DISUSUN OLEH :
KAUNAN MAFTUHA
PEMBINA :
MTsN 3 JOMBANG
PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2023-2024
JL. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gang III Tambakberas
Jombang Telp. (0321) 866454
Lembar Pengesahan
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MTsN 3 Jombang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang di dalam
naungan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul `Ulum Tambakberas Jombang yang
memiliki visi dan misi untuk mengembangkan peserta didik yang berkualitas, baik
dalam segi intelektual maupun spiritual.
Dalam bentuk perwujudan yang kualitas spiritual bagi peserta didik, maka MTsN
3 Jombang mempunyai salah satu program tahunan yang dilaksanakan oleh peserta d
idik kelas IX, yakni Wisata. Religi Ziarah Wali 8.
Kegiatan di Madrasah tidaklah selalu diisi dengan pelajaran yang ada di dalam
kelas melainkan harus ditambahi dengan ketrampilan dan kecerdasan batin serta
fikir. Tambahan kegiatan dimaksud adalah berupa education religi melalui kegiatan
siswa diajarkan pengenalan diri terhadap perjuangan para Wali Alloh SWT di Jawa
yang mana beliau-beliau para Wali sangat berjasa pada pengembangan Agama Islam
di Jawa dan di Indonesia pada umumnya. Termasuk di dalamnya adalah pengenalan
terhadap pusat perjuangan dan makam-makam serta petilasan para Wali Alloh.
Dengan adanya kegiatan tersebut, para siswa dan siswi kelas IX dapat mengetahui
lebih dekat kelebihan, kebesaran dan makam serta petilasannya sehingga mereka
dapat menyimpulkan jasa-jasanya dan menjelaskannya dalam bentuk laporan pribadi
narasi karya tulis secara individu.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membuat laporan ini
dengan judul "Laporan Individu Karya Tulis Studi Wisata Religi Ziarah Wali
Tour Pantai Parangtritis dan Malioboro Yogyakarta".
B. Fokus Observasi dan Rumusan Masalah
1. Bagaimana cerita perjalanan Studi Wisata Religi Ziarah Wali 8 Kelas IX MTsN 3
Jombang?
2. Bagaimana sejarah/cerita para wali dalam menyebarkan agama Islam di Pulau
Jawa?
1
3. Pesan dan kesan apa setelah Studi Wisata Religi Ziarah Wali 8 ?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan Studi Wisata Religi Ziarah Wali kali ini
adalah :
1. Mengimplementasikan ilmu mata pelajaran SKI, Fiqih dan Aqidah Akhlaq dalam
bentuk Wisata Religi
2. Menanamkan aqidah Islamiyah.
3. Menumbuhkan rasa kebersamaan atau solidaritas yang tinggi di lingkungan
madrasah dan masyarakat
4. Mengadakan doa bersama dan tawassul.
5. Melatih siswa memiliki tanggung jawab yang berupa tugas penyusunan karya tulis
laporan hasil perjalanan.
D. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini adalah :
1. Siswa/i mengetahui sejarah para Wali Alloh yang telah berjuang di Indonesia
dalam mengembangkan agama Islam.
2. Memahami arti perjuangan dan dakwah Islam
3. Mengharapkan barokah dari do'a tawassul para wali sehingga peserta didik
mendapatkan ilmu manfaat, barokah dan lulus dengan predikat memuaskan dalam
Ujian Kelas Akhir Berbasis komputer.
E. Bentuk Kegiatan
Adapun bentuk kegiatan Studi Wisata Religi Ziarah Wali 8 adalah :
