Anda di halaman 1dari 10

Skor Nilai:

PENDIDIKAN PADA MASA PRAAKSARA DAN HINDU-BUDDHA


(SABARNUDDIN)

NAMA : SABARNUDDIN
NIM : 20046023
KELAS :C
DOSEN PENGAMPU : MHD. IHSAN SYAHAF NASUTION, S.PD,
M.PD
MATA KULIAH : SEJARAH PENDIDIKAN

S1 PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa, karena rahmat dan
anugerahnya, saya dapat menyelesaikan penulisan Critical Journal Report ini .Hal ini
merupakan tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan. Terima kasih kepada bapak Muhammad
Ihsan Syahaf Nasution, S.Pd,M.Pd sebagai dosen pengampu untuk mata kuliah “Sejarah
Pendidikan”.
Dalam penulisan CJR ini, saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
yang perlu disempurnakan. Oleh karenanya saya berharap kiranya bapak Muhammad Ihsan
Syahaf Nasution, S.Pd,M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah Pendidikan dapat
memakluminya dan dapat memberi masukan serta saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

PADANG, 30 Mei 2022

SABARNUDDIN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CJR
B. Tujuan penulisan CJR
C. Manfaat CJR
D. Identitas Artikel dan Journal yang direview

BAB II. RINGKASAN ISI ARTIKEL


A. Pendahuluan
B. Deskripsi Isi

BAB III. PEMBAHASAN/ANALISIS


A. Pembahasan isi Journal
B. Kelebihan dan kekurangan isi Artikel Journal

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CJR
Kegiatan Critical Journal Report sangatlah penting bagi. Agar pembaca merasa lebih mudah
dalam memahami isi jurnal setelah membaca resensinya terhadap jurnal tersebut. Sebab pada Critical
Jurnal Report terdapat kelemahan dan kelebihan jurnal sebagai pertimbangan dalam menilai jurnal
baik atau tidaknya jurnal tersebut untuk dijadikan sumber informasi
B. Tujuan penulisan CJR
1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal yang diriview
2. Memberikan gambaran kepada pembaca tentang isi jurnal secara ringkas
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut di terbitkan

C. Manfaat CJR
Adapun manfaat dari dilaksanakannya Critical Journal Report ini adalah sebagai sarana untuk
mencari informasi, mengetahui kelemahan dan kelebihandari sebuah penelitian dan sebagai bahan
referensi. Critical Journal Report ini juga bermanfaat bagi peresensi dalam mengasah kemampuan
daya pikir kritis dalam meriview. Serta dapat melatih ketelitian dalam penyajian maupun pencarian
informasi penting.
D. Identitas Artikel dan Journal yang direview
Identitas Jurnal Utama
1. Judul Artikel : Pendidikan Pada Masa Praaksara dan Hindu-Buddha
2. Nama Journal: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya, dan Kependidikan
3. Edisi terbit : 2019
4. Pengarang artikel: Okhaifi Prasetyo
5. Penerbit : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
6. Kota Terbit: Yogyakarta
7. Nomor ISSN : 23656-0770
8. Alamat Situs : http://eprints.uny.ac.id

