. Ensering, J. Jonquire, Dordtsche
Patrolium Maatschappiy dan Lindeteves-Stokokvis, KPM dari Makassar; J.M. chs.
13
De Boer, M.G. dan J.C. Westermann, Een Halve eeuw Paketvaart, 1891-1941. Amsterdam: De
Bussy. 1941, hal,.233-237.Lihat pula H.W. Dick. The Emergence of a national Economy Nasional 18081990-s dalam J. Thomas Lindblad. Historical Foundations of a National Economy in Indonesia, 1890s1990s. Amsterdam: Royal Netherlands Academy of Arst and Sciences 1994, hal 38.
14
R. N.J Kamerling. Oliefabrieken Insulinde in Nederlands Indie. Uitgeverij T. Wefer by
Franeker. 1982, hal, 68
12
Nyland, G.C.T. van Dorp & Co, Becker & Co, Van Vliet & Zonnenz, Eles & Co, H.
Oving-Yzer Staathandel dan In t. Cred. & Hs. Ver: Rotterdam masing-masing dari
Surabaya; Working & Co dari Bandung dan
Ambon.15
Pada umumnya kopra yang dibeli
melalui
kopra
Wilayah Makassar
OFI Makassar
Bersaudara tidak secara langsung dibayar karena perusahaan itu juga terlibat pemegang
saham sehingga mereka akan mendapat keuntungan lebih tinggi, yaitu selain keuntungan
yang diberikan sewaktu mengumpulkan kopra juga mendapatkan keuntungan setelah
minyak laku di pasaran.
Selain OFI. Makassar bekerjasama dengan pihak Firma Veth Bersaudara, juga
pihak OFI membuka kerjasama dengan
berbagai pabrik
minyak di Pulau Jawa . OFI Makassar mengirim kopra ke OFI . Kediri, hal itu dilakukan
karena persediaan kopra lokal di Kediri menipis akibat bencana musim kemarau yang
panjang pada tahun 1918 dan gangguan letusan gunung Kelud pada tahun 1919.
Dalam
bulan Maret tahun 1918 misalnya, OFI Makassar telah menjual kopra sebanyak 49.910
pikul.17
Peningkatan tangki minyak OFI tampaknya bukan saja terjadi pada berbagai
tempat
penampungannya
di
Hindia
Belanda
tetapi
juga
pada
cabang-cabang
pemasarannya. Misalnya saja pada tanggal 22 Juli tahun 1918 di Amerika Serikat telah
dibuka cabang perusahaan OFI Makassar. Cabang itu bergerak pada bidang pengadaan
tangki minyak di dua tempat yaitu di San Francisco dan New York. Modal pembukaan
15
Gemeentearchief Amsterdam . Oliefabrieken Insulinde Makassar, no. Inv.. 561, Lihat pula Verslag
Nopens de Reis van de Directeur van Economic Zaken en de Hoofdnspectur Hoofd van de Dienst van
Scheepvaart naar Celebes en de Molukken in September 1938. hal,119-120
16
17
13
itu menelan biaya f 2 juta (200 saham @ f 10.000) yang terdiri dari 125 lembar saham, di
mana 107 dimiliki OFI dan 18 lembar dimiliki oleh perusahaan Clements di Amerika.
Dalam pembukaan cabang di Amerika Serikat itu pihakperusahaan Clements ditunjuk
sebagai perwakilan OFI untuk wilayah Amerika Serikat. 18
Kehadiran OFI Makassar
memberikan kontribusi
pedalaman Sulawesi Selatan karena kopra bisa dijual di setiap tempat. Para agen pembeli
kopra yang kebanyakan adalah penduduk pribumi dan Cina membuka gudang-gudang
kopra disetiap tempat, atau bahkan di bawah kolom rumah kopra digudangkan.
Kebanyakan petani menjual kelapa tidak dalam bentuk kopra sehingga para pedagangpedagang perantara membutuhkan waktu pengelolaan kelapa menjadi kopra. Di daerah
Mandar hampir semua gudang-gudang kopra
berada
di sepanjang pantai
yang
20
14
merupakan
Aarhaus adalah salah satu pabrik minyak terbesar dunia dan memiliki
perusahaan itu telah beroperasi dan sejumlah kopra dibeli, yaitu setiap tahunnya rata
berkisar dari 30 sampai 50 ribu ton21.
Perusahaan Denmark itu menyewa kapal-kapal dari perusahaan Norwegia bernama
Noorsche. Kapal-kapal Noorsche mengunjungi Makassar lima sampai enam kali per tahun
mengangkut kopra.
kopra dalam harga tinggi, sehingga para pedagang perantara tidak mampu bersaing karena
keuntungan mereka sedikit. 22
Kapal-kapal Noorsche pada awalnya
pelabuhan seperti Taruna, Amurang, Gorontalo dan Donggala, Makassar dan Menado.
Namun karena munculnya protes dari para pedagang Cina dan pemerintah menganggap
dapat mengurangi hak KPM maka pelabuhan Taruna, Amurang, Gorontalo dan Donggala
ditutup sebagai pelabuhan ekspor. Hanya
perdagangan umum untuk ekspr kopra. Penutupan pelabuhan Taruna, Amurang, Donggala
dan Gorontalo menimbulkan kecemasan besar
Verslag Nopens de Reis van den Directeur van Economische zaken en den Hoofdinspecteur,
1938, hal, 116
22
15
berdampak pada munculnya protes dari pemerinah Denmark yang telah lama menjalin
hubungan perdagangan dengan Makassar. Bahkan KPM dituding sebagai provokator
peristiwa penutupan tersebut. Batavia Vracht Conferentie (BVC) yang diberi wewenang
mengatur sistem perkapalan
Meskipun pihak Macassar Produce Company keberatan karena jauh sebelum BVC muncul
kontrak kapal kapal Norwegia telah ada. Bahkan pihak BVC menganggap Noorsche
mempermainkan tarip angkutan sehingga KPM banyak dirugikan.
Padahal menurut pihak perkapalan Noorsche standar tarif pengangkutan yang
diterapkan
telah menjalankan standar tarif tersebut, sehingga tidak perlu lagi direfisi sesuai dengan
standar yang diinginkan oleh pihak KPM . Pihak perkapalan Noorsche menuntut lisensi
perlindungan atas hak-hak yang telah diperoleh selama beberapa tahun beroperasi. Dalam
berbagai pembicaraan yang dilakukan di Makassar dan Menado, menunjukkan bahwa
perbedaan itu dapat diatasi karena hal itu bertujuan untuk memberikan peluang kapal-kapal
perahu dari Amurang dan Taruna dan Gorontalo bisa mengangkut kopra ke Makassar
atau Menado.24
Para pedagang Cina di Sulawesi Utara juga menyesal atas posisi istimewa yang
diberikan bagi Macassar Produce Co yang secara bebas menyinggahi beberapa pelabuhan.
Namun di pihak lain para kapal-kapal Cina dibatasi. Itulah sebabnya Firma Lie Boen Yat
& Co meminta pihak BVC di Makassar agar juga diberikan pelayanan yang sama seperti
yang dialami Macassar Produce Co. yang sejak beberapa tahun telah menduduki posisi
istimewa dalam perdagangan kopra.
Tumbuh dan berkembangnya pengusaha Cina di Makassar diuntungkan karena
para eksportir Eropa lebih gampang berhubungan dengan pedagang Cina sebagai
pedagang perantara. Namun pada masa munculnya pertanian kelapa rakyat sebagai
komoditi ekspor yang utama pedagang-pedagang Cina menguasai aktivitas ekonomi
Makassar . Hal itu ditunjukkan pada penguasaan modal usaha seperti grafik dibawah
ini
24
16
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
1817
1867
1907
1925
1932
1935
1939
1940
Tahun
Pribumi
Cina
Sumber : ANRI. Arsip Makassar No.354 1846; Algemeen,1869 . Memorie van Overgave 1937-1941. Laporan
Perdagangan NIT.1949
dapat
1948
17
seperti membuka pabrik beras, membuka pabrik minyak, monopoli pembelian kopra
di
Kedua di Makassar terdapat 16 perkumpulan Cina antara lain : Tiong Ang Tong/Lok
Siang Sia, Shiong Tih Hui, Exelsion/Nam Hwa Federatie, Hwa Kiao Im Gak Hwee,
Paotere, Tabaringen, Chung Hwa, Tjiong Boe Hwee, Chie Mei hwee.26
Sikap politik Cina di Makassar selama tahun 1920-an memperlihatkan
ambivalensi yang sulit ditebak. Meskipun beberapa kelompok Cina yang muncul di
Makassar sejak semula telah memberikan dukungan terhadap Republik, tetapi
kebanyakan mereka lebih cenderung berorientasi kedalam arti untuk mempertahankan
ekonomi Cina itu sendiri. Ketidak jelasan sikap politik masyarakat Cina pada awal
revolusi menyebabkan kelompok Republik di Makassar menuduhnya
sebagai kaki
tangan NICA. Menurut Jochen Ropke sebelum tahun 1940 jumlah penduduk asing
yang menguasai produk domestik tidak lebih dari 30%, kemudian di tahun 1960 an
naik meningkat 50% hingga mencapai 70% pada tahun 1980 an. 27 Dari presentase itu
sekitar 70 % modal usaha nasional dikuasai oleh para pedagang besar yang umumnya
adalah pedagang Cina..28
18
Nederlandsch Indische Handelsbank, Chartered Bank of India, Australia & China ( firma
Michael Stephens & Co. Ltd), Bank Dagang Reiss & Co dan Bank Tabungan Makasar 29
De Javashe Bank mulai beroperasi di Makassar pada tahun 1914. Hal itu didorong
oleh semakin berkembangnya Makassar sebagai kota dagang. Berbagai
Kolonial di Makassar membuka hubungan dengan De
perusahaan
diantaranya adalah Oliefabrieken Insulide Makassar. Selain itu berbagai irigasi30 yang
dibangun oleh pemerintah Kolonial pendanaanya dibayar melalui De Javashe Bank..31
Javasche Bank memberikan suku bunga lebih rendah dari pada Bank Escompto,
namun kelebihan Bank Escompto memberikan fasilitas keredit yang lebih besar, biasanya
rata-rata f. 500 ribu gulden ke atas. Saingan utama Bank Escompto adalah Manders
Seemaann & Co. Bank yang banyak memberikan kredit pada perusahaan pabrik minyak
Makasar. Monopoli bank tertentu dalam pemberian kredit tetap ada, misalnya Bank
Escomto dan Manders Seemann & Co sama-sama untuk menguasai pembelian kopra,
Begitu pula Javasche Bank banyak memberikan kredit kepada para pedagang kopra untuk
menyetor sejumlah kopra kepada OFI Makassar.
