Siti Sunaidah, MM
Puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga penyusun makalah yang berjudul “Makalah Ziaroh Dan
Wisata Alami” dapat terselesaikan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah bentuk memenuhi tugas mata
kuliah Studi Ekonomi Islam yang dibimbing oleh Ibu Siti Sunaidah, MM. Selain itu,
makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun
penulis.
Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam penyusun artikel ini, maka
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Abdul Aziz, M.Pd.I Selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yangtelah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk menimba
ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah.
2. Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh belajar dan pengalaman.
3. Dedi Suselo, M.M Selaku Koordinator program studi Pariwisata Syariah yang
selalu memberi semangat dan motivasi kepada kami.
4. Siti Sunaidah, MM selaku pembimbing Mata Kuliah Manajemen Ziaroh Dan Wisata
Alami yang telah memberi tugas dan pengarahan kepada kami.
Penyusun sangat menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusun dalam pembuatan
makalah.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................... 2
BAB II ISI.............................................................................................................................. 3
A. Kesimpulan................................................................................................................ 8
B. Kritik dan Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ziarah, atau tepatnya mengunjungi kuburan orang yang telah meninggal,
merupakan salah satu ritus keagamaan yang banyak dilakukan kaum muslim. Dalam
tradisi Islam Indonesia, praktek ziarah berkembang begitu kuat. Muslim Indonesia
biasanya melakukan ziarah pada waktu-waktu tertentu yang dianggap memiliki makna
penting dalam kehidupan keagamaan mereka. Untuk sekedar contoh bisa disebut di sini
saat menjelang dan sesudah bulan Ramadhan, hari raya Idul Fitri, bulan maulid (bulan
kelahiran Nabi Muhammad saw.), dan bulan Muharram. Masa-masa tersebut
merupakan waktu yang biasanya digunakan Muslim Indonesia untuk melakukan ziarah.
Akan tetapi ziarah kubur, apakah itu kubur seorang wali atau seorang keramat
biasa, mempunyai tradisi yang berakar panjang dalam sejarah perkembangan agama
Islam. Perdebatan pun tentang tradisi ini bergaung jauh dalam sejarah. Dari Ibn Jauzi
dan Ibn Taimiyah pada abad ke-12 hingga ke -13, sampai pada Ibn „Abd al-Wahab,
Rashid Rida, dan Sayyid Qutb pada abad ke-19 hingga abad ke-20, perilaku keagamaan
ini dikecam dengan gigih sebagai praktek syirik.
Berbagai alasan dikemukakan oleh para kaum tradisionalis yang ziarah sebagai
salah satu ritual yang mereka laksanakan. Mulai dari menolak alasan modernisme
sampai kepada dalil-dalil independen yang memerintahkan orang Islam untuk
berziarah. Seperti penjelasan Syaikh Muhammad Nazim Haqqani, pimpinan tarekat
Naqsybandi di abad baru ini, yang menyatakan bahwa, “ziarah adalah amalan yang
dilakukan dalam rangka membedakan yang dikuburkan dengan makhluk lain”. Karena
yang dikuburkan adalah manusia dengan memberi kan identitas tertentu terhadap
kuburannya, menjadikan manusia yang masih hidup dan mempunyai hubungan dengan
yang dikuburkan dapat mengunjungi kuburan tersebut dan menjadikannya sebagai
tempat yang “sakral” untuk selalu dikunjungi sebagai bentuk penghormatan disebabkan
oleh hubungan kekerabatan, relasi guru dan murid atau karena jasanya sebagai seorang
pahlawan.
Jadi berziarah bukanlah sebagai aktifitas spiritual ditingkat individu saja, akan
tetapi sudah mejadi bagian dari protokeler kenegaraan. Di setiap tanggal 10 November,
1
rakyat Indonesia hari pahlawan, hal ini diikuti dengan melakukan kunjungan ke makam
pahlawan dengan melakukan tabur bunga dan diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia,
yang nota bene adalah lintas agama. Begitu juga menjelang peringatan proklamasi
kemerdekaan, malam harinya diadakan kunjungan ke makam pahlawan yang lazim
disebut dengan acara renungan suci. Peringatan-peringatan ini mengindikasikan bahwa
berziarah adalah sebuah ajaran sekaligusaturan kenegaraan yang sudah melembaga
bagi masyarakat Indonesia yang bukan muslim akan tetapi juga non muslim.
Beberapa tempat ziarah wali songo yang memiliki peran besar dalam
peningkatan ekonomi masyarakat salah satunya yaitu Makam Sunan Bonang dan
Makam Sunan Kalijaga. Yang selalu ramai di penuhi oleh peziarah dari berbagai
daerah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tempat wisata ziaroh Sunan Bonang ?
2. Bagaimana tempat wisata ziaroh Sunan Kalijaga?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tempat wisata ziaroh Sunan Bonang.
2. Mengetahui tempat wisata ziaroh Sunan Kalijaga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Achmad Syafrizal, “ Sejarah Islam Nusantara”, Islamuna2, No.2 (2015), hal 247.
2
Agus Sunyoto, “Atlas Walisongo”, (Tangerang: Pustakalman, 2012), hal 234-235.
3
samping alun-alun tuban dan di sebelah barat Masjid Agung Tuban. Untuk
sarana dan prasarananya terbilang cukup bagus dan mudah untuk dilalui
dengan menggunakan roda dua maupun kendaraan roda empat atau
ditempuh dengan jalan kaki. Karena terdapat beberapa titik lahan parkir
yang cukup luas.
Kemudian untuk menuju ke lokasi makam Sunan Bonang,
Biasanya peziarah menggunakan transportasi seperti becak dan ojek motor.
Selain itu peziarah bisa menikmati keindahan Masjid Agung Tuban dan
juga Alon-Alon Tuban yang asyik digunakan untuk bermain bersama
keluarga. Di sana juga terdapat pasar yang cukup luas yang di penuhi
penjual makanan khas Tuban, oleh oleh khas Tuban dan juga ada batik khas
Tuban.
4
peziarah yang melakukan doa. Dan kemudian saya mencari tempat untuk
doa bersama di Makam Sunan Bonang.
3
Achmad Chodjim, “ Mistik dan Makrifat SUNAN KALIJAGA”, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta 2003), hal
7 Bab 1.
6
plastik yang dinomori.
Setelah selesai membaca doa, kami pun berkeliling ke area
pemakaman, berbelanja di pasar yang berada di area pemakaman atau
hanya sekedar melihat-lihat. Dan tentunya tidak lupa untuk mengabadikan
momen. Di area sebelum makam banyak sekali pedagang-pedagang yang
menjual pernak-pernik dan aneka oleh-oleh yang menjadi pemikat peziarah
datang kesini.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Wisata Ziaroh Sunan Bonang tepatnya berada di dusun Kauman, desa
Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban tepatnya berada di samping
alun-alun tuban dan di sebelah barat Masjid Agung Tuban. Untuk sarana dan
prasarananya terbilang cukup bagus dan mudah untuk dilalui dengan
menggunakan roda dua maupun kendaraan roda empat atau ditempuh dengan
jalan kaki. Karena terdapat beberapa titik lahan parkir yang cukup luas.
Kemudian untuk menuju ke lokasi makam Sunan Bonang, Biasanya peziarah
menggunakan transportasi seperti becak dan ojek motor. Selain itu peziarah
bisa menikmati keindahan Masjid Agung Tuban dan juga Alon-Alon Tuban
yang asyik digunakan untuk bermain bersama keluarga. Di sana juga terdapat
pasar yang cukup luas yang di penuhi penjual makanan khas Tuban, oleh oleh
khas Tuban dan juga ada batik khas Tuban.
2. Makam Sunan Kalijaga berada di kawasan pesisir Pantai Utara Jawa Tengah,
tepatnya di Desa Kadilangu, Kec. Demak Kota, Kab. Demak dan dikelola oleh
pihak Yayasan. Lokasinya berjarak 2km di sebelah tenggara Kota Demak atau
sekitar 3km dari Masjid Agung Demak. Bangunan masjid dan kompleks
makam berada di dalam satu kawasan yang merupakan ciri khas pola tata letak
masjid dan makam yang ada di Jawa saat itu.
Area makam Sunan Kalijaga ramai akan wisatawan religi pada hari-hari
penting, seperti Penjamasan Kutang Antokusumo dan Keris Kyai Carubug,
Prosesi Ancakan jelang Hari Raya Idul Adha, dan Ruwatan. Di Kadilangu,
makam Sunan kalijaga yang merupakan makam utama terletak di halaman
belakang. Untuk masuk ke makam Sunan Kalijaga atau Gedung Kasunan,
peziarah akan melewati tiga buah pintu gerbang.
8
B. Kritik dan Saran
Diharapkan dari kita belajar mengenai pengamatan tempat wisata ziaroh
Makam Sunan Bonang dan Makam Sunan Kalijaga, agar kita bisa paham akan sejarah,
makna sepiritual serta faktor dan daya tarik yang kami temukan dengan metode
pembelajaran pengamatan yang kami lakukan ini. Tak lupa kami selalu menerima
segala bentuk kritik dan saran yang membangun sebagai kritisi dari makalah kami
untuk kemajuan pembelajaran kami kedepannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10