Identitas Jurnal Pembanding


1. Judul Artikel : Dampak Masuknya Hindu-Buddha Terhadap Pendidikan di Indonesia
2. Nama Journal: Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan
3. Edisi terbit : 2021
4. Pengarang artikel: Ade Muharani dan Hudaidah
5. Penerbit : Universitas Pahlawan
6. Kota Terbit: Kabupaten Kampar, Riau
7. Nomor ISSN : 2656-8071
8. Alamat Situs : https://edukatif.org
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Pendahuluan
Hal yang melatarbelakangi Okhaifi Prasetyo untuk menulis artikel berjudul “Pendidikan Pada
Masa Praaksara dan Hindu-Buddha” karena pendidikan sudah lama ada, tepatnya pada masa
praaksara dan Hindu-Buddha di Indonesia. Namun, dengan pelaksanaan yang berbeda.
Secara umum, pendidikan adalah upaya untuk menggali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki setiap manusia. Potensi itu antara lain ialah kemampuan berbahasa, berfikir, mengingat,
menciptakan dan sebagainya. Pendidikan juga dianggap sebagai suatu proses pewarisan pola pikir dan
tata cara hidup atau nilai-nilai dari suatu generasi ke generasi berikutnya agar identitas dan
keberadaan masyarakat tersebut mampu bertahan sepanjang masa.
B. Deskripsi Isi
1. Pendidikan pada masa praaksara
Masa prasejarah atau yang biasa dikenal zaman praaksara ialah masa manusia belum
mengenal tulisan. Masa ini disebut sebagai masa nirleka. Masa praaksara adalah zaman
pertama kali manusia mencoba mengembangkan berbagai kemampuannya, baik di bidang
ekonomi, religius, teknologi pembangunan, teknologi pertanian, pembuatan alat, dan
pembagian sosial dalam keluarga. Semua itu berusaha dikembangkan dari titik nol.
Pada zaman ini, belum ada lembaga pendidikan formal (sekolah). Pendidikan
dilaksanakan di lingkungan keluarga dan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ilmiah.
Pada masa ini pula, masyarakat masih bergantung pada alam.
Kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap dan nilai mengenai kepercayaan
melalui upacara-upacara keagamaan dalam rangka menyembah nenek moyang, pendidikan
keterampilan mencari nafkah (khusus anak laki-laki) dan pendidikan hidup bermasyarakat
serta bergotong royong terhadapnya.
2. Pendidikan pada masa Hindu-Buddha
Pada masa Hindu-Buddha, perkembangan pendidikan mulai menampakkan sebuah
gerakan dengan visi penyebaran agama dan cara hidup yang lebih universal dibandingkan
dengan pendidikan sebelumnya.
Jika ditinjau dari peninggalan Raja Mulawarman pada abad ke 4-5 M di Kerajaan Kutai,
peninggalan itu berupa sebuah prasasti dan bangunan kayu dalam Bahasa Sansekerta serta
menggunakan tulisan pallawa. Pendidikan pada masa itu hanya ditujukan pada golongan
masyarakat kelas tinggi, sifatnya masih sederhana, sehingga tidak membutuhkan pengetahuan
membaca dan menulis.
Hindu-Buddha di Indonesia berbeda dengan di India. Di Indonesia, Hindu dan Buddha
hidup berdampingan. Demikian halnya dengan sistem pendidikannya yang tidak begitu ketat
menerapkan golongan, walaupun penggolongan masih tetap dilakukan oleh pihak kerajaan
dan bangsawan yang ada di Indonesia.
Pada masa ini, pendidikan dilakukan di padepokan. Pada abad ke-6 berkembanglah di
Sumatra kerajaan Sriwijaya di kota Palembang. Pada masa ini sudah terdapat perguruan tinggi
Budha. Perguruan tinggi ini memiliki murid-murid yang berasal dari Indonesia, Jepang dan
Cina. Perguruan-perguruan Budha tersebut kemudian menyebar keseluruh wilayah kekuasaan
Sriwijaya.
Tujuan pendidikan pada masa Hindu Budha pada saat itu identik dengan tujuan hidup
yaitu manusia hidup untuk mencapai moksa bagi agama Hindu, dan manusia mencapai
nirwana bagi agama Budha. Karena itu secara umum tujuan akhir adalah mencapai moksa dan
nirwana.
Secara khusus dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Bagi kaum Brahmana (kasta tertinggi), pendidikan bertujuan untuk menguasai kitab suci
(Weda untuk Hindu dan Triitaka untuk Budhha) sebagai sumber kebenaran dan
pengetahuan yang universal
b. Bagi golongan Ksatria, pendidikan bertujuan untuk memiliki pengetahuan yang berkaitan
tentang pengaturan pemerintahan.
c. Bagi rakyat biasa, pendidikan bertujuan agar masyarakat memiliki keterampilan yang
dibutuhkan untuk hidup.
Pada masa Hindu-Buddha, pendidikan dilaksanakan berdasarkan prinsip mendidik
artinya pendidikan tidak hanya berfokus pada mencari ilmu.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Jurnal