1. Mempraktekkan doa safar, Sholat Jama' dan Qoshor.
2. Membaca Yasin, Ayat Suci al-Quran, dan Tahlil serta berdoa bersama.
3. Penyelesaian tugas mandiri karya tulis yang berupa laporan perjalanan dan
sejarah kisah para wali Alloh.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cerita Perjalanan Wisata Religi Ziarah Wali 8
Pada tanggal 16 Desember 2023 aku dan seluruh siswa MTsN 3 Jombang melaksa
nakan kegiatan madrasah yakni ziaroh wali 8. Kami berangkat pada sore hari. Kami semu
a berkumpul di GSG Hasbullah Said untuk mendengarkan pengarahan dari beberapa pem
bina, sebelum itu kami sudah memilih tempat duduk yang tepat, pada saat pertengahan pe
ngarahan aku merasa ada yang barang tang masih tertinggal di pondok, aku pun ingat bah
wa uangku tertinggal di pondok, aku mengajak temanku untuk mengambil uang ke pondo
k, setelah itu aku dan temanku kembali ke GSG Hasbullah Said untuk berangkat, saya ter
buru buru karena siswa yang lainya sudah masuk kedalam bus, saya kaget karena temoat
duduk yang sydah saya tempati tadi di tempati oleh siswa lain, akhirnya saya pun sement
ara duduk di kursi yang kosong yakni dideret paling depan. Setelah itu aku berkordinasi d
engan siswa yang duduk ditempatku untuk bertukar dengan bangku yang saya tempati ini
dengan menunggu persetujuan dari siswa tersebut saya pun melaksanakan setor hafalan d
oa pagi. Akhirnya saya pun dapat kembali duduk di tempat yang saya tentukan tadi.
Perjalananpun dimulai, semua siswa didalam bus dibagikan makanan, minuman, s
erta lembaran kertas laporan observasi, id card dan buku panduan. Aku duduk bertiga yak
ni dengan athiya dan yusuf, tetapi yusuf pada saat itu dia belum berada di bus karena dia
berangkat dari sunan ampel, dan sementara bangkunya yusuf ditempati oleh siswa lain. A
kupun makan dan minum yang sudah dibagikan tadi. Dengan menunggu datang di tujuan
pertama yakni Sunan Ampel kami dan pembina memanfaatkan waktu untuk melaksanaka
n stor hafalan doa pagi. Setelah sekian lama akhirnya kamipun sampai ditujuan pertama y
akni Sunan Ampel pada pukul 18.00 WIB. Kami pun berziarah sebentar di makam Sunan
Ampel. Setelah melaksankan kegiatan di makam Sunan Ampel kami kembali ke bus, disit
u aku bertemu dengan yusuf, dan yusuf ikut kami untuk melanjutkan perjalanan selanjutn
ya. Setelah kami semua sudah berada dalam bus kami pun langsung melanjutkan perjalan
an yakni ke makam Sunan Giri.
Karena letak antara makam Sunan Ampel dan Sunan Giri tidak terlalu jauh pada p
ukul 20.40 WIB kami pun sudah datang di makam Sunan Giri dan lansung melaksanakan
ziaroh di makam Sunan Giri. Setelah itu kami semua kembali ke bus dan langsung melanj
3
utkan perjalanan ke makam Syekh Maulana Ishaq, kami sampai di makam Syekh Maulan
a Ishaq pada pukul 23.50 WIB, seperti biasah kami pun langsung melaksanakan ziaroh. S
etelah itu kami melaksanakan sholat maghrib dan isya’ jama’ ta’khir qoshor berjmaah. Se
telah melaksanakan sholat pada pukul 00.25 WIB kami pun langsung kembali ke bus dan
melanjutkan perjalanan ke makam Sunan Drajat.
Kami pun sampai ke makam Sunan Drajat pada pukul 01.10 dan langsung melakn
akan ziaroh, setelah ziaroh kami pun langsung kembali ke bus dan melanjutkan perjalana
n selanjutnya ke makam Sunan Bonang. Kami pun sampai di makam Sunan Bonang yan
g terletak di Tuban Jawa Timur pada pukul 03.50 WIB dan langsung melaksanakan ziaro
h. Setelah melaksanakan ziaroh kami pun melaksanakan sholat subuh di masjid jami’ Tub
an, setelah melaksanakan sholat subuh berjmaah kami dikasoh waktu berjam-jam untuk is
tirahat, makan, minum, mandi, dll. Waktu telah menunjukkan 07.00 WIB kami semua ke
mbali ke bus untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya yakni ke makam Sunan Muria. A
khirnya kami pun sampai di makam Sunan Muria yang berada di Kudus Jawa Tengah pad
a pukul 12.45 WIB. Disunan muria perjalan antara parkiran bus dengan makam jauhh ak
hirnya kami pun dianjurkan untuk mengojek, di Sunan Muria ojenya terkenal dengan cara
mengemudinya yang sangat laju, sehingga banyak para wisatawan yang penasaran denga
n ojek tersebut. kami melaksanakan ziaroh di makam Sunan Muria bersama-sama, setelah
melaksnakan ziaroh kami melaksanakan sholat dzuhur dan ashar jama’ taqdim qoshor ber
jamaah, setelah kami melaksanakan sholat, tiba tiba ada bapak-bapak yang baik hati, beli
au membagikan makanan gratis pada kami, akhirnya kami pun makan terlebih dahulu seb
elum kembali ke bus. Setelah di makam Sunan Muria kami melanjutkan perjalanan ke ma
kam Sunan Kudus, kami sampai di makam Sunan Kudus pada pukul 16.15 WIB. Sesamp
ainya di makam kami seperti biasah berziaroh terlebih dahulu, setelah itu kami melaksana
kan sholat maghrib dan isya’ jama’ taqdim qoshor. Setelah itu kami melanjutkan perjalan
an menuju makam terakhir yakni ke makam Sunan Kalijag, setelah berziarah ke makam S
unan Kalijaga kami diberi waktu untuk istirahat, makan, dan minum. Setelah istirhat sekit
ar pukul 01.00 WIB kami melanjutkan perjalanan ke pantai Parang Tretes.
Sekian lama akhirnya pun sampai ke pantai Parang Tretes pada pukul 02.00, kami
disitu diberi waktu lama, sebelum kami bersenang senang di pantai kami beristirahat terle
bih dahulu di penginapan. Setelah itu waktu subuh pun datang kami pun melaksanakan sh
4
olat subuh terlebih dahulu, setelah itu kami mandi dan makan. Setlah itu kami bersenang-
senang di pantai tersebut dan foto foto. Setelah selesai kita besenang-senang kami kembal
i ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke pantai Cemoro Sewu, jarak antara pantai Parang
Tretes dan Cemoro Sewu tidak terlalu jauh. Kami sampai ke pantai Cemoro Sewu pada p
ukul 08.30 WIB. Lalu waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB kami pun kembali ke
bus untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya yakni ke Malioboro.
Di tengah perjlanan kami berhenti sejenak untuk melaksanakan sholat dzuhur dan
ashar jama’ taqdim qoshor, setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Malioboro. Akhir
nya kami pun sampai di Malioboro pada pukul 12.30 WIB. Sesampainya disitu kami janji
an dengan anak alumni pondok Bahrul Ulum, kami pun bersenang senang dengan alumni
tersebut. Setelah itu kami foto-foto dan membeli oleh-oleh untuk keluarga. Pada jam 15.0
0 WIB kami kembali ke bus melanjutkan perjalanan ke tujuan terakhir yakni rumah maka
n Seragen Jawa Tengah, kami sampai di rumah makan seragen pada pukul 21.00 WIB, ka
mi disitu melaksanakan sholat maghrib dan isya’ jama ta’khir qoshor, setelah sholat kami
makan bersama dan istirahat sebentar. Kegiatan pun sudah terlaksanakan semua akhirnya
kami pun kembali ke bus untuk melakukan perjalanan pulang. Akhirnya kami sampai di
GSG Hasbullah Said pada pukul 23.30 WIB. Akhirnya kami pun kembali sendiri-sendiri
ada yang kembali langsung kerumah ada yang kepondok, aku memutuskan kembali ke po
ndok terlebih dahulu dan istirahat. Dari awal sampai akhir kegiatan kami merasakan sena
ng juga lelah, dan banyak manfaat yang saya dapat dari kegiatan ini.
5
Ahmad Rahmatillah atau yang dikenal dengan Sunan Ampel adalah
seorang wali yang menyebarkan ajaran Islam di Tanah Jawa. Ia lahir pada
tahun 1401 di daerah Champa, Vietnam. Beliau menjadi pemimpin Wali
Songo menggantikan Sunan Gresik yang wafat pada tahun 1419. Sunan Ampel
adalah putra Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi dengan Dewi Candrawulan.
Sunan Ampel juga merupakan keponakan Dyah Dwarawati, istri Bhre
Kertabhumi raja Majapahit.
- Sejarah Dakwah
Sunan Ampel (Raden Rahmat) datang ke pulau Jawa pada tahun 1443,
untuk menemui bibinya, Dyah Dwarawati. Dyah Dwarawati adalah seorang
putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit yang bergelar Bhre
Kertabhumi. Kemudian ia berdakwah di jawa yang kemudian menikah dengan
Dewi Candrawati yang melahirkan Sunan Bonang serta beberapa anak dan Dewi
Karimah yang kemudian
melahirkan Dewi Murtasiyah (istri
Sunan Giri) dan Sunan Demak
serta beberapa anak lainnya. Ia juga
membangun masjid yang dikenal
dengan Masjid Agung Demak pada tahun 1479.
