Anda di halaman 1dari 6

Kisah Sunan Kalijaga yang Berdakwah Lewat Wayang

Sunan Kalijaga menjadi salah satu Wali Songo yang mengajarkan agama Islam melalui kesenian. Jenis
seni yang populer digunakan oleh Sunan Kalijaga adalah wayang.

Sunan Kalijaga terlahir pada tahun 1450 Masehi di Tuban. Beliau wafat di Kadilangu, Demak pada tahun
1513 Masehi.

Ayahnya seorang bangsawan bernama Raden Ahmad Sahuri yang merupakan Adipati Tuban VIII.
Sedangkan ibunya adalah puteri dari Raden Kidang Telangkas yakni Dewi Nawangarum.

Beliau sangat berperan penting dalam penyebaran agama Islam, tak hanya di kawasan Jawa Tengah, tapi
juga Jawa Barat. Hal ini diperkuat dengan keikutsertaannya dalam pembangunan Masjid Agung Cirebon
dan Masjid Agung Demak.

Baca Juga: Mengenal 9 Wali Songo, Para Tokoh Penyebaran Ajaran Islam di Pulau Jawa

Nama Asli Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga

Foto: wikimedia.org
Sunan Kalijaga memiliki nama asli Pangeran Santi Kusumo. Berhubung beliau adalah anak adipati Tuban,
maka namanya pun memiliki gelar sebagai Raden Mas Syahid.

Penyematan nama Sunan Kalijaga ini ada alasannya. Jadi pada saat beliau menjadi murid Sunan Bonang,
Sunan Bonang mencoba mengetes kegigihannya. Caranya dengan menyuruh Sunan Kalijaga untuk
menjaga tongkat Sunan Bonang yang sengaja ditancapkan di pinggir kali.

Sunan Kalijaga pun menjaga tongkat tersebut selama berhari-hari tanpa meninggalkan tempatnya
hingga Sunan Bonang datang kembali mengambil tongkatnya. Dari sinilah Sunan Bonang memberikan
nama Sunan Kalijaga karena telah menjaga tongkat yang ditancapkan di pinggir kali.

Ada juga yang mengatakan kalau nama Sunan Kalijaga ini didapat karena di awal-awal masa
berdakwahnya, beliau memilih lokasi di Desa Kalijaga dengan masyoritas penduduknya yang merupakan
orang Indramayu dan Pamanukan.

Berhubung tempat berdakwah pertamanya ini adalah Desa Kalijaga, maka nama Kalijaga pun
disematkan kepada beliau.

Selain julukan sebagai Sunan Kalijaga, beliau juga menyandang banyak nama karena mahir dalam
mendalang. Beberapa julukan yang didapat adalah Ki Dalang Sida Brangti, Ki Dalang Bengkok, Ki Dalang
Kumendung, dan Ki Unehan.

Tapi ada satu nama yang akan mengingatkan Sunan Kalijaga akan sejarah kelam kehidupannya, yakni
nama Lokajaya. Sunan Kalijaga mendapatkan nama tersebut karena dulunya beliau ini gemar merampok
dan membunuh orang.

Baca Juga: Mengenal Candi Singosari yang Jadi Peninggalan Terakhir Kerajaan Singasari

Awalnya Seorang Berandalan yang Bertobat

Sunan Kalijaga yang Bertaubat


Foto: pexels.com/Monstera

Di masa mudanya, Sunan Kalijaga memang merupakan seorang berandalan yang sangat suka melakukan
kejahatan seperti merampok hingga membunuh orang.

Perilaku yang dimilikinya ini sebenarnya ada alasannya. Pada waktu itu, beliau merasa tidak terima
dengan pemerintahan yang ada di Tuban. Para rakyat jelata kelaparan karena mengalami kemarau
panjang, tapi pemerintah Tuban justru menarik pajak dan upeti dari mereka.

Oleh karena itu, sebagai bentuk protes, maka Sunan Kalijaga memutuskan untuk merampok harta para
bangsawan dan pejabat. Harta rampasan tersebut tak semerta-merta dinikmati oleh Sunan Kalijaga,
tetapi beliau akan membagikannya kepada rakyat jelata.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW, Nabi dan Rasul Terakhir Suri Tauladan Umat Islam

Pernah Merampok Sunan Bonang

Sunan Bonang

Foto: wikimedia.org

Perilaku tidak terpujinya ini pun berhenti setelah beliau bertemu Sunan Bonang. Pertemuan keduanya
ini bisa dikatakan merupakan pertemuan yang tidak menyenangkan karena waktu itu Sunan Kalijaga
berniat untuk merampok Sunan Bonang yang sedang lewat di daerah Tuban.

