Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH TENTANG BIOGRAFI DAN SEJARAH SUNAN KALIJAGA

Makalah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu :

Bapak Ipmawan Iqbal, SP., M.Ag.

Disusun Oleh :
ARADINA JULIANT PERMANA PUTRA (222111390)

PROGRAM STUDI S1 HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN MAS SAID SURAKARTA

BAB 1

PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Sejak zaman prasejarah penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-
pelayar handal yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada
rute-rute pelayaran dan perdagangan antar pulau Indonesia dengan daerah di daratan Asia
Tenggara. Wilayah barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan
wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil yang dijual disana menarik para
pedagang dan menjadi lintasan penting antara Cina dan India
Masuknya Islam ke daerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu bersamaan. Pada
abad ke-7 sampai ke-10 kerajaan Sriwijaya meluaskan kekuasaannya sampai ke Malaka dan
Kedah. Hingga sampai akhir abad ke-12 perekonomian Sriwijaya mulai melemah. Keadaan
seperti ini dimanfaatkan Malaka untuk melepaskan diri dari Sriwijaya hingga beberapa abad
kemudian Islam masuk ke berbagai wilayah Nusantara, dan pada abad ke-11 Islam sudah
masuk di pulau Jawa.
Pada abad 15 para saudagar muslim telah mencapai kemajuan pesat dalam usaha
bisnis dan dakwah hingga mereka memiliki jaringan di kota-kota bisnis di sepanjang pantai
Utara. Komunitas ini dipelopori oleh Walisongo yang membangun masjid pertama di tanah
Jawa, Masjid Demak yang menjadi pusat agama yang mempunyai peran besar dalam
menuntaskan Islamisasi di seluruh Jawa. Walisongo berasal dari keturunan syeikh ahmad
bin isa muhajir dari hadramaut. Beliau dikenal sebagai tempat pelarian bagi para keturunan
nabi dari arab saudi dan daerah arab lain yang tidak menganut syiah.
Penyebaran agama Islam di Jawa terjadi pada waktu kerajaan Majapahit runtuh
disusul dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan
kehidupan agama, politik, dan seni budaya. Di kalangan penganut agama Islam tingkat atas
ada sekelompok tokoh pemuka agama dengan sebutan Wali. Zaman itu pun dikenal sebagai
zaman “kewalen”. Para wali itu dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “Walisanga”, yang
merupakan lanjutan konsep pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya juga Sembilan orang.
B.      Rumusan Masalah
A.       Bagaimanakah perkembangan Islam di Jawa pada masa permulaan?
B.       Bagaimanakah sejarah kehidupan sunan kalijaga?
C.       Bagaimanakah peranan sunan kalijaga dalam penyebaran Islam di
Jawa?
C. Tujuan pembahasan
a. untuk memenuhi tugas makalah
b. mengetahui peranan sunan kalijaga dalam penyebaran islam dijawa
c. untuk mengetahui sejarah hidup dari sunan kalijaga beserta karya-
karyanya

Biografi singkat Sunan Kalijaga


Menurut cerita-cerita yang beredar, bahwa ketika Raden Said diusir dari Istana
Kadipaten ini membuat Beliau semakin gila. Ketika Beliau sudah meninggalkan istana,
Raden Said ini menjadi seorang perampok sangat terkenal serta ditakuti di daerah Jawa
Timur.

Dalam hal yang dilakukan perampokan oleh Raden Said ini milih-milih siapa yang
akan dirampok, karena Beliau merampok untuk orang kalangan kaya yang tidak mau
membayar zakat.

Sisi baiknya Beliau yaitu hasil dari rampokannya, Raden Said memberikan harta yang
Beliau dapatkan dengan orang-orang di sekitar khsusunya orang miskin. Konon, dulunya
pada masa-masa seperti itu Beliau dijuluki dengan Lokajaya yang berarti Perampok
Budiman. Namun, segala sesuatunya menjadi berubah ketika Raden Said ini bertemu dengan
Sunan Bonang atau mempunyai nama asli Syekh Maulana Makdum Ibrahim.

Karena Sunan Bonang inilah yang telah  menyadarkan dari perbuatan-perbuatan


buruk yang campur aduk antara yang haq dan yang batil. Dengan begitu Sunan Bonang
menyuruh Raden Said utuk berhenti dalam melakukan perampokan. Setelah itu Beliau
menjadi murid dari Sunan Bonang dan menjadi ulama yang dikenal dengan Sunan Kalijaga.

Metode Dakwah Sunan Kalijaga

Dalam Metode Dakwah Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa ini
lebih terkenal dengan seniman, budayawan, filsuf, dan waliyullah. Metode dakwah yang
dilakukan Beliau adalah dengan memasukkan nilai islam kedalam kesenian dan budaya. Hal
tersebut dapat dilihat pada saat Raden Said ini melakukan dakwahnya melalui kesenian
wayang kulit

Walaupun tradisi wayang kulit pada dulunya ini bukan berasal dari Islam, tetap Raden
Said ini telah memodifikasi dengan cerita-cerita yang berbau dengan Islam. Selain itu, Raden
Said juga sangat kreatif dalam bidang seni dan juga budaya yang ditekuninya. Sunan Kalijaga
atau Raden Said, merupakan pencipta lagu ilir-ilir yang sampai saat ini kita semua
mengenalnya. Tidak hanya menciptakan lagu ilir-ilir saja, melainkan juga salah satu pencipta
pertama kali bedug. Bedug yang dibuat oleh Raden Said ini digunakan sebagai memanggil
umat muslim dalam menjalankan ibadah shalat. Raden Said ini juga salah satu seorang yang
pertama kali mengadakan grebeg maulid di Demak dalam menyambut kelahiran Rasulullah.

Sebenarnya masih banyak lagi kesenian-kesenian yang Beliau tekuni. Itulah alasan
bahwa Raden Said mempunyai peranan penting dalam menyebarkan agama Islam di Jawa
khususnya Demak. Begitu banyak kontribusi dari Beliau yang melakukan dalam
menyebarkan dakwah Islam di tanah Jawa.
Metode dakwah Sunan Kalijaga ini tidak melakukan hal-hal kekerasan, tetapi
menggunakan cara yang sangat halus untuk mengambil simpati masyarakat disekitar. Raden
Said berdakwah semat-mata tidak hanya sebatas di atas mimbar, akan tetapi juga berdakwah
melalui kesenian, budaya dan tradisi.

Karya Karya Sunan Kalijaga

Raden said ini juga mempunyai karya-karya yang tidak kalah dengan karya para
Walisongo lainnya. Hal ini sudah menjadi kekuasan Allah yang telah memberikan sebuah
cerita kehidupan yang begitu menarik. Dimana kita hidup ini tidak luput dari sejarah pada
jaman dahulu, selain itu juga bahwa sudah menjadi karunia-Nya dalam adanya agama Islam
yang ada di dunia ini.

Sebagai orang muslim kita harus menyakini bahwa kehidupan di dunia tidak ada yang
kebetulan. Oleh karena itu, kita juga harus menghargai dari karya-karya Sunan Kalijaga ini.
Karya-karya beliau begitu me-legenda ada 5 diantaranya yaitu Wayang purwa, cerit
pewayangan, jamus kalisada, babat, alas wonomarto dan wahyu tohjali.

1. Karya Wayang Purwa

Salah satu karya Beliau kesenian rakyat yang dijadikan metode dakwanya yaitu Wayang
Purwa, merupakan wayang yang mempunyai kuli bercorakan Islam.

2. Cerita Pewayangan

Dalam metode dakwahnya menggunakan Wayang Purwa, ada pula karya lainnya yaitu
cerita pewayangan. Dalam sebuah cerita pewayangan ini, Raden Said memodifikasi dengan
hal yang berbau agama Islam.

3. Jamus Kalimasad

Seperti yang kita ketahui dalam menyebarkan agama islam beliau melakukan metode dakwah
dengan menggunakan wayang kulit. Nah, dalam hal ini Raden Said memasukkan istilah
Kalimat Syahadat dalam dunia pewayangan.

4. Babat Alas Wonomarto

Karya yang keempat ini masih berkaitan dengan wayang kulit, bedanya dalam karya ini
merupakan sebuah ciptaan dari Raden Said yaitu Tembang.
5. Wahyu Tohjali

Karya terakhir ini sama dengan Babat Alat Wonomarto, yaitu sebuah karya yang
diciptakannya melalui Tembang.

Kesimpulan

1. Pada masa awal masuknya Islam di Jawa, masyarakat masih menganut agama
hindu dibuktikan dengan Adipati Ranggalawe (Bupati Tuban) yang berputra Ario
Tejo I (Bupati Tuban), Ario Tejo II (Bupati Tuban) dan Ario Tejo III (Bupati
Tuban).Sedangkan Ario Tejo III (Bupati Tuban)berputra Raden Tumenggung
Wilotikto (Bupati Tuban), berputra Raden Mas Said (Sunan Kalijaga).Menurut
keterangan, Ario Tejo I dan II ini masih memeluk agama Syiwa. Hal ini bisa
saksikan dari bukti makamya yang berada di Tuban, yang memakai tanda Syiwa.
Tetapi Ario Tejo III sudah memeluk agama Islam, hal ini juga terlihat dari tanda
yang ada dimakamnya
2. Peranan sunan Kalijaga pada penyebaran Islam di Jawa sebagai muballigh yang
sangat populer dan pandai bergaul dengan semua lapisan masayarakatserta pandai
dalam mengelola pola dakwhnya.Hal ini dibuktikan dengan Sunan Kalijaga
termasuk muballigh keliling yang mendatangi daerah-daerah sampai jauh ke
pelosok dan kota-kotakarena dalam hal ini ada wali yang hanya berdakwah di
daerahnya saja, mendirikan padepokan atau pesantren di tempat domisilinya.Sunan
Kalijaga diceritakan mengembara sampai ke Bintoro, Demak. Beliau sangat gigih
membantu perjuangan Sultan Fatah dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa,
khususnya di daerah Pantai Utara Jawa.Selain itu Sunan Kalijaga merupakan ulama
termuda yang diangkat menjadi wali, tetapi memiliki ilmu paling tinggi dan paling
lama pula menjalankan tugas dakwahnya. Pola dakwah yang dikembangkan mirip
dengan guru sekaligus sahabatnya, Sunan Bonang. Kedua wali ini cenderung
menganut faham sufistik berbasis salaf, bukan sufi-panteistik (pemujaan semata).
Sunan Kalijaga juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana yang efektif
untuk berdakwah.Oleh karena itu, tidak mengherankan bila dalam mempraktikkan
pengajaran syariat Islam banyak dicampuri dengan unsur-unsur adat lama dan
cenderung berkompromi dengan kepercayaan pra Islam, misalnya melalui wayang,
gamelan, tembang, ukir, dan batik.

Anda mungkin juga menyukai