Anda di halaman 1dari 4

alhuda14.

net

Sejarah Sunan Geseng Dan Cara Dakwahnya

Aziza Linda Ferawati

7–9 minutes

alhuda14.net - Sejarah Sunan Geseng Dan Cara Dakwahnya - Sunan


Geseng atau yang disebut juga sebagai Eyang cakrajaya, wali Sunan Geseng
sendiri merupakan murid Sunan Kalijaga. Menurut sejarah Sunan Geseng, beliau
merupakan keturunan Imam Ja'far ash-shadiq, nasab yang dimiliki oleh Sunan
Geseng sendiri adalah Sunan Geseng anak dari Husain bin al-Wahdi anak dari
Hasan anak dari Askar.

Askar anak dari Muhammad, anak dari Husein, anak dari Askib, anak dari
Mohammad Wahid, anak dari Hasan, anak dari Asir, anak dari 'Al, anak dari
Ahmad, anak dari Mosrir, anak dari Jazar, anak dari Musa, anak dari Hajr, anak
dari Ja'far ash-Shadiq, anak dari Muhammad al-Baqir, anak dari Ali Zainal Abidin
al-Madani anak dari al-Husain anak dari al-Imam Ali k.w. simak juga
tentang sejarah makam Gus Dur

sejarah Sunan Geseng

Sejarah Sunan Geseng Dan Cara Dakwahnya

Berdasarkan literatur babad jalasutra dikatakan disana wali Sunan Geseng adalah
murid dari Sunan panggung atau Raden Watiswara yang adalah cucu Raden
Brawijaya V yang telah dimakamkan di daerah kutan, Desa Jatirejo, Kecamatan
lendah, Kabupaten Kulon Progo. Pemakamannya di Bukit pinggir sungai Progo.
Selain itu ki Cakra Jaya dan Sunan panggung adalah orang yang sama.
Bahkan menurut salah satu hikayat sejarah Sunan Geseng dikatakan, pada suatu
saat ia juga telah mengikuti anjuran dari Sunan Kalijaga untuk dapat
mengasingkan diri ke sebuah hutan agar dapat berkonsentrasi beribadah kepada
Allah. Kemudian ditengah lakunya tersebut hutan itu kemudian terbakar namun
tidak membuatnya untuk menghentikan tapanya.

Berdasarkan apa yang dipesan dari Sang Guru bahwasannya beliau tidak boleh
memutus ibadah, apapun yang terjadi sampai kemudian sang guru datang
menjenguk. Setelah berhentinya kebakaran Sunan Kalijaga kemudian datang
menjenguknya, beliau mendapati cakrajaya telah menghitam hangus walaupun
tetap sehat walafiat. Sehingga karena itu ia digelari dengan nama Sunan Geseng.

Sunan Geseng Terbangun Dari Tapanya

Menurut sejarah Sunan Geseng, beliau terbangun berkat Ucapan salam yang
dilontarkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga dan beliau ( Sunan Geseng) langsung
kepada gurunya itu. Sunan Kalijaga 6 menyuruhnya untuk mandi dan pulang
menemui keluarganya. setelah Sunan Gesang bertemu dengan keluarganya maka
beliau menceritakanlah semua kejadian yang menimpanya itu kepada istri dan
anaknya.

Istri dan anaknya turut berucap syukur kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas
diselamatkannya Ki Cokro Jaya atau Sunan Geseng atas bimbingan Kanjeng
Sunan Kalijaga. Selama perjalanan itulah kemudian Ki Cokro Joyo diangkat
derajatnya dihadapan Allah menjadi wali Allah. Menurut sejarah Sunan Geseng
penamaannya adalah berkat laku dan ketawaduannya terhadap guru sehingga
mencapai derajat mulia.

Kemudian setelah itu Sunan Geseng ditugaskan oleh Sunan Kalijaga untuk turut
serta menjalankan Islam. Beliau menyiarkan Islam khususnya untuk mengajak
agar masyarakat bertauhid membaca dua kalimat syahadat.

Cara Berdakwah

Murid Sunan Kalijaga sendiri tidak hanya Sunan Geseng saja ada beberapa
lainnya yang terkenal juga yaitu Sunan Bayat di daerah Klaten, Syeh Jangkung di
daerah Pati, dan Ki Ageng Selo di daerah Demak. Beberapa riwayat itulah maka
jamaah zikir Allah kemudian mengingat sunan Geseng, karena beliau termasuk
Wali Allah yang begitu berjasa dalam pengembangan Islam di tanah Jawa.

Menurut riwayat sejarah Sunan Geseng, dakwah yang dibawa oleh Sunan Geseng
sendiri begitu arif dan santun. Pendekatan yang dibawanya sendiri adalah melalui
budaya dengan masyarakat Jawa. Hal tersebut sama seperti yang telah dilakukan
oleh gurunya Sunan Kalijaga berdakwah dengan mempergunakan wayang kulit,
selamatan yang dilakukan dengan tujuan untuk bersedekah dan memuji syukur
ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Baca Juga

• Dibalik Kutukan Makam Firaun

• Generasi Ibnu Muljam Telah Lahir Kembali. Iblis Bermulut Qur'an dan Berjubah
Nabi.

• Peninggalan Sunan Ampel, Jejak Sejarah Muslim di Tanah Nusantara

Memuliakan tamu tamu Santri, umat, masyarakat, dan para pejabat yang selalu
diajak berzikir dan puji-pujian. Cara-cara tersebut nyatanya mampu membuat
masyarakat Jawa yang kala itu menganut budaya hindu-budha beralih
mempercayai agama Islam. Sebegitunya bijaknya Sunan Geseng Wali Allah yang
tidak serta merta menghapus budaya-budaya yang luhur dan baik.

Adapun yang dilakukannya juga tidak melanggar syariat dan aqidah dan nyatanya
begitu ampuh untuk dapat menyatukan umat masyarakat kala itu. Tenntunya kita
berharap dapat meneruskan perjuangan syiar Sunan Geseng dan wali-wali Allah
lainnya, yang menjadi generasi penerus perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam.

sejarah sunan Geseng juga tidak terlepas dari kisah Sunan Kalijaga. Beliau sendiri
teramat begitu melekat dan juga dekat di Hati kaum muslimin di tanah Jawa
melebihi lainnya. Kelebihan yang dimilikinya tersebut seperti kepiawaiannya
Pengaruh Islam ke dalam adat tradisi orang Jawa.

Sunan Kalijaga sendiri merupakan pencipta lakon wayang kulit dan juga
pengarang buku-buku wayang yang didalamnya terkandung cerita dramatis
bernuansa Islami. Sunan Geseng merupakan salah satu daripada murid Kinasih
dari Sunan Kalijaga yang terkenal begitu patuh dan setia terhadap segala perintah
dari Sunan Kalijaga.

Makam Sunan Geseng

Makam Sunan Geseng sendiri berlokasi di Dusun jolosutro, Kecamatan


Piyungan, kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak makam Sunan
Geseng sendiri kira-kira sekitar 2 KM di sebelah kanan jalan Jogjakarta Wonosari
km 14, jika anda datang dari Yogyakarta. warga setempat setiap tahunnya
mengadakan perayaan untuk menghormati Sunan Geseng.

Menurut sejarah Sunan Geseng selain di dekat Pantai Parangtritis Jogjakarta,


Sunan Geseng dipercaya juga dimakamkan di sebuah desa yang bernama Desa
tirto, yang berada di kaki gunung andong dekat gungung Telomoyo yang mana
secara administrasi juga berada di bawah kecamatan Grabag, Kabupaten
Magelang Jawa Tengah.
Masyarakat di sekitar area makam tersebut dan juga gabak pada umumnya telah
percaya bahwasanya makam yang berada di puncak bukit dengan bangunan khas
cungkup, yang terdapat di dalamnya sebuah makam merupakan makam Sunan
Geseng. Pada hari ke-20 malam tepatnya pada bulan Ramadan masyarakat
banyak sekali dan berkumpul di sekitar makam untuk Kemudian bermunajat di
sana.

Dikatakan juga terdapat sebuah makam disebut-sebut juga sebagai makam wali
Sunan Geseng. Makam tersebut tepatnya berada di hutan di Atas Bukit Kapur
kurang lebih 10 km di sebelah timur dari kota Tuban Jawa Timur. Menurut cerita
beliau bertapa di tempat tersebut sampai kemudian akhirnya hutan tersebut
terbakar dan pada saat beliau wafat dimakamkan di tempat yang sama.

Menurut sejarah Sunan Geseng hal tersebut juga dikarenakan di dusun geseng
tersebut terdapat sebuah makam yang diatasnya ada batu nisan dan banyak sekali
diziarahi oleh orang. Kemudian di sanalah para peziarah umumnya akan bergerak
ke makam Sunan Bonang di Tuban, atau pemakaman Syekh Maulana Ibrahim
asmoro qondi, yang mana orang-orang selalu menyempatkan diri untuk berziarah
ke makam Sunan geseng. simak juga tentang Sejarah para wali Di Nusantara

Demikian adalah ulasan mengenai sejarah Sunan Geseng. Tentunya secara bijak
kita harus mengambil pelajaran yang baik dari penyiaran dan laku dari Sunan
Geseng. sehingga kita bisa meneruskan perjuangan perjuangan yang dilakukan
oleh para waliyullah sebagai pejuang ajaran yang dibawa Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam.

Anda mungkin juga menyukai