Ada beberapa pedagang kopra yang mendapat bantuan kredit dari Javasche Bank
pada tahun 1918 , antara lain: H. Esenring senilai, f 87,35, J. Jonquiere f 90, Dordtsche
Petrolium Maatschappij f. 84,37 , Lindeteves Stokvis f. 326,07, semuanya berasal dari
Makassar. Pedagang dari Surabaya
Chs. Nyland f. 511,50, van Viet & Zonen f. 52,55. G.C.T. van Dorp & Co f. 145,76, Eles
& Co f. 315, H. Oving-Yzer & Staathandel, 65,78 dan Int Cred. & Hs, Ver: Rotterdam
sejumlah f 22. 125; Pedagang dari i Ternate seperti RV. Duivenbode senilai f. 2767, 12,
dari Bandung antara lain West java Hl. My.sebesar f 3 ,30; dari Gorontalo antara lain
Gebr Mahieu sebesar f 35.094.90, dari Menado antara lain Tjia kae Tae 69.968,40; dan
dari Ambon Moluksche handelvennootschap sejumlah f. 40.004.04. Pada umumnya
penerima kredit tersebut membeli kopra dan menyetornya kepada OFI. Makassar. Secara
29
31
19
keseluruhan Javasche Bank cabang Makassar paling sedikit setiap bulannya mengeluarkan
kredit f. 1.500.000,
32
kebutuhan akan uang meluas. Terlepas dari mendapatkan uang tunai (misalnya dalam
pertanian ekspor atau pekerjaan pemerintah seperti membangun jalan), ada beberapa cara
lain untuk memperoleh uang; saling pinjam dan meminjam, memperoleh pinjaman dari
para kreditur atau pedagang perantara atau menggunakan fasilitas kredit yang dibentuk
oleh pemerintah.
Selain bank pemerintah juga terdapat bank swasta seperti
Escomto
dan Bank
Hongkong. Bank Hongkong banyak memberikan fasilitas kepada nasabah karena juga
berteindak sebagai lembaga penukar uang. Dalam tahun 1918 telah mendapat keuntungan
dalam bidang penukaran uang senilai f 174.000. Angka tersebut naik bila dibandingkan
pada pada tahun 1917 hanya mencapai f 100.000.33 Salah satu cara untuk menarik nasabah
adalah dengan
pembiayaan ekspor.
32
20
Di Ternate
kredit untuk pembelian kopra Begitu pula di Ambon Nederlandsch Indische Handelsbank
memberikan kredit pada berbagai perusahaan dagang yang membeli kopra. Lain halnya
Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij lebih banyak memberikan kredit para
Perusahaan Dagang Maluku.34
Munculnya persaingan
di Makassar
menguntungkan . Sebagian besar eksportir dagang Eropa melakukan transaksi lewat bank
yang telah mereka tunjuk.namun dalam skala perdagangan antar pulau di Wilayah Timur
Besar para eksportir hampir semuanya memakai sistem pngiriman uang melalui wesel.
Hal itu disebabkan
35
dollar
sebagai lembaga kredit. Untuk lebih memasyarakatkan kepada rakyat kecil maka pada
34
35
21
tahun 1934 lembaga itu berubah menjadi bank perkreditan rakyat umum. Bank tersebut
merupakan lembaga baru yang resmi dan bebas dari campur tangan pemerintah. Salah satu
misi utamanya adalah mengawasi dan memberi kredit bagi bank-bank desa.
Bagi para petani bank desa lebih mudah dijangkau bila dibandingkan dengan bank
distrik. Bank desa biasanya dikelolah di bawah pengawasan para pejabat sipil. Bank
tersebut memberikan pinjaman kecil dengan suku bunga rendah dari pada bank distrik.
Selain itu proses untuk memperoleh kredit tidak terlalu berbelit-belit bahkan kredit keluar
tanpa ada jaminan. Model bank tersebut jarang ditemukan di luar Jawa, karena lebih dari
90 persen bank desa berada di Jawa. Dalam tahun 1930 sekitar 6 000 bank desa berada
di Jawa, hanya 624 bank desa berada di luar Jawa . Secara keseluruhan jumlah modal
Bank desa pada tahun 1929 sekitar f 90 juta, f 19 juta diantaranya beredar di Luar Jawa .
Bila dilihat secara rinci maka terdapat f.14 juta berada pada petani, f 86 juta berada
dalam bentuk simpanan penduduk pribumi.. Selain bank desa juga terdapat bank distrik.
Jumlah bank distrik pada tahun 1930 terdapat 71 bank diantaranya 35 buah terdapat di
Jawa dan sisanya 35 bank berada di luar Jawa, rinciannya adalah 18 berada di Sumatra, 2
di Kalimantan dan 4 di Sulawesi
Dalam tahun 1949 bank kredit rakyat Makasar telah mengeluarkan pinjaman
kredit kepada petani senilai f 184.000 , f 173.000 untuk para pegawai negeri, f 94.000
untuk para pedagang dan
macam industri termasuk juga usaha desa bagi para petani kelapa. Sejak tahun 1934
Bank Kredit rakyat
keuntungan
diperoleh sebesar
jumlah
Tinjauan Akhir
Sebagai bandar niaga, Makassar tidak hanya berfungsi sebagai tempat transit dan
bongkar muat barang, tetapi lebih jauh dari itu mendorong munculnya Makassar sebagai
36
22
diskontinuitas kebijakan
Gowa Tallo
memperkirakan
bahwa
awal
pengembangan Makassar yaitu ketika pada masa pemerintahan raja Gowa Tomaparissi
Kallonna ( 1510-1546) dengan didasarkan bebagai pertimbangan. Pertama, ketika itu
terjadi pergeseran pola kehidupan kerajaan Makassar dari bentuk agraris
ke Maritim
23
pada pedagang Melayu, Jawa itu terlibat sebagai pedagang rempah-rempah. Dalam
Daghregister tahun 1625 disebutkan , bahwa
samudera belayar ke tempat jauh, tetapi mereka belajar dengan perahunya yang kecilkecil ketempat-tempat sekitar pulau Sulawesi.41 Jadi orang-orang Makassar sudah belajar
dan berdagang tidak jauh dari tempat dimana mereka bertempat tinggal.
Perkataan lain Makassar belumlah turut aktif ambil bagian didalam
perdagangan internasional dan menempuh jarak jauh seperti yang dijalankan oleh orangorang Melayu dan orang-orang Jawa. Sebagian besar orang-orang Makassar masih
mengkonsentrasikan diri dalam kehidupan agraris
42
pelayaran dan perdagangan adalah orang-orang Bugis yang berasal dari Wajo dan Bone.
