Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH, PEREKAT PERBEDAAN

(TRANSMIGRAN ORANG BALI DI KABUPATEN MAMUJU)


HISTORY OF ADHESSIVE DIFFERENCES
(TRANSMIGRAN OF BALI IN MAMUJU REGENCY)
 
Thamrin Mattulada
Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan
Jalan Sultan Alauddin / Tala Salapang Km. 7 Makassar, 90221
Telepon (0411) 885119, 883748, Faksimile (0411) 865166
Email: thamrinmattulada@yahoo.co.id
Diterima: 24 Februari 2017; Direvisi: 20 Maret 2017; Disetujui: 31 Mei 2017
 
ABSTRACT
This study provides an overview of the transmigration programs in Sulawesi with focuses on transmigrants
of Bali in Mamuju. Their tenacity in works becomes one of the economic strengths that exist in West Sulawesi
today. In fostering social relations, the transmigrants of Bali are able to build good relationships with fellow
transmigrants from other regions, especially to indigenous peoples in the area. Their equations and historical
linkages become the strength of the togetherness that they cultivate.
Keywords: Transmigration, conflict potential, history, adhessive differences.

ABSTRAK
Kajian ini memberikan gambaran umum mengenai program transmigrasi di Sulawesi dengan fokus pada
para transmigran Bali di Mamuju. Keuletan mereka dalam berusaha menjadi salah satu kekuatan ekonomi
yang berkontribusi bagi peningkatan pembangunan di Sulawesi Barat saat ini. Dalam membina hubungan
sosial, transmigran Bali mampu membangun hubungan yang baik dengan sesama transmigran dari daerah
lain, terutama kepada penduduk asli di daerah tersebut. Persamaan dan pertalian sejarah menjadi kekuatan dari
kebersamaan yang mereka bina. 
Kata Kunci: Transmigrasi, potensi konflik, sejarah, dan perekat perbedaan.

PENDAHULUAN pemerintah. Setelah  kemerdekaan Indonesia,


Perjalanan panjang transmigrasi di program transmigrasi ke Lampung pada 1950.
Indonesia telah dimulai sejak masa kolonial  Transmigrasi penting untuk pembangunan
tahun 1905. Sejak rombongan transmigran nasional, transmigrasi merupakan salah satu
diberangkatkan pertama kali sebanyak 155 upaya pemerintah dalam mencapai keseimbangan
kepala keluarga dari Pulau Jawa ke Daerah penyebaran penduduk, memperluas kesempatan
Lampung, di Pulau Sumatera (Sri Edi Swasono kerja, meningkatkan produksi pendapatan.
dan Masri Singarimbun (ed.), 1985:xi). Maka Transmigrasi juga berfungsi untuk mempercepat
pada masa itulah dianggap sebagai tonggak perubahan pengelompokan dan penggolongan
dimulainya penataan struktur demografi untuk manusia dan membentuk jalinan hubungan
pemerataan distribusi penduduk di Indonesia sosial dan interaksi sosial yang baru. Biasanya
secara terencana. Konon, program transmigrasi para transmigran berasal dari daerah padat
pertama di Lampung tersebut sebagai bagian dari penduduknya dengan kondisi sosial, ekonomi,
Politik Etis kepada rakyat Indonesia. Padahal, budaya, dan geografis yang kurang baik dan
sesungguhnya itu hanya upaya pemerintah kurang menguntungkan.
Hindia Belanda untuk mendapatkan tenaga kerja Transmigrasi secara teori dapat dipahami
murah bagi perkebunan-perkebunan tebu milik sebagai perpindahan penduduk dari suatu daerah

