Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH CANDI BOROBUDUR

PAPER

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN


MENGIKUTI UJIAN NASIONAL/UJIAN MADRASAH

DISUSUN OLEH

NAMA : ILHAM ADINATA


NIS : 7673
JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KEMENTRIAN AGAMA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2015/2016


Judul Paper : SEJARAH CANDI BOROBUDUR

Nama Siswa : ILHAM ADINATA

NIS : 7673

Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Telah diterima dan disahkan : pada tanggal 05 Oktober 2015

Batanghari, 05 Oktober 2015


Mengetahui
Kepala MAN 1 Lam-Tim Pembimbing

Drs. H. Imam Sakroni M. Nurdin, S.Pd.I


NIP.19651204 199503 1 001 NIP. 19780331 203012 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Penulis senantiasa mengucapkan rasa syukur kahadirat Allah SWT,

karena hidayah-Nya Laporan Studi Praktik Lapangan ini dapat diselesaikan

oleh penyusun.

Laporan Studi Praktik Lapangan yang berjudul “SEJARAH CANDI

BOROBUDUR” ini diajuka sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi Ilmu Alam MAN 1 Lampung Timur.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan

Studi Praktik Lapangan ini, terutama kepada :

1. Guru guru pembimbing yang telah membantu menyelesaikan

penyusunan Laporan Studi Praktik Lapangan ini

2. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan Studi Praktik

Lapangan ini, sehingga dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Praktik Lapangan ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak demi kesempurnaan Laporan Studi Praktik Lapangan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita, khususnya bagi

siswa-siswi MAN 1 Lampung Timur

penulis

Ilham Adinata

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. ii

KATA PENGANTAR.......................................................................... iii

DAFTAR ISI......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang......................................................................... 1

1.2. Rumusan Penelitian................................................................. 1

1.3. Tujuan Penulisan..................................................................... 2

1.4. Metode Penelitian.................................................................... 2

1.5. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................. 2

BAB II ANALISIS SEJARAH CANDI BOROBUDUR..................... 3

2.1. Sejarah Candi Borobudur........................................................ 3

2.2. Struktur Borobudur.................................................................. 4

2.3. Relief........................................................................................ 6

BAB III KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP.......................... 10

3.1. Kesimpulan.............................................................................. 10

3.2. Saran........................................................................................ 10

3.3. Penutup.................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................. 12

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu program untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa. Pendidikan didapat tidak hanya di sekolah tetapi diluar sekolah pun

kita dapat memperoleh pendidikan, contohnya sewaktu saya bersama teman-

teman sekolah study tour ke Yogyakarta dan sekitarnya. Dari tour tersebut

kami mengunjungi beberapa obyek wisata diantaranya candi Borobudur.

Candi Borobudur adalah sebuah tempat wisata yang sangat terkenal baik

didalam maupun diluar negeri. Namun tak banyak orang yang mengetahui

sejarah candi Borobudur. Maka dari itulah saya membuat karya ilmiah ini

yang berjudul “SEJARAH CANDI BOROBUDUR” yang didalamnya

terdapat berupa sejarah-sejarah, arti nama candi Borobudur dan

lainnya.Agar para pembaca mengetahui sejarah candi Borobudur.

Sebagai penutup penulis mengucapkan terima kasih kepada para

pembimbing yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

1.2. Rumusan Penelitian

Pembatasan dalam karya ilmiah yang berjudul “SEJARAH CANDI

BOROBUDUR” adalah sebagai berikut :

1.2.1 Asal mula Candi Borobudur ? 

1.2.2 Struktur Candi Borobudur ?

1.2.3 Relief Candi Borobudur ?

1
1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan karya tulis yang berjudul “SEJARAH CANDI

BOROBUDUR” adalah sebagai berikut :

Untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah candi Borobudur. Untuk

menambah wawasan tentang candi Borobudur.

1.4. Metode Penelitian

Penulisan memperoleh data dengan dua cara yaitu :

1.4.1. Cara Observasi, yakni penulis terlibat langsung ke tempat

penelitian  

1.4.2. Cara Kepustakaan, Yakni penulis mencari keterangan-keterangan

yang berhubungan dengan permasalahan yang akan di ujikan dalam

penyusuna karya tulis.

1.5. Waktu dan Tempat Penelitian

1.5.1. Waktu dan tempat : pukul 14.00 – 17.00 di Candi Borobudur

2
BAB II

ANALISIS SEJARAH CANDI BOROBUDUR

2.1 Sejarah Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di

Borobudur,Magelang,Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100

km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut

Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Budha

Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa

Syailendra.Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah

satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata

Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-

lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat

lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang

karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa

nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon

berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara

berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan

beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang

berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang

berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar

doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan.

3
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis

memperkirakan, pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Syailendra

bernama Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat

diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan

Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.

2.2 Struktur Borobudur

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam

tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar

dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua

tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat

mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan

sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai

kesempurnaan menjadi Buddha.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih

dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup

oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi

candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel

cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan

sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.

Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan

Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang

sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan

4
bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam

bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha

terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini

dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud).

Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas,

di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan

rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan

di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari

luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.

Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud

dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan

polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan

patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga unfinished Buddha,

yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha, padahal melalui

penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung

yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu.

menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya

memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di

halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.

Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan

relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang

dikirimkan kepada Raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia

5
Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah

Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain.

Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit.

Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di

lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan

kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan

struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk

punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa

prasejarah Indonesia

Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem

interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.

2.3 Relief

Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-

relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam

bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya

ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain

relief-relief cerita jātaka.

Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada

pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan

berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa

sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju

6
puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi

lainnya serupa benar.

Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna

sebagai berikut :

Karmawibhangga

Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi

dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma.

Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada

setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab

akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan

tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi

juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan

penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati

(samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai

tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.

Lalitawistara

Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief

(tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya

Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di

Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi

sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang

dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan

kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk

menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon

7
Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada

ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri

Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang

berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan

sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma

yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

Jataka dan Awadana

Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai

Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik,

yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga.

Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan

persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.

Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi

pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya

dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia

kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada

relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya

keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan

yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala

atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam

abad ke-4 Masehi.

Gandawyuha

Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita

Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari

8
Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana.

Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha

Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya

berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari

9
BAB III

KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP

3.1. Kesimpulan

 Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia

yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari

segi keparawisataan,arkeologi dan pengetahuan. Maka dari itu kita harus

menjaga dan mengenalnya lebih jauh.

3.2. Saran

Mengelilingi Candi Borobudur tentu sangat melelahkan. Namun

kelelahan itu akan terbayar setimpal dengan keindahan yang akan kita

dapatkan. Dan didalam area Candi Borobudur banyak ditumbuhi pohon

yang rindang, itu dapat digunakan untuk bersantai ria melepas kelelahan.

Bila anda pergi ke Yogyakarta jangan lupa untuk mampir ke Borobudur

yang begitu indah dan eksotik karena didalamnya banyak sekali ilmu

pengetahuan yang kita dapat.

3.3. Penutup

Terima kasih atas perhatiannya jika ada kesalahan dalam pembuatan

karya tulis ini saya selaku penulis hanya bisa meminta maaf dan semoga

karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semuanya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badrika wayan.2000.Sejarah Peninggalan Indonesia.Jakarta:Erlangga

Matroji.2004.Sejarah Indonesia.Jakarta:Erlangga

Pemandu wisata.2015.Petunjuk Pelaksanaan Studi Praktek Lapangan.MAN

1 Lampung Timur

Soedirman.1980.Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia: Yogyakarta:

Pustaka Jaya

Sukmono.1981.Candi Borobudur Pustaka Umat Manusia. Yogyakarta:

Pustaka Jaya

http://indoscream.blogspot.com/2011/07/contoh-karya-tulis-tentang-

sejarah.html

11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ILHAM ADINATA

NIS : 7673

Tempat/Tanggal Lahir : Raman Aji, 09 Agustus 1998

Agama : Islam

Hoby : Main Komputer

Cita-cita : Mentri Keuangan Negara

Alamat : Desa Raman Aji, Kec. Raman Utara , Kab.

Lampung Timur

Pendidikan
TK :TK Pertiwi, Raman Utara

SD/MI : SDN 5 Raman Aji

SMP/MTs : SMPN 1 Raman Utara

SMA/MA : MAN 1 Lampung Timur

Orang Tua
Nama Bapak : Kiran

Pekerjaan : PNS

Nama Ibu : Sutanti

Pekerjaan : IRT (ibu rumah tangga)

Alamat : Desa Raman Aji, Kec. Raman Utara, Kab.


Lampung Timur

12

Anda mungkin juga menyukai