Pires sendiri mengatakan bahwa orang-orang Bugis berdagang sampai ke Malaka, Jawa,
Kalimantan diberbagai tempat seperti Pahang dan Siam.
43
ditemukan di dalam Hukum Pelajaran Amanna Gappa yang menerangkan bahwa orangorang Bugis secara teratur mengunjugi Bandar-bandar Jawa (Semarang.), Sumbawa
(Bima), Timor, Benkulen, Aceh, Perak, Malaka, Johor, Palembang, Banjarmasin dan
Manila.44
Pindahnya pedagang Melayu dan pedagang-pedagang lainnya dari Malaka ke
Makassar mempunyai arti yang penting pada permulaan abad ke XVII setelah jatuhnya
kota-kota dagang pantai Utara Jawa Timur dan datangnya pedagang-pedagang yang
dahulu singgah ke berbagai kota dagang
mengalihkan kegiatannya ke
Makassar.
Dengan sendirinya Makassar menjadi lebih ramai karena menjadi tempat persinggahan
dan tempat penimbunan yang terbesar untuk perdagangan rempah-rempah dari Maluku.45
Orang-orang Banda hidupnya pun tergantung dari impor beras dari Makassar.
Pedagang-pedagang Makassar yang membawa beras
mereka membawa rempah-rempah ke Makassar yang kemudian dijual kepada orangorang Portugis, Inggeris, dan Cina dan Arab. Untuk menutupi permintaan beras dari
41
Di Sulawesi Selatan pada abad ke XVI muncul beberapa kerajaan., seperti: Gowa, Bone, Luwu, Tallo,
Sopeng, Wajo, Tanete, Bulo-Bulo, Tondong, Bangkala,, Badjing, Mandar, Balannipa, Cenrana, Binoang,
Majene. Untuk lebih jelasnya lihat Daghregister, 1625, (s Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1896), hal.125.
42
24
dan Tallo. Dalam lontarak disebut Tombolo, Lakiung, Saumata, ParangParang, Data, Agang Jene, Bisei dan Kelling.
47
oleh pedagang-pedagang
mencapai titik kesunyian. Kemerosotan ini dihubungkan dengan bagian terbesar dari
pedagang dan pelaut Sulawesi Selatan yang berniaga ke Singapura. Oleh karena itu
dipandang pula
pula mengancam
Keadaan itu berubah ketika Pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan dari VOC
pada tahun 1800 yang selanjutnya menerapkan apa yang disebut Kebijaksanaan
46
25
pelabuhan bebas pada tahun 1847.49 Sejak itu kebijaksanaan ekonomi yang
monopolistik dihentikan dan diganti dengan kebijakan ekonomi leberal.
Perubahanperubahan dalam menata Pemerintahan Hindia Belanda diawali
dengan diterapkannya
meningkat menjadi f
3.300.000.50
Munculnya Makassar sebagai penghasil beras, membuat Makassar semakin
penting untuk wilayah-wilayah di Indoneisa Timur. Makassar menjadi pusat
Berbagai komoditi dari Indonesia Timur ditampung di
komuditi.
selanjutnya untuk diekspor. Usaha ini terlihat ketika munculnya berbagai pelabuhan
penyangga. Pelabuhan tersebut seperti Minahasa, Donggala, Selayar, Ternate, Ambon;
Pare-Pare dan Palime.
Makassar semakin penting ketika muncul sebagai pusat peradagangan
kopra. Meningkatnya kebutuhan kopra dunia, dimana jenis komuditi ini menjadi barang
dagangan
antar pulau
49
Pelabuhan bebas ini , seperti yang dilaksanakan Inggeris di Singapura , adalah pelabuhan yang
bebas dari semua beban pajak perdagangan , tidak dibenarkan adanya pemberian hak hak istimewa
kepada pedagang dan pengusaha tertentu, larangan berniaga komuditi tertentu formalitas yang
menghambat dan menghidupkan keadaan persaingan bebas. Sementara pelabuhan bebas yang
dilaksanakan oleh pemerintah Hindia Belanda adalah pelabuhan bebas yang bersyarat, mekipun demikan
Makassar mengalami kemajuan yang pesat
ANRI, Makassar, no.23. Memorie van Overgave van Gouverneur Celebes en
Onderhoorigheden 24 Feb.1940.
50
26
tigaperempat dari delapan juta penduduk Timur Besar tergantung dari hasil produksi
kopra 51.
Di samping itu semangat
Makassar
lama
membentuk jaringan
meninjau
rakyat yang mengalami penurunan sejak hadirnya kapal uap dan monopoli KPM 52.
Kedudukan Makassar sebagai pusat perdagangan antara pulau menjadikan
Makassar semakin penting. Hal itu bukan saja ditetapkannya Makassar sebagai salah
satunya
pelabuhan ekspor
juga diikuti
The Economic Review of Indonesia, Ministry of Economic Affairs, Vol .1, 1947
hal.57.
51
ANRI Makassar no. 32, Memorie van de Overgave van Gouverneur Celebes
en Onderhoorigheden
(5 Maret 1934)
52
53
Kekuasaan Timur Besar ( Groote Oost) selama masa kolonial meliputi wilayah: Sulawesi Selatan dan
Tenggara, Minahasa, Sangihe Talaud, Sulawesi Tengah, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor Barat
dan Kepulauan, Maluku Utara dan Maluku Selatan. Untuk lebih jelasnya lihat Arsip Negara
Indonesia Timur, Reg.195.
27
diisinkan membeli produk pedalaman di ibukota wilayah, seperti Menado, Kema, Kaili,
Ternate, Ambon dan Banda54
Perdagangan Makassar
terasa. Setelah tahun 1847 bebrapa perusahaan dagang Eropa membuka usahanya di
Kota Makassar. Perusahaan-perusahan itu mulai membeli produk seperti kopi, teripang.
Selama periode 1847-1873 volume perdagngan Makassar naik lebih cepat dari pada
Singapura. Namun dalam periode yang sama Makassat tidak mampu lolos dari hegemoni
perdagangan Singapura dan tidak pernah mencapai kedudukan yang lebih penting sebagai
pelabuhan trasito.. Untuk jangka pendek jumlah perahu yang singgah di pelabuhan
Makassar juga bertambah, . Namun baru turun kembali setelah setelah tahun 1848 yaitu
ketika Bone membeikot perdagangan dengan Makassar dan sekutu-sekutunya. Sebagai
protes
Sulawesi dan
Jajahannya. Setelah kekalahan Bone pada tahun 1860 larangan atas perdagangan di
Makassar dicabut, meskipun disemenagjung barat daya sulawesi pada tahun 1870 an
memksa belanda menerapkan kembali larangan yang lebih ketat atas perdagangan
senjta.
Perluasan pesat Pax Nederlandica kepulauaan Timur para pedagang Sulawesi
selatan yang bertindak diluar konteks kolonial . Lebih-lebih ekspedisi Spanyol atas
Kepulauaan Sulu untuk menindas gerombolan perampok dan perdagangan Makassar
mnyebabkan hilangnya jalur utama bagi bagi para pedagang setelah tahun 1870
54
55
Javasche Courant ( Zeterdag, 22 Mei 1847) no 47, lihat pula Edward Poelinggomang, Op- Cit, hal., 9399. Christiaan Heersink, Opcit, hal.98.
28
bagi perdagangan
jalur
Makassar, Ambon, Ternate, Menado.. Jalur-jalur tersebut dilayari 1 sampai dua kali
sebulan. Pada tahun 1869 perdagangan semakin meningkat dengan
dibukanya Terusan Zues. Itulah sebabnya maka pada tahun 1875
jalurnya diperluas, yaitu sepanjang pantai Kal;imantan Timur, Sulawesi
barat, Maluku, Nusatenggara.Jaringngan NISM diperluas pada tahun
1880 dengan menambah jumlah pelabuhan yang dikunjungi yaitu Jalur
No 11 yang menghubungkan Surabaya dan Makassar, Pantai Utara dan
barat Sulawesi. Jalur 13 menghubungkan
Sunda kecil dan berbagai jalur kecil di Sulawesi Selatan dan jalur no 12
yang menyinggahi Sinjai, Palopo, Kendari, Selayar dan Makassar. 56
Menghadapi
tekanan
kekuatan
Eropa
maka
pedagang-
pedalaman.
seharusnya dibebaskan
Pertama,
pedalaman
Bugis
Makassar
56
29
a.
pantai-pantai
kerajinan
penduduk.
b.
Makassar
Perahu besar
Mereka
harus
memenuhi
semua
aturan bagi perahu wengkang Cina untuk cukai tetap untuk jung
ukuran 2 dik sebesar f 8.000, untuk jung yang berbobot di tas
5000 pk. Sebesar f 6000 dan untuk jung kecil f. 3.000 57ah , ketika
tiba di sana bebas pembayaran cukai impor asalkan dilengkapi
57
30
dengan surat izin dimana terbukti bahwa cukai itu keluar telah
dibayar.
Perahu yang tiba di Makassar dari pualu-pulau di bebaskan
pembayaran cukai asalkan dilengkapi dengan suarat izin di mana cukai
itu keluar telah dibayar
Untuk persaingan luar, pengangkutan barang di kepulauan ini dengan kapalkapal luar, sangat penting sejauh kapal-kapal ini di Hindia diijinkan dan dengan cara
bagaimana bagi mereka pelaksanaan pelayaran pantai, yakni pengangkutan dari suatu
pelabuhan Hindia Belanda ke pelabuhan lain diatur. Sejak dahulu pelayaran pantai di
bawah bendera asing sering mengalami hambatan atau pembatasan. UU perkapalan tahun
1850 dengan tegas mempertahankan pelayaran pantai menurut bendera nasional dan
khusus bagi perahu-perahu pribumi, dan situasi merkantilisme lama tetap dipertahankan,
yang pada tahun 1818 kembali diterapkan untuk Jawa dan Madura, dan pada tahun 1825
untuk wilayah lain (pelayaran pantai di Hindia Belanda dimuat dalam Traktat London
tanggal 17 Maret 1824). Namun penutupan terhadap kapal-kapal asing dalam pelayaran
pantai mengalami penurunan tajam pada tahun 1858 (255) dengan suatu ketentuan yang
dikeluarkan pada tahun itu, yang hanya mencakup pelabuhan-pelabuhan di daerah yang
diletakan di bawah pemerintahan Belanda. Pelabuhan-pelabuhan tradisional di wilayah
swatantra (seluruhnya jauh lebih luas daripada daerah yang diperintah secara langsung)
sejak ini tidak lagi berada di bawah larangan pelayaran pantai asing. Ketentuan ini
perlahan-lahan meluas pada pertengahan kedua abad XIX dan awal abad XX, ketika
pemerintah Hindia Belanda memperluas kekuasaannya dan menempatkan lebih banyak
daerah di bawah pemerintahan langsung, dengan dampak sebagian bisa diatasi, karena
lebih banyak pelabuhan bagi perdagangan umum dan juga bagi kapal-kapal milik negaranegara sahabat dan sejumlah besar dari pelabuhan itu dibuka untuk pelayaran pantai asing.
Sebelum suatu periode dengan pandangan liberal yang dominan
seperti yang kita ketahui mampu melimpahkan pelayanan perkapalan
ini kepada perusahaan asing, tindakan ini yang memungkinkan kapalkapal asing jauh memasuki lalu-lintas antar-pulau, hanya bisa dianggap
31
32
kaitanya
dengan
kontak
dan
jalinan
hubungan
antara
sebagai
kebutuhan
dasar
dalam
membangun
maritim
tampil
dan
berhasil
membentuk
satu
zone
semakin
memperkuat
kedudukannya
dalam
memonopoli
Robert Giplin, The Political Economic of International Relations (Princeton University Press, 1987)
hal. 171
59
Kenneth. R. Hall. Maritime Trade and State Development in the Early Southeast Asia ( Honolulu:
University of Hawaii Press. 1985), hal 224-225.
33
Perniagaan
the
mendorong
VOC
bergiat
mempererat
34
laut
mendapat
tempat
khusus
dalam
pelayaran
dan
60
Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam Edward L. Poelinggomang Proteksi dan perdagangan
bebas : Kajian tentang Perdagangan Makassar pada abad ke-19 ( Amsterdam: Vrije Universiteit
Academisch Proefschrift.1991), hal 142-143. Lihat pula Koloniaal Tijdscrift Koopvaardij in de
Molukken, De Tijd van Schoener en Zeilprauw, hal, 132.
61
Charistiaan Heersing, Op-Cit, hal 125
35
lokal
berusaha
mencari
hubungan
langsung
dengan
daerah
konsumen.62
Dalam perdagangan itu sering mengalami kerugian karena
terbatasnya perkapalan untuk muatan utama ke Eropah atau Amerika.
Para Eksportir yang tinggal di Makassar juga megeluh karena mereka
bukan hanya harus membayar ongkos muatan yang tinggi, tetapi juga
harus dibebani biaya pembongkaran muatan di makassar untuk
dikapalkan kembali.
Sistem tersebut di atas memberikan keuntungan bagi produsen,
karena dalam sistem pengangkutan dengan cara ini memberikan harga
lebih tinggi bagi produknya, meskipun ini bertentangan dengan
perkembangan perdagangan di Makassar, namun dalam sistem itu
mengurangi kepercayaan pelabuhan Makassar sebagai bandar transito
untuk menetapnya para eksportir.
Dalam perkembangannya sebagai pelabuhan transito
berbagai komoditi kecil tidak pernah mengarah pada kondisi dimana
semua pengangkutan dilakukan dengan baik. Sebaliknya bisa
diduga bahwa sebagian besar barang yang berasal dari luar
Sulawesi Selatan yaitu Manado, Kepulauan Sunda kecil dan
sebagian Kalimantan Timur dan Barat bisa mencapai pasaran dunia
lewat tanpa melalui perdagangan Makassar. Untuk menjaga hal
tersebut maka biaya penggudangan harus diturunkan dengan
administrasi yang tidak berbelit-belit, karena hal ini bisa
mengancam kemunduran Makassar sebagi pusat Wilayah Timur
Raya.63
Dalam
meninjau
keluhan-keluhan
yang
dilontarkan
dari
36
hal ini menurut pendapat mereka biaya transito terlalu tinggi. Juga dari
pihak pemerintah, khususnya dari residen Maluku, berulang kali
menekankan penurunan biaya angkutan untuk merangsang hubungan
langsung
dan
mengurangi
pedagang
perantara
Makassar
yang
dianggap berlebihan.64
Semakin
tingginya
biaya
pengangkutan
yang
dikeluarkan
khususnya
perusahaan-perusahaan
Cina
yang
kepentingan
yang
ada,
diduga
bisa
mencampuri
muatan-muatan
terkapalkan.
64
Verslag Nopens.
kopra
di
Wilayah
Timur
Raya
tidak
37
peralihan
semua
perdagangan
dalam
komoditi
kecil
di
38
kebiasaan
para
pedagang
untuk
mempertahankan
dalam
penggudangan.
Itu
penting
karena
barang
penegakan kekuasaan secara kokoh antara tahun 1894 (Lombok) dan 1907
berhasil dilakukan, perusahaan perkapalan NISM juga telah melayani
jalur perhubungan antara pulau-pulau tersebut. Namun tidak berarti
bahwa
ada
banyak
kerusuhan
dalam
bentuk
perompakan
dan
39
perdagangan
di
pantainya.
Pembukaan
wilayah
ini
yang
kelautan dan pelayaran (dinas hidrografi dari angkatan laut pada tahun
1870-an dimulai dengan pemetaan laut dan sungai), pengukuran yang
lebih baik di sana-sini, perawatan peralatan pelabuhan, merupakan
hasil-hasil menguntungkan yang bisa dialami usaha perkapalan dalam
arti langsung dari pembukaan bagian timur. Perkembangan tehnis
pelabuhan dan persoalan di Timur Raya sementara ini terutama jangan
terlalu diperbesar. Jika orang membandingkan kondisi tahun 1940
dengan apa yang ditulis dalam laporan Lambach dan Op ten Noort
tahun 1890 dan 1892, maka terbukti semuanya hanya sedikit lebih
baik. Hampir di mana-mana kapal milik perusahaan perkapalan masih
melakukan usaha bongkar dan muat menurut kondisi primitif seperti
pertengahan abad ke-19.66 Hanya di Makasar, Ternate, Ambon, Banda
66
Op ten Noord. Een Halve Eeuw Paketvaart, Amsterdam, KITLV.1941 hal, 226
40
harus
memukulnya
berlabuh
dan
beban
sementara
usaha
musim
hujan
pemuatan
yang
deras
bukannya
tidak
Banda,
cengkih
dari
Ambon
dan
sekitarnya.
Dan
Op ten Noord. Een Halve Eeuw Paketvaart, Amsterdam, KITLV.1941 hal, 227
41
setelah
1870
ketika
pemerintah
melepaskan
monopoli
42
tidak
banyak
keuntungan
besar
yang
bisa
dipetik
lagi.
Op ten Noord. Een Halve Eeuw Paketvaart, Amsterdam, KITLV.1941 hal, 228
43
pengikat, damar dan getah sebagai zat yang diperolehb dari batang
jenis pohon tertentu dan digunakan untuk mengolah minyak, cat dan
vernis, serta berbagai jenis kayu, yang setelah semua pembelian oleh
orang-orang Cina yang datang ini kebanyakan menemukan pasaran di
Singapura. Di Sulawesi dan di kebanyakan pulau kecil sampai
beberapa daerah pantai di New Guinea, mereka mengumpulkan dan
memperoleh persediaan yang dihasilkan oleh hutan ini. Kebanyakan
dipisahkan dan dikemas dengan cara sederhana dan dibawa serta
dengan kapal ke kota-kota Cina di koloni Inggris, di mana mereka
mengalami penyortiran, pengiriman atau pengolahan lebih lanjut.
Semua ini tetap berjalan sampai perkembangan industri
minyak
dan
lemak
modern
dan
perkembangan
industri
sabun
minyak kelapa atau kopra. (229) Minyak kelapa dengan mudah diolah
dari kopra, daging kelapa yang dikeringkan dan dalam pengolahan
yang baik menghasilkan lemak tak berwarna. Di mana-mana di
dataran rendah pohon kelapa tumbuh di daerah tropis, yang terbaik
dan paling kaya di tanah bergaram di pantai laut; setelah tujuh hingga
sepuluh tahun kelapa akan menghasilkan buah yang pertama.
Meskipun mungkin berasal dari Amerika, kelapa sejak dahulu juga
muncul di kepulauan Hindia, di mana minyak kelapa yang diperas dari
kopra hampir di mana-mana sejak lama telah dikenal oleh penduduk
dan digunakan untuk memberi bumbu daging atau ikan dan juga untuk
penerangan. Sejak dahulu seperti yang telah disebutkan oleh Valentijn
kepulauan Sangir dan Talaud yang tereltak di sebelah utara Menado
dengan sejumlah besar pohon kelapanya telah menghasilkan minyak
bagi penduduk Minahasa. Kebanyakan pulau termasuk Jawa, di mana
tanaman kelapa berkali-kali dari pihak pemerintah ada dorongan pada
44
jauh
tidak
dipertimbangkan
meskipun
dari
Ceylon
pada
Pergerakan barang dagangan selama pase awal abad ke-20 terus meningkat
khususnya dalam kapasitasnya sebagai pelabuhan transito. Menurut laporan statistik
perkapalan Hindia Belanda jumlah Tonese kapal-kapal yang tiba di pelabuhan Makassar
meningkat yakni 517 kapal dengan ukurann netto 2.377.665 m 3 pada tahun 1922 yaitu
368 kapal dengan ukuran netto 234.324 m3 , Italia 1 kapal dengan jumlah muat 13.630
m3 dan sisanya adalah kapl-kapal Belanda. Orang tidak bisa mengatakan
bahwa
Makassar hanya bagi Minahasan, tetapi mengcakup Sulawesi dan maluku yang lebih
penting dari pada sekarang.
Letak geografi Makassar sangat menguntungkan bagi lalulintas
pelayaran bagi Amerika, Australia dan Asia Timur. Hal serupa juga terjadi
bagi
pelabuhan Singapura dan Surabaya. Singapura mengambil alih posisi Makassar seperti
kegemilangan perdagangan
45
Singapura
52 juta Gulden.
Singapura sebesar 6,7 juta Gulden. Pada tahun 1921 naik menjadi 43
juta Gulden dan lewat Singapura
sangat
kepulauan Kapal-kapalnya membawa makanan pokok menuju desadesa pantai letaknya .Di Makasar lahan bagi pengolahan muatan
seperti yang dimaksud di sini tidak tersedia, alasan yang memadai
untuk menekankan petunjuk ini. Namun mereka memuji inti laporan
itu, bahwa semua itu bisa mengabaikan ungkapan ini. Dengan sia-sia
orang
berusaha
menghadapi
badai
dan
apabila
terbukti
tidak
atas
konsigmase
mewajibkan
mereka
untuk
46
untuk
membawa
perubahan
pedoman
atas
beban
para
tarip
pengangkutan
murah
dalam
menikmati
mereka
sesungguhnya.
juga
Pada
mencari
halaman
lebih
9
banyak
daripada
yang
bahwa
sistim
dinyatakan
sebelum
pasifikasi
terjadi.
Pasifikasi
memberikan
keuntungan
yang
diperoleh
menciptakan
kesempatan
pengangkutan termurah69
.Gambaran Kamar Dagang tentang sistim pengangkutan itu
juga tidak seluruhnya murni. Seperti yang diketahui usaha baik dari
KPM maupun dari Nord. Lloyd ditujukan untuk mendorong perkapalan
pantai dalam pengangkutan konsignasi, di mana perusahaan ini
69
Th. Ligthart. De Invloed der Malaise op den Handel Inlandsche Producten. Kolonial Studen. 1922,
hal.1
47
harga
angkutan
lokal
sebagai
perbandingan.
Melalui
keinginan
pengangkutan
muatan
perusahaan
atas
seluruh
ini,
jalur
untuk
ini.
Dan
mendorong
mengenai
mengarahkan
pengangkutan
ke
Makasar,
untuk
melihat
luas
kepada
para
nahkoda
yang
sejak
lama
membawa
menurut laporan
tidak
diketahui oleh para pedagang yang membeli barang, karena kasus ini
tidak diselidiki oleh pihak ketiga. Ini hanya bisa diketahui oleh kamar
dagang.70
70
48
bertambah
dan
pemuatan
angkutan
yang
melewati
Makasar
selama
71
49
bisa
tetap
bertahan
pada
pola
lama;
sedikitnya
perubahan
kondisi
menurut
selera
Makassar,
suatu
yang
tidak
memba ca
laporan
bahwa
Makassar
adalah
kota
dagang
yang
akan
ramai,
yang
disandang
itu
Makassar
muncul
sebagai
pusat
72
banyak
hubungan
lalulintas
modern
semakin
banyak
Tijdschrift voor Nijverheid en Landbouw in Nedelandsch Indie. Batavia: 1911, hal, 308-309.
50
akan kehilangan
dalam menata
syarat-syarat
pengangkutan
bagi
bisa
dipenuhi
untuk
pelabuhan-pelabuhan
menarik
yang
lalu-lintas
bersain.
Jika
persaingan itu muncul dari bangsa lain maka kepentingan lokal akan
semakin terancam. Itulah yang dialmi pelabuhan Makassar
di
74
51
Beberapa pedagang
melayari
biaya pengapalan
daripada pelabuhan
demikian
lalu-lintas
perkapalan
akan
semakin
banyak
semakin
tersebut.. Ada dua jenis biaya yang perlu dibedakan, yakni biaya
pelabuhan dan biaya dermaga.
75
Korte Berichten Voor Landbouw, Nijverheid en Handel Uitgegeven door het Departement van
Landbouw, Niverheid en Handel. Buitenzorg eerste Jaargang 1910-1911, hal. 258
76
Ibid-hal, 126-127
52
dari
pada
tahun 1879 terdiri atas 425 perahu tidak terhitung perahu yang kecil
melayari perdagangan di sepanjang pantai barat. Brang-barang yang
dibawa seperti kelapa,, minyak, kain, jagung, kemiri, kain, katun,
kapok, ikan kering kerang mengkudu, pinang dan tembikar. Sebaliknya
dari Singapura di impor berupa
sekali dalam
enam bulan dibayar dan selama periode itu. Karena itu untuk
membendingkan Pelabuhan Makassar
dapat kita lihat adalah tinjauan tentang berbagai biaya, yang bisa
muncul di kedua pelabuhan itu. Di Singapura cukai pelabuhan menjadi
perhitungan utama Karena itu untuk membendingkan Pelabuhan
Makassar dan Singapura, maka yang dapat kita lihat adalah tinjauan
tentang berbagai biaya, yang bisa muncul di kedua pelabuhan itu atas
sejumlah muatan tonase yang dibawanya.78
Biaya dermaga
bagi
H.E.D. Engelhard De Staatkundige en Economische Toestand van het Eiland Saleijer dalam Idische
Gids, April 1883, hal,524.-525
78
Koloniale Studien. Tijdschrift van De Vereeniging Voor Studie van Koloniaal Maatschappelijke
Vraagstukken, 1917-1918, hal,126.
53
bahwa
muatan
pengapalan
dalam
gudang-gudang
bisa
diperlukan untuk
meningkatkan perdagangan
dominasi Singapura dan Penang . Pajak ekspor dan bea impor atau
tidak seragam atau pembatasan secara kuantitatif seperti pada tahun
1870 an
juga
54
Pelabuhan Makassar:
1.
kapal
pengangkut
membongkar barang
Heemskerk
dagangannya senilai
membongkar
Kapal pengangkut
muatan lokal dan memuat 900 ton muatan kapal serta 500 ton
muatan lokal selama 3 hari. Biayanya uang muat masuk f 70 dan
uang muat keluar f 70, uang dermaga f 424,50 dan uang pelabuhan
f 360, cukai pelabuhan dan berlabuh selama 6 bulan f 2264;
maksimal 2 X dalam 6 bulan tiba di Hindia Belanda dan kemudian
menyinggahi 4 pelabuhan jadi 1/8 X f 2264 = f 283; seluruhnya f
1207,50 diolah 1600 ton yakni 900 ton untuk muatan dan pada
muatan bisa ditekan sebesar 9/16 X f 1207,50 atau f 679,21 jadi
seluruhnya f 893,16. Biaya pelkabuhan sebesar f 893,16 dan uang
pajak gudang 900 ton @ f 2,22 per ton atau f 1998; jadi seluruhnya
f 2891,16 atau per ton f 3.212.
Pelabuhan Singapura :
1.
a.kapal
Heemskerk
(lihat
Makasar);
membongkar 1000 ton muatan kapal dan 1000 ton muatan lokal
serta mengangkut 1000 ton muatan lokal selama 7 hari. Biayanya
adalah uang muat
55
Kapal
pengangkut
pengapalan
melalui
pertama
timbunan
membongkar
di
Tanjung
di
Pagar.
setiap
kenaikan
pertanyaan
harus
diajukan
apakah
56
perusahaan perkapalan
Tanjung
Pagar
Singapura)
Biaya
pelabuhan,
perkapalan
dan
hanya
berada
di
Singapura
untuk
Selanjutnya kebanyakan
57
pelabuhan
diperoleh
dengan
penambahan
seluruh
biaya
pelabuhan dengan produk jumlah hari tambatan dan biaya kapal per
hari. Sebagai biaya sebuah kapal setiap hari orang bisa menerima
biaya yang dihitung dalam kondisi normal, yakni 6 pence per ton daftar
netto setiap hari. Kemudian orang menemukan sebuah kapal berbobot
3388 RT brutto dan 2202 RT netto, telah membongkar 2000 ton beras
dalam karung, 1500 ton barang dan 1000 ton kayu, angka-angka ini
bisa dilihat pada halaman132-133. Biaya kapal per hari X jumlah hari
tambatan. Biaya kapal per hari berjumlah 1 penny seperti 5 sen yang
ditetapkan 2202 X 0,30 = f 660,60, jumlah harinya.
Dalam
angka-angka
ini
dicatat
bahwa
biaya
disiapkan perhitungan
Itu
menunjukkan
58
PAMOR
Oleh:
Dr. A. Rasyid Asba, MA
Ketua Program Ilmu Sejarah Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
59