DISUSUN OLEH :
i
PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat : SMA N 2 Gadingrejo
Mengetahui
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Sekolah
dan Ujian Nasional (US/UN) Tahun Pelajaran 2017/2018 di SMA Negeri 2
Gadingrejo.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan karya tulis ini.
Penulis mengharapkan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Andhika Kurniawan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………..…………………….............. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................………………………………...……………. iii
DAFTAR ISI………………...……………………………………….................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………....... 1
1.2. Tujuan………………………………………………………......... 1
1.3. Ruang Lingkup …………….………………….…......………..... 2
DAFTAR PUSTAKA…………………………….….......……….……………. 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………. 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan study tour adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan
2. Untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat memahami pengetahuan
yang didapat
3. Untuk menguji kemampuan
1
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup obyek study yang dilaksanakan pada tanggal 4 sampai dengan 9
Desember 2016, salah satunya adalah Candi Borobudur, yang berada di desa
Borobudur, kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
2
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
CANDI BOROBUDUR
3
terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus
memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa
berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam
posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra
(memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci
untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk
menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan
kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur
memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah
jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah
dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa
nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam
perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan
menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan
pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring
melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya
pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan
1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur
Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian
upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada
kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO,
kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat
Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di
Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata,
Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi
wisatawan.
4
2.2 Sejarah Singkat
Borobudur dibangun sekitar tahun 900 Masehi atau abad 9. Candi Borobudur
dibangun oleh para penganut agama Budha Mahayana pada masa pemerintahan
Syailendra. Pendiri candi ini yaitu raja Samaratungga yang berasal dari wangsa atau
dinasti Syailendra.
Keberadaan candi ini pertama kali diketahui oleh Thomas Stanford Rafles pada
tahun 1814. Ketika itu, candi Borobudur ditemukan dalam keadaan berserakan dan
terpendam tanah. Candi yang memiliki 10 tingkat ini sebenarnya mempunyai tinggi
secara keseluruhan yaitu 42 meter. Namun, setelah dilakukan restorasi, tinggi
keseluruhan candi Borobudur ini hanya menccapai 34,5 meter. Dengan luas
keseluruhannya adalah 123×123 meter atau 15.129 meter2.
2.3 Letak
Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa
Tengah. Lokasi candi kurang lebih 100 km sebelah barat daya Semarang, 86 km
sebelah barat Surakarta dan 40 km sebelah barat laut Yogyakarta.
Di sebelah selatan gunung Tidar kira-kira jarak 15 km terdapat candi Borobudur.
Candi Borobudur di daratan kedu hampir seluruhnya dilengkapi pegunungan. Di
sebelah timur terdapat gunung Merapi dan Merbabu. Di sebelah barat laut terdapat
5
gunung Sindoro dan Sumbing, serta sebelah timur ke barat terdapat pegunungan
Menorah. Bila dilihat dari Candi Borobudur, puncak-puncak pegunungan Menorah
serupa dengan manusia yang sedang terlentang diatas pegunungan tersebut.
Menurut cerita, orang yang sedang terlentang itu adalah Gunadharna, yaitu arsitek
yang membangun candi Borobudur.
Bangunan candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari
atas merupakan suatu bujur sangkar. Tidak ada ruang dimana orang bisa masuk,
melainkan hanya bisa naik sampai terasnya. Secara keseluruhan, bangunan candi
Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tidak mempunyai
maksud tersendiri. Sebagai sebuah bangunan Candi Borobudur mempunyai tiga
lambang yaitu :
1. Kamadhatu
Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih
dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh
tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada
6
bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 160 panel cerita
Karmawibhangga yang kini tersembunyi. Sebagian kecil struktur tambahan di
sudut tenggara disisihkan sehingga orang masih dapat melihat beberapa relief
pada bagian ini. Struktur batu andesit kaki tambahan yang menutupi kaki asli ini
memiliki volume 13.000 meter kubik.
2. Rupadhatu
Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada dindingnya
dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk
persegi. Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan 1.300 gambar relief.
Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif.
Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi
masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara
yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-
patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di atas pagar langkan
atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di
sepanjang sisi luar di pagar langkan. Pada pagar langkan terdapat sedikit
perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu
menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna,
sedangkan empat tingkat pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika (stupa
kecil). Bagian teras-teras bujursangkar ini kaya akan hiasan dan ukiran relief.
3. Arupadhatu
Berbeda dengan lorong-lorong Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai lantai
kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan
Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai
berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia
sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum
mencapai nirwana. Pada pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil
berterawang yang tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar
sebagai stupa induk. Stupa kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras
lingkaran yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16 (total 72 stupa). Dua
teras terbawah stupanya lebih besar dengan lubang berbentuk belah ketupat, satu
7
teras teratas stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak bujur
sangkar. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup
berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih
tampak samar-samar. Rancang bangun ini dengan cerdas menjelaskan konsep
peralihan menuju keadaan tanpa wujud, yakni arca Buddha itu ada tetapi tak
terlihat.
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang sempurna
dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan
polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan
patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga Buddha yang tidak
rampung, yang disalahsangkakan sebagai patung 'Adibuddha', padahal melalui
penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam stupa utama, patung
yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu.
Menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang
tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini
menemukan banyak patung seperti ini. Stupa utama yang dibiarkan kosong
diduga bermakna kebijaksanaan tertinggi, yaitu kasunyatan, kesunyian dan
ketiadaan sempurna di mana jiwa manusia sudah tidak terikat hasrat,
keinginan, dan bentuk serta terbebas dari lingkaran samsara.
8
2. Gandawyuna
Relief ini menggambarkan riwayat
bodhisahva maitreya sebagai calon budha
yang akan datang.
9
c. Tahun 1814 borobudur dikenal kembali berkat usaha Sir Thomas Stamford
Raffles.
d. Pemugaran kedua yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia bersama
UNESCO pada tanggal 10 Agustus 1973
e. Pembersihan debu-debu vulkanik yang berasal dari erupsi gunung merapi
pada tanggal 5 sampai 9 November 2010
10
BAB III
3.1 Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Candi Borobudur dibangun pada tahun 900 Masehi pada masa
pemerintahan wangsa Syailendra.
2. Candi Borobudur terletak di Borobudur kecamatan Borobudur, Magelang,
Jawa tengah.
3. Candi Borobudur terdiri atas 3 tingkatan, yaitu Kamadhatu, Ruphadatu,
dan Aruphadatu.
4. Relief candi Borobudur terdiri dari lalitavistara dan gandawyuna.
3.2 Saran
dari pembuatan karya tulis ini, khususnya penulis ingin menyampaikan beberapa
saran :
1. Kepada Kepala Sekolah SMA N 2 Gadingrejo, agar kegiatan Study Tour
ini terus dilaksanakan dari tahun ke tahun.
2. Kepada rekan-rekan study wisata untuk mematuhi tat tertib berwisata agar
kegiatan wisata dapat berjalan dengan lancar.
3. Kepada masyarakat agar dapat lebih mempromosikan wisata yang ada di
daerahnya agar lebih berkembang dan dapat meningkatkan pendapatan
daerah melalui pariwisata.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur
http://sutrisnobudiarto.net/2014/03/mengenal-makna-relief-di-candi-borobudur.html?=1
http://artikeltop.xyz/4-relief-yang-ada-pada-candi-borobudur.html?=1
http://devitaaristia.blogspot.co.id/2013/05/contoh-laoran-study-tour-ke-candi.html?=1
12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
14
15