Anda di halaman 1dari 4

Biografi Wali Songo

Wali Songo atau lebih dikenal dengan sembilan wali tidak bisa di
pisahkan dari tumbuhnya agama Islam di bumi Indonesia. Peran wali ini
dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa sangatlah vital, yaitu dengan
mendirikan sejumlah pesantren di tanah Jawa yang ketika itu mayoritas
beragama Hindu di bawah kekuasaan Majapahit. Beberapa anggota dewan
wali yang berpusat di Glagahwangi atau di kenal dengan nama Demak
Bintara ini merupakan raja-raja dan adipati Majapahit, bahkan ada yang
masih kerabat Kerajaan Majapahit ketika itu sehingga penyebaran agama
Islam tidak begitu sukar.
Dalam menyebarkan Islam, para wali ini terkenal kejeniusan dan
kesantunan mereka dalam membawakan ajaran agama, mereka
menggunakan pendekatan akulturasi budaya sehingga tidak terjadi gejolak di
mana-mana, bahkan mendapat simpati dari raja terkahir Majapahit, yaitu
Brawijaya V, berbeda sekali dengan cara penyebaran agama saat ini oleh
orang-orang asing yang gemar sekali mengatakan bid’ah menurut versi
mereka. Budaya Jawa tidak mereka tumpas habis, melainkan mereka dekati
dengan penuh kesantunan dan toleransi. Bahkan salah satu sunan (sebutan
bagi perorangan wali) demi mempertahankan toleransi kepada pemeluk
Hindu (karena Sapi adalah hewan yang disucikan oleh umat Hindu kala itu),
tidak memakan daging sapi, dan menggantinya dengan kerbau, sehingga
sampai saat ini masih ada kuliner dari daerah di Jawa Tengah yaitu Soto
Kerbau dan Sate Kerbau.

Berikut ini adalah nama-nama mereka:


1. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau berdakwah di daerah Gresik, Jawa Timur, beliau masih keturunan
Nabi Muhammad SAW dari jalur Ali Zainal Abidin Al Husein bin Ali Bin Abi
Thalib. Beliau berasal dari Maghribi, Afrika Utara yang datang ke nusantara
pada tahun 1379 bersama dengan Raja Cermin. Sunan Gresik wafat tahun
1419 Masehi atau 882 H.
2. Sunan Ampel
Nama asli beliau adalah Raden Rahmat putra dari Raja Campa, beliau adalah
beristri Nyi Ageng Manila dari Tuban. Sunan Ampel mendirikan sebuah
pesantren yang sampai saat ini masih dapat ditemui jejaknya di daerah
Ampeldenta Surabaya.
Sunan Ampel dalam serial televisi
3. Sunan Bonang
Nama asli beliau adalah Maulana Makdum Ibrahim. Beliau mempunyai jasa
besar dalam mengislamkan daerah Gresik dengan lantunan sastra yaitu:
Tembang Macapat, menyempurnakan instrumen gamelan dan bonang
(karena itulah beliau digelari Sunan Bonang) kenong dan kempul.
Sunan Bonang merupakan sesepuh para wali songo, ketika terjadi penobatan
Sultan pertama Kesultanan Demak Bintoro, beliaulah yang ditunjuk melantik
Raden Fatah untuk mempimpin umat Islam di tanah Jawa disaksikan wali-
wali lainnya.

4. Sunan Drajat
Nama asli beliau adalah Raden Qasim. Beliau hidup tahun 1400 saka atau
tahun 1478 Masehi. Beliau dikenal fasih berorasi kepada adipati-adipati
Majapahit yang menindas rakyat kecil ketika terjadi krisis ekonomi dan sosial
yang menyebabkan rakyat menderita. Karya beliau dalam bidang sastra
adalah tembang pangkur.

5. Sunan Kalijaga
Bernama asli Raden Said, putera Tumenggung Wilatikta. Ibunya bernama
Dewi Nawangrum dan beristri Dewi Sarah. Pada masa muda, Raden Said
terkenal sebagai brandal Lokajaya karena gemar merampok para saudagar
yang zalim serta antek-antek Majapahit yang menindas rakyat jelata. Sunan
Bonanglah yang menginsyafkan Raden Said, dan atas suruhan untuk menjaga
kali, maka beliau dijuluki Sunan Kalijaga.
Karya beliau diantaranya:
 Tiang masjid Demak yang terbuat dari tatal.
 Gamelan Nagawilaga
 Gamelan Guntur Madu
 Gamelan Nyai Sekati
 Gamelan Kyai Sekati
 Wayang Kulit, dan yang terkenal adalah perihal Jamus/Layang
Kalimusada yang aslinya adalah kalimat syahadat.
 Baju takwa
 Tembang Dhandhanggula
 Kain balik
 Syair dan tembang pesantren seperti lir-ilir

6. Sunan Giri
Nama asli beliau adalah Raden Paku, ayah beliau adalah Maulana Ishak dari
Pasai yang memperistrikan Sekardadhu puteri adipati Blambangan. Dalam
berdakwa beliau menggunakan pendekatan budaya yaitu:
 Permainan jetungan
 Jamuran
 Gula ganti
 Cublak-cublak suweng
 Tembang Asmarandana
 Tembang Pocung

7. Sunan Kudus
Nama asli beliau adalah Ja’far Shadiq, ayah beliau adalah Raden Usman Haji
yang bergelar Sunan Ngudung di jipang Panolan, Blora. Beliau masih
berketurnan dengan Nabi Muhammad SAW dari Husain bin Ali. Tembang
Mas Kumambang dan Tembang Mijil merupakan karya beliau. Sunan Kudus
terkenal dengan toleransinya, beliau tahu bahwa sapi adalah binatang yang
disucikan kala itu oleh umat Hindu, sehingga beliau tidak menjadikan sapi
sebagai makanan konsumsi dan menggantikannya dengan kerbau, sehingga
jejak beliau dalam bidang makanan masih tercium hingga saat ini yaitu cikal
bakal Soto Kerbau dan Sate Kerbau di Kudus, Jawa Tengah.

8. Sunan Muria
Sunan Muria adalah putera Sunan Kalijaga, nama kecil beliau adalah Raden
Umar Said. Disebut Sunan Muria karena beliau berdakwah di Gunung Muria,
Jawa Tengah. Tembang sinom dan tembang kinanthi adalah karya beliau.

9. Sunan Gunung Jati


Nama asli beliau adalah Syarif Hidayatullah, beliau masih keturunan Nabi
Muhammad SAW. Masa kecil hingga dewasa beliau habiskan di Mesir
bersama ibunya yang masih bertalian darah dengan Kerajaan Siliwangi. Salah
satu riwayat beliau yang sudah dikenal keabsahannya adalah perihal
pernikahan beliau dengan putri Cina yaitu Ong Tien, yang berputra Arya
Kemuning. Adalah salah kaprah kalau mengatakan Sunan Gunung Jati
adalah Fatahilah atau Falatehan, karena di makam Sunan Gunung Jati di
Cirebon, makam Sunan Gunung Jati dan Fatahilah itu berbeda, di makam
Fatahilah secara eksplisit disebut sebagai Tubagus Pasai yang menandakan
kelahiran Fatahilah di Pasai.

Anda mungkin juga menyukai