Anda di halaman 1dari 24

CURUG CILEAT SEBAGAI DESTINASI EKOWISATA

DI KABUPATEN SUBANG

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
dan Sejarah Indonesia

Oleh

Laila Mariatul Jaliah

NISN 212210122

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 TANJUNGSIANG

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

CURUG CILEAT SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KABUPATEN


SUBANG

Disetujui oleh :
Pembimbing,

Taufik Budiarjo, S. Pd
NIP.
MOTO

Angkatlah kesedihan menjadi kekuatanmu. Tunjukan pada dunia bahwa


kamu kuat dan bukan manusia lemah.

Persembahan

"Ku persembahkan makalah ini untuk ayahanda da ibunda tercinta yang telah
banyak berkorban untuk hidupku, kepada guru-guruku yang senantiasa
membimbingku sampai saat ini, para sahabat yang senantiasa memberikan
dukungan dan semangat, dan makalah ini aku persembahkan untuk setiap
orang yang menyayangiku dan untuknya seseorang yang istimeüa yang selalu
mendampingi ku selama ini. Terima kasihku dan ucapan sayangku dari hari
yang penuh ketulusan".
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam

semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammmad SAW, kepada keluarga,

sahabat, dan segenap umatnya yang senan tiasa patuh dan taat terhadap ajaranya.

Dan penulisan makalah ini, penulis menggambil objek penelitian di Curug

Cileat. Di tempat objek penelitian ini, penulis dapat mengetahui tentang Wisata

Curug Cileat. Pada kesempatan ini, penulis akan mengambil judul “Curug Cileat

Sebagai Destinasi Ekowisata Di Kabupaten Subang”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa

dan sastra Indonesia, serta sejarah. Selain itu, penulis juga dapat menyampaikan

pengetahuan tentang Curug Cileat kepada orang lain yang membaca makalah ini.

Selama penulisan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan serta

bimbingan juga saran-saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan

banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan

mkalah ini. Penulis menggucapkan terimakasih kepada:

1) Taufik Budiarjo, S. Pd selaku Pembimbing yang senantiasa dengan penuh kesabaran

membingbing penulis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penelitian, hingga

penyusunan makalah ini.


2) Ujang Sonjaya, S.Pd., M.M., Selaku Kepala SMA Negeri 1 Tanjungsiang yang telah

menyediakan fasilitas sehingga dapat terselesaikan makalah ini.

3) Drs. Samsudin, M.M.Pd., selaku Wakasek Urusan Humas yang telah memberikan

pengetahuan dan dorongan dalam membuat makalah ini.

4) Iwan Setiawan, M.Pd., selaku Pembina OSIS SMA Negeri 1 Tanjungsiang yang

selalu memberi dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini.

5) Susi Furnamasari, S.Pd., selaku Wali Kelas XI-MIPA 2 yang selalu memberi

dorongan kepada penulis sehingga makalah ini selesai dibuat.

6) Kedua orang tua yang telah senantiasa memberikan doa restu kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

7) Seluruh SMA Negeri 1 Tanjungsiang, khususnya kelas XI-MIPA 2.

8) Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusuanan makalah ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis dengan segala kekurangannya, tidak

akan mampu menyelesaikan tugas ini tanpa arah dan bimbingan dari semua pihak.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini

masih belum sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun sebagai bahan perbaikan.

Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat

bermanfaat dan menambah pengetahuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

para pembaca. Mudah-mudahan Allah swt senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih
saying-Nya kepada kita semua, sehingga dimudahkan dan dilancarkan dalam segala

urusan dunia dan akhirat

Cisalak, November 2022

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
MOTO
KATA PENGATAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumuasan Masalah............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................3
1.5 Metode Penelitian..............................................................................4
1.5.1 Tempat Dan Waktu Penelitian...........................................................5
1.5.2 Subjek Penelitian...............................................................................5
1.5.3 Prosedur Penelitian............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6
2.1 Pengertian Ekowisata.........................................................................6
2.2 Sejarah Curug Cileat..........................................................................7
2.3 Daya Tarik Curug Cileat....................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................11


3.1 Kesimpulan........................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BERITA ACARA BIMBINGAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keindaahan alam yang

sangat beragam. Keindahan yang beragam ini membuat Indonesia memiliki objek

wisata yang beragam pula.

Subang merupakan kabupaten di Jawa barat yang memiliki potensi wisata

yang tak kalah dengan potensi wisata lainnya di wilayah tersebut, seperti Bandung,

Bogor, Purwakarta, Sumedang, Kuningan, Garut dan lain-lain. Selama ini yang

dijadikan primadona atau andalan kunjungan wisata untuk Jawa Barat adalah

Bandung. Subang yang berbatasan langsung dengan Bandung masih dipandang

sebelah mata seperti ada anggapan kalau tidak pergi ke Tangkuban Perahu atau Sari

Ater rasanya tidak pergi ke Bandung, padahal yang namanya tempat wisata tersebut

masuk wilayah kabupaten Subang. Selain wisata Tangkuban Perahu dan Sari Ater,

masih banyak tempat wisata yang tak kalah menariknya. Kabupaten Subang sendiri

memiliki banyak destinasi wisata, baik wisata alam, sejarah, dan budaya serta kuliner.

Kabupaten Subang sendiri memiliki 30 kecamatan dan di wilayah Subang

selatan sendiri ada beberapa kecamatan di antaranya Kecamatan Cijambe, kecamatan

Jalancagak, kecamatan Ciater, kecamatan Sagalaherang, kecamatan Kasomalang,

kecamatan Cisalak dan kecamatan Tanjungsiang. Di kecamatan Cisalak sendiri ada

sembilan Desa di antaranya : Desa Cisalak, Desa Darmaga, Desa Cupunagara, Desa
Cimanggu, Desa Cigadog, Desa Gardusayang, Desa Mayang, Desa Pakuhaji,

dan Desa Sukakerti. Peneliti akan melaksanakan penelitiannya tepatnya di kampung

Cibago Desa Mayang. Karakteristik masyarakat Subang selatan termasuk di wilayah

Kecamatan Cisalak, masih menjungjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dalam

menjaga dan merawat lingkungannya, begitupun dengan masyarakat kampung

Cibago dalam menjaga sumber daya alamnya seperti curug, sehingga curug yang ada

di wilayah kampung Cibago dalam pengelolaannya tidak ada campur tangan asing.

Curug cileat sendiri memiliki ketinggian kurang lebih 100 meter, dan curug

ini menjadi curug tertinggi di Jawa Barat, namun karena akses menuju curug tersebut

masih terjaga dengan alami, menjadikan curug tersebut kurang begitu dikenal oleh

semua kalangan. Untuk mencapai curug cileat sendiri di butuhkan waktu dua sampai

tiga jam perjalanan dari kampung terakhir. Pengelolaan wisata Curug Cileat dikelola

oleh masyarakat kampung Cibago, karang taruna Desa dan Perhutani. Mayoritas

penduduk Cibago strata ekonomi nya berada di kalangan menengah, salah satu

penyebabnya adalah dengan adanya wisata curug cileat tersebut. Wisata curug cileat

membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk di kampung Cibago, ada yang menjadi

dan menjaga tempat parkir, ada yang membantu menjaga pos, bahkan beberapa

pemuda menjadi guide bagi pengunjung yang ingin menjelajahi curug yang lainnya.

Dan yang paling mendominasi adalah masyarakat yang membuka warung di beberapa

titik di sepanjang jalan menuju Curug Cileat hal tersebut menjadi penghasilan yang

cukup fantastis apabila memasuki hari libur.


Maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Curug Cileat

Sebagai Destinasi Ekowisata di Kabupaten Subang"

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil rumusan masalah

dengan melakukan pengajian terhadap latar belakang yang telah di sampaikan

sebelumnya. Adapun rumusan masalah yang akan disampaikan yaitu.

1) Apa yang dimaksud dengan ekowisata?

2) Bagaimana sejarah Curug Cileat?

3) Apa yang menjadi daya tarik Curug Cileat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis memiliki beberapa tujuan dalam

proses penyusunan makalah ini, yang tentunya berguna bagi penulis diantaranya

sebagai berikut.

1) Penulis dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ekowisata.

2) Untuk mengetahui bagaimana sejarah Curug Cileat.

3) Untuk mengetahui apa yang menjadi daya tarik Curug Cileat.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak yang mendukung dalam proses penelitian, diantaranya sebagai

berikut.
1) Manfaat untuk siswa

Makalah hasil peneliti ini dapat di jadikan sumber dan gambaran untuk

penelitian berikutnya sehingga dapat menghasilkan makalah yang lebih baik

lagi.

2) Manfaat untuk peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti, yaitu bertambahnya wawasan

peneliti tentang sejarah Curug cileat dan memberi kepuasan tersendiri karena

telah melakukan penelitian secara langsung.

3) Manfaat untuk sekolah

Adapun manfaat penelitian ini bagi sekolah, yaitu menambah koleksi

makalah menjadi lebih banyak yang nantinya bisa bermanfaat sebagai sumber

informasi pengetahuan bagi para siswa dan siswi SMA Negeri 1

Tanjungsiang.

4) Manfaat untuk peneliti yang akan datang

Adapun manfaat untuk peneliti yang akan datang, yaitu sebagai salah

satu sumber, acuan, gambaran, dan referensi dalam pembuatan makalah yang

akan datang agar tercipta makalah yang berkualitas.

1.5 Metode Penelitian

Penulis mengambil metode penelitian berdasarkan syarat dan kaidah-kaidah

pembuatan makalah yang telah di susun oleh panitia pembuatan makalah. Penelitian
yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan makalah meliputi, tempat dan waktu

penelitian, subjek penelitian serta prosedur penelitian.

1.5.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data guna penulisan makalah, maka penulis melakukan

penelitian yang dilaksanakan di Kampung Cibago, Desa Mayang, Kecamatan

Cisalak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

1.5.2 Subjek Penelitian

Dalam penelitian makalah yang berjudul “Curug Cileat sebagai destinasi

wisata di Kabupaten Subang" subjek yang akan di telitinya adalah sejarah dan daya

tarik Curug Cileat.

1.5.3 Perosedur Penelitian

Perosedur penelitian yang digunakan untuk menggunakan informasi atau data,

peneliti memberikan gambaran rancangan peneliti. Adapun prosedur atau langkah-

langkah penelitian sebagai berikut.

1) Menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat.

2) Mengidentifikasi masalah untuk dijadikan rumusan masalah.

3) Mengumpulkan informasi yang berhubungssn dengan masalah

penelitian.

4) Menyusun semua informasi dan sumber penelitian yang diperoleh

untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekowisata


Ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh “The Ecotourism Society (1990).
Yaitu sejenis pariwisata yang berwawasan lingkungan. Maksudnya, melalui aktivitas
yang berkaitan dengan alam, wisatawan diajak melihat alam lebih dekat, menikmati
keaslian alam dan lingkungannya sehingga membuatnya tergugah untuk mencintai
alam.
Ekowisata adalah wisata berbasis alam yang berkaitan dengan pendidikan dan
pemahaman lingkungan alam dan dikelola dengan prinsip berkelanjutan. Selain itu,
ekowisata bertanggung jawab menghormati dan melestarikan lingkungan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata
yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat
diberdaya gunakan dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di
lingkungan yang masih alami.
Batasan ekowisata memiliki ciri khusus dan berbeda dengan batasan tentang
pariwisata yang biasa dikenal.
Dalam hal ini kita dapat membedakannnya sebagai berikut:
1. Objek dan Atraksi Wisata
Baik obyek maupun atraksi yang dilihat adalah yang berkaitan dengan
alam atau lingkungan, termasuk di dalamnya alam, flora dan fauna, sosial dan
ekonomi, dari budaya masyarakat di sekitar yang memiliki unsur-unsur
keaslian, langka, keunikan dan mengagumkan.
2. Keikutsertaan Wisatawan
Merupakan partisasipasi wisatawan berkaitan dengan rasa
keingintahuan (curiousity), pendidikan (education), kesenangan (hoby) dan
penelitian (research) tentang sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan
sekitar.
3. Keterlibatan Masyarakat
Adanya keterlibatan masyarakat, seperti penyediaan penginapan,
barang atau kebutuhan, memberikan pelayanan, tanggungjawab memelihara
lingkungan atau bertindak sebagai pemandu.
4. Kemakmuran Masyarakat
Proyek pengembangan ekowisata harus dapat meningkatkan
kemakmuran masyarakat di sekitar, setiap kegiatan dan pembagian hasil dari
keuntungan kegiatan wisata.
5. Kelestarian Lingkungan
Pengembangan ekowisata harus sekaligus dapat melestarikan
lingkungan, mencegah pencemaran seni dan budaya, menghindari timbulnya
gejolak sosial dan memelihara kenyamanan dan keamanan masyarakat dan
wisatawan.