Setelah Sunan Kalijaga bercerita mengenai alasannya merampok, Sunan Bonang justru memarahinya
dan melarangnya untuk melakukan hal tersebut lagi. Sunan Bonang mengerti maksud dari niat Sunan
Kalijaga, tapi memberikan sedekah kepada orang dengan cara merampok orang lain sama saja dengan
membersihkan pakaian dengan air kencing.

Setelah bertemu dengan Sunan Bonang itulah, Sunan Kalijaga lalu bertobat dan berjanji tidak
mengulangi perbuatannya lagi. Beliau pun menjadi murid dari Sunan Bonan.
Baca Juga: 7+ Tradisi Islam di Nusantara, Beda Daerah Beda juga Tradisinya, Unik!

Berdakwah dengan Menggunakan Wayang

Pertunjukan Wayang

Foto: www.indonesia.travel

Sunan Kalijaga sangat dikenal oleh masyarakat sebagai pendalang yang handal. Beliau bisa mendalang
dengan sangat baik. Saat beliau mendalang tersebut, disisipkanlah unsur-unsur serta ajaran Islami.

Jadi secara tidak langsung, masyarakat akan mulai mengetahui tentang ajaran Islam melalui pertunjukan
wayang yang digelar oleh Sunan Kalijaga.

Masyarakat Jawa yang pada masa itu sangat menyukai wayang akhirnya mulai berbondong-bondong
untuk datang menonton pertunjukan wayang dari Sunan Kalijaga.

Banyaknya penonton yang datang untuk menyaksikan pertunjukan wayang Sunan Kalijaga tidak hanya
karena beliau mahir dalam mendalang, tetapi juga karena tiket masuknya ini gratis alias tidak dipungut
biaya sepeser pun.

Hal ini membuat semua kalangan masyarakat, terutama kalangan bawah pun bisa menikmati
pertunjukan wayang sebagai hiburan tanpa perlu membayar.

Tapi ada syarat yang diberlakukan oleh Sunan Kalijaga bagi orang-orang yang ingin menonton
pertunjukan wayangnya, yakni mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tiket masuk.

Baca Juga: Memahami Arti Kedutan Dagu Berdasarkan Medis dan Primbon Jawa
Pertunjukan Wayang Sunan Kalijaga Memadukan Naskah Kuno dengan Ajaran Islam

Wayang dalam Budaya Jawa

Foto: www.djarumfoundation.org

Tentu tidak mudah bagi masyarakat Jawa yang pada saat itu menganut animisme untuk menerima
ajaran Islam.

Oleh karena itu, supaya masyarakat Jawa bisa menerima secara pelan-pelan agama Islam, Sunan Kalijaga
pun memadukan naskah kuno dengan ajaran Islam dalam pertunjukan wayangnya.

Naskah kuno yang dipentaskan seperti lakon Dewa Ruci, Layang Kalimasada, Lakon Petruk menjadi Raja,
dan lain sebagainya. Nanti di dalamnya akan disisipkan ajaran-ajaran kebaikan dari Islam.

Selain itu, Sunan Kalijaga juga menambahkan karakter-karakter baru yang hingga saat ini masih sangat
populer seperti Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng.

Baca Juga: 10 Tradisi Jawa Tengah yang Hingga Kini Masih Dilestarikan

Sunan Kalijaga Juga Menggunakan Kesenian Lain dalam Berdakwah

Kesenian Tradisional Jawa

Foto: pexels.com/Artem Beliaikin

Ternyata tidak hanya menggunakan wayang dalam berdakwah, tapi Sunan Kalijaga juga menggunakan
jenis kesenian lainnya seperti tembang. Beberapa tembang ternama yang masih sering dinyanyikan oleh
masyarakat Jawa adalah ilir-ilir.

Dalam lagu ilir-ilir tersiratkan makna kalau kita diharapkan bisa bangun dari kesedihan, berjuang untuk
mendapatkan kebahagiaan, mengumpulkan amalan kebaikan sebanyak mungkin, dan lain sebagainya.
Selain membuat tembang, Sunan Kalijaga juga bekerjasama dengan seniman dalam membuat topeng,
pakaian untuk pementasan kesenian, dan lain sebagainya.

Cara berdakwahnya yang menggunakan kesenian ini dipengaruhi dari ajaran Sunan Bonang yang juga
sama-sama menggunakan seni dalam berdakwah.

Itulah sekilas cerita sejarah tentang Sunan Kalijaga yang perlu Moms ketahui. Menurut Moms, apakah
cara berdakwah seperti Sunan Kalijaga masih bisa kita jumpai saat ini?

Anda mungkin juga menyukai