Anda di halaman 1dari 6

Hand-Out Pertemuan 1

MINANGKABAU DAN SUMATERA BARAT

A. Kompetensi Utama

Setelah mempelajari bagian ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan asal usul nama Minangkabau

2. Menjelaskan konsepsi Minangkabau

3. Menjelaskan istilah Sumatera Barat

4. Membedakan konsepsi Minangkabau dengan Sumatera Barat

B. Pendahuluan

Istilah Minangkabau dewasa ini digunakan terutama untuk menyebut suku

bangsa yang mendiami daerah di Pesisir Barat Sumatera, yang diapit oleh Bengkulu

di selatannya, Sumatera Utara di utaranya, serta Riau dan Jambi di bagian timurnya.

Setelah kemerdekaan daerah tersebut seringkali diidentikkkan dengan Sumatera

Barat. Sebenarnya penyamaan ini adalah keliru, karena istilah Sumatera Barat lebih

bermakna geografis, sedangkan Minangkabau mengandung makna sosio-kultural.

Sementara itu istilah Sumatera Barat baru dikenal pada abad ke-18, yakni nama yang

diberikan oleh Belanda: “Sumatra’s Weskust” atau “de Weskust van Sumatera”, suatu

istilah untuk menyebut daerah di bagian barat Pesisir Sumatera.

Secara kebudayaan, wilayah Minangkabau sebenarnya lebih luas lagi, karena

di dalamnya termasuk juga koloni-kolonia penyebaran orang Minangkabau di luar

wilayah asli Minangkabau seperti disebut di atas. Dalam hal ini beberapa tempat di

wilayah indonesia, seperti Tapak Tuan di Aceh, Rantau Berangin, Bankinang, serta

Teluk Kuantan di Riau dianggap sebagai bagian dari Minangkabau. Bahkan daerah

Negeri Sembilan di Malaysia juga dianggap sebagai bagian dari kebudayaan

Minangkabau.
C. Materi

1. Pengertian Istilah Minangkabau

Sampai saat ini banyak versi yang diberikan orang atas asal usul nama

Minangkabau. Sebagian berasal dari mitologi orang Minangkabau sendiri, dan

sebagian lagi berasal dari penyelidikan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa ahli

sejarah dan kepurbakalaan.

Menurut mitologi orang Minangkabau, istilah Minangkabau beraqal dari kata

“manang kabau”, yakni sebuah peristiwa adu kerbau antara orang Minangkabau

dengan orang Jawa yang akhirnya dimenangkan oleh oleh orang Minangkabau

sendiri. Dalam buku Moh. Yamin (1960) dikisahkan sebagai berikut:

“ … Dahulu kala pada zaman Majapahit datang seorang dari Jawa


dengan beberapa buah kapal memudiki Batang Hari, dan akhirnya sampai
di Pagaruyung (ibu negeri Minangkabau). Mereka membawa kerbau yang
sangat besar sedepa panjang tanduknya. Sesampainya di Pagaruyung
diajaknya raja di sana untuk mengadu kerbaunya itu. Taruhannya, jika ia
kalah akan diserahkan kapal dengan segala isinya, dan jika orang
Pagaruyung yang kalah dimintanya nagari) sebagai taruhannya. Adapun
orang Minangkabau tidak punya kerbau sebesar itu. Segala cerdik pandai
kemudian bermusyawarah menerima tantangan orang Jawa itu, karena
jika ditolak aib besar bagi nagari. Maka dimintalah janji tiga hari….Tiga
hari berlalu balairung adat penuh sesak manusia yang akan menyaksikan
pertandingan itu, kerbau besar lawan sudah ada di tengah medan, tetapi
kerbau orang Pagaruyung belum tampak juga. Sedang orang menunggu-
nunggu itu muncullah seekor anak kerbau. Ketika dilihatnya seekor
kerbau besar di tengah medan, ia datang lari ka sana dan terus
menyeruduk-mdnyeruduk ke bawah perutnya. Tiba-tiba kelihatan kerbau
besar itu makin lama makin payah, dan akhirnya ia jatuh terguling,
perutnya perbuai keluar dan mati….”

Pendapat yang berasal dari mitologi ini didukung oleh sejarawan Belanda

P.E. De Josselin de Jong (1980), bahwa nama Minangkabau mengacu kepada legenda

adu kerbau antara penguasa Jawa dengan raja Minangkabau, di mana kerbau orang

Minangkabau berhasil memenangi pertandingan itu, sehingga memunculkan istilah

“menang dan kerbau”. Konsekwensi dari kemenangan ini adalah raja Jawa tidak jadi
menfaklukkan Minangkabau, bahkan sebaliknya terjalinnya hubungan persahabatan

yang erat antara Majapahit dengan Minangkabau.

Menurut van der Tuuk, istilah Minangkabau berasal dari kata “Phinang

khabu”, yang berarti tanah asal, yakni suatu daerah yang pertama kala ditempati

oleh suku bangsa Minangkabau (dalam sejarah Minagkabau disebut Pariangan Padang

Panjang). Dari tempat inilah kemudian orang Minangkabau menyebar ke tempat-

tempat lainya di wilayah Minangkabau (M. Nasrun: 1957). Pendapat ini diperkuat

oleh Mangaraja Onggang Parlindungan (1964) yang menghubungkan nama

Minangkabau dagean kampung asli suku Minangkabau, yakni tempat yang terletak

antara Batusangkar dengan Sungayang sekarang.

