Laporan kunjungan siswa MAN Temanggung ini yang berjudul ”Laporan Kegiatan
Kunjungan dan Ziarah” yang disusun oleh:
Telah di periksa dan di koreksi oleh wali kelas XI Agama sebagai laporan kunjungan siswa
yang tidak mengikuti kegiatan study tour
A.Latar Belakang
Latar belakang kunjungan wisata dan ziarah ini karena sebagai pengganti dari
kegiatan study tour ke BALI. Pengenalan beberapa keanekaragaman ekosistem dan
sebagainya dapat merangsang pengembangan pola pemikiran serta dimaksudkan pula
untuk menimbulkan suasana baru, dalam menghadapi pembelajaran. Selain itu,
pengetahuan akan pentingnya megenal ekosistem di temanggung. Karena hal tersebut,
maka saya melaksanakan kunjungan untuk mengganti kegiatan study tour ke BALI.
Kegiatan Study Tour ini merupakan salah satu bentuk kegiatan tahunan sekolah yang mana
para peserta kegiatan tersebut diharapkan mampu mendeskripsikan tentang kegiatan dan
tempat-tempat obyek kegiatan. Sehingga peserta didik diharapkan mampu membuat
laporan kegiatan dari Kegiatan Study Tour tersebut.
B.Tujuan
Tujuan kunjungan adalah sebagai berikut :
1. Mengganti progam tahunan MAN Temanggung
2. Mengenal makam yang ada di wilayah Magelang
3. Melatih siswa untuk Menyusun laporan kunjungan dan ziarah
BAB II
TEMPAT DAN WAKTU
A.TEMPAT
Saya melaksanakan kunjungan wisata ini di daerah lereng gunung andong, Desa Tirto,
Kec. Grabag, Kab.Magelang
B.WAKTU
kunjungan ini dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2024.
BAB III
PEMBAHASAN
Sunan Geseng adalah seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam
penyebaran agama Islam di Jawa bagian selatan.
Melansir dari berbagi sumber, Sunan Geseng juga dikenal sebagai Raden Mas
Cakrajaya atau Cokrojoyo. Ia berasal dari Bedhug, Bagelen, Purworejo.
Dikisahkan, ketika Petungmlarat sedang menyadap nira dengan melantunkan tembang, dirinya
dihampiri oleh seseorang dan memberinya sebuah nasihat tentang cara berdoa yang benar yaitu
dengan menyebut nama Tuhan. Menyuguhkan pemandangan yang tak ada duanya, tempat ini kerap
dijadikan wisata keluarga favorit. Daya tarik yang ditawarkan mampu memberikan pengalaman yang
berkesan bagi pengunjung. Berikut ini hal yang menjadi daya tarik unggulan Embung Bansari.
Kemudian, orang itu ikut ke rumah si Petungmlarat dan membantu mencetak gula dalam tempurung
kelapa dari nira hasil sadapan si Petung. Sebelum pergi, sosok orang ini memberikan sebuah cetakan
gula, tetapi ia berpesan untuk tidak membukanya. Namun, si Petungmlarat tidak sanggup menahan
rasa penasaran. Akhirnya ia membuka cetakan gula dari orang yang tak dikenalnya itu. Setalah
membukanya, si Petungmlarat terkejut karena di dalam cetakan gula itu berisi bongkahan emas.
Setelah mencari tahu kesana kemari, si Petungmlarat mengetahui bahwa si pemberi cetakan gula ini
ternyata seorang wali yang kondang dengan nama Sunan Kalijaga. Akhirnya, Petungmlarat bisa
kembali bertemu dengan Sunan Kalijaga. Darinyalah si Petung belajar ilmu agama.
Dirasa ilmu agamanya sudah cukup, Cakrajaya atau si Petung mendapatkan mandat untuk
mensyiarkan atau menyebarkan agama Islam yang telah ia pelajari dari Sunan Kalijaga.
Saat si Petung berkelana menyebarkan agama islam, ia mendapatkan tugas untuk menjaga tongkat
bambu milik gurunya yang ditancapkan ke tanah.
Waktu terus berlalu, sebuah sumber menyebutkan sang guru kembali ke tempat di mana si Petung
menjaga tongkat bambunya setelah 17 tahun. Keadaan pun telah berubah.
Saat Sunan Kalijaga kembali, si Petung tidak terlihat, yang ada hanya belantara bambu. Akhirnya sang
sunan membakar belantara bambu tersebut.
Ketika semua bambu yang ada sudah terbakar, Sunan Kalijaga terkejut. Ternyata ia melihat si
Petungmlarat dengan tubuh yang hangus karena ikut terbakar dengan bambu-bambu yang ada,
namun masih hidup. Sejak saat itu Si Petung dijuluki Geseng yang artinya hangus atau gosong.
Setelah itu, Geseng atau Sunan Geseng mengikuti gurunya ke Demak untuk mendirikan Masjid
Demak. Sunan Kalijaga memberikan kayu sisa pembangunan masjid kepadanya dan berpesan agar
Sunang Geseng melanjutkan syiar agama.
Dan saat merasa lelah, di tempat itu di mana Sunan Geseng beristirahat, dibangun sebuah masjid dan
pondok pesantren. Akhirnya, Sunan Geseng mendirikan masjid dan pondok di Desa Kleteran,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Sekarang, makam Sunan Geseng di Kabupaten Magelang menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh
para peziarah. Terlebih pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Di makam tersebut juga
terdapat tradisi malam Selikuran, yang diadakan setiap tanggal 20-21 Ramadhan
Daya tarik
Wisata religi Makam Sunan Geseng di Grabag Magelang Jawa Tengah merupakan tempat
wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk
lokal daerah Wisata Religi Makam Sunan Geseng di Grabag Magelang Jawa Tengah juga
sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kota Magelang
juga terkenal akan Wisata Religi Makam Sunan Geseng di Grabag Magelang Jawa Tengah
yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Sunan Geseng, atau sering pula disebut Eyang Cakrajaya, adalah murid Sunan Kalijaga. Ia
adalah keturunan Imam Jafar ash-Shadiq,
dengan nasab: Sunan Geseng bin Husain bin al-Wahdi bin Hasan bin Askar bin Muhammad
bin Husein bin Askib bin Mohammad Wahid bin Hasan bin Asir bin ‘Al bin Ahmad bin Mosrir
bin Jazar bin Musa bin Hajr bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal
Abidin al-Madani bin al-Husain bin al-Imam Ali k.w.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari hasil kunjungan yang saya lakukan di daerah Grabag, Magelang,dapat di
simpulkan bahwa study wisata dan ziarah tidak selalu di lakukan di tempat tempat yang
mahal. Kunjungan yang saya lakukan ternyata sangat efisien yaitu tidak memerlikan banyak
waktu dan biaya. Salah satunya adalah saya berwisata di sekitar Grabag dan sekitarnya
yang hanya membutuhkan biaya kurang dari Rp 20.000
B.Saran
Perlu adanya peningkatan fasilitas fasilitas tempat wisata yang ada di daerah Grabag,
dan juga perawatan tempat wisata yang ada di daearah Grabag.
DOKUMENTASI KUNJUNGAN