Anda di halaman 1dari 22

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan Sebagai salah satu Syarat mengikuti Ujian Nasional (UN}
Tahun Pelajaran 2019/2020

Disahkan pada tanggal..................................................2019

Guru pembimbing Wali kelas

Euis Rika Hartini S.Pd.I Ruhyat M.Ag

i
MOTTO

“SEBAIK-BAIKNYA MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI MANUSIA LAIN”

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi,Tuhan Yang Maha Esa,karena atas

rahmat dan petunjuknya,serta berkat nikmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat selesai.

Makalah ini disusun tiada lain sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional Tahun

Pelajaran 2019/2020. Disamping itu penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan

dan ilmu pengetahuan diluar sekolah.

Makalah yang sederhana ini berisi tentang sejarah Candi Borobudur, bentuk-banguan

yang terdapat di Candi Borobudur.l

Tak tupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ara Fadilah, S.Pd.I sebagai kepala Madarsah Aliyah Al-Hikmah


2. Bapak Euis Rika Hartini S.Pd.I sebagai pembimbing
3. Bapak Ruhyat M.Ag sebagai wali kelas
4. Ibunda dan ayahanda yang tercinta yang telah memberi motivasi dan dukunagan

Semoga makalah yang sederhna ini besar manfaatnya bagi kita semua. Setidaknya penulis

mencoba untuk menjadikan yang terbaik bagi generasi dimasa yang akan datang.

Akhirnya, makalah ini tentu tak luput dari kekurangan.karena itu,kritik dan saran amat penulis

harapan demi kesempuraan makalah ini.

Talegong.......Januari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................................i
MOTTO......................................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
A. Latar Belakang..............................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................................2
A. Sejarah Candi Borobudur.............................................................................................................2
1. Waktu Didirikan...........................................................................................................................2
2. Penemuan Kembali......................................................................................................................2
3. Penyelamatan...............................................................................................................................2
4. Pemugaran...................................................................................................................................2
B. Bagian-bagian candi borobudur...................................................................................................2
1. Susunan Baangunan.....................................................................................................................2
2. Patung Bhuda...............................................................................................................................2
3. Arsitektur Bangunan....................................................................................................................2
4. Stupa............................................................................................................................................2
5. Relief...........................................................................................................................................2
C. Keajaiban Candi Borobudur........................................................................................................2
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................................................2
B. Saran...............................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................2

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang

melimpah, dan mempunyai daya tarik yang sangat mengagumkan. Hal ini perlu

disyukuri oleh seluruh bangsa Indonesia. Kita sebagai pelajar, diharapkan dapat

memelihara dan melestarikannya. Untuk itu, kita perlu belajar dengan baik, supaya

dapat menjadikan bangsa Indonesia yang dikagumi oleh bangsa lain.

Belajar tidak hanya dilakukan didalam ruangan atau di dalam kelas. Belajar dapat

dilakukan di berbagai tempat. Bisa di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat.

Kegiatan belajar, akan lebih bermakna apabila siswa/siswi terlibat secara langsung

dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan kebermaknaan hasil belajar

siswa, maka dapat dilaksanakan dengan cara study tour. Sekolah kami, memilih study

tour untuk tahun ajaran 2019/2020 ke Yogyakarta.

Candi Borobudur merupakan salah satu aset budaya Indonesia. Candi Borobudur

juga merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia. pertama diperkenalkan kepada anak-

anak, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD)

sebagai bangunan peninggalan kerajaan Buddha di Indonesia. Pengetahuan yang

diberikan sebatas pada tahun pembangunan, raja yang memimpin dan membangun,

serta nama tingkatan pada candi. Candi Borobudur, sampai saat ini menjadi pusat

1
perhatian masyarakat dunia, baik dari segi kepariwisataan, arkeologi dan pengetahuan.

Selain Candi Borobudur, disini juga terdapat dua Candi lainnya, yaitu Candi Mendut

dan Candi Pawon sebagai Tri Tunggal Candi

B. Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang, penulis menentukan beberapa hal yang menjadi pokok

pembahasan. Adapun rumusan masalah dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah

sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah candi Borobur?
2. Bagaimana bagunan-bangunan yang terdapat pada candi Borobudur?
3. Bagaimana sisi keajaiban candi ?
C. Tujuan
Adaapun tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah candi Borobudur
2. Untuk mengetahui bagunan-bangunan candi Borobudur
3. Untuk mengetahui sisi keajaiban dari candi borobudur

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Candi Borobudur


1. Waktu Didirikan
Sampai saat ini, secara pasti belum diketahui kapan Candi Borobudur didirikan,

demikian juga pendirinya. Menurut Prof. Dr. Soekmono dalam bukunya “Candi

Borobudur a Monument of Mainkind (UNESCO 1976)”, menyebutkan bahwa

tulisan singkat yang dipahatkan di atas pigura-pigura relief kaki candi

2
(Karmawibungga) mewujudkan suatu garis huruf yang bisa diketemukan pada berbagai

prasasti dari akhir abad 8 sampai awal abad 9. Di mana pada abad itu di Jawa Tengah

berkuasa raja-raja dari Wangsa Dinasti Syailendra yang menganut agama Budha

Mahayana.
Sebuah prasasti yang berasal dari abad sembilan yang diteliti oleh Prof. Dr. J.

G. Caspris, menyingkapkan silsilah tiga Wangsa Syailendra yang berturut- turut

memegang pemerintahan yaitu Raja Indra, putranya Samaratungga, kemudian Putri

Samaratungga Pramoda Wardani. Pada waktu Raja Samaratungga berkuasa mulailah di

bangun candi yang bernama: Bhumi Sam – Bharabudhara, yang dapat ditafsirkan

sebagai bukit peningkatan kebajikan, setelah melampaui sepuluh tingkat Budhisatwa,

karena penyesuaian pada bahasa jawa agaknya, akhirnya Bharabudhara menjadi

Borobudur.
Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir

Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi

nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur

pada candi ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini

adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di

kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut

Buddha.
Arti nama Borobudur yaitu “biara di perbukitan”, yang berasal dari kata “bara”

(candi atau biara) dan “beduhur” (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa

Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak

dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha.

3
Beberapa Penafsiran Nama Borobudur dari beberapa literarur yang ada, dapat

disebutkan berbagai pendapat yang berbeda dari para ahli, antara lain:
a) Kitab negara kertagema
Naskah dari tahun 1365 M yaitu kitab Negara Kertagama karangan Mpu

Prapanca, menyebutkan kata “Budur” untuk sebuah bangunan Agama Budha dari

aliran Wajradha. Kemungkinan yang ada nama “Budur” tersebut tidak lain adalah

Candi Borobudur. Karena tidak ada keterangan lain kiranya tak dapat diambilsuatu

kesimpulan.
b) Sir Thomas Stamford Raffles

Penafsiran tentang Borobudur juga telah dilakukan oleh Raffles berdasarkan

keterangan dari masyarakat luas yang menafsirkan bahwa:

 Budur merupakan bentuk lain dari “Budo” yang dalam bahasa Jawa berarti

Kuno.Tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berarti “Boro jaman Kuno”

jelas tidak mengandung suatu pengertian yang dapat dikaitkan dengan Candi

Borobudur.Budha.Dengan demikian Borobudur berarti Sang Budha yang

Agung.
 Namun kerana “Bhara” dalam bahasa Jawa Kuno dapat diartikan

banyak,maka Borobudur dapat juga berarti “Budha yang Banyak”.


 Jika dikaji secara teliti,maka keterangan yang dikemukakan oleh Raffles

memang tidak ada yang memuaskan.”Boro jaman Kuno” kurang mengena.

”Sang Budha yang Agung” maupun “Budha yang banyak”.Kurang mencapai

sasaran.Perubahan kata “Budha menjadi Budur” misalnya perubahan

demikian tidak dapat diterangkan dari segi ilmu bahasa,karena sukar dapat

diterima.(Soekmono, 1981)

4
c) Poerbatjaraka
Menurut Beliau “Boro” berarti “Biara” dengan demikian Borobudur berati

“Biara Budur”.Penafsiran ini memang sangat menarik karena mendekati kebenaran

berdasarkan bukti-bukti yang ada.

Penyelidikan dan penggalian yang dilakukan tahun 1952 di halaman sebelah

barat laut bangunan Candi Borobudur telah berhasil menemukan fondasi batu-batu

dan genta perunggu berukuran besar.Penemuan fondasi batu-batu dan genta ini

memperkuat dugaan yaitu merupakan sisa-sisa dari sebuah biara.

Selanjutnya jika dihubungkan dengan Kitab Negara Kertagama mengenai

“Budur” maka besar kemungkinan penafsiran Poerbatjaraka adalah benar dan

tepat.Namun demikian masih merupakan suatu pertanyaan mengapa Biara dalam

hal ini penamaan menggantikan Candinya,padahal Candi jauh lebih penting dari

biaranya.

d) De Casparis

De Casparis menemukan kata majemuk dalam sebuah prasasti yang

kemungkinan merupakan asal kata Borobudur.Dalam prasasti SRI

KAHULUNAN YANG BERANGKA 842 Masehi dijumpai kata “Bhumi Sambhara

Budhara” yaitu suatu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang atau

disebut kuil.

Penelitian yang mendalam tentang keagamaan yang terungkap dalam

prasasti dan rekonstruksi yang teliti terhadap geografi daerah yang terjadinya

peristiwa sejarah bertalian dengan prasasti tersebut,maka De Casparis itu

5
menyimpulkan bahwa Bhumi Sambhara Budhara tidak lain adalah Borobudur.

(Soekmono,1981)

e) Drs. Soediman

Didalam bukunya “Borobudur salah satu keajaiban Dunia”, menyebutkan

bahwa arti nama Borobudur sampai sekarang masih belum jelas.Dijelaskan pula

bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari

bahasa sansekerta “Vihara”yang berarti kompleks Candi dan “Bihara”yang berati

asrama.”Budur” dalam bahasa Bali Beduhur yang artinya diatas. Jadi nama

Borobudur berarti asrama atau Vihara dan kelompok Candi yang terletak diatas

tanah yang tinggi atau bukit.

Menurut Jacques Dumurcay (1989: 27) seorang Arsitek Prancis memperkirakan

bahwa Candi Borobudur berdiri pada zaman keemasan Dinasti Syailendra yaitu pada

tahun 750-850 M. mengemukakan bahwa “Candi Borobudur di bangun dalam 5 tahap

dengan perkiraan sebagai berikut.


a) Tahap I ± tahun 775.
b) Tahap II ± tahun 790 (bersamaan dengan Kalasa II, Lumbung I, Sojiwan I).
c) Tahap III ± tahun 835 (bersamaan dengan Gedong Sango Grup I, Sambi Sari,

Badut I, Kuningan, Banon, Sari dan Blaosan).


Setelah selesai dibangun, selama seratus lima puluh tahaun Borobudur

merupakan pusat ziarah megah bagi penganut Budha. Tetapi dengan runtuhnya

kerajaan Mataram sekitar tahun 930 M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke

Jawa Timur dan Borobudur hilang terlupakan. Karena gempa dan letusan Gunung

Merapi serta semak belukar tropis pun tumbuh menutupi Borobudur.


2. Penemuan Kembali

6
Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggi di antara dataran

rendah di sekelilingnya Tidak akan pernah mamasuk akal mereka melihat karya seni

terbesar yang merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal

lagi bila di katakan Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan.


Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang

waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad - abad bangunan yang begitu

megahnya di hadapkan pada proses kehancuran. Kira - kira hanya 150 tahun Candi

Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di bandingkan dengan

usianya ketika pekerja menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan

batu-batu di bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA,

sekitar tahun 800 -an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat

kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser


Demikian karena terbengkalai tak terurus maka lama - lama di sana - sini

tumbuh macam -macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan

menutupi bangunannya. Pada kira - kira abad ke -10 Candi Borobudur terbengkalai dan

terlupakan.
Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi

Borobudur muncul dari kegelapan masa silam. Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral

Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M – 1816 M.
Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi

penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman, karen begitu

tertariknya terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih

lanjut, puing –puing yang masih menutupi candi di sigkirkan dan tanah yang menutupi

7
lorong – lorong dari bangunan candi di singkirkan semua shingga candi lebih baik di

bandingkan sebelumnya.
3. Penyelamatan
Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan

pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur mula - mula hanya dilakukan secara

kecil - kecilan serta pembuatan gambar - gambar dan photo - photo reliefnya.

Pemugaran Candi Borobudur yang pertam kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M

di bawah pimpinan Th Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari

kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur walaupun

banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutam tingkat tiga dari bawah sebelah

Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat

mengkhawatirkan bagi para pengunjungmaupun bangunannya sendiri namun pekerjaan

Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat dsi selamatkan dari

kerusakan yang lebih besar.


Mengenai gapura - gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu

telah mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga perlu di sadari bahwa tahun -

tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak - semak secara tidak

langsung telah menutupi adan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat

merusak bangunan Candi Borobudur, Van Erp berpendapat miring dan meleseknya

dinding - dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu,

Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun

1960 M pendapat Tn Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada

kerusakan yang lebih parah.


4. Pemugaran

8
Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati

dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut

Menghadap ke timur karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya

ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan

pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi

( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA ).


Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi

Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki

batu - batu yang sudah retak dan pecah, pekerjaan - pekerjan di atas bersifat arkeologi

semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang

bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan - bahan bangunan di

tangani oleh kontraktor ( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND

DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE ).


Bagian – bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu

tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi

Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada

tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai

sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.


Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu

yang sangat besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi

menghadap ke timur penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga

yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi

Borobudur.

9
B. Bagian-bagian candi borobudur
1. Susunan Baangunan
Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari

atas merupakan suatu bujur sangkar. Secara keseluruhan bangunan Candi Borobudur

terdiri atas 10 tingkat yang masing-masing tingkat mempunyai maksud tersendiri, dan

setiap tingkat juga melambangkan kehidupan manusia. Menurut Soekmono (1981: 26)

“Bahwa Candi Borobudur dapat dibagi dalam tiga bagian yang terdiri dari kaki atau

bagian bawah, tubuh atau bagian puncak dan puncak”. Pembagian tersebut sesuai

dengan tiga lambang atau tingkat dalam susunan ajaran Budha yaitu.
a) Kamadhatu
Kamadhatu merupakan bagian dasar Borobudur yang melambangkan manusia

yang masih terikat nafsu. Deretan relif ini tidak tampak seluruhnya karena tertutup oleh

dasar candi yang lebar, hanya di sisi tenggara tampak terbuka bagi pengunjung.
b) Rupadhatu
Rupadhatu yaitu empat tingkat di atasnya yang melambangkan manusia yang telah

dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat

tersebut, patung Budha diletakkan terbuka.


c) Arupadhatu
Arupadhatu yaitu tiga tingkat di atasnya, dimana Budha diletakkan dalam stupa

yang berlubang-lubang, melambangkan manusia yang terbebas dari nafsu rupa dan

bentuk.

2. Patung Bhuda
Candi Borobudur tidak hanya diperindah dengan relief cerita dan relief hias,

tetapi juga patung-patung yang sangat tinggi nilainya. Patung- patung tersebut

menggambarkan Dhyani Budha yang terdapat pada bagian Rupadhatu dan Arupadhatu.

10
Patung Budha di Candi Borobudur berjumlah 504 buah yang ditempatkan di relung-

relung yang tersusun berjajar pada sisi pagar dan pada teras bundar.
Patung Budha di tingkat Rupadhatu ditempatkan di relief yang tersusun berjajar

pada sisi luar pagar langkan. Sedangkan patung-patung di tingkat Arupadhatu

ditempatkan dalam stupa-stupa berlubang ditiga susunan lingkaran pusat.


Sedangkan menurut Soekmono (2000: 21-22) menyatakan bahwa “Patung-

patung Budha ada di tingkat Rupadhatu dan Arupadhatu.” Adapun susunan patung

yang ada di tingkat Rupadhatu yaitu sebagai berikut.

a. Langkan Pertama : 104 patung Budha


b. Langkan Kedua : 10 patung Budha
c. Langkan Ketiga : 88 patung Budha
d. Langkan keempat : 72 patung Budha
e. Langkan kelima : 64 patung Budha
Jumlah Seluruhnya : 432 patung Budha
Dan susunan patung yang ada di tingkat Arupadhatu adalah sebagai berikut.

a. Teras bundar pertama : 32 patung Budha


b. Teras bundar kedua : 24 patung Budha
c. Teras bundar ketiga : 16 patung Budha
Jumlah Seluruhnya : 72 patung Budha
Jika kita perhatikan dengan seksama, terdapat perbedaan antara patung Budha

yang satu dengan yamg lainnya. Perbedaan yang sangat jelas adalah sikap tangan yang

disebut Mudra yang merupakan khas untuk setiap patung.


3. Arsitektur Bangunan
Candi Borobudur didirikan pada sebuah bukit seluas ±7.8 ha pada ketinggian

265.40 M di atas permukaan laut. Untuk meneyesuaikan dengan profil candi yang akan

11
dibangun, bukit diurug dengan ketebalan bervariasi antara 0.5 M – 8.50 M. Ukuran

candi yang diurug dari dinding terluas adalah 121.70 M x 121.40 M dengan tinggi

bangunan yang masih tersisa 35.40 M dari tanah halaman.


Daerah candi menyerupai bujur sangkar dengan 36 sudut pada dinding teras 1,

2 dan 3 tersusun dari batu andesit dengan sistem tanpa perekat diperkirakan mencapai

55.000 M3. Pada masing-masing tingkat dan setiap penjutu mata angin terdapat pintu

gerbang dan untuk pintu utama ada di sebelah timur. Bentuk arsitektur Candi

Borobudur yang sekarang, diperkirakan mengalami perubahan konsep dasar.


Menurut Sutterheim dalam bukunya “Tjandi Borobudur Naam Vormen

beteekens”, 1929 yang dikutip oleh Purnama Atmadi menyebutkan hasil

perubahannya, bentuknya sesuai keterangan dalam kitab jawa kuno “Sang Hyang

Kamahayanikam” yang menguraikan filsafat agama Budha, dikatakan bahwa bangunan

Candi Borobudur adalah “Stupa Prasada” suatu bangunan gabungan dari stupa pada

bagian atas dan piramida yang mempunyai undag- undag. Dikatakan pula bahwa

seluruh stupa prasada dapat dibagi dalam 3 bagian dan pembagian ini dapat

menyatakan perbedaan dari.


a) Dunia nafsu, hasrat, yang disebut Kamadhatu.
b) Dunia bentuk, wujud, rupa yang disebut Rupadhatu.
c) Dunia tanpa bentuk, tanpa wujud, tanpa rupa disebut Arupadhatu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk semula yang

dupunyai Candi Borobudur adalah sama dengan yang dipunyai sekarang. Dari aspek

seni bangunan ada 2 bentuk arsitektur yang dipadukan, yaitu:


a) Hindu Jawa Kuno, yaitu adanya punden berundak, relief atupun Budha yang

sedang bermeditasi, dan


b) India, yaitu adanya stupa, Budha dan lantai yang bundar.
4. Stupa

12
Menurut Dumarcay (2000: 27-28) menjelaskan ada 2 jenis stupa yaitu sebagai

berikut.
a) Stupa Induk
Stupa induk berukuran lebih besar dari stupa-stupa yang lain dan terletak

dipuncak sebagai mahkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudur.

Stupa ini tertutup rapat sehingga orang tidak bisa melihat bagian dalamnya.

b) Stupa Berlubang
Stupa berlubang adalah stupa yang terdapat pada teras bunda I, II dan III, yang

di dalamnya ada 72 buah. Di samping stupa induk dan stupa berlubang masih ada

stupa-stupa kecil yang bentuknya hampir sama dengan stupa lainnya, hanya saja

stupa ini seolah- olah merupakan hiasan dari seluruh bangunan yang ada.
5. Relief
Menurut Soekmono (2000: 29-30) mengatakan bahwa jenis relief Candi

Borobudur ada 2 macam di antaranya yaitu sebagai berikut.


a) “Relief cerita, yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah,
b) Relief hiasan, yang hanya merupakan hiasan pengisi bidang.”
6. Kunto Bimo
Menurut Sutterheim (2000: 27) menjelaskan sebagai berikut.
Kunto Bimo terletak pada tingkat Arupadhatu lantai pertama sebelah kanan dari tangga

pintu timur. Konon menurut cerita, dahulu ada seorang raja yang ingin bertemu dengan

ksatria. Kemudian sang raja menyentuh Kunto Bimo, selanjutnya raja tersebut dapat

menemukan kastria dimaksud beberapa waktu kemudian. Dari cerita tersebut kemudian

masyarakat mempercayai patung tersebut (Kunto Bimo) bertuah, dapat mengabulkan

keinginan setiap peziarah apabila dapat menyentuh Kunto Bimo. Namun semuanya

dikembalikan kepada keyakinan kita.


C. Keajaiban Candi Borobudur

13
Nama Candi Borobudur mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita, Iya,

candi Buddha terbesar di abad ke-9 ini memang sangat terkenal di Indonesia.

Kemegahan candi ini membuat setiap orang ingin berkunjung ke salah satu candi

yang masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia ini.


Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan

Mataram Kuno. Candi ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa dengan bentuk

bangunan punden berundak-undak yang terdiri dari 10 tingkat.


Konon, setiap tingkatan pada bangunan candi ini melambangkan tahapan

kehidupan manusia. Sesuai mahzab Buddha Mahayana, setiap orang yang ingin

mencapai tingkat sebagai Buddha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bila berkunjung ke candi ini, maka kita akan menyaksikan relief-relief indah

dan membayangkan betapa mahir pembuatnya memperhatikan setiap detail bentuk

candi yang terletak di Kota Magelang ini.


Ada satu keunikan dari Candi Borobudur ini. Bila kita berjalan searah jarum

jam maka pada relief Borobudur akan bercerita tentang kisah yang sangat melegenda

yakni Ramayana.
Candi ini memang mampu membuat siapa saja yang melihatnya berdecak

kagum. Selain bentuk arsitekturnya yang indah, keseluruhan relief yang ada di candi

Borobudur mencerminkan ajaran Sang Buddha. Tidak mengherankan jika UNESCO

mencatat candi Borobudur sebagai daftar peninggalan sejarah dunia (World Wonder

Heritages)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari semua masalah tentang sejarah brdirinya Candi Borobudur ini ternyata

dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Sejarah Candi Borobudur
Waktu didirikannya Candi Borobudur tidaklah dapat diketahui dengan pasti

namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di

atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan

huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal

abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi

Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.


2. Letak dan Lokasi Candi Borobudur Candi
Borobudur terletak di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang yang

letaknya sebelah selatan + 15 km sebelah selatan kota Magelang dataran kedu yang

berbukit hampir seluruhnya di kelilingi pegunungan, pegunungan yang mengelilingi

Candi Borobudur di antaranya di sebelah timur terdapat Gunung Merbabu dan

Gunung Merapi Barat, Laut Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.


3. Nama Dan Arti Candi Borobudur
Nama Borobudur berasal dari gabungan kata Boro dan Budur, Boro berasal dari

kata Sangsekerta berarti “ Vihara” yang berarti komplek Candi dan Bihara atau juga

asrama ( Menurut Purwacaraka Dan Stuten Herm ) sedangkan Budur dalam bahasa

Bali “ Bedudur” yang artinya di Atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau

bahasa (Komplek Candi ) yang terletak di atas bukit


B. Saran
Dari pembuatan makalah ini penulis akan menyajikan beberapa saran diantaranya:

15
1. kita sebagai generasi muda harus menadi generasi penerus bangsa dengan cara

giat belajar dan berlatih supaya menjadi siswa – siswi yang terampil dan

bertaqwa
2. Kita sebagai warga negara harus menjaga dan melestarikan budaya bangsa

dengan memelihara tempat – tempat bersejarah sebagai peninggalan nenek

moyang kita
3. penulis berharap dengan berkembangnya kebudayaan barat di harapkan pada

rekan generasi muda mampu memilih dan menilia budaya yang masuk dan

berusaha mempertahankan kebudayaan bangsa sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Badrika, Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Irsanto, Kus. 2008. Sejarah untuk SMA Kelas XII. Surakarta: Pustaka Munggala.

Soekmono, 1981. Candi Borobudur. Yogyakarta: Pustaka Jawa.

http://www.google.co.id

http://id.wikipedia.org/wiki/budaya

16
LAMPIRAN

17
CANDI BOROBUDUR

Disusun Sebagai salah satu Syarat mengikuti Ujian Nasional (UN} Tahun pelajaran
2019/2020

Oleh:
ENENG SINTIA MUTIARA XII/IPS

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)AL-HIKMAH

MADRASAH ALIYAH AL-HIKMAH TALEGONG

STATUS TERAKREDITAS “B”

Jln.Talegong lama No 06 Ds. Sukamulya Kec. Talegong Kab. Garut 44167

Anda mungkin juga menyukai