Seterusnya Ensiklopedi van Nederlandsch-Indie (1917: 740) mencatat

sejumlah asal kata Minangkabau, seperti: “Pinangkerbau” yang berasal dari suku kata

“pinang dan kerbau”. Ini mengacu kepada legenda tentang peminangan yang

dalakukan raja Majapahit terhadap putri Melayu (Minangkabau). Pinangan ini

dilakukan dengan mengirim sirih-pinang dengan seekor kerbau besar.Pinangan ini

diterima sehingga negeri Minangkabau kemudian berubah menjadi

“Minangkabau”.

Dalam karya sastra Jawa Kuno, yakni kitab Nagara Kartagama yang ditulis

Mpu Prapanca pada abad ke-14 ditemukan kata “Minangkabwa”, yakni sebuah daerah

taklukan Majapahit di tanah seberang, yang harus membayar upeti kepada raja Jawa.

Seorang ahli kepurbakalaan Indoneria Purbacaraka (1962) mengajukan

pikiran bahwa nama Minanakabau itu berasal bahasa Sanskerta “Minanga Tamwan”,

yakni sebuah tempat yang terledak antara dua sungai besar (Kampar Kiri dan Kampar

kanan). Kata Minanga Tamwan kemudian berubah menjadi Minangkabau


Apapun arti kata dan asal usul kata yang diberikan orang tentang

Minangkabau, secara historis nama Minangkabau sudah dikenal sejak abad- 14.

Penjelasan etimologi tentang asal-usul suku Minangkabau dalam arti tertentu juga

mencerminkan intelektual orang Minangkabau untuk membuat negeri mereka berarti

dimata dunia sekitarnya dan untuk anak cucu mereka di kemudian hari.

2. Istilah Sumatera Barat

Istilah Sumatera Barat adalah nama yang digunakan untuk menyebut satu

bagian propinsi Indonesia sekarang ini. Secara wilayah Propinsi Sumatera Barat

berbatasan langsung dengan empat propinsi tetangga, yaitu Sumatera Utara di bagian

utara, Bengkulu di bagian selatan, Jambi di bagian timur, dan Riau dibagian tenggara.

Berbeda dengan konsepsi Minangkabau, istilah Sumatera Barat hanyalah

bermakna geografis dan politis. Secara geografis wilayah Sumatera Barat memiliki

batas batas yang jelas. Secara historis nama Sumatera Barat baru dikenal pada masa

kolonial Belanda, yakni ketika pemerintah Belanda yang sudah mennguasai hampir

seluruh Sumatera ingin memberi batas yang jelas untuk wilayah yang didudukinya.

Oleh sebab itu wilayah Pesisir Barat Sumatera yang berbatasan langsung dengan

Samudera India, diberi nama Sumatera Weskust atau de Weskust van Sumatera. Istilah

yang kemudian setelah kemerdekaan Indonesia tetap digunakan, dengan terjemahan

Sumatera Barat.

Istilah Sumatera Barat juga mengandung makna politis, oleh sebab itu sejak

periodel kemerdekaan, wilayah Sumatera Barat telah mengalami beberapa kali

perubahan. Pada awal kemerdekaan Sumatera Barat dijadikan sebagai sebuah

keresidenan, sebagai bagian dari Propinsi Sumatera. Kemudian setelah Penyerahan

Kedaulatan, tahun 1950, Sumatera Barat digabungkan dengan Jambi dan Riau,

dengan nama Propinsi Sumatera Tengah. Tidak berapa lama kemudian akibat adanya
peristiwa PRRI yang berpusat di Sumatera Barat, maka wilayah ini dipecah lagi

menjadi tiga propinsi, yaitu: Sumatera Barat, Jambi, dan Riau. Hingga saat ini

Sumatera Barat tetap menjadi satu bagian propinsi Indonesia, dimana ke dalam

wilayahnya juga termasuk Mentawai, yang secara etnik dan budaya berbeda dengan

orang orang Minangkabau yang dominan di bagian daratan.

C. Rangkuman

Banyak versi bermunculan tentang asal usul nama Minangkabau. Versi tambo

lebih berbau mitologi karena menghubungkan nama itu dengan peristiwa adu kerbau

antara orang Jawa dengan Miangkabau yang sulit dibuktikan kebenarannya. Di

samping itu versi ilmiahpun amat beragam, sehingga tidak dapat dipegang satu

kebenaran mutlak.

Apapun versi yang muncul tantang nama Minangkabau semua itu

menggambarkan bahwa suku bangsa Minangkabau sudah lama dikenal sebagai bagian

dari wilayah Indonesia sekarang ini. Sekaligus menunjukkan hubungan yang erat

dengan suku bangsa lainnya di Indonesia, terutama Jawa.

D. Tugas

Diskusikan secara berkelompok, kemudian pecahkan persoalan di bawah ini: 1.

Manakah yang lebih dahulu hadir secara historis, Minangkabau atau Sumatera

Barat?

2. Secara wilayah manakah yang lebih luas Minangkabau atau Sumatera Barat?

E. Evaluasi

1. Jelaskan asal usul nama Minangkabau menurut versi tambo!

2. Jelaskan istilah Minangkabau menurut beberapa versi penelitian ilmiah!


3. Jelaskan mengapa konsep wilayah Minanekabau tidak hanya bermakna

geografis melainkan juga mengandung makna budaya (kultural)?

4. Jelaskan munculnya istilah Sumatera Barat !

5. Jelaskan perbedaan istilah Sumatera Barat dengan Minangkabau!

Anda mungkin juga menyukai