Anda di halaman 1dari 36

HASIL STUDI LAPANGAN

DI TANAH LOT BALI

KARYA TULIS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mengikuti UNBK/USBN Tahun Pelajaran 2018/2019

Disusun Oleh :

Kelas XI IIS 1

YAYASAN KARTIKA JAYA CABANG XIX

SMA KARTIKA XIX – 1 BANDUNG

Jl. Taman Pramuka No. 163 Tlp. 7205802


LEMBAR PENGESAHAN

“ HASIL STUDI LAPANGAN DI TANAH LOT ’’

Bandung, Januari 2018

Menyetujui,

Pembimbing Karya Tulis, Wali Kelas,

Ramdhan Tarum, S.Pd. Munyati, S.Pd.


Nip. 197210122008011003 NIP.196303121988032008

Mengetahui,

Kepala SMA Kartika XIX-1 Wakasek Kesiswaan,

Dra. Hj, Siti Zuraida H. Tatang Aruman, S.Pd, M.M.Pd.


Nip. 196512101990032007 Nip. 197305152008011008

Validasi :
Laporan Karya Tulis ini telah melalui tahap presentasi yang dilaksanakan pada
hari……….. tanggal……………………………. dan bagi para siswa yang namanya
terlampir sebagai penyusun laporan hasil studi lapangan ini diputuskan :
o LULUS dan dinyatakan telah memenuhi salah satu syarat menempuh
UNBK/USBN pada tahun pembelajaran 2018/2019
o BELUM LULUS sehingga diharuskan memperbaiki laporan ini serta
menempuh presentasi pengujian ulang

Bandung, Januari 2018


Ketua Tim Penguji

H. Tatang Aruman, S.Pd, M.M.Pd.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis
yang sederhana ini dalam waktu yang tepat.

Ada pun tujuan karya tulis yang berjudul: Hasil Studi Lapangan di Tanah
Lot, merupakan tugas yang diberikan oleh SMA Kartika XIX-1 Bandung untuk
memenuhi salah satu syarat mengikuti UNBK/USBN.

Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa penyusunan Karya


Tulis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan
pengetahuan,pengalaman serta kemampuan yang kami miliki. Karya tulis ini
masih jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati
demi kesempurnaan karya tulis ini.

Dalam penyusunan karya tulis ini, kami banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Siti Zuraida, selaku Kepala SMA Kartika XIX-1 Bandung.
2. Bapak H. Tatang Aruman, S.Pd, M.M.Pd. selaku Ketua Pelaksana Karya
Wisata.
3. Bapak Ramdhan Tarum, S.Pd selaku Koordinator Karya Tulis.
4. Ibu Munyati, S.Pd Selaku Wali Kelas sekaligus guru pembimbing Karya
Tulis.
Atas bimbingan dan saran Bapak/Ibu guru sehingga karya tulis ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
rekan-rekan kelas XI IIS 1, khususnya yang terkait langsung dalam karya tulis ini.

Bandung, Januari 2018

Penyusun.

ii
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Ruang Lingkup Masalah ................................................... 2
1.3 Tujuan Dan Manfaat ......................................................... 2
1.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 3
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................... 3

BAB II SEJARAH BERDIRINYA TANAH LOT ........................ 5


2.1 Sejarah Bali ....................................................................... 5
2.2 Gambaran Umum Tanah Lot ............................................ 5
2.3 Sejarah Tanah Lot ............................................................. 6
2.4 Terbentuknya Tanah Lot Secara Ilmiah ............................ 7
2.5 Legenda Tanah Lot ........................................................... 8

BAB III UPAYA PENGEMBANGAN WISATA TANAH LOT . 9


3.1 Pengembangan Wisata Tanah Lot ..................................... 9

3.2 Waktu Pemugaran ............................................................. 11

BAB IV PENGELOLAAN WISATA TANAH LOT .................... 13

4.1 Struktur Organisasi Tanah Lot .......................................... 13

4.2 Fasilitas Tanah Lot ............................................................ 14

iii
4.3 Pendapatan Hasil Kunjungan Tanah Lot........................... 15

BAB V PENUTUP ............................................................................ 16

5.1 Kesimpulan ....................................................................... 16

5.2 Saran .................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 18

Lampiran .......................................................................................... 19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar para siswa mendapat ilmu pengetahuan tentang suatu objek
biasaya hanya didapatkan di sekolah, bimbel, maupun media elektronik ataupun
cetak tanpa mengetahui atau mengenal secara langsung objek yang mereka
pelajari, maka diadakannya karya wisata ini merupakan hal yang tepat dilakukan
agar para siswa tidak jenuh dalam pembelajaran karena dilakukan bersamaan
dengan rekreasi yang dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan
para wisata.

Dari berbagai daerah wisata di Indonesia, karya wisata yang kami lakukan
yaitu di daerah Pulau Bali karena merupakan salah satu daerah yang telah terkenal
hingga ke mancanegara sebagai daerah wisata yang memiliki objek – objek wisata
yang menarik dan memiliki nilai pengetahuan yang tinggi dari berbagai aspek
sehingga tepat untuk dijadikan tempat objek wisata dalam karya wisata. Kami pun
melakukan karya wisata ke berbagai tempat objek wisata yang meliputi; Tanah
lot, Pantai Kuta, Tanjung Benoa, Puja Mandala, Pantai Pandawa, Dreamland,
Taman Wisata Garuda Wisnu Kencana, Bali Classic Center, dan yang terakhir
adalah Bedugul.

Sebagai siswa program IPS, siswa kelas XI IIS 1 ditugaskan untuk


melakukan observasi di Tanah Lot, karena keterbatasan waktu, tidak semua kelas
melakukan observasi di Tanah Lot. Observasi di Tanah Lot tepat dilakukan
dikarenakan Tanah Lot merupakan salah satu tempat bersejarah dan
berkepariwisataan sehingga kita dapat mendapatkan ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan berbagai aspek di program IPS seperti Sejarah, Arsitektur, Sosial,
Budaya, dan Ekonomi. Tanah Lot merupakan kawasan wisata Pura yang terletak
di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Sekitar 20 Kilometer ( 15 mil ) Barat Daya
dari Denpasar, 1083 kilometer di sebelah Tenggara Bandung.

Setelah selesai melakukan obsevasi di Tanah Lot dan telah mendapatkan


hasil berupa informasi – informasi mengenai Tanah Lot dari observasi serta

1
pemandu disana, maka kami harus membuat karya tulis. Membuat karya tulis
harus dilakukan karena kami harus melaporkan hasil observasi yang kami
lakukan, karya tulis itu pun sebagai salah satu syarat mengikuti UNBK/USBN.
Dengan pembuatan karya tulis yang benar dan rapi, maka kami pertanggung
jawabkan pada saat presentasi.

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Dari hasil observasi dan penelitian yang kami lakukan di Tanah Lot
terkumpul beberapa data yang menjadi sumber – sumber informasi mengenai
sejarah berdirinya Tanah Lot, Pengaruh Keberadaan Tanah Lot juga pengaruh
sosial budaya di Tanah Lot.

Dan dari semua data ini akan di tuangkan dalam sebuah karya tulis yang
menggunakan sistematika penulisan sebanyak 5 Bab yang masing – masing
membahas tentang :

1. Sejarah berdirinya Tanah Lot


2. Upaya Promosi dan Fasilitas Wisata
3. Kunjungan Wisata
4. Dampak Keberadaan Tanah Lot
5. Pengelolaan Tanah Lot

1.3 Tujuan dan Manfaat

Dalam melakukan sesuatu pasti memiliki suatu harapan yang ingin dicapai
dan dari harapan itu pasti berkeinginan untuk memetik hasil dari harapan yang
kita inginkan. Begitu juga dalam karyawisata yang dilakukan selama 4 hari ini di
Bali, banyak keinginan dan harapan yang diinginkan dalam karyawisata ini juga
dapat kita petik.

Terkhusus hal tersebut, dalam karyawisata ini objek yang menjadi bahan
penelitian dan pembelajaran kami ini adalah Tanah Lot dan tentu saja manfaat
observasi ini untuk kami berupa :

2
1. Menambah ilmu pengetahuan siswa tentang kebudayaan Indonesia
khususnya Tanah Lot.
2. Menambah pengetahuan para siswa mengenai Tanah Lot yang meliputi
sejarah, struktur bangunan, dan pengelolanya melalui pengamatan dan
penemuan data yang diperoleh langsung para siswa lapangan.
3. Untuk meningkatkan kreatifitas siswa tentang bagaimana cara mencari
dan menyusun sebuah laporan.
4. Mengajak siswa untuk ikut serta berpartispasi dengan memelihara,
menjaga, dan melestarikan kekayaan alam beserta seluruh isinya.

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut :

A. Metode observasi, yaitu cara pengumpulan data/bahan dengan cara


mengunjungi dan mengamati secara langsung obyek – obyek wisata.
B. Metode Wawancara ( Interview ), yaitu cara pengumpulan data/bahan
dengan cara tanya jawab dengan pemandu wisata atau pihak – pihak yang
ada di sekitar Tanah Lot.
C. Metode Kepustakaan, yaitu cara pengumpulan data/bahan dari buku
panduan atau brosur yang berhubungan dengan objek wisata tersebut dan
melalui internet.

1.5 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan laporan ini, penyusun sajikan dalam Bab demi Bab
diantaranya :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dimulai dengan pendahuluan yang berisikan latar belakang penulisan,


tujuan penulisan, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan yang semua
pokok tersebut bisa kita lihat dalam bab pertama.

3
BAB 2 SEJARAH BERDIRINYA TANAH LOT

Berisikan tentang sejarah berdirinya Tanah Lot yang terdiri dari Latar
Belakang Bali,Gambaran umum Tanah Lot,Sejarah Tanah Lot, Terbentuknya
Tanah Lot secara ilmiah, Legenda Tanah Lot.

BAB 3 UPAYA PENGEMBANGAN WISATA TANAH LOT

Berisi tentang konsep pemerintah dalam Pengembangan Wisata Tanah Lot


dan Masa Pemugaran Wisata Tanah Lot.

BAB 4 PENGELOLAAN TANAH LOT

Membahas struktur organisasi Tanah Lot, Fasilitas Tanah Lot, dan


Pendapatan Hasil Kunjungan.

BAB 5 PENUTUP

Penutup meliputi Kesimpulan dan Saran.

4
BAB II

SEJARAH BERDIRINYA TANAH LOT

2.1 Sejarah Bali

Bali adalah nama salah satu provinsi di indonesia dan juga merupakan
nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut.,selain terdiri dari
Pulau Bali, wilayah provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di
sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa
Cekingan, dan Pulau Serangan. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan Pulau
Bali.

Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali


terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-
budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga
dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Salah satu pura
yang sering di kunjungi oleh wisatawan adalah Tanah Lot. Tanah Lot adalah
sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas
batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dansatunya terletak di atas tebing
mirip Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang
Kahyangan. Pura Tanah Lot ini merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa
penjaga laut.

2.2 Gambaran Umum Tanah Lot

Pura Tanah Lot adalah sebuah objekwisata di Bali, Indonesia. Terletak di


Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Di sini ada dua pura yang
terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya
terletak di atas bongkahan batu yang terletak di atas tebing miring yang merojok
ke laut . Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa
penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat
matahari terbenam.

5
2.3 Sejarah Tanah Lot

Sejarah Pura Tanah Lot Bali Indonesia berdasarkan legenda, dikisahkan


pada abad ke -15, Bhangawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama
Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari Pulai Jawa
ke Pulau Bali.

