Anda di halaman 1dari 15

JUDUL MAKALAH

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PADA ZAMAN HINDU - BUDHA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

SEJARAH PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Juliandry Kurniawan Junaidi M,Pd

Oleh:
Kelompok 1
Zia Dhatul Variha NPM. 2302020001
Fardo Ananda Saputra NPM.2302020018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
TAHUN 2024
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Juliandry Kurniawan
Junaidi sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah Pendidikan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Padang,24 Februari 2024

Kelompok 1

2i
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………....................... i
KATA PENGANTAR…………………………………………........... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………...... iii

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………...................... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………….....................
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………….......................
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Materi Pertama………………….......................................................
2.1.1 Sub-Materi Pertama……………………………….....................
2.1.2 Sub-Materi Kedua…………………………………....................
2.2 Materi Kedua……………………………..…………………...........

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………....................
3.2 Saran…………………………………………………......................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….....

i3i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Deskripsi tentang artikel disini membahas tentang pendidikan pada zaman Hindu dan
Budha, dimana waktu zaman Hindu dan Budha tersebut perkembangan
pendidikannya melalui penyebaran agama. Sebelum penjajahan Belanda, bumi
Nusantara telah dikenal di dunia sebagai pusat pendidikan, pengajaran, dan
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada masa kerajaan Hindu dan Budha
yang dalam perkembangan selanjutnya pendidikan dipengaruhi oleh ajaran agama
Islam Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan sebagai sarana sosialisasi merupakan kegiatan manusia
yang melekat dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian usia pendidikan
hampir dipastikan sama tuanya dengan manusia itu sendiri. Perjalanan perkembangan
pendidikan sangat panjang dari mulai sebelum kemerdekaan dapat ditelusuri sejak
zaman Hindu dan Budha pada abad ke-5. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan
kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha, pendidikan dipengaruhi oleh ajaran kedua
agama tersebut sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat pada saat itu.
Pendidikan dan zaman ke zaman senantiasa sudah memperkhatkan terjadinya
pergeseran pandangan masyarakat terhadap pendidikan pada zamannya masing-
masing.

1
1.2 Rumusan Masalah
A. Apakah yang dimaksud pendidikan Hindu Budha
B. Apakah faktor faktor yang memungkinkan berkembangnya peradaban
Hindu Budha
C. Bagaimanakah sistem pengajaran dan pendidikan pada zaman Hindu
Budha
D. Apakah tujuan pendidikan pada zaman Hindu Budha

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi jawaban
dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
A.Untuk mengetahui pengertian pendidikan Hindu Budha
B.Untuk mengetahui pola pendidikan pada masa Hindu Budha
C.Untuk mengetahui tujuan pendidikan Hindu Budha

2
BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan Pendidikan pada Zaman Hindu dan Budha


Menurut teori Van Leur, yang oleh banyak ahlı dapat diterima, ditegaskan
bahwa pada abad- abad permulaan terjadilah hubungan perdagangan antara orang-
orang Hindu dengan orang-orang Indonesia. Faktor-faktor yang memungkinkan
berkembangnya Peradaban Hindu Budha diantaranya sebagai berikut: 1. Faktor
Politik Terjadi peperangan antara kerajaan India bagian Utara dengan kerajaan India
bagian Selatan. Bangsa Aria dari Utara mendesak kerajaan dan penduduk Selatan,
sehingga penduduk di Selatan. lari mencari tempat-tempat baru, dan ada sampai ke
Indonesia. Oleh karena itu peradaban yang masuk ke Indonesia Nusantara
dipengaruhi oleh bangsa India dari bagian Selatan. 2. Faktor Ekonomis atau
Geografis menjelaskan tentang adanya kerajaan tertua. Di Kalimantan yaitu di Kutai
abad ke-5 Masehi dan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Perkembangan
pendidikan pada zaman ini sudah mulai menampakkan suatu gerakan pendidikan
dengan misi penyebaran ajaran agama dan cara hidup yang lebih universal
(keseluruhan) dibandingkan dengan pendidikan sebelumnya. Pendidikan masa Hindu-
Budha di Indonesia dimulai sejak pengaruh Hindu-Budha datang ke Indonesia.
Perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia membawa perubahan besar bagi
kehidupan masyarakat Indonesia. Sebenarnya masyarakat indonesia telah memiliki
kemampuan dasar yang patut dibanggakan sebelum masuknya Hindu dan Budha.
Setelah Hindu dan Budha berkembang di Indonesia kemampuan masyarakat
Indonesia makin berkembang karena berakulturasi dan berinteraksi dengan tradisi
Hindu dan Budha Di daerah Kalimantan (Kutai) dan Jawa Barat (Tarumanegara)
ditemukan prasasti adanya. kebudayaan dan peradaban Hindu tertua pada abad ke-5.
Para cendekiawan, ulama-biarawan, musafir dan peziarah Budha dalam
perjalanannya ke India, singgah di Indonesia untuk mengadakan studi pendahuluan
dan persiapan lainnya. Negara India merupakan tanah suci dan merupakan sumber

3
inspirasi spiritual, ilmu pengetahuan dan kesenaan hagi pemeluk agama Budha.
Agama Hindu di India terbagi dua golongan besar yaitu Brahmanisme dan
Syiwaisme. Hinduisme yang datang ke Indonesia adalah Syiwaisme, yang pertama
kali dibawa oleh seorang Brahmana yang bernama Agastya. Syiwaisme
berpandangan bahwa Syiwa adalah dewa yang paling berkuasa. Syiwa adalah
penncipta dan perusak alam, segala sesuatu bersumber pada Syiwa dan kembali
kepada Syiwa Manusia hidup dalam rangkaian reinkarnasi dan merupakan suatu
samsara (penderitaan), yang ditentukan oleh perbuatan manusia sebelumnya, jadi
berlaku hukum "karma". Tujuan hidup manusia ialah mencapai "moksa", suatu
keadaan dimana manusia terlepas dari samsara, manusia hidup dalam keabadian yang
menyatu dengan Syiwa Agama Budha merupakan agama yang disebarkan oleh
Sidharta Gautama di India yang kemudian terpecah menjadi dua aliran yaitu
Mahayana dan Hinayana. Yang berkembang di Indonesia ialah bangsa Hinayana.
Agama ini berkembang pada masa kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan pada zaman
Wangsa Syailendra di Pulau Jawa. Menurut ajaran agama Budha manusia hidup
dalam penderitaan karena nafsu duniawi Manusia dalam hidup ini berusaha untuk
mengusir penderitaan, mencari kebahagiaan yang abadi yaitu untuk mencapai
nirwana. Adapaun langkah-langkah untuk mencapai nirwana, manusia harus
berperilaku benar diantaranya sebagai berikut: Berpandanagan yang benar
Mengambil keputusan yang benar. Berkata yang benar. Berkehidupan yang benar.
Berdayaupaya yang benar Melakukan meditasi yang benar. Konsentrasi kepada hak-
hak yang benar.Indonesia terletak antara India dan dataran Tiongkok, dimana pada
waktu itu telah terjadi perdagangan antar India dan Tiongkok melalui jalur laut.
Akibatnya banyak orang India dan. Tiongkok bergaul dengan bangsa Indonexia, dari
mulai perdagangan atau perniagaan sampai terjadi koloni yang berdatangan dari India
dan Tiongkok. 3. Faktor Kultural Tingkat peradaban bangsa India lebih tinggi
dibandingkan dengan penduduk asli di Nusantara. Mereka sudah mengenal sistem
pemerintahan yang teratur dalam bentuk kerajaan, mereka juga telah mengenal tulisan
dan karya sastra yang tinggi. Fakta sejarah membuktikan dengan ditemukannya

4
prasasti batu bertulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang Meskipun
Hinduisme dan Budhisme merupakan agama yang berbeda, namun di Indonesia
tampak terdapat kecenderungan sinkretisme yaitu keyakinan untuk mempersatukan
figur Syiwa dan Budha sebagai satu sumber dari Ynag Maha Tinggi. Seperti
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi satu jua adalah
perwujudan dari keyakinan tersebut dalam hal ini, Budha dan Syiwa adalah dewa
yang dapat diperbedakan (bhinna) tetapi dewa itu (ika) hanya satu (tungal). Kalimat
yang tadi adalah salah satu bait dari syair Sutasoma karya Empu Tantular pada zaman
Majapahit. Sehingga kebudayaan Hindu telah membaur dengan unsur-unsur
Indonesia asli dan memberikan ciri serta coraknya yang khas, sampai jatulunya
kerajaan Hindu terakhir di Indonesia yaitu Majapahit akan masih berkembang dalam
hal pendidikan ilmu pengetahuan. khususnya dibidang sastm, bahasa, ilmu
pemerintahan, tata Negara dan hukum. Kemjaan- kerajaan seperti Kalingga.
Mataram, Kediri, Singasari, dan Majapahit akan melahirkan para Empu, Pujangga
yang menghasilkan karya-karya seni yang bermutu tinggi. Selain karya seni pahat dan
seni bangunan dalam arsitekstur yang bernilai tinggi juga ditemukan beberapa karya
ilmiah dalam bidang filsafat, sastra dan bahasa.

2.1 Sub-Materi Pertama


Pendidikan Hindu Budha Syiwaisme yang berkembang di Indonesia berbeda
dengan India yanga sangat bertentangan dan hidup bermusuhan dengan Budhisme. Di
Indonesia Syiwaisme dan Budhisme hidup dan tumbuh berdampingan, walaupun
terjadi penumpasan Wangsa Syailendra yang beragama Budha oleh Wangsa Sanjaya
yang beragaman Hindu, namun dimasyarakat biasa tidak nampak pertentangan
tersebut, bahkan mungkin dapat dikatakan telah terjadi sinkretisme antara Hinduisme,
Budhisme dan kepercayaan animism dan dinamisme, suatu keyakinan untuk
menyatukan Syiwa, Budha, dan arwah-arwah nenek moyang sebagai suatu sumber
dan amaha tinggi. Pendidikan formal ini diselenggarakan oleh kerajaan-kerajaan
Indonesia pada saat itu. Pendidikan pada zaman Hindu masih terbatas kepada

5
golongan minoritas (kasta Brahmana, Ksatria), belum menjangkau golongan
mayoritas kasta Waisya dan Sudra apalagi kasta Paria. Namun perlu diketahui bahwa
penggolongan kata di Indonesia tidak begitu ketat seperti halnya dengan di India yang
menjadi asalnya agama Hindu. Pendidikan zaman ini lebih tepat dikatakan sebagai
"perguruan "dimana para murid berguru kepada para cerdik cendekia. Kemudian
lembaga pendidikan dikenal dengan nama pesantren, jadi berbeda sekali dengan
sekolah yang kita kenal sekarang ini. Sistem perguruan yang dikenal dengan
pesantren itu berkembang terus sampai pada pengaruh Budha, zaman Islam sampai
sekarang (pesantren tradisional). Pada zaman Budha pendidikan berkembang pada
kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang sudah terdapat perguruan tinggi
Budha. Dimana para murid-muridnya banyak berasal dari Indocina, Jepang dan
Tiongkok. Guru yang terkenal pada saat itu ialah Dharmapala. Perguruan-perguruan
Budha tersebut mungkin menyebar keseluruh kekuasaan Sriwijaya. Mungkin saja
candi-candi Borobudur. Menndut, dana Kalasan merupakan pusat pendidikan agama
Budha. Kalau kita memperjhatikan peninggalan-peninggalan sejarah seperti candi-
candi, patung- patung maka sudah pasti para santri atau murid belajar tentang ilmu
membangun dan seni pahat. Karena pembuatan candi memerlukan kemampuan
teknik dan seni yang tinggi. Dmeikian juga dengan memuhat relief-relief candi
dibimbing oleh suatu alur cerita yang menceritakan kehidupan sang Budha atau para
dewa, bisa juga cerita tentang Ramayana. Karya hasil sastra

2.2 Sub Materi Kedua


yang ditulis para pujangga banyak yang bermutu tinggi antara lain Pararaton,
Negara Kertagama, arjuna Wiwaha, dan Brata Yudha. Para pujangga yang terkenal
diantaranya sebagai berikut: Mpu Kawa, Mpu Sedah, Mpu Panuluh, Mpu Prapanca.
Dalam perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu sperti Singasari, Majapahit dan
kerajaan Budha Sriwijaya, tidak terdapat uraian yang jelas mengenai pendidikan.
Namun sudah apsti bahwa pada zaman tersebut sudah berkembang pendidikan
dengan lembaga-lemboga yang dengan sengaja dibuat secara formal. Lembaga-

6
lembaga pendidikan tersebut berbentuk perguruan yang lebih dikenal dnegan sebutan
pesantren. Pada saat itu mutu pendidikan cukup memuaskan berbagai pihak yang
bersangkutan.
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup yaitu manusia hidup untuk
mencapai agama Hindu, dan manusia mencapai moksa bagi nirwana bagi agama
Budha. Karena itu secara umum tujuan akhir adalah mencapai moksa atau nirwana.
Secara khusus mungkin dapat dibedakan sebagai berikut
1. Bagi kaum Brahmana (kasta tertinggi), pendidikan bertujuan untuk
menguasai kitab suci (Woda untuk Hindu dan Tripitaka untuk Budha)
sebagai sumber kebenaran dan pengetahuan yang universal
2. Bagi golongan Ksatria sebagai raja yang berkuasa, pendidikan bertujuan
untuk memiliki pengetahuan teoritis yang berkaitan tentang pengaturan
pemerintahan (kerajaan)
3. Bagi rakyat biasa, pendidikan bertujuan agar warga masyarakat memiliki
keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, sesuai dengan pekerjaan yang
secara turun temurun. Misalnya keterampilan bercocok tanam, pelayaran,
perdagangan, seni pahat dan sebagainya.
Sifat Pendidikan
. Beberapa sifat dan ciri pendidikan yang menonjol pada waktu itu adalah:
1. Informal, karena pendidikan masih bersatu dengan proses kehidupan.
2. Berpusat pada religi, karena kehidupan atas dasar kepercayaan dan
keagamaan menguasai segala-galanya
3. Penghormatan yang tinggi terhadap guru, karena gurunya adalah kaum
Brahmana (kasta tertinggi dalam masyarakat Hindu) dan tidak memperoleh
imbalan gaji. Mereka menjadi guru semata-mata karena kewajiban sebagai
Pandita atau Brahmana yang didasarkan pada perasaan. tulus, mengabdi tanpa
pamrih (tanpa memikirkan imbalan dunia

7
4. Aristokratis artinya pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat
saja yaitu golongan Brahmana, pendeta dan golongan Ksatria dan golongan
keturunan raja-raja. Dalam agama kita kenal penggolongan berdasarkan kasta,
namun di Indonesia perbedaan tidak begitu tajam dan menonjol. Yang
menonjol adalah antara golongan raja-raja dan rakyat jelata. Jenis-jenis
Pendidikan Beberapa jenis pendidikan pada zaman Hindu Budha dapat
dibedakan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut:

* Pendidikan Intelektual Kegiatan pendidikan ini dikhususkan untuk


menguasai kitab-kitab suci. Veda dipelajari oleh kaum Brahmana, dan kitab Tripitaka
dipelajari oleh penganut Budha.

* Pendidikan Kesatriaan Kegiatan pendidikan ini dilakukan untuk mendidik


kaum bangsawan keluarga istana kerajaan, untuk memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang berkaitan dengan mengatur pemerintahan (kerajaan), mengatur
Negara, dan belajar untuk berperang

* Pendidikan Keterampilan Pendidikan keterampilan dan pendidikan


kesatnaan merupakan pendidikan kegiatan yang deprogram secara tertib (dalam arti
pendidikan bagi kaum Brahmana dan bangsawan (keluarga raja)) sudah berjalan
dengan teratur. Sedangkan pendidikan keterampilan yang diajukan bagi masyarakat
jelata berlangsung secara informal yang berlangsung dalam keluarga sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki orang tuanya. Seorang pemahat akan diwariskan
keterampilannya kepada anak-anaknya begitu pula dengan para petani, nelayan dan
sebagainya.
Lembaga Pendidikan Pendidikan pada waktu itu masih bersifat informal,
belum ada pendidikan formal dalam bentuk sekolah seperti yang kita kenal sekarang
ini. Namun dengan demikian ada beberapa tempat yang biasa dijadikan sebagai
lembaga pendidikan.

8
1. Padepokan atau Pecatrikan Merupakan tempat berkumpulnya para catrik, yaitu
murid-murid yang belajar kepada guru disuatu tempat, sehingga disebut
pecatrikan dan dengan nama lain biasa juga disebut padepokan. Dari kata-kata
catrik dan pecatrikan itulah muncul kata santri dan pesantren, Jadi lembaga
pesantren sudah dikenal keberadaannya sejak zaman Hindu Budha. Dipesantren
dan atau padepokan itulah berkumpul para murid, khususnya keturunan
Brahmana utnuk mempelajari segala macam pengetahuan yang bersumber dari
kitah suci ( Veda dan Upanishad bagi Hindu serta Tripitaka bagi Budha).
Dicandi Borobudur terlihat suatu lukisan yang menggambarkan suatu proses
pendidikan seperti yang berlaku sekarang ini. Ditengah-tengah pendopo besar
seorang Brahmana atau pendeta duduk dilingkari oleh murid-muridnya,
semuanya membawa buku, dan mereka belajar membaca dan menulis. Guru
tidak menerima gaji namun dijamin oleh murid-muridnya untuk hidup. Yang
menjadi dasar pendidikan adalah agama Budha dan Hindu, seperti dapat kita
lihat relief-relief yang tertulis dicandi Borobudur (Budha) dan candi Prambanan
(Hindu).
2 Pura Merupakan tempat yang berada di istana. Tempat ini diperuntukkan bagi
putra-putri raja belajar. Mereka diberi pelajaran yang berkaitan dengan hidup
sopan santun sebagai keturunan raja yang berbeda dengan masyarakat biasa.
Mereka belajar tentang mengatur Negara, ilmu bela diri baik secara fisik
maupun secara batiniah.
3. Pertapaan Karena orang yang bertapa dianggap telah memiliki pengetahuan
kebatinan yang sangat tinggi Oleh karenaitu para pertapa menjadi tempat
bertanya tentang segala hal terutama berkaitan dengan hal-hal yang gaih
4. Keluarga Pada waktu itu pendidikan keluarga juga ada sampai sekarang juga
tapi hanya pendidikan sebagai informal. Dalam keluargalah akan terjadi
partisipasi dalam menyelesaikan pekerjaan. orang tua yang dilakukan anak-
anak dan anggota keluarga lainnya. Ilmu Pengetahuan dan Karya Sastra Pada
masa kejayaan kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia ini telah terjadi

9
perkembangan ilmu pengetahuan dan karya seni yang sangat tinggi. Seperti
telah dikemukakan pada kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu kerajaan Budha
yang terbesar di Indonesia, pada saat iru telah. berdiri lembaga pendidikan
setaraf "perguruan tinggi". Perguruan tinggi tersebut dapat menampung berates-
ratus mahasiswa biarawan Budha dan adapat belajar dengan tenang, mereka
tinggal di asrama-asrama khusus Sistem dan metode sesuai yang ada di India,
sehingga biarawan Cina dapat belajar di sriwijaya sebelum melanjutkan belajar
di India. Di Sriwijaya terkenal mahaguru yang berasal dari India yaitu
Dharmapala dan mengajarkan agama Budha Mahayana. Dipulau Jawa pada
waktu Mataram diperintah oleh seorang ratu terdapat sekolah agama Budha
yang dipimpin oleh orang Jawa yaitu Janadabra. Pada sekitar abad ke-14
sampai kira-kira abad ke-16 menjelang jatuhnya kerajaan Hindu di Indonesia,
kegiatan pendidikan tidak lagi dilakukan secara meluas seperti sebelumnya
tetapi dilakukan oleh para guru kepada siswanya yang jumlahnya terbatas
dalam suatu padepokan. Pendidikan pada zaman tersebut, mulai dari pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tinggi pada umumnya dikendalikan oleh para
pemuka agama. Namun demikian pendidikan dan pengajaran tidak
dilaksanakan secara formal, sehingga seorang siswa yang belum puas akan ilmu
yang diperolehnya dapat mencari dan pindah dari guru yang satu ke guru yang
lainnya. Kelompok bangsawan, ksatria dan kelompok elit lainnya mengirimkan
anak-anaknya kepada guru untuk dididik atau guru diundang untuk datang
mengajar anak-anak mereka.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Bahwa pendidikan pada zaman Hindu dan Budha ini melalui penyebaran agama
yang pada waktu dulu belum ada sekolah-sekolah yang kita lihat sekarang ini.
Pendidikan dulu dengan sekarang sangatlah berbeda sekali. Dulu para biarawan
maupun ulama menjadi guru itu tanpa di kasih imbulan dunavi. Mereka juga
mendapatkan pendidikan dari kekuarganya jugu, kabu keluarganya ahli petani
maka anaknya akan belajar dari seorang ayahnya dan ilmu yang di perolehnya
juga hanya untuk anaknya saja. Mereka belajar keterampilan, kesatriaan dan
sebagainya. Anaknya seorang raja mempunyai tempat tersendiri untuk belajar
yang disebut dengan Pura, sejauh ini putra-putrinya belajar tentang ilmu tata
kenegaraan, sopan santun dan ilmu bela diri. Materi yang diajarkan bukan hanya
bersifat umum tapi mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat spiritual religious juga.
Murid juga dapat berpindah dari guru yang satu ke guru yang lainnya untuk
belajar. Kini pendidikan semakin tua seperti usia manusia. Khusus untuk materi
keterampilan ini biasannya diselenggamkan secara turun temurun melalui jalur
kastanya masing-masing seperti keterampilan bermain pedang berperang,
berpanah, menunggang kuda dan seni pahat. Menjelang jatuhnya kerajaan Hindu,
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dipegang

3.2 Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

http://pendidikan sejarah.blogspot.com/2011/11/pendidikan-indonesia-masa-hindu-
budha.html

12

Anda mungkin juga menyukai