Anda di halaman 1dari 4

“WISATA RELIGI DI KAB.

MAGELANG”
By: Salsabila Rahadatul’ Aisy

Sumber: https://pariwisata.magelangkab.go.id/home/category/285

1. Makam Auliya Sunan Geseng


Grabag. Di kaki Gunung Andong dan Gunung Telomoyo Dusun Tirto, Desa
Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, terdapat makam yang
dipercaya sebagai makam Sunan Geseng. Seorang Mubaligh asal Bedhug,
Bagelen Purworejo bernama Cakrajaya atau Ki Cakrajaya, seorang penyadap
nira yang dijuluki ki petungmlarat oleh masyarakat karena miskin. Sosok
yang dipercaya sebagai salah satu penyebar Islam di Jawa bagian selatan.

Diceritakan, suatu hari Sunan Geseng atau Ki Cakrajaya sedang menyadap


nira dengan melantunkan tembang ‘’clontang clantung wong ngeres buntute
bumbung, apa gelam apa ora’‘ ada seseorang yang menegur kalau berdoa
tidak begitu tetapi dengan menyebut nama Tuhannya. Lantas orang tersebut
singgah dirumah Ki Cakrajaya dan membantu mencetak gula dalam
tempurung kelapa, sebelum meninggalkan rumah Cakrajaya, Beliau
berpesanagar Cakrajaya tidak membuka cetakan gula tersebut. Akan tetapi,
setelah beberapa lama, Cakrajaya pun membuka tempurung kelapa itu,
kagetlah melihat cetakan gula tersebut berisi sebongkah emas. Singkat cerita
Cakrajaya akhirnya bertemu dengan orang sakti tersebut yang tidak lain
adalah Sunan Kalijaga, ia berguru dan menimba ilmu agama dari beliau
ketika berkelana menyebarkan Agama Islam, Sunan Kalijaga meminta Ki
Cakrajaya untuk menunggu tongkat bambu yang ditancapkan hingga Sunan
Kalijaga kembali.

Konon setelah 17 tahun Cakrajaya menjaga tongkat bambu yang telah


menjadi hutan bambu, Sunan Kalijaga kembali mencari Cakarajaya tapi tidak
menemukannya sehingga beliau membakar hutan tersebut. Dari sisa abu
muncul Ki Cakrajaya dengan badan yang (gosong) / geseng namun tidak
mengalami luka bakar sedikitpun, sejak itu Sunan Kalijaga memanggil
Cakrajaya dengan Julukan Geseng.

Menurut cerita Sunan Geseng mengikuti sang guru Sunan Kalijaga ke Demak
untuk mendirikan Masjid Demak dan Beliau memberikan kayu sisa
pembangunan Masjid Demak kepadanya. Ketika Sunan Geseng berpamitan
kepada Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Agama Islam di daerahnya,
Beliau berpesan supaya Sunan Geseng tidak berhenti, apabila lelah dan
terpaksa berhenti maka ditempat tersebut ia harus meletakkan kayu dan
mendirikan masjid serta pesantren yakni Pondok Pesantren Sunan Geseng
yang berada di Desa Kleteran, Kecamatan Grabag, Kab. Magelang tak jauh
dari lokasi makamnya.

Makam Sunan Geseng sangat ramai dikunjungi para peziarah setiap harinya,
khusus malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon lebih ramai dari biasanya.
Ada yang berbeda di Makam Sunan Geseng saat digelarnya tradisi Malam
Selikuran setiap tanggal 20-21 Ramadhan. Tradisi ini dimaksudkan sebagai
peringatan Haul Sunan Geseng.

2. Makam Raden Santri Gunung Pring Muntilan


Riwayat penyebaran Agama Islam di Magelang berlangsung sejak ratusan
tahun lalu, terbukti dengan terdapatnya sejumlah makam, petilasan serta
kisah tentang ulama yang salah satunya terdapat di Desa Gunungpring,
Kecamatan Muntilan.