Pendidikan merupakan bagian yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan.
Pemahaman tersebut memang terkesan dipaksakan, tetapi jika kita melihat alur dan proses
kehidupan manusia, maka tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan telah mewarnai jangka
panjang kehidupan manusia dari awal hingga akhir.
Pendidikan dimaknai sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan melalui
proses pelatihan dan cara mendidik. Seperti yang dilansir dari Nurkholis, menurut Ki Hajar
Dewantara, pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta
jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan
anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Proses masuknya Hindu-Buddha di Indonesia, memiliki berbagai pendapat. Salah
satunya yaitu “Proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya berperan pasif.
Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya dan agama di India. Ada 3 teori
yang menyokong pendapat ini yaitu teori Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria”
berdasarkan yang dikutip dari Mardiani.
Sistem pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia sepenuhnya bermuatan pendidikan
agama sejak periode awal berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia.
Pelaksanaannya berada dan dilakukan di padepokan-padepokan, pertapaan, dan keluarga.
Ajaran kedua agama ini memberikan corak praktik pendidikan di Kerajaan Kutai (Pulau
Kalimantan), Kerajaan Tarumanegara hingga Majapahit (Pulau Jawa), Kerajaan Sriwijaya
(Pulau Bali dan Sumatera).
Sehingga, sistem kasta (golongan masyarakat) di Indonesia tidak sekeras sistem kasta
di India. Beberapa materi dipelajari pada masa ini diantaranya adalah teologi (ilmu agama),
bahasa dan sastra (ilmu kecakapan), ilmu kemasyarakatan (ilmu sosial), ilmu eksakta (ilmu
perbintangan), ilmu pasti (perhitungan waktu, seni rupa, seni bangunan/arsitektur), dan
sebagainya
B. Kelebihan dan Kekurangan isi Artikel Journal
1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel, jurnal tersebut masih terkesan monoton, sehingga
pembaca merasa bosan saat membacanya.
2. Dari aspek tata bahasa, artikel tersebut adalah tidak mengikuti kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar, sehingga masih terdapat kata tanya “dimana” sebagai kata penghubung.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedua artikel ini sangat cocok dijadikan sebagai media pembelajaran atau referensi untuk
mata kuliah Sejarah Pendidikan. Seperti yang kita ketahui, dalam kedua masa/zaman tersebut,
terdapat perbedaan sistem pendidikan yang dilakukan dan siapa yang melaksanakan pendidikan
maupun lokasi pelaksanaannya jika dilihat secara signifikan. Pada masa praaksara, pendidikan
dilakukan di lingkungan keluarga dan yang menjadi pelaksananya adalah seluruh anggota keluarga.
Mereka diajarkan pembagian tugas, bertahan hidup melalui keterampilan meramu, berburu,
mengumpulkan makanan, bercocok tanam, serta mencetak benda. Sehingga, sistemnya masih
sederhana dan sesuai dengan namanya masa ini disebut masa-masa manusia belum mengenal tulisan
atau masa nirleka.
Sedangkan pada masa Hindu-Buddha, sistem pendidikannya lebih mencondong ke
pendidikan agama. Sehingga, pelaksanaannya dilakukan di padepokan. Ditinjau dari peninggalan Raja
Mulawarman pada abad ke 4-5 masehi di Kutai, peninggalan tersebut berupa sebuah batu bertulis
(prasasti) dan bangunan kayu dalam tulisan pallawa dan bahasa Sanskerta. Pendidikan ditunjukkan
pada golongan yang berkasta tinggi saja.
Kemudian pada abad ke-5 di Kerajaan TarumaNegara telah ada pelajaran membaca dan
menulis. Dibuktikan dengan adanya batu bertulis di dekat Bogor. Tetapi tidak diketahui bagaimana
cara belajar serta siapa gurunya.

B. Saran
Sebaiknya, artikel ini memiliki isi yang menarik, sehingga para pembaca tidak merasa bosan
dengan tata Bahasa yang baik dan benar. Dan artikel ini sebaiknya tidak boleh menggunakan kata
tanya sebagai kata penghubung di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hudaidah, Muharani Ade. 2021. Dampak Masuknya Hindu-Buddha Terhadap Pendidikan di
Indonesia. Kampar: Universitas Pahlawan. https://edukatif.org
Prasetyo, Okhaifi. 2019. Pendidikan Pada Masa Praaksara dan Hindu-Buddha. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id

Anda mungkin juga menyukai