6
Paku, Prabu Satmata, Sang Hyang Giri Nata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul
Yaqin dan Jaka Samudra. Ia lahir di Blambangan tahun 1442 dan dimakamkan
di desa Giri, Kebomas Gresik. Ia menikah dengan Dewi Murtasiyah yang
merupakan putri dari Sunan Ampel dan melahirkan 8 putra-putri, ia juga
menikah dengan Dewi Wardah dan melahirkan 2 putra-putri yaitu pangeran
PasirBata dan Siti Rohbayat.
7
Jawa dengan mengemban misi dakwah penyebaran agama Islam, apabila salah
satu anggotanya ada yang pindah atau meninggal harus segera dicari pengganti.
Organisasi dakwah Sembilan Ulama' tersebut dikenal dengan nama Wali Songo.
8
Sunan Drajat adalah salah
satu sunan dari sembilan sunan Wali Songo.
Nama kecilnya adalah Raden Hasyim,
kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin.
Sunan Drajat diperkirakan lahir pada
tahun 1470 Masehi. Beliau adalah putra
dari Sunan Ampel yang terkenal karena
kecerdasannya, dan ia merupakan saudara dari Sunan
Bonang. Setelah menguasai ajaran Islam, ia
menyebarkan agama Islam di Desa
Drajat sebagai tanah perdikan di Kecamatan Paciran.
Di sana ia mendirikan pesantren Dalem Duwur.
Tempat ini diberikan oleh Kerajaan Demak. Ia diberi
gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada
tahun saka 1442/1520 Masehi. Sunan Drajat
bernama kecil Raden Syarifuddin atau Raden Qosim putra Sunan Ampel yang
terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam dikuasai, ia mengambil tempat di Desa
Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan
dakwahnya sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia memegang kendali keprajaan
di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun. Ia
sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat memperha-
tikan nasib kaum fakir miskin. Ia terlebih dahulu mengusahakan kesejahteraan
sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. Motivasi lebih
ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas kemiskinan
dan menciptakan kemakmuran. Usaha ke arah itu menjadi lebih mudah karena
Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang
mempunyai otonomi. Sebagai penghargaan atas keberhasilannya
menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan
menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, ia memperoleh gelar
Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun
9
saka 1442 atau 1520 Masehi. Sunan Drajat atau Raden Qasim merupakan
saudara dari Sunan Bonang, yang juga merupakan keturunan Rasulullah SAW.
10
menjalankan dakwah melalui pendekatan budaya. Dalam seni pewayangan,
misal, Sunan Muria diketahui suka menggelar sejumlah lakon carangan
pertunjukan wayang gubahan Sunan Kalijaga, seperti : Dewa Ruci, Dewa Srani,
Jamus Kalimasada, Begawan Ciptaning, Semar Ambarang Jantur, dan
sebagainya. Melalui media pertunjukan wayang, Sunan Muria memberikan
penerangan-penerangan kepada masyarakat tentang berbagai hal dalam kaitan
dengan tauhid. Dengan pendekatan lewat pertunjukan wayang, tembang-
tembang, tradisi-tradisi lama, dan praktik-praktik keagamaan lama yang sudah
diislamkan, Sunan Muria berhasil mengembangkan dakwah Islam di daerah
Jepara, Tayu, Juwana, bahkan sekitar Kudus. Sunan Muria memiliki 2 istri yaitu
Dewi Sujinah yang merupakan adik dari Sunan Kudus dan memiliki putra yang
bernama Syech Jangkung, ia juga menikah Dewi Roroyono dan memiliki 3 anak
7. Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah ulama dan panglima perang Kesultanan Demak yang
Shadiq. Ia adalah putra Sunan
Ngudung dan Dewi Sari binti Ahmad
Wilwatikta. Pada tahun 1530, Sunan
Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa
Kerjasan, Kota Kudus, yang kini terkenal
dengan nama Masjid Agung Kudus dan
masih bertahan hingga sekarang.
Sekarang Masjid Agung Kudus berada di
alun-alun kota Kudus Jawa Tengah.
Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah permintaannya kepada masyarakat
untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk
menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi
dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini
masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.
Sunan Kudus menikah dengan putri Sunan Bonang yang bernama
Syarifah Dewi Rahil kemudian memiliki anak yang berjumlah 10. Pada tahun
11
1550, Sunan Kudus meninggal dunia saat menjadi Imam sholat Subuh di Masjid
Menara Kudus, dalam posisi sujud. kemudian dimakamkan di lingkungan
Masjid Menara Kudus.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ziarah kali ini berjalan dengan lancar, meskipun ditengah perjalanan teman saya
ada yang ketinggalan. Tetapi terlepas dari itu perjalanan kali ini sangat lancar.