129
WALASUJI Volume 8, No. 1, Juni 2017: 129—139
ke daerah lainnya dalam wilayah Republik penduduk setempat akan muncul bahwa mereka
Indonesia. UU Nomor 15 tahun 1997 tentang lebih berhak atas kesejahteraan yang lebih baik
Ketransmigrasian, pasal 3 menyebutkan bahwa dari pada penduduk pendatang. Mereka merasa
ada tiga tujuan dari kegiatan transmigrasi punya hak lebih atas segala sumber daya yang
ini, yaitu: Pertama, untuk meningkatkan ada. Masalah ini sangat mudah digiring menjadi
kesejahteraan transmigran dan masyarakat konflik suku dan agama.
setempat;  Kedua, bertujuan untuk pemerataan Oleh sebab itu, pemerintah harus mampu
pembangunan daerah;  dan  Ketiga, transmigrasi mengenali potensi konflik yang ada di wilayah
bertujuan untuk  memperkokoh persatuan dan transmigran. Kemudian merumuskan kebijakan
kesatuan bangsa1. yang dapat mengekang potensi konflik itu.
Sejak zaman penjajah Belanda, Pulau Jawa Bahkan bukan tidak mungkin potensi konflik
dan Bali adalah wilayah yang paling banyak itu bisa diarahkan ke hal-hal yang positif yang
penduduknya di Nusantara. Keadaan itu masih justru menjadi pendorong kemajuan ekonomi
sama setelah Indonesia merdeka hingga saat ini. dan budaya masyarakat.
Sebagian besar penduduk Indonesia tersebar
di kedua pulau tersebut, sekitar 65% dengan METODE
kepadatan penduduk berkisar 380 – 1.000 jiwa/ Penelitian ini sepenuhnya menggunakan
km2. Sementara wilayah lainnya, termasuk Pulau metode penelitian sejarah, yang dimulai
Sulawesi, penduduknya masih jarang dengan dengan tahap pencarian sumber, kritik sumber,
lahan yang luas. Untuk mengurangi kepadatan interpretasi data, dan penulisan laporan. Dengan
penduduk, cara yang paling cepat adalah menggunakan metode ini, diharapkan dapat
dengan mendistribusikan penduduk tersebut ke menghasilkan sebuah tulisan sejarah yang ilmiah
daerah-daerah yang masih jarang penduduknya. dan bukan hanya sekedar deretan fakta.
Inilah yang kemudian kita kenal dengan istilah Sebagai tahap awal, peneliti melakukan
transmigrasi. penelusuran data atau sumber yang dalam ilmu
Transmigran di Mamuju berasal dari sejarah disebut heuristic. Di lakukan di berbagai
berbagai suku, yaitu Bali, Jawa, dan Nusa perpustakaan yang ada di Makassar dan Sulawesi
Tenggara. Penduduk setempat kebanyakan Barat, di instansi pemerintah terkait, dan
beragama Islam, sementara transmigran berasal masyarakat yang dianggap punya pengetahuan
dari beberapa latar agama. Yang dari Jawa mengenai keberadaan dan kehidupan masyarakat
beragama Islam, tetapi ada juga sebagian yang Bali di Mamuju.
beragama Kristen. Sedangkan mereka yang Setelah berbagai sumber baik primer
berasal dari Bali adalah beragama Hindu. maupun sekunder telah dikumpulkan,
Perbedaan yang mencolok ini (suku dan agama) selanjutnya dilakukan pemilihan dan pemilahan
menjadi sangat rawan disulut konflik. Sangat berbagai data yang ada. Proses ini dalam ilmu
mudah mengarahkan suatu konflik ke arah konflik sejarah dikenal dengan kritik sumber, yang
yang seolah-olah dilatari oleh perbedaan suku bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih
dan agama. Perselisihan pribadi atau kelompok valid. Setelah kritik sumber dan interpretasi data
masyarakat dengan mudah bisa digiring menjadi dilakukan, barulah sampai pada tahap penulisan.
masalah suku dan agama.  
Di sisi lain, kerawanan juga terjadi jika PEMBAHASAN
muncul kecemburuan sosial penduduk setempat
terhadap keberhasilan para transmigran. Ego Sejarah Transmigrasi di Sulawesi
Proyek transmigrasi yang terjadi diPpulau
Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja RI,
1
Sulawesi memang tidak termasuk gelombang
Undang-undang No 15 Tahun 1997. awal seperti yang terjadi pada daerah Lampung.

130
Sejarah, Perekat Perbedaan ... Thamrin Mattulada

Untuk pertama kalinya terjadi pengiriman Sulawesi sebanyak 5184 kk atau sekitar 24.241
transmigran ke Sulawesi pada tahun 1930- jiwa. Sebagian besar mereka berasal dari Pulau
an. Kegiatan ini juga dikenal dengan istilah Jawa; 1.517 kk atau 7.205 jiwa berasal dari Jawa
kolonisasi. Kolonisasi yang dilakukan oleh Timur, 901 kk atau sekitar 4516 jiwa dari Jawa
Belanda di Sulawesi ini mencapai puncaknya Tengah; 349 kk atau 1.476 jiwa dari Jawa Barat;
sepanjang tahun 1934 - 1938. Dalam kurun waktu 172 kk atau 707 jiwa dari Daerah Istimewa
tersebut, ada sekitar 5.000 kepala keluarga dari Yokyakarta; 250 kk atau 1.195 jiwa dari Daerah
Pulau Jawa yang didistribusikan untuk menjadi Khusus Ibukota Jakarta. Sementara yang
penduduk pendatang di pulau Sulawesi.  Mereka lainnya, 1.295 kk atau 5993 jiwa berasal dari
tersebar di wilayah Luwu, seperti di Bone-Bone, Bali, dan 700 kk atau 3.149 dari Nusa Tenggara
Kalaena, dan Lamasi(Charras,1997:86). Khusus Barat. Pemerintah juga menempatkan sebagian
pada tahun 1937, dibuka dua daerah tujuan transmigran asal Bali di Parigi (Sulawesi
koloni, yaitu Bungi di Pinrang dan Mapili di Tengah). Antara tahun 1969 sampai 1973 ada
Polewali (Kementerian Penerangan,1953:464). sekitar 1.852 kk yang ditempatkan di daerah ini
Kepadatan penduduk yang tidak (Levang, Patrice, 2003:136).
berimbang antara Jawa dengan luar Jawa, juga Transmigran terbesar di Sulawesi ada di
dianggap sebagai masalah besar oleh pemerintah wilayah Luwu. Tahap pertama berlangsung pada
setelah Indonesia merdeka. Oleh sebab itu, tahun 1969, disebar dalam 4 kecamatan, yaitu
pendistribusian penduduk ke daerah-daerah Masamba, Bone-bone, Wotu, dan Mangkutana.
masih harus dilakukan. Untuk memudahkan Mereka berjumlah 24.244 jiwa, dan menempati
program ini di Sulawesi, maka pada tanggal lahan seluas 12,855 ha  (Charras,1997:117).
25 Agustus 1952, berdasarkan surat keputusan Hingga tahun 1976, ada 26.315 transmigran
No: U-1-44-24, diresmikan “Kantor Djawatan yang masuk di Luwu, 62% di antaranya adalah
Transmigrasi” Provinsi Sulawesi di Makassar orang Jawa. Program transmigrasi ini disusul
oleh Kepala Djawatan Transmigrasi. Pemerintah dengan pembangunan terpadu yang mencakup
melalui kantor ini membuka daerah transmigrasi pembangunan sarana komunikasi, jaringan
baru dan menempatkan sebanyak 22.243 jiwa irigasi, dan penambangan nikel di Malili
transmigran yang tersebar di berbagai tempat (Charras,1997:58).
di Provinsi Sulawesi. Ada 8.821 jiwa yang
ditempatkan di Mapili (Mandar), daerah ini Transmigran Bali di Mamuju
merupakan yang terbanyak, dan menempati Mamuju sebelum terbentuknya Sulawesi
lahan pemukiman sekitar 3500 ha. Yang lainnya, Barat, merupakan salah satu kabupaten dari
Bungi (Pinrang) sebanyak 689 jiwa, Kalaena Provinsi Sulawesi Selatan. Program transmigrasi
(Luwu) sebanyak 5.118 jiwa, Lamasi (Luwu) untuk tujuan Mamuju sudah direncanakan sejak
sebanyak 2.441 jiwa, dan Pagujaman sebanyak tahun 1952. Rencananya akan dibuka tiga unit
288 jiwa (Kementerian Penerangan,1953: 464). transmigrasi yaitu; Unit Transmigrasi Mamuju I
Sepanjang tahun 1950-an-hingga tahun dengan luas lahan 5.500 ha, Unit Transmigrasi
1969, program transmigrasi untuk wilayah Mamuju II dengan luas lahan 30.000 ha, dan
Sulawesi dihentikan. Faktor keamanan menjadi Unit Transmigrasi Mamuju III dengan luas lahan
alasan utamanya. Kahar Muzakkar di bawah 50.000 ha (Kementerian Penerangan,1953:468).
bendera DI/ TII menguasai hampir seluruh Tetapi program ini tidak bisa dijalankan sesuai
wilayah penting di Sulawesi ketika itu.Setelah waktu yang direncanakan, karena masalah
Sulawesi dianggap aman, program transmigrasi keamanan.
kembali dijalankan pemerintah. Karena alasan itu, sehingga program
Dari tahun 1969 sampai 1975, pemerintah transmigrasi ini tertunda. Bahkan sampai
berhasil mendistribusikan transmigran ke gerakan DI/ TII bubar pun, program ini belum