Pada saat itu yang berkuasa di Pulau Bali adalah Raja Dalem
Waturenggong. Beliau sangat menyambut baik dengan kedatangan dari Dang
Hyang Nirartha dalam menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu
berhasil sampai ke pelosok-pelosok desa yang ada di Pulau Bali.

Dalam sejarah Tanah Lot, dikisahkan Dang Hyang Nirartha, melihat sinar
suci dari arah selatan laut Bali, maka Dang Hyang Nirartha mencari lokasi dari
sinar tersebut tibalah beliau di sebuah pantai di desa bernama Desa Beraban
Tabanan

Pada saat itu Desa Beraban dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, yang
sangat menentang ajaran dari Dang Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama
Hindu. Bendesa Beraban Sakti menganut aliran monotheisism.

Dang Hyang Nirartha melakukan meditasi di atas batu karang yang


menyerupai bentuk burung beo yang pada awalnya berada di daratan. Dengan
berbagai cara Bendesa Beraban ingin mengusir keberadaan Dang Hyang Nirartha
dari tempat meditasinya.

Menurut sejarah Tanah Lot bedasarkan legenda Dang Hyang Nirartha


memindahkan batu karang (tempat meditasinya) ke tengah pantai dengan
kekuatan spiritual. Batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang artinya batu
karang yang berada di tengah lautan.

Semenjak peristiwa itu Bendesa Beraban Sakti mengakui kesaktian yang


dimiliki Dang Hyang Nirartha dengan menjadi pengikutnya untuk memeluk
agama Hindu bersama dengan seluruh penduduk setempat.

6
Dikisahkan di sejarah Tanah Lot, sebelum meninggalkan Desa Beraban,
Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban. Keris
tersebut memiliki kekuatan untuk menghilangkan segala penyakit yang
menyerang tanaman.

Keris tersebut disimpan di Puri Kediri dan dibuatkan upacara keagamaan


di Pura Tanah Lot setiap enam bulan sekali. Semenjak hal ini rutin dilakukan oleh
penduduk sangat meningkat pesat dengan hasil panen pertanian yang
melimpahdan mereka hidup dengan saling menghormati

2.4 Terbentuknya Tanah Lot secara ilmiah

Tanah Lot merupakan pantai yang ada dibagian selatan Pulau Bali dengan
tebing-tebing pantai yang curam. Kondisi tersebut karena adanya proses abrasi
yang sangat aktif, sebagai akibat kekuatan gelombang yang besar dan intensitas
yang tinggi. Bukti abrasi yang kuat dapat diamati dari hasil proses yang terdapat
pada tebing dan pada dasar di tepi laut. Disalah satu bagian tebing pantai saat ini
kadang-kadang terpisah dari daratan Bali. Pada tebing tersebut terdapat bangunan
Pura Tanah Lot. Semula, Pura Tanah Lot dengan daratan Bali merupakan satu
daratan, namun saat ini terpisah oleh celah hasil abrasi. Akibat proses abrasi yang
kuat, maka keberadan Pura Tanah Lot dikhawatirkan akan runtuh. Untuk itu telah
diusahakan konsrvasi dengan pembuatan pemecah gelombang yang terbuat dari
balok-balok beton, yang biasa disebut tetrapot. Secara geologis batuan penyusun
di Tanah Lot adalah batuan Laharik yang tersusun oleh batu pasir, batulanau dan
breksi. Dibeberapa tempat pada dasar tepi laut tersebut terdapat batuan yang
menyerupai arang (terbakar). Hal tersebut menunjukkan adanya aktivitas vulkanik
yang mengeluarkan lava seperti yang sekarang terjadi di Gunung Batur yang
berwarna hitam. Akibat letusan yang besar, batuan ini bersama-sama dengan lapili
yang lain terlempar ke udara dan mengendap dengan pola bagian bawah kasar
diikuti material yang makin halus di atasnya, endapan seperti ini sering disebut
“airbone deposite”. Karena pada saat pengendapan terpengaruh oleh aktivitas
gelombang atau arus pantai, maka terbentuk struktur perlapisan silang-siur (cross
beded). Apabila diperhatikan pada sisi utara dari tebing Pura Tanah Lot terdapat
kenampakan yang menyerupai topografi karst dengan indikator stalaktit dan

7
stalagmit, namun sebenarnya kenampakan tersebut bukanlah stalagtit dan
stalagmit asli. Itu adalah usaha untuk mengamankan Pura yang dilakukan dengan
cara Grouting, yaitu melalui pengeboran dan menyemprotkan semen cair ke dalam
lobang bor.

2.5 Legenda Tanah Lot

Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang


mengembara dari Jawa, yaitu Dang Hyang Nirartha yang berhasil menguatkan
kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan
tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu, penguasa Tanah Lot yang bernama
Bendesa Beraben merasa iri kepadanya kerena para pengikutnya mulai pergi
untuk mengikuti Dang Hyang Nirartha. Bendesa Beraben kemudian menyuruh
Dang Hyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot. Dang Hyang Nirartha
menyanggupi, tetapi sebelumnya ia dengan kekuatannya memindahkan
bongkahan batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di
sana. Ia jugamengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih
ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut
yangmempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang
kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhirnya
disebutkan bahwa Bendesa menjadi pengikut Dang Hyang Nirartha.

8
BAB III

UPAYA PENGEMBANGAN WISATA TANAH LOT

3.1Pengembangan Wisata Tanah Lot

Melestarikan, Menggali dan mengembangkan potensi obyek wisata Tanah


Lot yangberlandaskan pariwisata Budaya dan Tri Hita Karana, menuju
pengelolaan yang profesional. Dengan konsep besar ini sudah kelihatan bahwa hal
yang ingin dicapai dalam pengelolaan objek wisata Tanah Lot jauh lebih besar
dari hanya sekedar untuk mendapatkan aspek finansial saja. Sebab aspek
konsekuensi positif dari konsep besar yang ingin di capai dari pengelolaan objek
wisata Tanah Lot ini dengan pola pengeloaan objek yang profesional di bidang
pelayanan, memelihara dan mengedepankan kelestarian budaya yang ada, serta
menjaga keseimbangan lingkungan, maka tingkat kunjungan wisatawan yang
datang ke objek wista Tanah Lot akan terus terjaga .

Pada dasarnya semangat yang diusung dalam konsep besar pengelolaan


objek wisata Tanah Lot adalah:

 Lebih kepada proteksi terhadap nilai-nilai budaya yang luhur yang ada
pada kawasan objek ini, baik itu dilihat dari peninggalan sejarah berupa
infrastuktur, maupun pada nilai-nilai luhur yang ada pada budaya
masyarakat sekitar yang saat ini masih secara turun temurun di anut dan
dilaksanakan oleh masyarakat lokal. Hal ini merupakan sebuah semangat
luhur upaya kita untuk menjaga eksistensi budaya Bali yang justru budaya
inilah yang merupakan kekuatan Bali dimata wisatawan yang ingin
berkunjung ke Bali. Artinya sepanjang kita mampu menjaga eksistensi
budaya masyarakat di Tanah Lot yang memberikan pelayanan yang baik
kepada wisatawan, maka akan terjadi pengembangan pariwisata Tanah Lot
yang berkelanjutan. Sejalan dengan hal tersebut maka ini akan berkolerasi
yang signifikan juga terhadap penerimaan aspek finansial tadi.

9
 Tanah Lot saat ini pada posisi yang terus mengalami peningkatan positif
dalam berbagai hal. Peningkatan ini bisa dilihat dari berbagai aspek baik
itu kualitas penataan objek dan manajemen pelayanan, maupun kuantitas
peningkatan kedatangan wisatawan. Kedua hal ini merupakan dua aspek
yang saling berkaitan erat dimana seirama dengan peningkatan kualitas
objek maka tingkat kuantitas kunjungan juga semakin banyak. Begitu pula
dengan terus meningkatnya kuantitas tingkat kunjungan, diharapkan
menghasilkan tingkat pendapatan yang meningkat, dimana dari hasil
pendapatan ini akan dipergunakan untuk meningkatkan kualitas Objek
Wisata Tanah Lot berikutnya. Dan ini diharapkan akan terus bergulir
seperti itu seterusnya. Hal ini diciptakan dalam upaya kita menjaga
continuitas Objek Wisata kedepannya dan mencegah para pihak
menjadikan Objek Wisata Tanah Lot ini bagai sapi perahan saja. Dengan
pola ini maka kedepannya Objek Wisata Tanah Lot ini akan tetap terjaga
kelestariannya, tentunya juga akan terus terjamin akan keuntungan yang
dihasilkannya.

Pengembangan Obyek Wisata Tanah Lot ini membutuhkan sebuah wawasan


yang cukup luas. Hal ini dikarenakan dalam kawasan Objek Wisata ini terdapat
tiga unsur besar yang harus di Manage dengan teliti.

1. Unsur pertama, bahwa Tanah Lot merupakan lingkungan suci pura yang
merupakan salah satu pusat kegitatan ritual umat Hindu, yang mana
memiliki resistensi tinggi terhadap kegiatan kepariwisataan. Sedangkan
justru ini merupakan daya tarik kaum wisatawan untuk datang. Kegiatan
budaya masyarakat dalam menjalankan kegiatannya (Life Cultural) di
Objek Wisata Tanah Lot ini merupakan daya tarik tersendiri bagi
wisatawan yang ingin menyaksikan langsung bagaimana umat Hindu Bali
melakukan kegiatan ritualnya. Dan faktor ini adalah salah satu motivasi
wisatawan berkunjung ke Objek Wisata Tanah Lot ini.
2. Unsur yang kedua, memberikan pelayan yang memuaskan kepada
wisatawan. Dengan homogennya wisatawan yang datang ke Objek Wisata

10
Tanah Lot, kita dituntut untuk memahami perilaku wisatawan dalam upaya
memberikan pelayanan yang customize. Diantara tingginya tingkat
kunjungan wisatawan yang datang ini, tidak seluruhya memahami kaidah-
kaidah budaya yang berlaku di wilayah yang mereka kunjungi. Tentunya
di Tanah Lot hal ini secara teknis kita harus bisa menjembatani kedua
kepentingan ini. Dimana yang utama bagaimana umat Hindu didalam
menjalankan kegiatan ritualnya tidak terganggu oleh tingginya tingkat
kunjungan wisatawan, serta situs-situs sakral yang ada di lingkungan objek
wisata ini tetap terjaga kelestarian dan kesuciannya, sedangkan di satu sisi
kita harus mampu memberikan dan menyajikan pelayanan kepada
wisatawan agar bisa memenuhi keinginan mereka ke Tanah Lot.
Singkatnya, bagaimana Umat tidak terganggu menjalankan budayanya dan
wisatawan tetap merasa senang.
3. Unsur yang ketiga, bahwa keberadaan Objek Wisata Tanah Lot ini tidak
bisa di lepaskan oleh masyarakat sekitar yang menjadi pendukung utama
dari keberadaan objek itu sendiri. Dengan adanya kegiatan kepariwisataan
di Objek Wisata Tanah Lot saat ini selayaknya masyarakat sekitar juga
ikut menikmati kenikmatan hasil dari keberadaan Objek Wisata tersebut,
yang dalam tulisan ini kita sebut kontribusi. Kontribusi atau hasil ini bisa
saja berbentuk dalam berbagai bentuk. Bisa berbentuk langsung dan tidak
langsung kepada masyarakat. Intinya masyarakat sekitar juga harus di
untungkan. Hal ini akan mampu menumbuh kembangkan rasa memiliki
pada masyarakat sehingga fungsi kontrol atau pengawasan dari masyarakat
akan tercipta.

