Disusun oleh :
1. M. Kafa Arsyadani
2. M. Zaky Mubarrok
3. M. Aditiya Farkhan
4. Safiq Muzafar
Kelas : VIII.D
i
PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui Pembimbing
Kepala SMP Negeri 1 Losari
ii
MOTTO
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis yang berjudul
“WISATA EDUKATIF YOGYAKARTA” ini dengan baik.
Karya tulis ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Budi Wahyono S.Pd., M.M., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Losari
Brebes.
2. Ibu Iis Sofyan, S.Pd sebagai Pembimbing Karya Tulis
3. Bpk. Sudirman, S.Pd selaku wali kelas VIII.D
4. Rekan-rekan yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada kami
Dalam penyusunan karya tulis ini tidak luput dari kekeliruan dan kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kami dan pembaca yang budiman pada
umumnya.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
PENGESAHAN......................................................................................................ii
MOTTO..................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
BAB I: PENDAHULUAN
A. Alasan Memilih Judul........................................................................1
B. Metode Pengumpulan Data................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
BAB V: MALIOBORO
A. Perasaan Ketika di Malioboro............................................................13
B. Kesan-kesan Saat di Malioboro..........................................................13
C. Aktivitas di Malioboro........................................................................13
v
BAB VI: PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................14
C. Kata Penutup.......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
LAMPIRAN...........................................................................................................16
vi
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dalam pembuatan karya tulis ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kenaikan kelas VIII ke kelas IX.
2. Untuk mengetahui dan mengenal lebih dekat wisata yang ada di Yogyakarta.
3. Untuk mempererat keakraban dengan teman satu sekolah.
vii
BAB II
CANDI BOROBUDUR
viii
Selain stupa induk, masih terdapat 72 stupa pendamping yang tersebar di
tiga lantai teratas candi. Jumlah stupa di lantai bawah lebih banyak dibanding
lantai di atasnya. Stupa-stupa ini berukuran jauh lebih kecil dan disusun dalam
bentuk lingkaran mengitari stupa induk.
Berbeda dari stupa induk, stupa pendamping di Candi Borobudur memiliki
dinding yang berlubang. Sebagian stupa memiliki lubang berbentuk persegi
sementara sebagian lagi lubangnya berbentuk wajik. Di dalam stupa terdapat
ruang berbentuk wajra yang berisi rupang Pancatathagata.
Ketiga tingkatan ranah spiritual dalam kosmologi Buddha adalah sebagai
berikut.
1. Kamadhatu
Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang
masih dikuasai oleh kama atau “nafsu rendah”. Bagian ini sebagian besar
tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat
konstruksi candi. Pada bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini,
terdapat 160 panel cerita Karmawibhangga yang kini tersembunyi. Sebagian
kecil struktur tambahan di sudut tenggara disisihkan, sehingga orang masih
dapat melihat beberapa relief pada bagian ini. Struktur batu andesit kaki
tambahan yang menutupi kaki asli ini memiliki volume 13.000 meter kubik.
2. Rupadhatu
Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada
dindingnya dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu.
Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu terdiri atas empat lorong dengan
1.300 gambar relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel
berukir dekoratif. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan
diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini
melambangkan alam antara, yakni, antara alam bawah dan alam atas.
Pada bagian Rupadhatu ini, patung-patung Buddha terdapat di ceruk
atau relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya, terdapat 432
arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar
langkan. Pada pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang
melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu;
pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan empat tingkat
pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika (stupa kecil). Bagian teras-teras
bujursangkar ini kaya akan hiasan dan ukiran relief.
ix
3. Arupadhatu
Berbeda dengan lorong-lorong Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai
lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini
dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud).
Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas,
yaitu ketika manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk
dan rupa, tetapi belum mencapai nirwana.
Pada pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang
tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa
induk. Stupa kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran
yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16 (total 72 stupa). Dua teras
terbawah stupanya lebih besar dengan lubang berbentuk belah ketupat, satu
teras teratas stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak
bujur sangkar.
Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup
berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih
tampak samar-samar. Rancang bangun ini dengan cerdas menjelaskan
konsep peralihan menuju keadaan tanpa wujud, yakni arca Buddha itu ada,
tetapi tak terlihat.
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang
sempurna dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa
digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah
ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga Buddha
yang tidak rampung, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha,
padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam
stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya
pada zaman dahulu.
Menurut kepercayaan, patung yang salah dalam proses pembuatannya
memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di
halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini. Stupa utama yang
dibiarkan kosong diduga bermakna kebijaksanaan tertinggi, yaitu
kasunyatan, kesunyian, dan ketiadaan sempurna ketika jiwa manusia sudah
tidak terikat hasrat, keinginan, dan bentuk serta terbebas dari lingkaran
samsara.
x
C. Relief Candi Borobudur
Adapun susunan dan pembagian relief cerita di dinding dan pagar langkan
candi adalah sebagai berikut.
1. Karmawibhangga
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi
dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum
karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran
mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief
tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi di setiap pigura
menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat.
Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan
tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi
juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan
penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir, hidup, dan mati
(samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai
tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini, hanya
bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap
relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di
sisi utara candi Borobudur.
2. Lalitawistara
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-
relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai dari
turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan
pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga
pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura
yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan
kesibukan, baik di surga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk
menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon
Buddha.
Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini
sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya
dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang
berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai
Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga
berarti “hukum”, sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.
xi
3. Jataka dan Awadana
Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan
sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-
perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang
membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa
kisah Jataka menampilkan kisah fabel, yakni kisah yang melibatkan tokoh
satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya,
pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam
usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
Adapun Awadana pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan
tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan
ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia
kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Dalam
relief candi Borobudur, Jataka dan Awadana diperlakukan sama, artinya
keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan
yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala
atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad
ke-4 Masehi.
4. Gandawyuha
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita
Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari
Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana.
Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan kepada kitab suci Buddha
Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya
berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
xii
BAB III
LAVA TOUR
xiii
2006 ini juga mengingatkan kita pada peristiwa “Geger Boyo” yang turun.
Yaitu runtuhnya kubah lava yang menempel di dinding puncak. Dari letusan
Merapi di tahun 2006 ini menelan korban jiwa setidaknya 151 orang.
2. Letusan Tahun 2010
Sedangkan pada 26 Oktober 2010 Gunung Merapi kembali meletus
dengan status "Awas" hingga 5 November 2010. Letusan besar terakhir
terjadi pada 5 November dan radius bahaya diperbesar hingga 20 KM dari
puncak. Akibat hal tersebut, terjadi peningkatan aktivitas semburan lava
panas dan awan panas sejak 3 November. Erupsi ini diawali dengan letusan
explosive dan dicirikan dengan letusan awan panas dan menimbulkan
lontaran material vulkanik setinggi 6,5 KM dari puncak Merapi serta
luncuran awan panas sejauh 14 KM ke arah selatan melalui jalur lembah
Kali Gendol. Menurut data BNPB jumlah kerugian kerusakan yang
diakibatkan letusan Merapi tahun 2010 mencapai Rp3,56 triliun dari empat
kabupaten yaitu Magelang, Boyolali, Klaten dan Sleman. Debu vulkanik
akibat letusan ini pun melanda hingga ke kota dan kabupaten lain seperti
Cilacap, Purwokerto bahkan mencapai Bogor dan Bandung. Sementara
jumlah korban jiwa yang meninggal pada tahun 2010 setidaknya mencapai
277 korban jiwa, menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.
xiv
ini tak banyak tersedia di galeri. Saat Anda mengambil foto lukisan tersebut,
maka hasil fotonya akan mirip dengan nuansa asli. Foto akan terlihat hidup.
Yang tidak kalah unik dari tempat ini adalah bentuk kapal Black Pearl
dengan miniatur tengkorak bajak laut. Di dalam kapal ini, Anda akan
menemukan berbagai harta karun tiruan. Tempat ini akan sangat seru apabila
Anda berkunjung bersama anak-anak.
2. Wisata Nuansa Merapi
Yang juga tidak kalah menarik dari wisata Merapi Lava Tour adalah
mengunjungi area populer di sekitar Gunung Merapi seperti bunker
Kaliadem. Bunker merupakan tempat seperti goa bawah tanah yang memang
sengaja dibuat sebagai tempat berlindung saat ada hawa panas dari Merapi.
Meskipun bentuk tempat dari bunker ini sederhana dengan ukuran yang
tidak terlalu besar, Anda bisa masuk ke dalam bunker dan mengecek apa saja
yang bisa ditemukan di dalamnya. Bunker memiliki pintu penutup yang akan
melawan hawa panas.
Tempat bunker dinilai bersejarah karena memang bisa melindungi para
warga sekitar yang belum sempat dievakuasi saat Gunung Merapi meletus.
Di sini, Anda juga bisa melihat panorama Gunung Merapi lebih dekat.
Pasalnya, lokasi bunker memang berada di lereng Gunung Merapi.
Selain bunker, Anda juga bisa berkunjung ke petilasan Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan merupakan sosok penjaga Gunung Merapi. Meskipun Mbah
sudah meninggal beberapa tahun silam karena erupsi Merapi, sosoknya akan
selalu dikenang. Anda juga bisa berkunjung ke rumahnya.
3. Melihat matahari terbit
Matahari terbit merupakan panorama yang indah dan tidak bisa
dinikmati di sembarang tempat. Untungnya, Anda bisa melihat matahari
terbit di ufuk Timur sambil melakukan Merapi Lava Tour. Hanya saja, tour
yang Anda ikuti akan dimulai sebelum fajar.
Anda akan menaiki mobil jeep untuk bisa mencapai spot melihat
matahari sebelum terbit. Pengunjung akan berkumpul di basecamp sekitar
pukul 4 pagi dan berangkat setelahnya. Meskipun udara di lereng cukup
dingin, Anda akan merasa gembira untuk menikmati aktivitas ini.
Sunrise tour merupakan salah satu paket Merapi Lava Tour dari para
pengunjung yang menggunakan jasa trip dari Lavatourmerapijogja.com.
Pasalnya, Anda akan menaiki mobil jeep sehingga tidak perlu mendaki ke
tempat tersebut. Anda tidak akan kelelahan dan bisa menikmati sunrise.
xv
Paket untuk menikmati sunrise juga memiliki perbedaan rute. Dari rute
yang ditawarkan oleh Jeep Lava Tour Jogja, ada beberapa opsi rute yang
bisa Anda datangi setelah sunrise tour berakhir. Beberapa diantaranya adalah
bunker Kaliadel, Lost World Park dan Museum Mini.
4. Manuver di Kali Kuning
Bermanuver di Kali Kuning adalah salah satu penawaran untuk
pengunjung yang melakukan Merapi Lava Tour. Kali Kuning merupakan
kali yang dangkal di sekitar lereng Gunung Merapi.
Di sini, Anda akan diajak aktivitas offroad dengan menggunakan jeep
melintasi Kali Kuning. Kali ini dikenal aman, namun tidak disarankan saat
musim hujan.
xvi
BAB IV
MUSEUM DIRGANTARA
xvii
10. Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia.
11. Helikopter Hillier 360 buatan AS.
12. Pesawat Lavochkin La-11, Mig-15, MiG-17 dan MiG-21 buatan Rusia.
Belum lama ini, Museum Dirgantara Mandala mendapatkan tambahan
koleksi berupa Prototype Bom 9 buah. Bom tersebut dibuat oleh Dislitbangau
yang bekerjasama dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari.
Bom-bom itu merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom tajam (BT)
yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive), sebagai senjata Pesawat
Sukhoi Su-30, F-16, F-5, Sky Hawk, Super Tucano dll.
xviii
BAB V
MALIOBORO
C. Aktivitas di Malioboro
1. Berbelanja oleh-oleh
2. Hunting foto dan jalan jalan
3. Berburu wisata kuliner
4. Berkeliling menaiki andong
5. Seru seruan denga skuter listrik
6. Menikmati malam di Malioboro
xix
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan karya wisata ini, Penyusun dapat menyimpulkan bahwa :
1. Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia.
2. Lava tour merapi merupakan wisata adrenalin yang ada dikarenakan ingin
mengenang kejadian erupsi tahun 2010 dan banyaknya antusias warga yang
melihat bekas erupsi merapi
3. Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas
oleh TNI Angkatan Udara yang berisikan benda-benda koleksi sejarah
4. Malioboro merupakan ikon kota Yogyakarta.
B. Saran
1. Sudah selayaknya kita sebagai generasi muda memelihara dan menjaga
peninggalan-peninggalan sejarah bangsa Indonesia sehingga dapat
diwariskan kepada generasi selanjutnya
2. Selalu menjaga kebersihan dimanapun kita berada, terutama saat ditempat
umum seperti tempat wisata
C. Kata Penutup
Puji syukur Penyusun telah menyelesaikan karya tulis ini. Penyusun juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya
karya tulis ini.
xx
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/asal-usul-dan-arsitektur-pembangunan-candi-
borobudur/
https://www.training77.com/2016/04/lava-tour-merapi-kaliadem.html
https://museum.kemdikbud.go.id/museum/profile/
museum+pusat+tni+au+dirgantara+mandala
https://terasmalioboro.jogjaprov.go.id/2022/08/11/jalan-malioboro/
xxi
LAMPIRAN
xxii
3.GAMBAR MUSEUM DIRGANTARA
4. GAMBAR MALIOBORO
xxiii