131
WALASUJI Volume 8, No. 1, Juni 2017: 129—139
dijalankan. Pada tahun 1981, untuk pertama pelaksanaan pembangunan rumah transmigran
kalinya pemerintah Indonesia menjalankan tersebut ditambah lagi sebanyak 200 unit
program transmigrasi di Mamuju. Dibuka rumah transmigran (pemindahan dari Proyek
Unit Pemukiman Transmigrasi di Kecamatan Transmigrasi SKPC Budong-Budong akibat
Kalukku yang disebut Unit Transmigrasi Toabo. adanya kendala teknis dan medan lokasi)
Wilayah ini ditempati oleh transmigran dari sehingga jumlah yang harus dibangun di Toabo
Jawa, Bali, dan daerah lain di luar Sulawesi. menjadi 500 unit rumah transmigran. Tanggal 31
Ada 500 kk yang berjumlah 2.106 jiwa yang Desember 1982 pelaksanaan pembangunan 300
menempati wilayah ini. Jumlah mereka yang unit rumah transmigran selesai..
banyak itu didistribusikan secara bertahap. Pada tanggal 31 Desember 1982 jam
Dalam keputusan Menteri Transmigrasi 21.45 wita, sebuah kapal laut yang mengangkut
Republik Indonesia melalui anggaran APBN penumpang warga transmigran dari daerah
Tahun 1981/1982 menetapkan bahwa Wilayah Kabupaten Sragen, Kabupaten Kendal, dan
Toabo  yang masih berupa hutan dan berada Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah
di Wilayah Desa Pangale Kecamatan Kalukku berlabuh di pesisir Desa Belang-Belang.
Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Selatan Menyusul kemudian pada jam 4.15 wita sebuah
dengan luas 1600 Ha dengan batas-batas sebagai kapal laut yang mengangkut warga transmigran
berikut: Sebelah utara dengan Kampung Bunde, dari daerah Kabupaten Tulung Agung Propinsi
Sebelah timur dengan Kampung Tarepok, Jawa Timur juga berlabuh di dekat kapal yang
Sebelah selatan dengan Kampung Salukayu, datang dari Jawa Tengah tersebut. Sehingga pada
dan sebelah barat dengan Kampung Paniki dan pagi harinya yaitu tanggal 1 Januari 1983 (tepat
Kampung Tawaro, adalah kawasan area Proyek tahun baru 1983), warga tersebut baru dievakuasi
Nasional Transmigrasi SKP A SP I Toabo yang ke pinggir pantai dengan menggunakan perahu-
akan dihuni 300 kk Transmigran. perahu kecil (istilah di Mamuju perahu tersebut
Dalam realisasi pelaksanaan pekerjaan bernama Katinting), dan selanjutnya diangkut ke
terbagi ke dalam dua jenis pekerjaan, yaitu: lokasi Transmigrasi SKP A SP I Toabo dengan
pertama, pekerjaan land clearing dan fasilitas menggunakan truk milik PT. Sederhana Jaya
umum yang meliputi pembangunan pekerjaan Sakti dan PT. First Indra Corp Ltd.
jalan dan saluran pembuangan. Rekanan yang Jadi Toabo ini mulai dihuni untuk pertama
melaksanakan pekerjaan ini adalah Kontraktor kalinya oleh penduduk walaupun statusnya
PT. Sederhana Jaya Sakti melalui anggaran sebagai warga transmigran adalah pada tanggal
proyek transmigrasi tahun anggaran 1981/1982. 1 Januari 1983 dengan rincian 146 kkk dengan
Kedua, pekerjaan 300 unit perumahan (571 jiwa) dari Jateng; 48 kk (197 jiwa)
transmigran dan sarana prasarana fasilitas umum transmigrasi Jatim. Dan sejak saat itu pula proses
yang meliputi: pembangunan rumah ibadah, yang berlaku bagi penduduk lain yang tersebar
sumur sebagai sarana air bersih, rumah dinas di seluruh wilayah dan daerah Nusantara ini juga
KUPT dan rumah petugas UPT (Unit Pemukiman berlaku bagi penduduk yang berstatus warga
Transmigrasi), pustu (Puskesmas Pembantu), transmigran tersebut, serta segala sesuatun
kantor UPT, gudang, dan lapangan. Rekanan termasuk sistem pemerintahan, namun ada
yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah tambahan bidang pengawasan, pembinaan, dan
kontraktor PT. First Indra Corp. Ltd. Melalui lain-lain sesuai peraturan Menteri Transmigrasi.
anggaran transmigrasi tahun 1982/1983.  Pada akhir bulan Januari 1983 proses
Pada tanggal 28 Nopember 1982, PT. First pelaksanaan pembangunan rumah transmigran
Indra Corp Ltd. mulai membangun pekerjaan sebanyak 200 unit selesai. Pada pertengahan
rumah transmigran sejumlah 300 Unit. tiga bulan Februari 1983, berlabuh kapal di Belang-
hari kemudian, yaitu tanggal 1 Desember 1982, Belang dengan mengangkut warga transmigran