2.2 Sejarah Curug Cileat


Curug Cileat adalah curug tertinggi dan terbesar di Kabupaten Subang. Curug
ini tingginya lebih dari 100 meter. Saking tinggi dan deras aliran airnya, Anda masih
akan basah kuyup jika berdiri 100 meter dari curug tersebut.
Aliran Curug Cileat berhulu di gunung Bukit Tunggul, sama dengan hulu
aliran sungai Cikapundung yang mengalir ke arah Bandung. Aliran sungai
Cikapundung merupakan salah satu anak sungai kemudian masuk ke aliran sungai
Citarum. Sedangkan aliran Curug Cileat merupakan anak sungai yang membentuk
sungai Cipunagara.
Konon, nama Curug Cileat berasal dari kata “tiporeat” atau terjatuh. Menurut
warga ini berasal dari sebuah legenda dua orang pangeran yang berlomba mencapai
laut dari puncak gunung bukit tunggul. Seorang pangeran berlari ke arah utara
kemudian “tiporeat”/terjatuh di sana dan membawanya lebih dahulu sampai ke laut.
Sedangkan pangeran yang satu lagi mengarah ke selatan yang membuatnya kalah dan
pundung, itulah konon katanya tersebutlah sungai Cikapundung.
Sejak zaman penjajahan dulu, Curug Cileat sudah menjadi tempat wisata para
tentara Belanda. Konon, para serdadu ini biasanya datang berombongan menuju
Curug Cileat. Jalur menuju Curug Cileat yang digunakan jaman dulu sedikit berbeda
dengan jalur yang digunakan saat ini.
Dari jaman prasejarah, daerah sekitar Curug Cileat sudah ditinggali manusia
prasejarah. Hal ini berdasarkan temuan benda prasejarah di pesawahan sekitar Curug
Cileat. Benda-benda prasejarah itu ditemukan pada masa penjajahan Belanda.
Menurut warga, ketika itu Belanda membuat kamp ekskavasi di beberapa lokasi di
sana.
Di puncak Curug Cileat terdapat tumpukan batu-batu, warga mempercayai
tumpukan batu itu adalah makam Eyang Ali atau Mbah Jaga Pohara. Namun belum
diketahui siapa sebenarnya Eyang Ali tersebut.
Di Cimuncang Pasir, pesawahan terakhir sebelum Curug Cileat, dahulu
terdapat sebuah perkampungan. Namun sejak persitiwa DI/TII perkampungan
tersebut ditinggalkan penghuninya. Sekarang tempat perkampungan tersebut kerap
digunakan sebagai lokasi camping para wisatawan yang berkunjung ke Cileat.

2.3 Daya Tarik Curug Cileat


Curug Cileat memiliki daya tarik yang luar biasa. Mayoritas wisatawan selalu
terkagum-kagum dengan ketinggian air terjun di tempat ini. Dengan ketinggian
kurang lebih dari 100 meter, curug ini memang terlihat sangat elegan. Tentu dapat
dipastikan bahwa rute untuk mencapai air terjun ini akan cukup panjang.
Di sinilah daya tarik utamanya, terutama buat yang suka berpetualang. Buat
yang gemar menaklukkan rintangan yang cukup menantang tentu tidak ragu untuk
berkunjung ke tempat wisata yang satu ini. Wisata air terjun ini berada di dalam
kawasan KPH Bandung Utara. Tepatnya, berada di sebelah selatan kabupaten
Subang.
Karena lokasinya yang masih sangat terpencil karena berada di ketinggian,
hawanya pun sangat dingin dan menenangkan. Dengan suasana seperti ini, sangat
cocok buat yang ingin mencari ketenangan dan ingin menghilangkan lelah barang
sejenak karena kesibukan di kota.
Air Terjun Cileat dan beberapa tempat wisata air terjun di kawasan Jawa
Barat ini selalu menawarkan tiket masuk dengan harga sangat terjangkau. Buat yang
ingin memasuki wisata Air Terjun Cileat hanya perlu membayar sebesar Rp 10.000
per orang. Dan untuk masuk ke kawasan ini juga harus membayar parkir motor dan
mobil dengan tarif yang juga murah.
Keasyikan mengunjungi Air Terjun Cileat semakin lengkap apabila
pengunjung datang beramai-ramai. Tidak hanya dapat menikmati pemandangan dan
bersenang-senang dengan deburan air terjun keren ini. Tetapi, juga dapat mencoba
berpetualangan dalam menjelajah hutan di sana. Pihak Perhutani Cisalak sendiri
sempat mengungkapkan bahwa kawasan wisata ini seharusnya sudah siap untuk
menampung pengunjung dalam jumlah cukup lumayan. Tetapi, pengelola perlu
menyelesaikan beberapa kendala. Hal ini terutama sangat erat kaitannya dengan
infrastruktur yang belum dapat mendukung kenyamanan trek yang dilalui
pengunjung.
Namun demikian, bukan berarti pengunjung lainnya tidak tertarik untuk
mengeksplorasi tempat wisata ini. Justru pengunjung akan semakin tertantang ingin
menikmati perjalanan menuju air terjun yang melewati lebatnya pepohonan di sana.
Hawa yang sejuk dan cenderung dingin membuat petualangan semakin seru. Karena
tidak perlu kepanasan saat harus menempuh jarak jauh menuju ke air terjun. Terlebih,
harus berhati-hati karena jalanan cukup licin juga terjal. Keasyikan menjelajah hutan
semakin lengkap dengan suara deburan air yang sangat deras, akan merasa seperti
sedang berada di tengah film petualangan. Suara burung dan beberapa hewan hutan
juga menambah asyik nuansa liburan yang jauh dari kebisingan kota ini. Paling asyik
mengunjungi tempat ini bersama dengan teman-teman dekat sehingga unsur
petualangannya semakin terasa.
Di area Curug Cileat ini juga terdapat beberapa curug lainnya diantaranya
Curug Citorok, Curug Cimuncang, Curug Cimuncang Pasir, Curug Anak Cileat. Jadi
bukan hanya ada Curug Cileat saja, kitapun dapat berkunjung ke curug lainnya
dimana lokasinya juga tidak begitu jauh dari Curug Cileat. Keheningan alam ditemani
deburan air terjun ditambah sejuknya udara, membuat kamu semakin tenang dan
rileks. Menghilangkan semua penat dan ternyata di Curug Cileat ini dipercayai oleh
Masyarakat sekitar bahwa jika kamu mandi di bawah air terjun Curug Cileat dapat
dijadikan terapi bagi kesehatan.
Di sekitar Curug terdapat tulisan “A(t)STROUNOT” kepanjangan dari “Air
Terjuna Sejuta Tetesan Rinai dan Oksigen Natural Untuk Terapi” tempat yang
memang cocok sekali untuk menghilangkan penat agar tidak mudah stress. Berlibur
akan lebih terasa saat kita menginap ditempat wisata yang kita kunjungi, rasa lelah
akan sangat kita rasakan saat mengunjungi tempat wisata lalu pulang ke rumah
apalagi jika tempat wisata yang kita kunjugi sangat jauh dari rumah.
Jadi ngga perlu khawatir jika kita ingin mengunjungi Curug Cileat, dan ingin
bermalam disni. Karena disekitar Curug Cileat ini terdapat area camping dimana
dulunya merupakan tempat perkampungan warga. Tempat campingnya berada di
Cimuncang Pasir, terletak di Pesawahan terakhir sebelum Curug Cileat.
Saat kita masih ingin berada di tempat yang jauh dari kebisingan, menghirup
udara segar, suara yang hanya dihiasi oleh perciknya air, dimana suara air itu ternyata
bisa menjadikan terapi untuk diri kita. Keindahan alam yang dihadirkan Curug Cileat
sayang untuk lewatkan, banyak spot foto berlatarkan keindahan alam yang masih
sangat asri.
BAB III

PENUUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas penulis telah melihat, membaca dan mempelajari

makalah yang telah di susun, maka penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai

berikut.

Ekowisata yaitu suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap

kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan

mempertahankan keutuhan bagi masyarakat setempat. Juga suatu bentuk perjalanan

wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan

melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat.

Menurut warga ini Curug Cileat berasal dari sebuah legenda dua orang

pangeran yang berlomba mencapai laut dari puncak gunung bukit tunggul. Seorang

pangeran berlari ke arah utara kemudian terjatuh di sana dan membawanya lebih

dahulu sampai ke laut. Sedangkan pangeran yang satu lagi mengarah ke selatan yang

membuatnya kalah dan pundung, itulah konon katanya tersebutlah sungai

Cikapundung. Dari jaman prasejarah, daerah sekitar Curug Cileat sudah ditinggali

manusia prasejarah. Hal ini berdasarkan temuan benda prasejarah di pesawahan

sekitar Curug Cileat. Menurut warga, ketika itu Belanda membuat di beberapa lokasi

di sana. Di puncak Curug Cileat terdapat tumpukan batu-batu, warga mempercayai

tumpukan batu itu adalah makam Eyang Ali atau Mbah Jaga Pohara. Namun belum

diketahui siapa sebenarnya Eyang Ali tersebut.


Yang menjadi daya tariknya yaitu, dengan memiliki ketinggian lebih dari 100

meter, terlihat sangat elegan, itulah daya tarik utamanya. Banyak hal yang bisa di

lakukan di Curug Cileat ini seperti, mandi di kolam alami Curug Cileat karna di

sekitar Curug terdapat tulisan “A(t)STROUNOT” kepanjangan dari “Air Terjuna

Sejuta Tetesan Rinai dan Oksigen Natural Untuk Terapi” Curug Cileat ini juga

terdapat area camping dimana dulunya merupakan tempat perkampungan warga.

Tempat campingnya berada di Cimuncang Pasir, terletak di Pesawahan terakhir

sebelum Curug Cileat. Di Curug Cileat ini juga banyak spot foto berlatarkan

keindahan alam yang masih sangat asri.

3.2 SARAN

Pada penelitian dan pembuatan makalah ini, penulis ingin menyampaikan


saran kepada beberapa pihak. Adapun yang ingin disampaikan adalah sebagai
berikut.

1. Kepada pihak sekolah khususnya di perpustakaan, agar melengkapi

perpustakaan dengan buku-buku yang dapat mempermudah siswa untuk

mempermudah siswa untuk memperoleh sumber yang berhubungan dengan

pembuatan makalah.

2. Kepada pengelola Curug Cileat yang sudah memberikan informasi

kepada para penyusun makalah.

3. Kepada pembaca, agar dapat memaklumi kekurangan dan kekeliruan

penulis yang terdapat pada makalah ini.


4. Penulis menyarankan kepada pembuat makalah selanjutnya agar

mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pembuatan

makalah dan diharapkan tidak mencontek makalah ini karena masih jauh dari

sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Sukmah Fenti. 2021. “Trekking Curug Cileat Hamparan Keindahan Alam di Subang Jawa
Barat”

https://www.nativeindonesia.com/curug-cileat/

Diakses pada tanggal 9 November 2022

Yudha Very. 2019.” Pengertian Ekowisata”

https://www.desabisa.com/pengertian-ekowisata/

Diakses pada tanggal 9 November 2022

https://www.kotasubang.com/8262/7-hal-yang-mungkin-anda-tak-ketahui-tentang-curug-
cileat
Lampiran – Lampiran
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama lengkap Laila Mariatul Jaliah, lahir di Subang 14 Agustus

2005 dari lima bersaudara merupakan anak pertama dari pasangan suami istri Jaelani

Latip dan Maryanah. Penulis sekarang beralamat di Kampung Nyalindung RT 04

RW 04, Desa Darmaga, Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang.

Semasa kecil penulis mengikuti pendididkan di SDN Nyalindung yang

beralamat di Kp Nyalindung, Desa Darmaga, Kecamatan Cisalak dan lulus pada

tahun 2017. Kemudian melanjutkan kembali pendidikan ke MTSN 2 Subang yang

beralamat di Cisalak dan lulus pada tahun 2021. Kemudian melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tanjungsiang yang beralamat di

Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang.

Ketika pembuatan makalah ini penulis masih tercatat sebagai sisüa SMA

Negeri 1 Tanjungsiang dan duduk dikelas XI MIPA 2. Selain menjadi seorang

pelajar, penulis aktif dalam berorganisasi Pecinta Alam RAJAWANA.

Anda mungkin juga menyukai