Anda di halaman 1dari 23

Karya Tulis Ini Disusun Untuk Memenuhi

Syarat Kenaikan Kelas VIII Ke Kelas IX

Disusun oleh :
1. M. Kafa Arsyadani
2. M. Zaky Mubarrok
3. M. Aditiya Farkhan
4. Safiq Muzafar
Kelas : VIII.D

SMP NEGERI 1 LOSARI


Jl. Jendral Sudirman No.77 Telp. (0283) 8800344
Losari Brebes Jawa Tengah 52255
2024

i
PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan pada :

Hari :
Tanggal :

Mengetahui Pembimbing
Kepala SMP Negeri 1 Losari

Budi Wahyono, S.Pd., M.M. Iis Sofyan, S.Pd.


NIP : 19701010 199412 1 003 NIP :

ii
MOTTO

 Kamu harus mempunyai impian yang besar sebelum kamu mencoba


mewujudkannya.
 Sambut masa depan cemerlang dengan berilmu.
 Kegagalan dan kesalahan mengajari kta untuk mengambil pelajaran dan menjadi
lebih baik.
 Jadilah orang yang rajin sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita
melewatkan kesempatan emas.
 Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa dipetik kelak
ketika sukses.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis yang berjudul
“WISATA EDUKATIF YOGYAKARTA” ini dengan baik.
Karya tulis ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Budi Wahyono S.Pd., M.M., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Losari
Brebes.
2. Ibu Iis Sofyan, S.Pd sebagai Pembimbing Karya Tulis
3. Bpk. Sudirman, S.Pd selaku wali kelas VIII.D
4. Rekan-rekan yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada kami
Dalam penyusunan karya tulis ini tidak luput dari kekeliruan dan kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kami dan pembaca yang budiman pada
umumnya.

Losari, Januari 2024

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
PENGESAHAN......................................................................................................ii
MOTTO..................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v

BAB I: PENDAHULUAN
A. Alasan Memilih Judul........................................................................1
B. Metode Pengumpulan Data................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II: CANDI BOROBUDUR


A. Sejarah Singkat Candi Borobudur......................................................2
B. Stupa Candi Borobudur......................................................................2
C. Relief Candi Borobudur.....................................................................5

BAB III: LAVA TOUR


A. Sejarah Singkat Lava Tour.................................................................7
B. Sejarah Letusan Gunung Merapi........................................................7
C. Lokasi Objek Wisata Lava Tour Merapi............................................8
D. Aktivitas di Lava Tour Merapi...........................................................8
E. Manfaat Objek Wisata Lava Tour......................................................10

BAB IV: MUSEUM DIRGANTARA


A. Pengertian Museum Dirgantara..........................................................11
B. Latar Belakang Didirikannya Museum Dirgantara............................11
C. Benda, Gambar, Patung, Relief yang Ada di Museum Dirgantara.....11
D. Manfaat Adanya Museum Dirgantara................................................12

BAB V: MALIOBORO
A. Perasaan Ketika di Malioboro............................................................13
B. Kesan-kesan Saat di Malioboro..........................................................13
C. Aktivitas di Malioboro........................................................................13

v
BAB VI: PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................14
C. Kata Penutup.......................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
LAMPIRAN...........................................................................................................16

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Alasan Memilih Judul


Penyusun memilih judul “Wisata Edukatif Yogyakarta” dengan alasan
karena dengan kita mengenal langsung Kota Yogyakarta kita bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungan disekitarnya.