Berawal ketika ziarah di makam Sunan Ampel dan berakhir ketika makan di rumah
makan yang berada di Sragen, dengan cerita-cerita seru di setiap tempatnya.
Tempat yang kami datangi adalah makam-makam ulama’ yang biasa disebut
dengan Wali Songo. Wali songo menyebarkan islam di jawa dengan cara yang
beragam-ragam. Seperti perdagangan, perkawinan, budaya, tasawuf, dan politik.
Cara-cara tersebut diamalkan oleh Wali Songo dengan perlahan-lahan agar tidak
menyebabkan pertikaian. Mereka menyebarkan islam dengan cara yang baik,
sehingga pengikutnya banyak. Hal itu menyebabkan perkembangan islam di Jawa
semakin cepat.
Pesan yang saya dapatkan dari ziarah kali ini adalah kita harus lebih hati-hati
ketika sedang pergi ke tempat yang jauh karena banyak kemungkinan buruk yang
bisa terjadi jika kita tidak hati-hati. Kita juga harus saling mengingatkan dan
membantu untuk mencegah kejadian yang tidak dimungkinkan. Juga Kita harus
menghargai usaha para ulama’ yang telah memperjuangkan islam sehingga kita bisa
13
memiliki agama yang baik, dan kegiatan ini juga termasuk sarana untuk lebih dekat
dengan Allah SWT.
B. Kritik, Saran Dan Kesan
Untuk perjalanan kali ini menyenangkan tetapi lebih baik jika ke Malioboro tidak
diwaktu siang, karena panas. Perjalanan ini sangat menyenangkan dengan sedikit
rasa capek karena perjalanan yang lama dan jauh. Tetapi perjalanan kali ini tetap
menyenangkan karena ditutup dengan bermain di tempat-tempat yang
menyenangkan seperti di pantai dan malioboro. Dan sarannya, sebaiknya pengawas
dan koor setiap bis lebih waspada dan memperhatikan anggotanya jangan sampai ada
yang tertinggal seperti ziarah kemarin. Dan intinya kegiatan ini menyenangkan tetapi
juga melelahkan.
Jadwal Kegiatal
WAKTU
NO TUJUAN JAM DURASI KETERANGAN
HARI TGL
DATANG KEMBALI
Persiapan Berangkat &
1 Masyayikh PPBU Sabtu 16-12-2023 15.00 16.00 1 Jam Makan di GSG Bahrul
Ulum
2 Sunan Ampel Sabtu 16-12-2023 18.30 19.30 1 Jam
3 Sunan Giri Sabtu 16-12-2023 20.30 21.30 1 Jam
Sunan Maulana Sholat Jama’ Ta’khir
4 Sabtu 16-12-2023 23.00 24.00 1 Jam
Ishaq (Maghrib & Isya)
5 Sunan Drajat Ahad 17-12-2023 00.30 01.30 1 Jam
Sholat Shubuh dan
6 Sunan Bonang Ahad 17-12-2023 04.00 07.00 3 Jam
Makan
Sholat Jama’ Taqdi,
7 Sunan Muria Ahad 17-12-2023 11.00 14.00 3 Jam
(Dhuhur & Ashar)
8 Sunan Kudus Ahad 17-12-2023 15.30 17.00 1,5 Jam
Sholat Jama’ Ta’khir
9 Sunan Kalijaga Ahad 17-12-2023 18.30 20.00 1,5 Jam
(Maghrib & Isya’)
10 Pantai Parangtritis Senin 18-12-2023 01.00 08.00 7 Jam Istirahat, Sholat Shubuh
14
dan Makan
Pantai Cemoro
11 Sewu & Gumuk Senin 18-12-2023 08.30 10.00 1,5 Jam
Pasir
Sholat Jama’ Taqdim
12 Malioboro Jogja Senin 18-12-2023 12.30 15.30 3 Jam
(Dhuhur & Ashar)
Sholat Jama’ Ta’khir
Rumah Makan
13 Senin 18-12-2023 19.00 20.00 1 Jam (Maghrib & Isya’) dan
Sragen
Makan
GSG PP Bahrul Kembali ke
14 Senin 18-12-2023 23.00 23.00 0 Jam
Ulum Pondok/Rumah
Dokumentasi
15
16
17