Anda di halaman 1dari 14

KISAH PERJALANAN HIDUP SUNAN KALIJAGA DALAM

MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DITANAH JAWA

DI SUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD KHOLIKUL HIDAYAT

NIS :

JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM

MADRASAH ALIYAH DARUSSALAM

SUMEDANGSARI BUAY MADANG TIMUR

OKU TIMUR

2014/2015
KISAH PERJALANAN HIDUP SUNAN KALIJAGA DALAM
MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DITANAH JAWA

PAPER

DIAJUKAN GUNA MEMENUHI PERSYARATAN

UNTUK MENGIKUTI UJIAN NASIONAL TINGKAT

MADRASAH ALIYAH TAHUN AJARAN 2014/2015

DI SUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD KHOLIKUL HIDAYAT

NIS :

JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM

MADRASAH ALIYAH DARUSSALAM

SUMEDANGSARI BUAY MADANG TIMUR

OKU TIMUR

2014/2015
PENGESAHAN

Laporan studi pustaka ini berjudul “MONUMEN SEJARAH CANDI

BOROBUDUR” yang ditulis oleh “NOVIANA AVANDI” telah diuji dan diterima sebagai

salah satu syarat mengikuti ujian sekolah ( US ) dan Ujian Nasional (UN ) Madrasah

Aliyah Darussalam Sumedangsari

Hari : ......................................................................

Tanggal : ......................................................................

Tempat : ......................................................................

Sumedangsari, Maret 2015

Pembimbing Penguji

(..........................................) (...........................................)

Mengetahui

Kepala sekolah

MUFID MAS”UD,S.Ag
MOTTO

1. “Setetes keringat orang tuaku, selangkah aku harus maju”

2. Ilmu pengetahuan adalah kedua-duanya,yaitu apa-apa yang diketahui orang-

orang dan apa-apa yang tidak diketahui orang

3. Ilmu yang tiada diamalkan kosong dan pekerjaan yang tidak diselesaikan

adalah sia-sia

4. Jangan biarkan lidahmu memotong lehermu sendiri

5. Lebih baik wajah buruk dari pada lidah mulut

6. ‫لو الالعلم لكان الناس كالبها نم‬

“Seandainya tiada berilmu manusia seperti binatang”


PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan kepada :

1. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan motivasi dan

bimbingan dan sekaligus doa’nya untuk ananda tercinta demi meraih masa depan

yang cerah.

2. Kepada Bapak Mufid Mas’ud, S.Ag. Selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah

Darussalam Sumedangsari

3. Kepada Bapak Istanto, S.Ag selaku wali kelas XII yang telah memberikan

dukunganya kepada saya

4. Kepada Ibu Siti Syafa’atu, S.Pd sebagai guru pembimbing dan meneliti paper saya

5. Kepada segenap dewan guru dan staf tata usaha Madrasah aliayah Darussalam

6. Dan sahabat-sahabatku senasib seperjuangan yang selalu memberikan semangat

dalam hidupku
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada allah swt.yang telah memberikan

rahmat dan hidayahNya Sehingga kite semua masih diberikan kesempatan untuk belajar

dan melakukan kegiatan lainya.

Dalam penulisan paper ini penulis menyamoaikan materi pelajaran sejarah yang

menjadi suatu materi tentang “MUNUMENT SEJARAH CANDI BOROBUDUR”

Karena apresiasi generasi muda terhadap pahlawan nasional masih kurng atau

mungkin sudah tidak lagi menjadi erhatian masyarakat,pemerintah atau pihak-pihak lain.

Kita sebagai bangsa Indonesia harus menghargai dan mencontoh para pahlawan

yang rela berjuang untuk mengorbankan kemerdekaan bangsanya, karna bangsa yang besar

adalah bangsa yang menghargai pahlawanya.

Semoga paper ini bermanfaat bagi pembaca semuanya, dan saya mengucapkan

mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca aper ini apabila terdapat banyak

kekurangan dan kesalahan dalam penulisan study pustaka ini dan kepada allah saya mohon

ampun.

Kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa saya harapkan dari pembaca

paper ini untuk perbaikan karya tulis ini agar lebih baik dimasa mendatang dan tidak lupa

saya ucapkan terimakasih.

Sumedangsari, Maret 2015

Penulis

NOVIANA AVANDI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Candi barobudur merupakan salah satu dari tuju keajaiban didunia yang sangat relif

bagus sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi

kepariwisataan, akreologi dan pengetahuan. Di samping borobudur masih ada 2 cadi lain

yaitu candi mendut dn candi pawon yang sebagai tri tunggal candi.

Bagi pengunjung yang heran atau mencapai bodisatwa, terlebih dahulu datang

kemendut untuk menyampaikan penghormatan kepada budha. Kemudian kecandi pawon

yang jaraknya ±2 km,sebagai peristirahatan untuk mensucikan diri sebelum menginjak

Borobudur menyatakan sembahyang dan do’a untuk mencapai tingkat pembudhaan dan

pembebasan mutlak dan abadi.