B. Metode Pengumpulan Data


1. Metode Observasi
Penyusun mengunjungi langsung objek yang akan dijadikan sebagai
bahan karya tulis dengan cara mengamati untuk mengumpulkan informasi.
2. Metode Wawancara
Penyusun mengumpulkan data dengan cara tanya jawab dengan
pemandu wisata.
3. Metode Kepustakaan
Penyusun mengumpulkan data dari buku panduan.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dalam pembuatan karya tulis ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kenaikan kelas VIII ke kelas IX.
2. Untuk mengetahui dan mengenal lebih dekat wisata yang ada di Yogyakarta.
3. Untuk mempererat keakraban dengan teman satu sekolah.

vii
BAB II
CANDI BOROBUDUR

A. Sejarah Singkat Candi Borobudur


Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang - Jawa Tengah
merupakan destinasi wisata yang sayang jika dilewatkan untuk melihatnya ketika
berkunjung ke daerah tersebut.
Sejarah singkat Candi Borobudur berkaitan dengan masuknya agama
Buddha di Indonesia. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut Buddha
Mahayana pada masa kejayaan Dinasti Syailendra. Borobudur pertama kali
dibangun atas inisiatif Raja Samaratungga sekitar tahun 824 Masehi.
Candi Borobudur selesai dibangun menjelang tahun 900 Masehi pada masa
pemerintahan Ratu Pramudawardhani, putri Raja Samaratungga. Arsitek yang
berjasa dalam merancang candi tersebut ialah Gunadharma.
Kabarnya, kemegahan Borobudur sempat sirna berabad-abad terkubur tanah
dan debu vulkanik yang diperkirakan efek erupsi Gunung Merapi. Namun, candi
tersebut berhasil direstorasi kembali oleh pemerintahan Thomas Stamford
Raffles saat menjabat Gubernur Jenderal di Pulau Jawa tahun 1911.
Kala itu Raffles meminta bantuan Insinyur Belanda Christian Cornelius
untuk memeriksa kondisi bangunan Candi Borobudur yang terkubur dan
membenahinya.
Candi Borobudur dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada
1991 karena beragam alasan di antaranya merupakan kompleks candi terbesar di
Indonesia.

B. Stupa Candi Borobudur


Dalam bukunya yang berjudul “Chandi Borobudur”, dr. Soekmono
menjabarkan bahwa stupa induk di puncak Candi Borobudur memiliki bentuk
yang berbeda dengan 72 stupa lainnya yang ada di bangunan candi. Stupa induk
dibangun di atas pondasi dengan diameter hampir 10 meter dan takhta teratai
setebal setengah meter. Stupa ini memiliki ruang kosong di dalamnya, tapi
dindingnya tertutup sempurna tanpa lubang maupun jalan masuk sama sekali.
Ruang ini diduga merupakan tempat menyimpan relik. Dr. Soekmono juga
menjelaskan bahwa puncak stupa induk Candi Borobudur tampak terpancung.
Sisa-sisa dari bagian puncak stupa yang terpancung inilah yang kemudian
digunakan untuk rekonstruksi chattra.

viii
Selain stupa induk, masih terdapat 72 stupa pendamping yang tersebar di
tiga lantai teratas candi. Jumlah stupa di lantai bawah lebih banyak dibanding
lantai di atasnya. Stupa-stupa ini berukuran jauh lebih kecil dan disusun dalam
bentuk lingkaran mengitari stupa induk.
Berbeda dari stupa induk, stupa pendamping di Candi Borobudur memiliki
dinding yang berlubang. Sebagian stupa memiliki lubang berbentuk persegi
sementara sebagian lagi lubangnya berbentuk wajik. Di dalam stupa terdapat
ruang berbentuk wajra yang berisi rupang Pancatathagata.
Ketiga tingkatan ranah spiritual dalam kosmologi Buddha adalah sebagai
berikut.
1. Kamadhatu
Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang
masih dikuasai oleh kama atau “nafsu rendah”. Bagian ini sebagian besar
tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat
konstruksi candi. Pada bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini,
terdapat 160 panel cerita Karmawibhangga yang kini tersembunyi. Sebagian
kecil struktur tambahan di sudut tenggara disisihkan, sehingga orang masih
dapat melihat beberapa relief pada bagian ini. Struktur batu andesit kaki
tambahan yang menutupi kaki asli ini memiliki volume 13.000 meter kubik.
2. Rupadhatu
Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada
dindingnya dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu.
Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu terdiri atas empat lorong dengan
1.300 gambar relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel
berukir dekoratif. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan
diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini
melambangkan alam antara, yakni, antara alam bawah dan alam atas.
Pada bagian Rupadhatu ini, patung-patung Buddha terdapat di ceruk
atau relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya, terdapat 432
arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar
langkan. Pada pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang
melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu;
pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan empat tingkat
pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika (stupa kecil). Bagian teras-teras
bujursangkar ini kaya akan hiasan dan ukiran relief.

ix
3. Arupadhatu
Berbeda dengan lorong-lorong Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai
lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini
dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud).
Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas,
yaitu ketika manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk
dan rupa, tetapi belum mencapai nirwana.
Pada pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang
tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa
induk. Stupa kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran
yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16 (total 72 stupa). Dua teras
terbawah stupanya lebih besar dengan lubang berbentuk belah ketupat, satu
teras teratas stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak
bujur sangkar.
Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup
berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih
tampak samar-samar. Rancang bangun ini dengan cerdas menjelaskan
konsep peralihan menuju keadaan tanpa wujud, yakni arca Buddha itu ada,
tetapi tak terlihat.
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang
sempurna dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa
digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah
ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga Buddha
yang tidak rampung, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha,
padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam
stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya
pada zaman dahulu.
Menurut kepercayaan, patung yang salah dalam proses pembuatannya
memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di
halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini. Stupa utama yang
dibiarkan kosong diduga bermakna kebijaksanaan tertinggi, yaitu
kasunyatan, kesunyian, dan ketiadaan sempurna ketika jiwa manusia sudah
tidak terikat hasrat, keinginan, dan bentuk serta terbebas dari lingkaran
samsara.

x
C. Relief Candi Borobudur
Adapun susunan dan pembagian relief cerita di dinding dan pagar langkan
candi adalah sebagai berikut.
1. Karmawibhangga
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi
dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum
karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran
mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief
tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi di setiap pigura
menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat.
Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan
tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi
juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan
penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir, hidup, dan mati
(samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai
tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini, hanya
bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap
relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di
sisi utara candi Borobudur.
2. Lalitawistara
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-
relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai dari
turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan
pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga
pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura
yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan
kesibukan, baik di surga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk
menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon
Buddha.
Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini
sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya
dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang
berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai
Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga
berarti “hukum”, sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

xi
3. Jataka dan Awadana
Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan
sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-
perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang
membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa
kisah Jataka menampilkan kisah fabel, yakni kisah yang melibatkan tokoh
satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya,
pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam
usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
Adapun Awadana pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan
tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan
ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia
kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Dalam
relief candi Borobudur, Jataka dan Awadana diperlakukan sama, artinya
keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan
yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala
atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad
ke-4 Masehi.
4. Gandawyuha
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita
Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari
Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana.
Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan kepada kitab suci Buddha
Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya
berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.

xii
BAB III
LAVA TOUR

A. Sejarah Singkat Lava Tour


Sejarah lava tour Merapi ini diawali dengan letusan gunung merapi pada
2010 yang menyebabkan sedikitnya 165 orang termasuk Mbah Maridjan sebagai
juru kunci, menjadikan kawasan merapi menjadi wilayah yang memiliki nilai
sejarah tersendiri bagi warga Jogja dan sekitarnya. Satu tahun kemudian, dengan
dimulainya proses renovasi dan relokasi, maka pemerintah DIY dan masyarakat
setempat melakukan pembenahan untuk menjadikan kawasan merapi menjadi
lebih memiliki nilai ekonomis, yaitu dengan mengembangkan potensi wisata lava
tour.
Pembenahan dilakukan dengan menjadikan titik-titik bekas erupsi menjadi
lokasi-lokasi yang layak untuk dijadikan tempat wisata. Selain itu juga
disediakan kendaraan-kendaraan sewa untuk para wisatawan melalui jalur-jalur
yang dibuat untuk menghubungkan masing-masing titik. Kendaraan untuk wista
lava tour merapi terdiri dari jeep, trail dan kendaraan warga.
Rute Lava Tour Merapi sangat menarik yaitu mengunjungi pedesaan yang
terkena erupsi merapi tahun 2010, misalnya desa petung desa jambu, desa
tangkisan. Selain pedesaan Peserta juga diajak singgah di Museum Sisa harta
yang meupakan yg berada dibekas Dusun Petung.Salah satu dusun yg sudah
dikosongkan dan warga dusun sini sudah direlokasi dibikinkan kampung
baru.Kita bisa melihat dr benda2 yg berada disini bukti dr dahsyatnya awan
panas atau lbh dikenal dg sebutan 'Wedus Gembel' Erupsi Merapi 2010.

B. Sejarah Letusan Gunung Merapi


1. Letusan Tahun 2006
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan
Geologi (BPPTKG) DIY menjelaskan, letusan awal Gunung Merapi di tahun
2006 terjadi pada tanggal 13 Mei dan berstatus awas hingga 9 Juni 2006.
Letusan pada tahun 2006 erupsi diawali dengan pertumbuhan kubah lava
dengan jarak luncur awan panas mencapai 7 KM dan menghanguskan
sebagian besar hutan di kawasan Kaliadem Kabupaten Sleman. Munculnya
kubah lava pada 26 April kemudian disusul luncuran awan panas mengarah
ke Kali Krasak dan Boyong serta Kali Gendol pada 14 Mei hingga 9 Juni
2006 dengan jarak luncur 4,5 sampai 5 KM. Sempat pula terjadi gempa
dengan kekuatan 6,2 skala richter pada 27 Mei 2006. Letusan Merapi tahun

xiii
2006 ini juga mengingatkan kita pada peristiwa “Geger Boyo” yang turun.
Yaitu runtuhnya kubah lava yang menempel di dinding puncak. Dari letusan
Merapi di tahun 2006 ini menelan korban jiwa setidaknya 151 orang.
2. Letusan Tahun 2010
Sedangkan pada 26 Oktober 2010 Gunung Merapi kembali meletus
dengan status "Awas" hingga 5 November 2010. Letusan besar terakhir
terjadi pada 5 November dan radius bahaya diperbesar hingga 20 KM dari
puncak. Akibat hal tersebut, terjadi peningkatan aktivitas semburan lava
panas dan awan panas sejak 3 November. Erupsi ini diawali dengan letusan
explosive dan dicirikan dengan letusan awan panas dan menimbulkan
lontaran material vulkanik setinggi 6,5 KM dari puncak Merapi serta
luncuran awan panas sejauh 14 KM ke arah selatan melalui jalur lembah
Kali Gendol. Menurut data BNPB jumlah kerugian kerusakan yang
diakibatkan letusan Merapi tahun 2010 mencapai Rp3,56 triliun dari empat
kabupaten yaitu Magelang, Boyolali, Klaten dan Sleman. Debu vulkanik
akibat letusan ini pun melanda hingga ke kota dan kabupaten lain seperti
Cilacap, Purwokerto bahkan mencapai Bogor dan Bandung. Sementara
jumlah korban jiwa yang meninggal pada tahun 2010 setidaknya mencapai
277 korban jiwa, menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

C. Lokasi Objek Wisata Lava Tour Merapi


Lokasinya berada di kaki Gunung Merapi, di Kaliadem & Kaliurang.

D. Aktivitas di Lava Tour Merapi


1. Berkunjung ke Lost World Park
Salah satu tempat yang biasa dikunjungi saat berwisata Lava Tour
adalah Lost World Park. Tempat yang satu ini berupa taman terbuka dengan
nuansa alam dan dipadukan zaman pertengahan. Di dalam taman, terdapat
bangunan yang dibuat seperti kastil untuk berfoto dan Anda bisa menyusuri
bagian dalam kastil.
Biasanya, Lost World Park menjadi agenda wajib kunjungan dan berada
di dalam rute untuk tour saat berada di area wisata Merapi Lava Tour. Di
sini, Anda juga bisa melihat tanaman sejenis bunga sakura. Bila beruntung,
maka Anda bisa berfoto bersama bunga sakura yang sedang mekar dan
menunjukkan warna pink muda.
Di tempat ini, Anda juga bisa melihat berbagai koleksi lukisan yang
tampak seperti 3D. Koleksi ini sangat menarik mengingat pameran semacam

xiv
ini tak banyak tersedia di galeri. Saat Anda mengambil foto lukisan tersebut,
maka hasil fotonya akan mirip dengan nuansa asli. Foto akan terlihat hidup.
Yang tidak kalah unik dari tempat ini adalah bentuk kapal Black Pearl
dengan miniatur tengkorak bajak laut. Di dalam kapal ini, Anda akan
menemukan berbagai harta karun tiruan. Tempat ini akan sangat seru apabila
Anda berkunjung bersama anak-anak.
2. Wisata Nuansa Merapi
Yang juga tidak kalah menarik dari wisata Merapi Lava Tour adalah
mengunjungi area populer di sekitar Gunung Merapi seperti bunker
Kaliadem. Bunker merupakan tempat seperti goa bawah tanah yang memang
sengaja dibuat sebagai tempat berlindung saat ada hawa panas dari Merapi.
Meskipun bentuk tempat dari bunker ini sederhana dengan ukuran yang
tidak terlalu besar, Anda bisa masuk ke dalam bunker dan mengecek apa saja
yang bisa ditemukan di dalamnya. Bunker memiliki pintu penutup yang akan
melawan hawa panas.
Tempat bunker dinilai bersejarah karena memang bisa melindungi para
warga sekitar yang belum sempat dievakuasi saat Gunung Merapi meletus.
Di sini, Anda juga bisa melihat panorama Gunung Merapi lebih dekat.
Pasalnya, lokasi bunker memang berada di lereng Gunung Merapi.
Selain bunker, Anda juga bisa berkunjung ke petilasan Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan merupakan sosok penjaga Gunung Merapi. Meskipun Mbah
sudah meninggal beberapa tahun silam karena erupsi Merapi, sosoknya akan
selalu dikenang. Anda juga bisa berkunjung ke rumahnya.
3. Melihat matahari terbit
Matahari terbit merupakan panorama yang indah dan tidak bisa
dinikmati di sembarang tempat. Untungnya, Anda bisa melihat matahari
terbit di ufuk Timur sambil melakukan Merapi Lava Tour. Hanya saja, tour
yang Anda ikuti akan dimulai sebelum fajar.
Anda akan menaiki mobil jeep untuk bisa mencapai spot melihat
matahari sebelum terbit. Pengunjung akan berkumpul di basecamp sekitar
pukul 4 pagi dan berangkat setelahnya. Meskipun udara di lereng cukup
dingin, Anda akan merasa gembira untuk menikmati aktivitas ini.
Sunrise tour merupakan salah satu paket Merapi Lava Tour dari para
pengunjung yang menggunakan jasa trip dari Lavatourmerapijogja.com.
Pasalnya, Anda akan menaiki mobil jeep sehingga tidak perlu mendaki ke
tempat tersebut. Anda tidak akan kelelahan dan bisa menikmati sunrise.

xv
Paket untuk menikmati sunrise juga memiliki perbedaan rute. Dari rute
yang ditawarkan oleh Jeep Lava Tour Jogja, ada beberapa opsi rute yang
bisa Anda datangi setelah sunrise tour berakhir. Beberapa diantaranya adalah
bunker Kaliadel, Lost World Park dan Museum Mini.
4. Manuver di Kali Kuning
Bermanuver di Kali Kuning adalah salah satu penawaran untuk
pengunjung yang melakukan Merapi Lava Tour. Kali Kuning merupakan
kali yang dangkal di sekitar lereng Gunung Merapi.
Di sini, Anda akan diajak aktivitas offroad dengan menggunakan jeep
melintasi Kali Kuning. Kali ini dikenal aman, namun tidak disarankan saat
musim hujan.

E. Manfaat Objek Wisata Lava Tour Merapi


1. Manfaat Bagi Pelajar
- Menambah wawasan
- Menambah pengetahuan
- Menambah informasi baru
2. Manfaat Bagi Sejarah dan Ilmu Pengetahuan
- Mengetahui isi sejarah dan mengenal isi sejarahnya
3. Manfaat Bagi Pemerintah Daerah
- Meningkatkan ekonomi pemerintah daerah

xvi
BAB IV
MUSEUM DIRGANTARA

A. Pengertian Museum Dirgantara


Museum Dirgantara Mandala adalah museum yang mengabadikan tentang
sejarah TNI Angkatan Udara. Museum ini terletak di Komplek Pangkalan TNI
AU Lanud Adisutjipto, jalan raya Janti, Bantul, Yogyakarta.

B. Latar Belakang Didirikannya Museum Dirgantara


Museum yang didirikan pada tanggal 4 April 1969 di jalan Tanah Abang,
Bukit, Jakarta oleh Panglima Angkatan Udara Laksmana Udara Rusmin
Nuryadin. Bulan November 1977 dipindahkan dan digabungkan dengan Museum
Ksatrian AAU (Akademi Angkatan Udara) di pangkalan Adisucipto Yogyakarta.
Pada tanggal 29 Juli 1978 diresmikan sebagai Museum Pusat TNI AU Dirgantara
Mandala.
Pada tahun 1984, museum dipindahkan ke Wonocatur, tepatnya ke sebuah
gedung bekas pabrik gula yang dibangun semasa penjajahan Belanda. Museum
ini menyajikan secara lengkap sejarah penerbangan dan dunia aviasi di
Indonesia. Bangunan museum, semula merupakan pabrik gula, kemudian beralih
fungsi menjadi hanggar pesawat tempur dan pesawat angkut yang pernah
dimiliki TNI Angkatan Udara.
Pada awalnya museum ini berada di Jakarta, namun karena Yogyakarta
merupakan kota kelahiran TNI AU, maka dipindahlah museum ini. Apabila
berkunjung, Anda akan melihat beragam pesawat hebat di masanya. Anda pun
diperkenankan untuk berfoto di pesawat bahkan mengenakan pakaian penerbang,
bergaya bak pilot pesawat tempur di pesawat sungguhan koleksi museum.

C. Benda, Gambar, Patung, Relief yang Ada di Museum Dirgantara


1. Pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang.
2. Pesawat PBY-5A (Catalina).
3. Replika pesawat WEL-I RI-X (pesawat pertama hasil produksi Indonesia)
4. Pesawat Ki-43 buatan Jepang
5. Pesawat P-51 Mustang buatan AS.
6. Pesawat pembom B-25 Mitchell, B-26 Invader, TU-16 Badger.
7. Pesawat TS-8 Dies buatan AS.
8. Rudal SA-75
9. Pesawat KY51 Cureng buatan Jepang.

xvii
10. Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia.
11. Helikopter Hillier 360 buatan AS.
12. Pesawat Lavochkin La-11, Mig-15, MiG-17 dan MiG-21 buatan Rusia.
Belum lama ini, Museum Dirgantara Mandala mendapatkan tambahan
koleksi berupa Prototype Bom 9 buah. Bom tersebut dibuat oleh Dislitbangau
yang bekerjasama dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari.
Bom-bom itu merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom tajam (BT)
yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive), sebagai senjata Pesawat
Sukhoi Su-30, F-16, F-5, Sky Hawk, Super Tucano dll.

D. Manfaat Adanya Museum Dirgantara


1. Bagi Ekonomi Masyarakat
Melalui kegiatan berdagang disekeliling museum, masyarakat dapat
menambah penghasilan dan pengunjung yang akan datang ke Museum
Dirgantara.
2. Bagi Pendapatan Daerah
Bagi pengunjung Museum Dirgantara dikenakan biaya sebagai tanda
masuk ke museum Dirgantara. Biaya tersebut dikumpulkan dan seterusnya
akan disetorkan ke Dispanda (Dinas Pendapatan Daerah) yang merupakan
pendapatan asli daerah.
3. Bagi Sejarah dan Kebudayaan
Setiap pengunjung yang datang ke Museum Dirgantara akan lebih tahu
lagi sejarah kemerdekaan Indonesia melalui benda-benda, patung. gambar-
gambar, atau relief yang disimpan di Museum Dirgantara. Selain itu,
pengunjung juga dapat mengetahui pengetahuan sejarah lebih dalam lagi.

xviii
BAB V
MALIOBORO

A. Perasaan Ketika di Malioboro


Malioboro sangat ramai dengan kendaraan bermotor hingga dipadati dengan
wisatawan domestik maupun mancanegara yang membuat kami merasa takjub
dan senang bisa berada di Malioboro. Jalanan penuh dengan pengguna motor,
mobil, bus, sepeda juga ada. Semuanya bercampur disatu jalan yang sempit.
Menyeberang jalan di Malioboro harus ekstra hati-hati dan sabar. Karena
jalan penuh dengan kendaraan yang melaju. Pejalan kaki dari dua arah
berlawanan saling bersaing mendapat ruang dengan para pedagang dan pembeli
yang sedang menawar. Harus selalu hati-hati dengan barang bawaan anda.
Berbagai barang oleh-oleh tersedia di sini dengan variasi yang amat sangat
banyak mulai dari fashion, kerajinan hingga pernak pernik.

B. Kesan-kesan Saat di Malioboro


Berada di Malioboro memberi kesan nostalgia akan sebuah pengalaman.
Ada andong hilir mudik dengan sais yang selalu berpakaian tradisional. Ada juga
becak dan sepeda yang berlalu lalang perlahan. Semua itu tak akan lepas dari
pandangan. Sangat nyaman untuk menghabiskan waktu di seputaran jalan
Malioboro, tempatnya bersih. Di sepanjang jalan ada tempat duduk yang nyaman
untuk melepas lelah setelah berjalan jalan. Kawasan ini benar-benar tempat yang
mengasyikan buat berbelanja. Baju batik maupun kaos khas Yogyakarta ada
disini. Berbelanja di area Malioboro kita bisa menawar harga untuk barang yang
akan dibeli, tetapi harus pintar dalam tawar menawar.

C. Aktivitas di Malioboro
1. Berbelanja oleh-oleh
2. Hunting foto dan jalan jalan
3. Berburu wisata kuliner
4. Berkeliling menaiki andong
5. Seru seruan denga skuter listrik
6. Menikmati malam di Malioboro

xix
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kegiatan karya wisata ini, Penyusun dapat menyimpulkan bahwa :
1. Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia.
2. Lava tour merapi merupakan wisata adrenalin yang ada dikarenakan ingin
mengenang kejadian erupsi tahun 2010 dan banyaknya antusias warga yang
melihat bekas erupsi merapi
3. Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas
oleh TNI Angkatan Udara yang berisikan benda-benda koleksi sejarah
4. Malioboro merupakan ikon kota Yogyakarta.

B. Saran
1. Sudah selayaknya kita sebagai generasi muda memelihara dan menjaga
peninggalan-peninggalan sejarah bangsa Indonesia sehingga dapat
diwariskan kepada generasi selanjutnya
2. Selalu menjaga kebersihan dimanapun kita berada, terutama saat ditempat
umum seperti tempat wisata

C. Kata Penutup
Puji syukur Penyusun telah menyelesaikan karya tulis ini. Penyusun juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya
karya tulis ini.

xx
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/asal-usul-dan-arsitektur-pembangunan-candi-
borobudur/
https://www.training77.com/2016/04/lava-tour-merapi-kaliadem.html
https://museum.kemdikbud.go.id/museum/profile/
museum+pusat+tni+au+dirgantara+mandala
https://terasmalioboro.jogjaprov.go.id/2022/08/11/jalan-malioboro/

xxi
LAMPIRAN

1. GAMBAR CANDI BOROBUDUR

2. GAMBAR LAVA TOUR

xxii
3.GAMBAR MUSEUM DIRGANTARA

4. GAMBAR MALIOBORO

xxiii

Anda mungkin juga menyukai