AGAMA ISLAM
Dosen :
Disusun oleh :
Sunan Kalijaga
1. latar Belakang
Kanjeng Susuhunan Kalijaga atau Sunan Kalijaga adalah
seorang tokoh Walisongo, lahir pada tahun 1450 Masehi dari Raden Ahmad Sahuri
(seorang Adipati Tuban VIII) dan Dewi Nawangarum (putri Raden Kidang Telangkas /
Abdurrahim Al-Maghribi)[1]. Dikenal sebagai wali yang sangat lekat
dengan muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan
pengaruh Islam ke dalam tradisi dan budaya Jawa. Makamnya berada
di Kadilangu, Demak.
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden
Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau
Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh
Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi
masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat
Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali.
Ketika wafat, ia dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam
ini hingga sekarang masih ramai diziarahi orang - orang dari seluruh indonesia
Terkait asal usulnya, ada dua pendapat yang berkembang. Pendapat pertama,
adalah yang menyatakan Sunan Kalijaga orang Jawa asli. Pendapat ini didasarkan
pada catatan historis Babad Tuban. Di dalam babad tersebut diceritakan, Aria
Teja alias 'Abdul Rahman berhasil mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan
mengawini putrinya. Dari perkawinan tersebut Aria Teja kemudian memiliki putra
bernama Aria Wilatikta. Catatan Babad Tuban ini diperkuat juga dengan catatan
masyhur penulis dan bendahara Portugis Tome Pires (1468 - 1540). Menurut catatan
Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1500 M adalah cucu dari peguasa Islam
pertama di Tuban yakni Aria Wilakita, dan Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said
adalah putra Aria Wilatikta. Adapun pendapat yang kedua adalah menyatakan Sunan
Kalijaga adalah keturunan arab. Pendapat kedua ini disebut-sebut berdasarkan
keterangan penasehat khusus Pemerintah Kolonial Belanda, Van Den Berg (1845 –
1927), yang menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab yang
silsilahnya sampai ke Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sejarawan lain seperti
De Graaf juga menilai bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan Ibnu
Abbas, paman Muhammad.
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh
binti Maulana Ishak, dan mempunyai 3 putra: R. Umar Said (Sunan Muria), Dewi
Rakayuh dan Dewi Sofiah. Maulana Ishak memiliki anak bernama Sunan Giri dan
Dewi Saroh. Mereka adalah kakak beradik.
5. Kesimpulan
Sunan kali jaga adalah seorang tokoh yang dulunya terkenal sebagai
“Berandal Lokajaya”, dan kelak dipanggil Sunan Kalijaga, adalah salah satu dari
sembilan wali (Wali Songo) yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa secara
pesat—bahkan meluas hingga ke penjuru Nusantara. Beliau lahir pada tahun 1450 M
sebagai putera dari seorang Bupati Tuban, Tumenggung Wilatikta, dengan nama asli
Raden Sahid.
Sampai suatu ketika, Raden Sahid bertemu dengan Sunan Bonang, dan
merampas tongkatnya yang berdaun emas. Sunan Bonang justru terharu, sambil
menasehati Raden Sahid yang masih muda, tentang tindakannya yang seakan berniat
suci, tetapi dilakukan dengan cara yang kotor. “Bagai wudlu’ menggunakan air
kencing”, ungkap Sunan Bonang.
Setelah mendapatkan gelar Sunan Kalijaga, beliau disarankan oleh Sunan
Bonang agar pergi haji, mengunjungi Ka’bah di Mekkah. Namun pada perjalanannya,
saat tiba di wilayah Malaka, beliau bertemu dengan guru-guru lainnya, yakni Maulana
Maghribi dan Nabi Khidir.
Model dakwah beliau dalam menumbuh-kembangkan nilai-nilai keislaman di
Jawa, lebih banyak dilakukan melalui pendekatan seni dan kearifan budaya lokal (local
wisdom). Meski tidak hanya itu saja yang dijadikan oleh beliau sebagai media dakwah.
Kelanggengan ajaran dan jasa beliau tersebut tidak lain adalah karena
ketekunan, keistiqamahan, dan kebijaksanaan Sunan Kalijaga dalam berdakwah
dengan cara yang halus, santun, toleran dan tanpa paksaan sama sekali
Daftar Pustaka
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga
2. https://www.nu.or.id/post/read/98552/belajar-kebijaksanaan-hidup-dari-sunan-
kalijaga
3. Prin sip To le ran si Sun an Kalijaga dan Ko n tribusin ya dalam Islam isasi
Masyarakat Jawa, Yudi Arm an syah, Kontekstualita, Vol. 28, No. 1, 2013, diakses
13-12-2020 jam 8.10 am