Tiga serangkai candi mendut, pawon dan borobudur tersebut pada garis lurus

merupakan kesatuan perlambang.

1.2 RUMUSN MASLAH

1. Bagaimana sejarah candi borobudur ?

2. Bagaimana lokasi candi borobudur ?

3. Ada berapa penafsiran candi borobudur ?

4. Apa arti atau makna candi borobudur ?

5. Apa fungsi candi borobudur ?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Ingin mengetahui sejarah candi borobudur

2. Ingin mengetahui lokasi candi borobudur

3. Ingin mengetahui berapa penafsiran candi borobudur

4. Ingin mengetahui marti atau makna candi borobudur


5. Ingin mengetahui fungsi candi borobudur

1.4 BATASAN MASALAH

Adapun batsan masalah pada karya tulis ini saya batasi pada rumusan masalah

diatas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH CANDI BOROBUDUR

1. Pendiri dan waktu pendirian

Samapi saat ini belum diketahui kaan candi borobudur di idrikan, demikian dengan

pendirinya. Menurut Prof.Dr. Suekmono, dalam bukunya “Candi borobudur a Monument

Off Mankind,Unessco 1976” menyatakn bahwa tulisan singkat yang dierhatikan diatas

pigura-pigura relif kaki candi (Karmawibangga) mewujudkan suatu garis huruf yang bisa di

temukan pada bagian prassti dari akhir abad 8 sampai awal abad 9 dimana ada abad itu di

jawa tengah berkuasa raja-raja wangsa dinasti syaelendra yang menganut agama budha

mahayana.

Sebelum prasasti yang dari abad 9 yang ditelit oleh Prof.Dr.JG. Caspris,

menyikapkan tga wangsa syalenda yang beturut memegang pemerintah yaitu raja Indra,

putranya Samaratungga, kemudian putri Samaratungga Pramoda Wardani. Pada waktu raja

samaratungga, berkuasa mulailah dibangun candi yang bernama: Bhumi Sambharabudhara,

yang dapat ditafsirkan sebagai bukti peningkatan kebijakan, setelah melampaui sepulih

tingkat budhisatwa. Akhornya Bhara Budhara menjadi Borobudur.

Dari tokoh Jalques Dumarcay seorang arsitek prancis memperkirakan bahwa Candi

Borobudur berdiri pada zaman keemasan dynasty Syalendra yaitu pada tahun 750 – 850 M.

Pendiri candi borobudur juga berhasil menjalankan kekaisaran khamer di kamboja yang

pada saat itu merupakan kerajaan yang besar.

Setelah menjalankan kerajaan khamer putra mahkota dibawa ke Indonesia (jawa)

dan setelah cukup dewasa dikembalikan di kamboja yang kemudian menjadi raja bergelar
jaya warman II pada tahun 802. Para pedagang arab berpendapt bahwa keberhasilan

tersebut luar biasa mengingat ibu kota kekaisaran khamer berada berada didaratan yang

jauh dari garis pantai sehingga untuk menaklukan harus melalui sungai dan danau tonlesap

sepanjang 500 km ( a gulde to angkar, down of rooney )

Rumaray merinci bahwa candi borobudur dibangun ada lima tahap dengan

perkiraan sebagai berikut :

 Tahap 1 ± tahun 775

 Thap II ± tahun 790 (bersamaan dengan lumbung II, sojiwan I)

 Tahap III ± tahun 810 (bersamaan dengan gedong kalasan III, sewa III, lumbung III,dan

sojiwan II)

 Tahap IV ± tahun 835 (bersamaan dengan gedong songo grup I, samba sari, bandut I,

kuning, Banon, sari dan plaosan)

 Setelah dibangun selama seratus lima puluh tahun, candi Borobudur merupakan pusat

ziarah megah bagi penganut budha. Runtuhnya kerajaan mataram sekitar tahun 930 M.

Pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah kejawa timur dan borobudur pun hilang

terlupakan.

2. Penemuan Kembali

Pada abad ke 18 borobudur pernah disebut dalam salah satu kronik jawa, babt tanah

jawi. Pada masa pemerintahan inggris yang singkat (1811-1816) dibawa sistromas

setamproad raffles.Pada tahun 1814 candi Borobidir dibangkitkan dari tidurnya. Tahun

1915 ditugaskan H.C Cornelius seorang perwira zeni agar mengadakan penyelidikan.

H.C Cornelius yang mendapat tugas tersebut kemudian mengerahkan sekitar dua

ratus enduduk selma hampir dua bulan,runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong

disingkirkan dan ditimbun disekitar candi, sedangkangkan tanah yang menimbunnya

dibuang dilereng bukit.