Di atas bukit bernama Gunungpring setinggi 400 meter di atas permukaan


laut ini terdapat kompleks pemakaman milik Kraton Yogyakarta. Di tempat
ini lah Pangeran Singasari atau dikenal dengan Kyai Raden Santri salah satu
putra Ki Ageng Pemanahan,dan juga merupakan keturunan Prabu Brawijaya
V dimakamkan. Untuk mencapai komplek pemakaman, dari gapura masuk
Komplek Makam kita harus menaiki anak tangga sejauh 1 km. Sesampainya
di atas, kita akan menjumpai bangunan yang berfungsi sebagai Masjid dan
Makam yang didalamnya terdapat Makam Kyai Raden Santri., Makam Kyai
Krapayak III, Makam Kyai H. Harun, Makam Kyai Abdullah Sajad, Makam
Nyai Hj. Harun, Makam Kyai Gus Jogo Rekso, Makam Nyai Gus Jogo Rekso,
Makam Kyai Kerto Jani, Makam Kyai Abdurrachman, Makam Kyai H. Dalhar
dan tokoh-tokoh ulama lainny. Pemandangan bukit nan indah terpampang
didepan mata menjadi obat lelah setelah menaiki 222 anak tangga serta untuk
mengobati dahaga disediakan tempat minum gratis untuk peziarah yang
datang.

3. Makam Sunan Geseng Tirto


Makam Sunan Geseng Tirto menjadi salah satu tujuan wisata religi di
Kabupaten Magelang yang berlokasi di Dusun Tirto, Desa Tirto, Kecamatan
Grabag. Sunan Geseng yang bernama asli Eyang Cokrojoyo adalah murid
Sunan Kalijaga. Ia adalah keturunan Imam Jafar Ash-Shadiq dengan nasab
Sunan Geseng bin Husain bin al-Wahdi bin Hasan bin Askar bin Muhammad
bin Husein bin Askib bin Mohammad Wahid bin Hasan bin Asir bin 'Al bin
Ahmad bin Mosrir bin Jazar bin Musa bin Hajr bin Ja'far ash-Shadiq bin
Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin al-Madani bin al-Husain bin al-
Imam Ali k.w.

Ki Cokrojoyo awalnya adalah seorang pengambil getah nira (gula jawa dari
pohon aren) dan menjadi murid Sunan Kalijaga. Menurut cerita Ki Cokrojoyo
bertemu Sunan Kalijaga dan diberisaran untuk mengganti gending jowo yang
di nyanyikan saat mengambil getah nira dengan sholawatan dan nira yang
didapat Ki Cokrojoyo berlimpah sehingga Ki Cokrojoyo mencari Sunan
Kalijaga dan meminta untuk diangkat menjadi murid. Sunan Kalijaga
menerima dengan syarat ki Cokrojoyo harus harus menjaga tongkat Sunan
Kalijaga yang ditancapkan ke tanah, ditengah hutan. Ki Cokrojoyo
menyanggupi dan setelah 17 tahun Sunan Kalijaga mencari Ki Corojoyo
dengan membakar hutan tersebut. Ajaibnya badan Ki Cokrojoyo tidak
mengalami luka bakar sama sekali. Peristiwa itulah menjadikan Ki Cokrojoyo
dikenal sebagai Sunan Geseng.

Ki Cokrojoyo diajak oleh Sunan Kalijaga ke Masjid Demak untuk semakin


mendalami ilmu Agama Islam dengan dipandu oleh Sunan Kalijaga. Makam
Sunan Geseng ini ramai dikunjungi terutama di malam selikuran (tanggal 21
bulan ramadan) serta pada kamis malam jumat. Untuk sampai di Makam ini
Anda harus menuju Dusun Tirto, Desa Tirto, Kecamatan Grabag. Dari sini
Anda harus menaiki anak tangga sejauh 500 meter.

4. Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner


Merupakan museum rintisan Pater Frans van Lith, SJ yang menekankan
pengembangan nilai – nilai karya misi Keuskupan Agung Semarang. Museum
ini menyajikan koleksi atau peristiwa masa lampau, pada masa kini dan
sekaligus menjadi peristiwa sejarah sebagai dasar yang kokoh untuk
mebangun masa depan.

Museum Misi Muntilan sebagai Pusat Animasi Misioner yang mengobarkan


semangat misi berdasar inspirasi Rama van Lith untuk
menumbuhkembangkan Geraja Keuskupan Agung Semarang serta bertujuan
untuk ikut ambil bagian menjamin berkembangnya Gereja lokal Keuskupan
Agung Semarang sebagai persekutuan paguyuban – paguyuban murud –
murid Tuhan Yesus Kristus.
Museum ini memiliki beberapa bidang kajian yaitu Bidang Edukasi, Bidang
Koleksi serta Bidang Preparasa dan Konservasi.

Museum yang berlokasi di Jl. Kartini No. 3 Muntilan, Kab. Magelang ini
melayani pendampingan bagi pengunjung umum, pendampingan
pengembangan semangat misionaris untuk pengurus, penggerak, dan
kelompok-kelompok Gerejawi serta pendampingan kelompok (paket week
end). Info lebih lanjut silahkan hubungi di (0293) 587522 atau email:
museum_misi_muntilan@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai