Anda di halaman 1dari 8

PAPPER METODE PENELITIAN KUALITATIF

“MIGRASI ORANG MADURA KE KALIMANTAN”

Dosen pengampu : Mahfud,M.pd.

Disusun Oleh:

Luky Widiyanto 211I10082

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI


I

LATAR BELAKANG

Migrasi adalah fenomena yang telah menjadi ciri khas dalam perkembangan
sosial, ekonomi, dan budaya di Indonesia. Indonesia, sebagai negara
kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan agama, memiliki
beragam faktor yang mempengaruhi migrasi internal penduduknya. Salah
satu migrasi internal yang menarik untuk diteliti adalah migrasi orang
Madura ke Kalimantan.

Orang Madura adalah salah satu kelompok etnis yang mendiami Pulau
Madura, sebuah pulau di sebelah utara Jawa Timur, Indonesia. Mereka
memiliki budaya dan tradisi unik serta berbicara dalam bahasa Madura.
Seiring berjalannya waktu, migrasi orang Madura telah menjadi fenomena
yang cukup signifikan di Indonesia. Banyak orang Madura yang telah
meninggalkan Pulau Madura dan berpindah ke berbagai wilayah di
Indonesia, termasuk Kalimantan.

Migrasi orang Madura ke Kalimantan telah menjadi isu penting dalam kajian
sosial dan ekonomi. Faktor-faktor yang mendorong migrasi ini mencakup
faktor ekonomi, seperti mencari pekerjaan yang lebih baik dan peluang
usaha; faktor sosial, seperti pernikahan dan dinamika keluarga; serta faktor
politik, seperti konflik dan kebijakan pemerintah. Selain itu, dampak migrasi
ini juga merasuki berbagai aspek kehidupan di Kalimantan, termasuk
ekonomi, budaya, dan demografi.

Dalam beberapa tahun terakhir, migrasi orang Madura ke Kalimantan


menjadi sorotan utama karena dampaknya yang semakin terasa. Wilayah
Kalimantan, dengan potensi ekonomi dan sumber daya alamnya, menjadi
tujuan migrasi yang menarik bagi orang Madura. Dampak migrasi ini
mencakup perubahan dalam komposisi penduduk, dinamika sosial, budaya,
dan ekonomi di Kalimantan.
Oleh karena itu, mengenai migrasi orang Madura ke Kalimantan memiliki
relevansi yang signifikan. Dalam konteks ini, tujuan untuk memahami
secara lebih mendalam faktor-faktor yang mendorong migrasi orang Madura
ke Kalimantan, mengidentifikasi dampak migrasi ini terhadap masyarakat
penerima di Kalimantan, serta menganalisis tantangan dan peluang yang
dihadapi oleh komunitas Madura yang telah melakukan migrasi ke
Kalimantan. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang fenomena migrasi
ini, diharapkan dapat dirumuskan kebijakan yang lebih efektif untuk
mendukung integrasi sosial dan ekonomi migran Madura di Kalimantan
serta mempromosikan keragaman budaya yang berkontribusi pada kekayaan
bangsa Indonesia.

II

PEMBAHASAN

Abad ke 13 hingga abad ke 20, orang-orang Madura mulai bermigrasi ke


provinsi Kalimantan Barat (Haba, 2012). Di wilayah Kalimantan Barat, suku
Madura merupakan orangorang pendatang dari luar pulau atau wilayah yaitu
mereka yang berasal dari pulau Madura dan mulai bermukim di Kalimantan
Barat sekitar tahun 1920, dengan tujuan untuk mendapatkan lahan yang
lebih subur daripada lahan yang mereka miliki di pulau Madura. Melalui
penelitian Sudagung (1983), Etnis Madura bermigrasi ke Kalimantan Barat
terjadi selama 2 periode, yang pertama yaitu kisaran tahun 1902 sampai
tahun 1924 dari Bangkalan berlayar menggunakan perahu layar tradisional
hingga sampailah di Kabupaten Ketapang yang pada saat itu merupakan
salah satu bagian atau wilayah dari kerajaan Sukadana pada kisaran tahun
1902, lalu ke Kota Pontianak tahun 1910, dan ke Kabupaten Sambas pada
tahun 1930. Wilayah-wilayah tersebut menjadi tujuan pelayaran langsung
Etnis Madura dari pulau Madura. Faktor yang menjadi pendorong utama
orang-orang Madura datang ke tanah Borneo adalah untuk mencari
pekerjaan dan melakukan perdagangan. Periode ke-2 ini terjadi pada saat
menjelang masa-masa kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan Negara
Republik Indonesia (NKRI). Pada saat itu, keadaan perekonomian Negara
sedang tidak sehat yang sekaligus menjadi masa peralihan. Hal ini
menyebabkan orang-orag Madura memilih untuk mengikuti langkah yang
pernah dilakukan oleh orang-orang Madura sebelumnya untuk mencari
peruntungan nasib serta menerima jenis pekerjaan apapun yang ada, sesuai
dengan daerah yang mereka tuju dengan istilah mereka “teretan”. Pada saat
itu pihak pemerintah juga sedang melaksanakan program transmigrasi yang
cukup menjanjikan, disisi lain keadaan di tanah Madura semakin padat
sehingga cukup sulit untuk menampung orang-orang yang ada diwilayah
tersebutKedatangan orang Madura ke Kalimantan sudah terjadi sejak dulu.

Orang Madura memang sudah melakukan migrasi kebanyak tempat doi


Jawa,Bali, dan lain-lain. Orang Madura dari Sampang, Bangkalan,
Pamrkasan dan Sumenep banyak meningalkan daerahnya. Orang Madura
migrasi dengan dan memikirkan keadaan selalu mempererat hubungan
kekerabatan. Pada masa itu memang sangat pesat perjalanan atau migrasi
mereka tak lepas dari factor-faktor didalamnya. Salah satu factor yang
melatar belakangi mereka migrasi ke Kalimantan adalah Ekonomi. Pada
awalnya sejumlah besar orang Madura bertempat tinggal di sebelah Selatan
dan sebelah Barat Kalimantan, terutama di daerah-daerah sekitar
Kotawaringin, Singkawang dan Sambas. Demikian pula di kota-kota
pelabuhan Pontianak dan Banjarmasin terdapat banyak penduduk Madura.
Mereka bekerja sebagai kuli bongkar muat kapal-kapal atau sebagai pekerja
kontrakan dalam membuka dan mengolah lahan di daerah-daerah
pedalaman. Sekitar 20 tahun setelah terjadi migrasi besar-besaran ke
Kalimantan pada tahun 1930-an, hubungan antara penduduk Dayak dan
pendatang Madura memang rentan konflik. Padahal, kedatangan orang
Madura ke Kalimantan bukan untuk berperang, melainkan untuk mencari
kehidupan layak karena di daerah asal kesulitan untuk mencari penghasilan.

Disertasi berjudul Migrasi Swakarsa Orang Madura ke Kalimantan Barat,


yang berhasil dipertahankan almarhum Hendro Suroyo Sudagung di
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1984, mengungkapkan, ada tiga
gelombang migrasi swakarsa dari Madura ke Kalimantan: tahun 1902-1942,
1942-1950, dan sesudah 1950. Kalimantan, selain menjanjikan kelimpahan,
memang sebagai walayah yang sangat luas. Pada masa itu, yang menjadi
dorongan orang Madura untuk bermigrasi ke tanah Borneo tidak hanya
sebatas untuk mendapatkan pekerjaan melainkan juga upaya dalam
memenuhi harapan akan kehidupan yang baru yang lebih manusiawi. Orang-
orang Madura yang datang ke Kalimantan Barat terbanyak terjadi pada
tahun 1980 sampai 1998. Periode tahun 1998 hingga 2000 menjadi salah
satu peristiwa yang tidak disangka oleh siapapun yaitu terjadinya konflik
antar etnis yang menyebabkan jatuhnya korban, baik dari etnis dayak, etnis
melayu dan khususnya etnis madura, unsur SARA menjadi poin penting
terjadinya konflik yang menjadikan berubahnya sistem-sistem yang ada di
Kalimantan Barat khususnya etnis madura, pada masa itu etnis madura dari
berbagai daerah khususnya Sambas, Sanggau dan sekitar memberikan
penguatan bahwa etnis madura harus berpindah dari tempat tinggalnya,
kemudian mengungsi di wilayah-wilayah yang aman, salah satunya di
Pontianak dan sekitarnya, (Juwanda and Saffanah, 2019).

Penegasan keamanan bagi etnis madura yang mengungsi ke Pontianak juga


ditegaskan oleh TNI yang berjaga di wilayah Singkawang yang merupakan
titik akhir untuk keamanan etnis madura saat itu, (Suprapto, 2018). Dari
wilayah Singkawang menuju Pontianak merupakan tempat yang aman bagi
etnis madura pada saat itu. Seiring dengan perjalanan waktu periode 2001
hingga sekarang etnis madura di Kalimantan Barat sudah berangsur pulih
baik dari kondisi emosional dan kondisi ekonomi, wilayah yang dijadikan
tempat pengungsian yang berada di sekitaran kota Pontianak, sudah menjadi
tempat yang bisa dikatakan pusat penting yaitu disekitaran kampus
Univeristas Tanjungpura tingkat ekonomi yang semakin naik, kemudian di
daerah Parwasal yang notabanenya adalah daerah pertanian yang subur,
dengan semangat orang-orang madura yang tidak putus ada, mengakibatkan
tingkat ekonomi etnis madura menjadi membaik, (Ulum, 2013). hal ini lah
yang menjadi progres bahwa etnis madura sudah diterima kembali oleh
masyarakat Kalimantan Barat, mereka hidup dengan aman dan tentram serta
saling bertoleransi antar sesama etnis maupun beda etnis yang ada di
Kalimantan Barat, namun paling utama etnis madura tidak diperkenankan
untuk kembali ke wilayah yang disebutkan sebelum dikerenakan
menghindari terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, walaupun sebenarnya
sudah tidak ada lagi percikan-percikan atau suatu arah konflik yang akan
terjadi.

III

KESIMPULAN

Migrasi Madura memang sudah ada sejak jaman dulu, mereka menyebar
dari berbagai daerah ke daerah lain. Tujuannya pun berbeda beda ada yang
berlandaskan ekonomi dan lain sebagainya. Dengan adanya migrasi ini kita
diajarkan bagaimana kita bertoleran dan sopan santun kepada warga asli
yang kita kunjungi dan sebaliknya agar kita sebagai pendatang dan warga
asli bisa hidup nyaman tentram dan bahagia. Migrasi orang Madura yang
massif ke pulau Kalimantan ini mengambarkan bahwa sebuah penduduk
atau perseorangan ingin mengubah hidup dengan berpindah tempat, menetap
untuk memperoleh ekonomi yang baik dan keluarga baru. Semoga kita dapat
mengambil hikmah dari apa yang kita lihat.
DAFTAR PUSTAKA

Muh. Syamsuddin, 2007. Agama, Migarasi dan Orang Madura. Aplikasia

Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol 8 No 2.

Haris Firmansyah, Iwan Ramadhan, Hadi wioyono, Superman. (2022).

Historitas dan Perkembangan Budaya Masyarakat Etnis

Madura di Kalimantan Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial. Vol

8 No 2.

Haba, J. (2012). Etnisitas, Hubungan Sosial dan Konflik di Kalimantan

Barat. Jurnal Masyarakat & Budaya, 14(1), 31–52. Diakses dari

https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/86

Juwanda, J. and Saffanah, W. M. (2019) ‘Kehidupan Etnis Madura Pasca

Konflik Dengan Etnis Dayak Tahun 1997 Di

Desa Pahauman Kec. Sengah Temila Kabupaten

Landak Kalimantan Barat’, Maharsi, 1(02), pp.

33–52. doi: 10.33503/maharsi.v1i02.580.

Suprapto, W. (2018) ‘Relokasi Masyarakat Madura Di Singkawang Sebagai

Bagian Dari Proses Resolusi Pasca Konflik Etnisitas Di

Kabupaten Sambas’, Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS

Indonesia), 3(2), p. 33. doi: 10.26737/jpipsi.v3i2.975.

Ulum, R. (2013) ‘Prospek Pembangunan Masyarakat Pasca Konflik Sambas.

Community Development Prospect Of Post-Conflict Sambas’,

Analisa, 20(01), pp. 25–35. Available at:


https://www.researchgate.net/publication/291246379_Prospek_Pembanguna
n_Masyara kat_Pasca_Konflik_Sambas.

Anda mungkin juga menyukai