Kemudian Presiden ke dua C.I Hatman menyuruh membersihkan bangunanya

sehingga candi nampak seluruhnya. Sepuluh tahun kemudian stupa induknya yang yang

kepadatan sudah dalam keadaan terbongkar dan dibersihkan pula bagian dalamnya,

kemudian diberi bangunan bambu sebagai tempat menikmati bangunan.

2.2 LOKASI CANDI BOROBUDUR

Candi borobudur didirikan diatas bukit pada ketinggian 265.40 m. Diatas

permukaan laut atau berada ±15 m. Diatas dataran sekitarnya

Candi Borobudur terletak didesa borobudur kecamatan borobudur kabupaten

magelang Provinsi magelang ± 41 km dari Yogyakarta±80 km dari kota semarang. Ibu kota

Provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh pegunungan menoleh disisi

selatan gunung merapi (2411 m) disisi timur serta gunung Sumbing (2271 m) Dan gunung

Sindoro (3135 m) disisi barat laut. Disebelah timur candi Borobudur terdapat sungai progo

dn sungai elo. Lokasi yang mirip dengan pagoda alkor dikamboja, yang sama-sama

merupakan tempat suci bagi ibadah umat budha.

2.3 BEBERAPA PENAFSRAN CANDI BOROBUDUR

Para Ahli menyebutkan pendapatnya yang lain adalah :

a. Kitab Negara Kertagana

Naskah dari tahun 1365 m yaitu kitan Negara keagaman karangan empu

prapanca, menyebutkan “Budur” untuk sebuah bangunan agama budha dari

aliran wajradha. Nama “budur” disebut tidak lain adlah candi Borobudur

b. Sistromas Stamfoad raffles

Budur bentuk lain dari “Budha” yng dalam bahasa kuno artinya kuno. Bila

dikaitkani dengan “Boro” zaman kuno tidak jelas mengandung pengertian yang

dapat dikaitkan denagan candi Borobudur.


“Bhoro” dlam bahasa jawa kuno dapat diartikan banyak, maka Borobudur dapat

juga berarti “Budha yang Banyak ”

Keterangan yang dikemukakan oleh Raffles memang tidak ada yang

memuaskan.

c. Poer batjaka

Menurutnya “Boro” berarti “biara” dengan demikian Borobudur berarti “biara

Budur” Pengendailian yang dilakukan tahun 1952 disebelah barat laut bangunan

candi Borobudur telah menemukan pondasi batu-batu dan genta perunggu

berukuran besar. Penemuan ini memperkuat dugaan yaitu merupakan sisa-sisa

dari biara.

d. De casparis

De casparis menemukan kata majemuk dalam prasasti yang merupakan asal dari

Borobudur dalam prasasti SRI KHAULUAN yang berangkat 842 M di jumpai

kata “Bhumi Shambara Budha” yaitu suatu sebutan untuk bangunan suci

pemujaan nenek moyang atau disebut kuil.

De casparis menyipulan bahwa Bhumi Bhuda tidak lain adalah borobudur.

Perubhan kota Bhumi Shambara menjadi Borobudur ini diterangkan sebagian

akibat dari gejala umum yang untuk mnyederhanakan ucapanya.

e. Drs. Soedirman

Didalam bukunya “Borobudur Salah satu kesjaiban dunia” menyebutkan

bahwa arti Borobudur sampai sekarang belum jelas. Di jelaskan pila bahwa

borobudur berasal dari dua kata yaitu “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari

bahasa sansekerta “ihara” yang berarti Komplek candi dan “Bhiara” yang

berarti asrama. “Budur” dalm bahasa bali beduhur yang artinya diatas. Jadi

nama Borobudur berarti asrama atau vihara dan kelompok candi yang terletak

di atas tanah yang tinggi atau bukit.

2.4 ARTI ATAU MAKNA CANDI BOROBUDUR


Arti atau makna candi Borobudur secara filosofis adalah merupakan lambang dari

alam semsta atau cosmos. Menurut ajaran budha,alam semesta dibagi menjadi tiga bagian

atau di bathu dalam bahasa sansekerta:

- Unsur nafsu, hasrat atau khamdatu

- Unsur wujud,rupa, bentuk atau rupadhatu

- Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak terbentuk atau rupadhatu

2.5. FUNGSI CANDI BOROBUDUR

Fungsi candi borobudur hampir sama dengan fungsi cndi pada umumnya yaitu:

a. Tempat peyimpanan relik atau di debut Dhatugarba. Relik tersebut

antara lain benda suci,pakaian,tulang atau abu, arwah para biksu yang

tersohor atau terkemuka.

b. Tempat sembahyang atau peribadatan bagi umat budha

c. Merupakan lambang suci bagi umat Budha, cermin nilai-nilai tertinggi

agama budha dan mengandung rasa rendah hati yang didasri

penciptanya.

d. Tanda-tanda peringatan dan penghormatan sang Budha


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai