Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 1 SEJARAH

ANGGOTA KELOMPOK
● VERONIKA CELCIA ALMA
● MARIA EFRENA SURYA
● YOAN CASSIE MONICA
● YOHANNES HERWILSONI JANU
● LONGGINUS SUPARDI
● FLORENTINA NADIN PURNAMA
● RAFELLO J.D JOMPAR
● MARLINA K.G FARLAN
● TERESIA C.S GINSEL

JALUR-JALUR PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Proses masuknya dan berkembangnya agama dan budaya Islam ke Nusantara pada
umumnya berjalan dengan damai. Oleh karena itu, Islam mendapat sambutan yang baik dari
masyarakat, baik kalangan raja, bangsawan, maupun masyarakat biasa.
Hal tersebut di dukung oleh faktor-faktor berikut:
● Syarat memeluk Islam sangat mudah, cukup dengan mengucapkan kalimat syahadat
● Tata cara peribadatan Islam sederhana, tidak perlu persiapan yang rumit
● Islam tidak mengenal pelapisan sosial seperti halnya agama Hindu dengan sistem
kastanya

1.JALUR PERDAGANGAN

Saluran yang digunakan dalam proses Islamisasi di Indonesia pada awalnya melalui
perdagangan dari para pedagang Arab, Persia, maupun Gujarat. Hal ini sesuai dengan
perkembangan lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia yang ramai mulai abad ke 7
sampai 16 masehi.
Tidak hanya melakukan transaksi niaga, para pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat
mengenalkan ajaran dan nilai-nilai Islam kepada mitranya dari Indonesia lalu kepada
masyarakat sekitar. Sebagai pedagang, mereka bisa bergaul luwes dengan semua orang,
sehingga suasana pelabuhan yang ramai menjadi kesempatan baik untuk mengenalkan
ajaran Islam.
Selanjutnya, sejumlah pedagang memutuskan untuk menetapkan dan mendirikan
perkampungan yang tidak jauh dari pelabuhan maupun Bandar perdagangan. Adanya
perkampungan itu membuat interaksi semakin intens dan membuka kesempatan
masyarakat sekitar untuk mengenal lebih jauh ajaran Islam, apalagi budi dan suri teladan
yang ditunjukan para pedagang semakin menarik banyak orang untuk memeluk agama
Islam.

2. JALUR PERKAWINAN

Tahap perkawinan merupakan kelanjutan dari tahap perdagangan.


Para pedagang yang datang lama-kelamaan menetap dan terbentuklah perkampungan
yang dikenal dengan nama pekojan.
Tahap selanjutnya, para pedagang yang menetap ada yang membentuk keluarga dengan
penduduk setempat dengan cara menikah, misalnya Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan
Nyai Manila.
Mengingat pernikahan Islam dengan agama lain tidak sah, maka penduduk lokal yang akan
dinikahi harus memeluk Islam terlebih dahulu.Penyebaran agama Islam dengan saluran ini
berjalan lancar mengingat akan adanya keluarga muslim yang menghasilkan keturunan-
keturunan muslim dan mengundang ketertarikan penduduk lain untuk memeluk agama
Islam.

Dalam beberapa babad diceritakan adanya proses ini, antara lain :

a. Maulana Ishak menikahi Putri Blambangan dan melahirkan Sunan Giri


b. Babad Cirebon diceritakan perkawinan antara Putri Kawunganten dengan Sunan
Gunung Jati
c. Babad Tuban menceritakan perkawinan antara Raden Ayu Teja, Putri Adipati Tuban
dengan Syekh Ngabdurahman

3. SALURAN PENDIDIKAN

Perkembangan Islam yang semakin luas mendorong munculnya para ulama dan
mubalig. Para ulama dan mubalig menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan
mendirikan pondok-pondok pesantren di berbagai daerah
Di pondok pondok pesantren, kaum muda (santri) dari berbagai daerah dan kalangan
menimba pengetahuan tentang Islam. Mereka lalu kembali ke daerah asal dan
menyebarkan ajaran ajaran tentang Islam, saluran ini sangat efektif untuk mempercepat dan
memperluas penyebaran Islam hingga ke daerah daerah yang terpencil.

Pesantren pesantren awal yang ada pada saat itu di antaranya sebagai berikut:
● Pesantren Ampel Denta (Surabaya) yang didirikan oleh sunan Ampel
● Pesantren sunan Giri (Surabaya) yang didirikan oleh Sunan Giri. Pesantren ini
terkenal hingga Maluku. Banyak santri dari Maluku (Khususnya Wilayah Hitu) datang
berguru pada Sunan Giri atau para kiai dari Giri di undang mengajar ke Hitu.

Selain menjadi pendidik di pesantren, beberapa ulama atau kiai di Minta menjadi penasihat
agama atau guru bagi para bangsawan keraton. Contohnya kiai Ageng Selo menjadi
penasihat dan guru Sutawijaya ( pendiri kesultanan Mataram), atau syekh Yusuf Al-
Makassari menjadi penasihat Sultan Ageng Tirtayasa ( kesulatan Banten)

4. SALURAN AJARAN TASAWUF

Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal
magis. Kedatangan ahli tasawuf ke Indonesia diperkirakan sejak abad ke 13 yaitu masa
perkembangan dan penyebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan India yang sudah
beragama Islam, dan baru berkembang pesat sekitar abad ke 17.

Pengaruh ajaran tasawuf banyak dijumpai dalam seni sastra berupa babad dan hikayat.
Ajaran ini terutama berkembang di Jawa karena ajaran Islam melalui tasawuf disesuaikan
dengan pola piker masyarakat yang masih berorientasi pada agama Hindu. Adapun tokoh
tasawuf nusantara yang terkenal adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin as-Sumatrani,
Nurrudin ar-Raniri, Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar, dan Sunan Panggung.

5. SALURAN DAKWAH

Penyebaran Islam tidak dapat di lepaskan dari peranan para wali. Ada sembilan wali
yang menyebarkan Islam dengan cara berdakwah, yang di sebut juga Walisongo. Mereka di
kenal terhadap agama Islam

● Sunan Gresik
Sunan Gresik datang ke tanah Jawa pada tahun 1404 M. Kedatanganya dianggap
sebagai permulaan masukannya Islam di Jawa

● Sunan Gunung Jati


Dikenal juga dengan nama Syarif Hidayatullah atau Falatehan, wali keturunan Arab
dari Gujarat ini ( Bapaknya seorang mubalig dan musafir besar bernama Syarif
Abdullah dan ibunya bernama nyai Rara Santang, putri prabu Siliwangi) berjasa
menyebarkan agama Islam di Jawa barat. Pada masa pemerintahan trenggana, ia
pindah ke Demak. Sultan mengangkatnya menjadi panglima angkatan perang yang
bertugas menguasai Sunda kelapa dan Cirebon. Ia menetap di gunung jati wilayah
Cirebon

● Sunan Ampel
Sunan yang lahir tahun 1401 masehi dengan nama asli Raden Rahmat ini adalah
pendiri pesantren Ampel Denta Surabaya dan juga salah seorang pemrakarsa
pembangunan masjid Demak

● Sunan Giri
Sunan bernama asli Raden paku ini adalah salah seorang santri Sunan Ampel ia
mendirikan pesantren Giri banyak santrinya berasal dari Maluku yang setelah
berguru dengannya kembali ke Maluku untuk menyebarkan agama Islam di sana ia
juga dikenal sebagai seniman yang menciptakan Gending Jawa Asmaradana dan
pujung ia dimakamkan di Gresik Surabaya

● Sunan Bonang
Sunan dengan nama asli Raden Maulana makdum Ibrahim ini juga seorang seniman
yang menciptakan Gending Jawa Bonang dan durma ia berasal dari Tuban wafat
dan dimakamkan di Tuban pada tahun 1525 Masehi

● Sunan Kudus

Sunan dengan nama asli Raden Ja'far shadiq ini adalah putra dari Raden Usman
haji atau Sunan ngundung dari Jepang Blora Jawa tengah selain menguasai ilmu
agama ia juga paham fikih hukum-hukum Islam dan ilmu tauhid Sunan Kudus
banyak berguru pada Sunan Kalijaga ia berkelena ke berbagai daerah tandus di
Jawa tengah seperti Sragen simo higa Gunungkidul cara berdakwahnya pun meniru
pendekatan Sunan Kalijaga toleran pada budaya setempat dengan memanfaatkan
simbol-simbol Hindu dan Budha hal itu terlihat dari aristektur masjid Kudus yakni
bentuk menara gerbang dan pencuran atau padasan wudu melambangkan 8 jalan
Buddha selain itu adalah larangan penyembelihan sapi untuk dijadikan hewan
kurban hal ini dilakukan untuk menghormati penganut agama Hindu

● Sunan Kalijaga

Sunan dengan nama asli Raden said ini awalnya seorang tumenggung Majapahit
yang masuk Islam karena pengaruh Sunan Bonang dalam menyebarkan agama
Islam ia memanfaatkan media wayang yang sudah sangat dikenal masyarakat sejak
masa prakarsa hingga masuknya Hindu Budha cerita-cerita dalam Mahabharata dan
Ramayana disadur dengan memasukkan nafas Islam pendekatan ini terbuka efektif
Sunan Kalijaga juga mengenalkan tradisi acara maulid atau tradisi Sekaten yaitu
peringatan hari lahirnya nabi Muhammad SAW yang sampai sekarang masih
dilaksanakan oleh beberapa keraton di Jawa ia dimakamkan di desa kadilangu
Demak Jawa tengah

● Sunan Muria

Sunan dengan nama asli Raden Umar said ini adalah putra dari Sunan Kalijaga ia
tinggal di kaki gunung Muria Jawa tengah gaya berdakwahnya banyak mengambil
cara ayahnya namun berbeda dari sang ayah Sunan Muria lebih suka tinggal dan
menyebarkan Islam di daerah terpencil ia banyak bergaul dengan rakyat jelata
sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam berdagang dan
melaut salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah tembang sinom dan Kinant

● sunan Djarat

Dengan nama Mauna Syarifuddin ini menyebarkan agama Islam di daerah Jawa
timur ia dikenal berjiwa sosial karena sangat peduli terhadap kaum miskin dan daufa
ia menciptakan Gending Jawa pangkur

6. SALURAN KESENIAN

Agama Islam juga disebarkan melalui kesenian beberapa bentuknya telah disebutkan
seperti wayang oleh Sunan Kalijaga gamelan oleh Sunan Bonang serta gending lagu-lagu
yang berisi syair-syair nasihat dan dasar-dasar ajaran Islam kesenian yang telah
berkembang sebelumnya tidak musnah tetapi diperkaya dengan semua Islam proses
tersebut disebut akulturasi seni sastra juga berkembang pesat banyak buku tentang tasawuf
hikayat dan babad disadur ke dalam bahasa Melayui

Anda mungkin juga menyukai