132
Sejarah, Perekat Perbedaan ... Thamrin Mattulada

yang berasal dari Bali berjumlah 95 kk dengan Daftar Realisasi Penempatan dan
(454   jiwa), kemudian pada awal bulan Maret Perkembangan Transmigrasi
1983 sebuah kapal laut yang mengangkut warga di Kecamatan Tommo Tahun 1982-2012
dari NTB (Nusa Tenggara Barat) yang berlabuh
di Belang-Belang sejumlah 100  kk (423 jiwa).. Tahun
Jumlah Jumlah
 UPT Desa Penem-
Dan selanjutnya di tahun yang sama secara patan
KK Jiwa
berangsur ada penambahan warga transmigran Tommo Tommo 1983 555 2.174
lokal dan transmigran swakarsa berjumlah 127 I,II
kk. Tommo Tommo 1990 327 1.711
Jadi sampai dengan akhir tahun 1983 V
jumlah warga transmigrasi SKP A SP I Toabo Tommo Buana 1985 300 1.154
III Sakti
berjumlah 627 kk (3.140 jiwa) sesuai dengan Tommo Tamajari 1989 305 1.628
llampiran I pada berita acara serah terima IV
proyek-proyek pemukiman transmigrasi/ unit Tommo Campalaga 1992 309 1.319
pemukiman transmigrasi secara nasional dari VI
Menteri Transmigrasi kepada Menteri Dalam Tommo Malino 1993 300 1.565
VII
Negeri nomor: BA.20/M/I/1988 tanggal 22
Jumlah     2.096 9.551
Januari 1988 yang dokumen berita acara tersebut
ditandatangani oleh Menteri Transmigrasi Sumber: Daftar Realisasi Penempatan dan
sebagai pihak pertama yang menyerahkan adalah Perkembangan Transmigrasi Tahun 1982
Martono, dan Menteri Dalam Negeri sebagai sampai dengan 2012 Kabupaten Mamuju
pihak kedua yang menerima adalah Soepardjo. Sulawesi Barat
Proses dan tahap dalam kehidupan bermasyarakat
 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat
dan berpemerintahan di SKP A SP I Toabo  sejak
diketahui bahwa di Kecamatan Tommo
tanggal 1 Januari 1983 sampai dengan tanggal 28
setidaknya terdapat tujuh UPT (Unit Pemukiman
November 1988 sistem pemerintahan mayoritas
Transmigrasi) yakni: Tommo I, Tommo II dan
berlangsung dibawah sistem yang diatur oleh
Tommo V terdapat di Desa Tommo, Tommo III di
Departemen Transmigrasi.
Desa Buana Sakti, Tommo IV di Desa Tamajari,
Transmigran Bali di Mamuju setidaknya
Tommo VI di Desa Campaloga dan Tommo VII 
terkonsentrasi di Desa Toabo Kecamatan
terdapat di Desa Malino. Kecamatan Tommo
Papalang dan Desa Tommo Kecamatan Tommo.
adalah kecamatan di Kabupaten Mamuju yang
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa
identik dengan “Pemukiman Bali”. Bahkan dapat
transmigran Bali hanya terdapat di tempat
dikatakan bahwa “Tommo adalah Potongan Bali
tersebut, tetapi juga terdapat di UPT lain di
di Sulawesi Barat”. Sesaat memasuki wilayah
Kabupaten Mamuju, meskipun jumlahnya
Kecamatan Tommo, maka terasa berada di Pulau
tidak signifikan. Seperti telah disebutkan
Bali. Rumah-rumah penduduk bercorak dan
sebelumnya bahwa pada awal penempatan di
berarsitektur Bali yang juga diperkaya dengan
Unit Penempatan Transmigrasi Toabo tahun
gaya hidup dan penampilan warganya juga khas
1982/1983, transmigran yang berasal dari Bali
Bali. 
sejumlah 95 kk dengan (454 jiwa). Pada periode
Meskipun demikian dari 2.096 kepala
yang sama di Desa Tommo, Kecamatan Tommo
keluarga transmigran yang ditempatkan di UPT
juga ditempatkan transmigran Bali sebanyak 555
Tommo tersebut secara keseluruhannya bukan
kk (2.174 jiwa).
hanya dari Bali, tetapi dari berbagai daerah di
Indonesia, seperti Jawa, NTT, dan Lombok,
bahkan ada juga transmigran lokal atau wilayah
sekitar Sulawesi Barat. Mayoritas transmigran

133
WALASUJI Volume 8, No. 1, Juni 2017: 129—139
dari Bali di Kecamatan Tommo terkonsentrasi Menjadi sukses di tanah rantau tidak
di Desa Tommo, Desa Buana Sakti, Desa pernah terbayangkan sama sekali dalam pikiran  I
Campaloga dan Desa Rate Mario. Made Suardana, transmigran asal Kabupaten
Kecamatan Tommo memiliki 14 desa, Badung, Provinsi Bali. Ia memutuskan untuk
dengan luas wilayah 827,35 km2 dengan menjadi peserta transmigrasi dan meninggalkan
persentasi luas terhadap luas Kabupaten Mamuju pekerjaannya di Bali sebagai kernet truk dan
10,42 km2 dengan rata-rata ketinggian dari menuju ke tanah harapan baru, di Mamuju sejak
permukaan laut 1-40 m. Wiayah desa terluas tahun 1986. Awalnya ia bersama transmigran
adalah Leling sebesar 207,42 km2, sedangkan lainnya mendapatkan tanah seluas 1,5 ha. Saat
wilayah desa terkecil adalah Desa Tammejarra pertama kali ia menuju Mamuju yang ada dalam
7,20 km2 . Dari 14 desa semuanya secara geografi benaknya hanyalah hutan belantara. Jalan,
merupakan desa bukan pantai dengan topografi rumah, dan fasilitas umum lainnya belum ada.
wilayah datar berbukit-bukit. Berdasarkan data I Made Suardana pun harus bekerja
dari masing-masing desa dan kantor Kecamatan keras agar lahan yang ditempatinya itu dapat
Tommo, jumlah penduduk Kecamatan Tommo memberikan harapan sehingga kehidupan
pada tahun 2015 sebanyak 22.588 jiwa yang membaik pada diri dan keluarganya. Pada
terbagi dalam 5.503 rumah tangga dan 6.088 awalnya, ia tekun menggarap lahan untuk
kepala keluarga, sehingga dapat disimpulkan dijadikan perkebunan jeruk dan kakao. Memang
bahwa rata-rata anggota setiap rumah tangga pada saat itu, dua komoditas tersebut menjadi
adalah 4 jiwa dengan kepadatan penduduk produk andalan. Bahkan, I Made Suardana
27 jiwa per km2. (BPS Kabupaten Mamuju, merasakan betapa nikmatnya menjadi petani
Kecamatan Tommo Dalam Angka 2016:1). jeruk dan kakao, karena keuntungannya mampu
menghidupi keluarga.
Bali Membangun Ekonomi Sulawesi Barat I Made Suardana mulai berhenti menjadi
Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan petani jeruk sekitar tahun 2000-an. Saat
Saleh, pada suatu kesempatan mengatakan bahwa Indonesia dihantam krisis ekonomi, harga
program transmigrasi telah berhasil membangun jeruk anjlok, karena pemerintah mengeluarkan
Sulawesi Barat sehingga menjadi provinsi tata niaga jeruk. Kemudian di saat yang sama
yang maju dan berkembang. Transmigrasi tanaman kakaonya pun satu persatu mati karena
yang masuk ke Provinsi Sulawesi Barat telah terserang hama penyakit. Tidak mau lama-lama
mengembangkan pertumbuhan ekonomi memikirkan kerugian yang mendera, I Made
daerah sehingga maju dan berkembang. Karena Suardana pun beralih ke tanaman sawit sejak
transmigrasi maka kemiskinan berkurang dan tahun 2005.
pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi. Tanah seluas 15 Hektar miliknya yang
Gubernur Sulawesi Barat lebih jauh dulunya sebagai lahan jeruk dan kakao kini
mengatakan bahwa program transmigrasi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Lima
membawa pertumbuhan ekonomi di bidang tahun kemudian I Made Suardana  mendapatkan
pertanian, di samping juga telah membawa manfaat dari menanam kelapa sawit. Dari segi
pembangunan pemerintah daerah ini. Mengingat keuntungan, jelas menjanjikan. Ia pun memperluas
wilayah transmigrasi kini telah berubah menjadi lahan sawitnya. Dari hasil keuntungan sawit,
kecamatan, bahkan dapat menjadi sebuah ia membeli lahan baru. Saat ini, lahan yang
kabupaten. Telah ada daerah transmigrasi dimiliki seluas 45 hektar. Dari hasil panen per-
yang menjadi kecamatan, seperti Kecamatan bulannya, ia mengaku bisa menabung Rp. 45 juta.
Wonomulyo di Kabupaten Polewali Mandar, Dengan pendapatan yang cukup besar itu, I Made
Kecamatan Tommo di Kabupaten Mamuju, dan Suardana mampu membeli lima unit truk dan satu
Kecamatan Tobadak dan Topoyo di Mamuju unit Toyota Fortuner.
Tengah.

134
Sejarah, Perekat Perbedaan ... Thamrin Mattulada

Hal sama juga dialami oleh I Nyoman ini menguat, maka rasionalitas orang-orang
Sudita, ia tercatat sebagai Kepala Desa Tommo I, yang terlibat di dalamnya untuk menyelesaikan
Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju. Berkat masalahnya menjadi pudar. Yang muncul
adanya program transmigrasi di Kabupaten adalah ego kelompok. Itulah yang melatari
Mamuju tahun 1982,  I Nyoman Sudita mampu lahirnya perang saudara yang mengatasnamakan
mengubah nasibnya dan kehidupan keluarganya perbedaan agama atau suku.
semakin baik. Baginya program transmigrasi Kita tidak bisa menutup mata pada
telah mampu mengubah nasib mereka. Ia perjalanan panjang sejarah bangsa ini, di mana
telah memiliki puluhan hektar kebun coklat, telah terjadi banyak kerusuhan yang disebabkan
kemudian dijadikan perkebunan kelapa sawit, oleh sara. Telah terjadi kekerasan di banyak
juga memiliki sawah untuk pertanian padi.  Tidak tempat atas nama agama dan suku, seperti tragedi
hanya itu, anak-anaknya juga sudah bisa sekolah Sambas (perang atas nama suku) di Kalimantan
hingga perguruan tinggi di Kota Makassar2. Barat (1997), perang atas nama agama di Ambon
I Nyoman Sudita, telah 2 kali (1998), perang atas nama agama di Poso (2000),
memenangkan pemilihan Kepala Desa di Desa dan perang atas nama agama dan suku di wilayah
Tommo I. Bahkan ia tercatat sebagai satu- Luwu (1999-2001). Semua wilayah itu termasuk
satunya orang Bali di Kecamatan Tommo atau daerah tujuan transmigrasi, baik pada zaman
bahkan di Kabupaten Mamuju yang berhasil Belanda maupun saat Indonesia merdeka. Di
menjadi kepala desa. Luwu, kerusuhan terjadi di beberapa wilayah,
yaitu Sabbang, Baebunta, Malangke, Lamasi,
Sejarah Perekat Perbedaan dan Padang Sappa, yang kesemuanya pernah
Potensi konflik selalu mengiringi menjadi daerah tujuan transmigrasi. Kerusuhan
kehidupan manusia, baik dalam lingkungan menelan korban harta dan nyawa di antara
kampung, desa, kecamatan, dan lingkungan yang mereka.
lebih luas, antarnegara atau antarbenua. Bahkan Jika yang membangun potensi konflik
dalam lingkungan yang lebih kecil sekalipun, adalah perbedaan, maka sebaliknya yang
yaitu keluarga, konflik kerap terjadi. mengukuhkan persatuan adalah persamaan.
Begitu juga dengan kehidupan transmigran Persamaan itu bisa dalam berbagai wujud,
Bali di Mamuju. Mereka tidak berasal dari satu misalnya persamaan; cita-cita, pekerjaan, agama,
keluarga saja, mereka juga bukan satu-satunya suku, ras, budaya, dan sejarah. Perbedaan-
suku yang menjadi transmigran di sana. Ada perbedaan yang terikat dalam satu kesamaan yang
orang Jawa, itupun terbagi dalam beberapa kuat, akan menjadikan perbedaan-perbedaan itu
wilayah yang berbeda, ada dari NTT, NTB, dan menjadi warna yang indah dalam kehidupan
transmigran lokal Sulawesi lainnya. masyarakat. Oleh sebab itu, dalam masyarakat
Konflik menjadi rawan ketika ada yang majemuk seperti di Mamuju, yang perlu
perselisihan antara orang perorang atau dilakukan adalah mengenal perbedaan kemudian
kelompok yang kemudian membawa identitas mencari dan menguatkan kesamaan yang ada.
kelompoknya masing-masing untuk membangun Untuk memetakan potensi konflik
dominasi. Identitas itu bisa berupa suku, agama, transmigran di Mamuju, secara garis besar kita
dan ras (sara). Identitas ini akan membangun rasa bisa membagi dua kelompok masyarakatnya,
solidaritas untuk mendukung orang/ kelompok yaitu antartransmigran yang beda suku, dan
yang punya identitas yang sama antara satu antartransmigran dengan penduduk lokal.
dengan yang lainnya. Ketika identitas kelompok Sampai saat ini, belum pernah terjadi konflik
2
Wawancara dengan I Nyoman Sudita pada 21 Mei antartransmigran Bali dengan suku lainnya, baik
2016 di Desa Tommo, Kecamatan Tommo Kabupaten dengan sesama transmigran maupun dengan
Mamuju, Sulawesi Barat. penduduk setempat. Salah satu yang menguatkan

135
WALASUJI Volume 8, No. 1, Juni 2017: 129—139
kebersamaan mereka adalah karena adanya ikatan emosional yang kuat di antara mereka.
persamaan sejarah di antara mereka. Persamaan Mamuju yang menjadi tujuan mereka, bukanlah
sejarah yang terjadi antartransmigran Bali wilayah yang tak berpenghuni. Oleh sebab itu,
dengan sesama transmigran dari suku lainnya, transmigran Bali dan suku lainnya menyadari
tentu berbeda dengan persamaan sejarah yang bahwa mereka adalah sama-sama pendatang di
terjadi antartransmigran Bali dengan penduduk kampung orang Mamuju. Sebagai masyarakat
setempat. ketimuran, menjadi aib bagi mereka membuat
Di sini dapat dilihat kekuatan sejarah dalam masalah di kampung orang. Aib itu tidak hanya
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. membuat malu sesama masyarakat transmigran
Sejarah bertujuan menunjukkan masa lalu seperti Bali, tetapi juga membuat malu semua orang
apa adanya. Salah satu kekuatan rekonstruksi Bali di manapun berada.
sejarah terdapat pada kemampuannya untuk Transmigran Bali di Mamuju diberi lahan
meyakinkan, memesonakan, menyenangkan, oleh pemerintah untuk digarap menjadi lahan
membangun mimpi, namun sekaligus juga pertanian. Begitu juga dengan transmigran dari
menyiksa, memutar-balikkan kebenaran, dan suku lainnya. Jadi para transmigran punya jenis
menipu. Lebih jauh dapat dipahami bahwa pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.
sejarah menjadi sebuah alat legitimasi yang Lahan di kampung mereka tentu punya karakter
sangat ampuh untuk membangun sebuah wacana yang berbeda dengan lahan baru yang mereka
yang akan menjadi nilai dasar untuk menentukan garap. Begitu juga dengan teknik pertanian
sikap, kesadaran dan kekuasaan. Kekuatan yang mereka terapkan, akan ada perbedaan
legitimasi sejarah itu menjadi sangat penting antara transmigran Bali dengan suku lainnya.
pada saat masyarakat sedang mencari identitas Mempunyai pekerjaan yang sama, membuat
diri atau ideologi (Bambang Purwanto, 2006: mereka akan saling berbagi pengetahuan dan
171). pengalaman satu sama lainnya. Komunikasi
yang terjalin dengan baik, membuat mereka
a. Bali dan Transmigran Suku Lainnya merasa saling membutuhkan dan melengkapi.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Mereka jauh-jauh datang dari Bali dengan
transmigran yang bermukim di Mamuju tidak harapan bisa membangun kekuatan ekonomi
hanya berasal dari Bali, tetapi ada yang berasal di kampung orang. Harapan yang kurang lebih
dari Pulau Jawa, NTT, NTB, dan transmigran sama juga terjadi pada transmigran suku lainnya.
lokal Sulawesi. Terhadap penduduk asli, Bagi transmigran Bali, kehadiran suku lainnya
transmigran lokal menganggap diri sebagai merupakan kekuatan besar untuk sama-sama
pendatang di kampung saudaranya sesama berusaha mewujudkan kesejahteraan yang
orang Sulawesi. Tetapi terhadap transmigran diharapkan. Bantuan dan dukungan moral satu
luar Sulawesi, mereka menganggap diri sebagai sama lainnya sangat dibutuhkan supaya bisa
penduduk asli karena Mamuju merupakan tetap semangat dalam bekerja dan berusaha.
wilayah Sulawesi Selatan (sebelum terbentuk Kekurangan yang dimiliki orang Bali sangat
Sulawesi Barat). mungkin bisa ditutupi oleh kelebihan orang dari
Mengapa tidak pernah terjadi konflik suku lainnya. Begitu juga sebaliknya, kekurangan
antartransmigran Bali dengan transmigran yang dimiliki suku lainnya, sangat mungkin bisa
lainnya yang berasal dari Jawa atau Nusa ditutupi oleh orang Bali. Transmigran Bali dan
Tenggara? Itu terjadi karena mereka punya suku lainnya mampu membangun hubungan
kesamaan sejarah yang mengikat perbedaan di yang saling menguntungkan di antara mereka.
antara mereka. Mereka berasal dari program Hubungan baik ini semakin menguatkan
pemerintah yang sama, yaitu transmigrasi. Status kebersamaan diantara mereka.
yang sama sebagai transmigran membangun

136
Sejarah, Perekat Perbedaan ... Thamrin Mattulada

Dari penjelasan di atas bisa dipahami Tetapi pada kenyataannya, perbedaan


bahwa orang Bali dan suku lainnya punya asal daerah dan latar budaya di antara kedua
perjalanan sejarah yang sama dan panjang. masyarakat, sampai saat ini tidak pernah menjadi
Bermula dari bagaimana mereka bisa berada pemicu lahirnya konflik yang mengatasnamakan
di Mamuju bersama-sama dalam program suku atau agama di antara mereka. Hal ini terjadi
transmigrasi. Kemudian sejarah itu berlanjut, karena Bali dan Mamuju punya keterkaitan
bagaimana mereka sama-sama dari awal bekerja sejarah di masa lalu. Salah seorang raja yang
membangun kekuatan ekonomi di bidang yang pernah berkuasa di Mamuju yang bernama La
sama, yaitu pertanian. Sampai akhirnya kita Sagala, ibunya adalah seorang putri bangsawan,
temui banyak jenis pekerjaan yang lain yang anak dari seorang raja yang memerintah di
ada saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa mereka Kerajaan Badung (sekarang Kabupaten Badung,
berjuang dan tumbuh bersama. Bali). La Sagala lahir dan tumbuh menjadi
  dewasa di Bali dalam asuhan lingkungan
b. Transmigran Bali dengan penduduk kerajaan. Kemudian setelah dewasa ia kembali
setempat ke kampung halaman ayahandanya untuk
Konflik yang sering terjadi di daerah memerintah di Kerajaan Mamuju. Ia memerintah
transmigran antara masyarakat transmigran di sana sampai akhirnya wafat dan dimakamkan
dengan penduduk setempat, sering disebabkan di negeri itu.
oleh perbedaan latar sejarah dan budaya. Ketika Keterkaitan sejarah inilah yang menjadi
terjadi ketersinggungan antarpribadi yang identitas yang menyatukan dua suku yang
berasal dari dua suku yang berbeda itu, maka berbeda, antara masyarakat transmigran Bali di
dengan sendirinya, identitas kesukuan masing- Mamuju dengan masyarakat setempat. Dilihat
masing akan menguat dan punya pengaruh dari segi sejarah, orang Bali menganggap
dominan dalam menyikapi masalah. Sehingga, bahwa Mamuju adalah kampung halaman
konflik yang awalnya hanya persoalan pribadi kedua mereka. Sebaliknya, penduduk setempat
tergiring dengan sendirinya menjadi masalah juga punya pandangan persaudaraan yang
kelompok (suku). Salah atau lambat dalam sangat baik tentang keberadaan orang Bali di
menyikapi keadaan seperti ini, akan melahirkan daerahnya. Mereka menganggap orang Bali
konflik yang tidak hanya menelan korban harta itu sebagai saudara mereka dari keturunan La
bahkan juga jiwa. Sagala. Kesadaran kesamaan sejarah inilah
Dari segi letak geografis, Bali dan Mamuju yang membuat mereka bisa saling berterima
mempunyai jarak yang sangat jauh. Bali ada di dengan baik sampai saat ini. Transmigran Bali
Pulau Bali dan Mamuju ada di Pulau Sulawesi. menganggap Kabupaten Mamuju, bukanlah
Perbedaan jarak yang sangat jauh ini sudah daerah yang asing bagi mereka, Mamuju adalah
pasti melahirkan budaya yang juga sangat jauh tanah nenek moyang mereka3. Hal yang sama
berbeda. Baik dalam hal penyembahan, di mana juga dikemukakan oleh I Nyoman Sudita bahwa
masyarakat Bali kebanyakan beragama Hindu Kabupaten Mamuju adalah “tanah tumpah
dan masyarakat Mamuju kebanyakan beragama darahnya”.
Islam. Begitu juga dalam interaksi sosial di dalam Pemerintah Kabupaten Mamuju sadar
bermasyarakat. Benar-salah dalam pandangan bahwa persinggungan sejarah di masa lalu
dua budaya sangat mungkin berbeda antara itu telah menjadi perekat yang kuat di antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan seperti masyarakatnya. Oleh sebab itu, untuk membina
ini di berbagai wilayah tujuan transmigrasi dan terus menguatkan rasa kekerabatan yang
mempunyai potensi konflik yang besar. Sepintas 3
Wawancara dengan Komang Sugiarto pada 20
lalu, keadaan ini juga tidak akan jauh berbeda Mei 2016 di Desa Toabo, Dusun Mekar Sari, Kecamatan
dengan masyarakat transmigran Bali di Mamuju. Papalang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

137
WALASUJI Volume 8, No. 1, Juni 2017: 129—139
sudah terbangun, maka setiap kegiatan Hari Jadi Meskipun demikian dengan adanya
Kabupaten Mamuju, Pemda selalu mengundang hubungan kekerabatan yang sifatnya historis
perwakilan Raja Bali untuk menghadiri acara antara Bali dan Mamuju dapat menciptakan
tersebut (Bashori A. Hakim, 2011: 960-961). hubungan yang harmonis antara Bali dengan
  masyarakat Mamuju di daerah transmigran.
PENUTUP Orang Bali merasa bahwa Mamuju adalah tanah
Pada dasarnya baik kolonisasi maupun nenek moyangnya. Program transmigrasi telah
transmigrasi adalah suatu proyek yang bertujuan berhasil membangun Sulawesi Barat sehingga
ganda, disamping sebagai sarana yang efektif menjadi provinsi yang maju dan berkembang.
untuk menyebarkan penduduk Indonesia Karena transmigrasi, maka kemiskinan
yang hanya terkonsentrasi pada satu titik berkurang dan pertumbuhan ekonomi menjadi
keramaian yakni di Pulau Jawa, dipihak lain tinggi. Wilayah transmigrasi kini telah berubah
baik kolonisasi maupun transmigrasi kedua- menjadi kecamatan, bahkan dapat menjadi
duanya mengarahkan tenaga kerja yang lebih sebuah kabupaten. Telah ada daerah transmigrasi
besar untuk mencapai suatu proyek-proyek yang menjadi kecamatan, seperti Kecamatan
yang sifatnya ambisius untuk dicapai. Penyebab Wonomulyo di Kabupaten Polewali Mandar,
gagalnya program transmigrasi secara garis besar dan Kecamatan Tommo di Kabupaten Mamuju
adalah gagalnya pendekatan dan makanisme dan Kecamatan Tobadak dan Topoyo di Mamuju
pelaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah. Tengah.
Terjadinya gejolak sosial di daerah transmigrasi
karena kurang dihargainya hak ulayat adat DAFTAR PUSTAKA 
setempat, demikian juga tanah yang dibagikan Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Mamuju,
oleh pemerintah untuk para transmigran, belum Kecamatan Tommo Dalam Angka Tahun
bebas dari tuntutan warga setempat. Selayaknya 2016
pemerintah melakukan survei terlebih dahulu Bambang Purwanto. 2006. Gagalnya Historigrafi
untuk memastikan status tanah yang akan Indonesiasentris?!. Yogyakarta: Ombak.
dijadikan wilayah transmigrasi. Bashori A. Hakim. 2011. “Kerukunan Antar
Terjadinya gesekan-gesekan sosial di Umat Beragama di Kabupaten Mamuju
Kabupaten Mamuju lebih banyak dipengaruhi Provinsi Sulawesi Barat”, Harmoni: Jurnal
oleh kondisi historis daerah tersebut. Kondisi Multikulturalisme & Mutireligius, Vol. X,
historis yang dimaksud adalah perubahan- No. 4, Oktober-Desember.
perubahan yang terjadi dalam jangka panjang Charras, Muriel. 1982. Dari Hutan Angker
di daerah Kabupaten Mamuju, karena daerah Hingga Tumbuhan Dewata (Transmigrasi    
ini, memiliki komunitas yang heterogen, akibat Indonesia: Orang Bali Di Sulawesi
program transmigrasi. Secara alamiah, biasanya Selatan). Yogyakarta: Gadjah Mada
penduduk pendatang melihat banyak peluang University Press.
untuk mendapatkan keuntungan di daerah Daftar Realisasi Penempatan Perkembangan
yang baru. Dengan keberhasilan yang dicapai Transmigrasi Tahun 1982 sampai dengan
oleh penduduk pendatang, akibat kerja keras 2012 Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.
mereka atau bantuan pemerintah menimbulkan Kementerian Penerangan, Republik Indonesia.
kecemburuan bagi “penduduk asli”. Demikian Propinsi Sulawesi, Makassar, 1953.
juga halnya, dengan masyarakat yang mejemuk Levang, Patrice. 2003. Ayo Ke Seberang:
yang mengembangkan identitasnya masing- Transmigrasi di Indonesia, Jakarta: KPG
masing, tanpa adanya asimilasi, nantinya akan (Kepustkaan Populer Gramedia).
menimbulkan pertentangan, hingga kerusuhan.

138
Sejarah, Perekat Perbedaan ... Thamrin Mattulada

Masri Singarimbun (ed.). 1985. Transmigrasi di Kementerian Transmigrasi Tenaga Kerja


Indonesia 1905-1985, Jakarta: Universitas RI. “Kependudukan, Kolonisasi dan
Indonesia Press. Transmigrasi”. (dalam Sri Edi Swasono)
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
Tentang Ketransmigrasian.
 

139

Anda mungkin juga menyukai