Sebagian masyarakat berpendapat bahwa tempat ini sangatlah


menakjubkan karena selain kita bisa melihat pura-pura yang ada di Tanah Lot kita
juga bisa melihat pemandangan alam yang luas di Tanah Lot. Tidak heran tempat
ini setiap hari ramai pengunjung. Banyak wisatawan asing maupun lokal yang
berkunjung ke tempat ini dan mengabadikan momennya dengan berfoto di pura
dan di pinggir pantai.

3.2 Waktu Pemugaran

11
Pura Tanah Lot selama ini terganggu oleh abrasi dan pengikisan akibat
ombak dan angin. Oleh sebab itu, pemerintah Bali melalui Proyek Pengamanan
Daerah Pantai Bali melakukan pemasangan tetrapod sebagai pemecah gelombang
dan memperkuat tebing di sekeliling pura berupa karang buatan. Daerah di sekitar
Tanah Lot juga ditata mengingat peran Tanah Lot sebagai salah satu tujuan wisata
di Bali.

Renovasi pertama dilakukan sejak tahun 1987 sebagai proyek


perlindungan tahap I. Pada tahap ini, pemecah gelombang (tetrapod) seberat dua
ton diletakkan di depan Pura Tanah Lot.

Selain itu, bantaran beton serta dinding buatan juga dibangun sebagai
pelindung hantaman gelombang. Namun, peletakan tetrapod mengganggu
keindahan dan keasrian alam di sekitarnya sehingga diadakan studi kelayakan
dengan melibatkan tokoh agama dan masyarakat setempat pada tahun 1989.
Desain bangunan pemecah gelombang di bawah permukaan air dan pembuatan
karang buatan dibuat pada tahun 1992 dan diperbaharui lagi pada tahun 1998.
Perlindungan pura mulai dilaksanakan sekitar bulan Juni 2000 dan selesai pada
Februari 2003 melalui dana bantuan pinjaman Japan Bank for International
Cooperation (JBIC) sebesar Rp95 miliar. Keseluruhan pekerjaan meliputi
bangunan Wantilan, Pewaregan, Paebatan, Candi Bentar, penataan areal parkir,
serta penataan jalan dan taman di kawasan tanah lot.

12
BAB IV

PENGELOLAAN WISATA TANAH LOT

4.1 Struktur Organisani

Stuktur Organisai Pengelolaan Objek Wisata Tanah Lot. Oleh Desa Adat
Beraban. Data jumlah sumber daya manusia yang diperlukan terlampir.

1. Bupati :
Sebagai pelindung dan penasehat serta penanggung jawab di Tingkat
Kabupaten pengelolaan objek wisata melalui kerjasama dengan Desa Adat
Beraban dapat memberikan masukan saran terhadap perkembangan dunia
pariwisata khususnya di daerah Tabanan dalam hal pengambilan suatu
keputusan dan kebijakan yang bersifat umum.
2. Desa Adat
 Bertanggung jawab secara keseluruhan atas proses operasional
pengelolaan kawasan wisata Tanah Lot.
 Mempunyai hak dan kewajiban untuk mengangkat dan
memberhentikan tenaga kerja berdasarkan hasil paruman agung
adat.
 Pengawas pelaksana pengelolaan objek wisata Tanah Lot dan
pengawas badan pengelola.
3. Ketua Pengelola
 Mempunyai hak sebagai pelaksana operasional pengelolaan objek
wista tanah Lot.
 Bertanggung jawab kepada Desa Adat terhadap proses operasi
yang dilaksanakan.
 Membuat laporan pertanggungjawaban pengelolaan secara rutin
(berkala) kepada Desa Adat Beraban dan Pemda.

13
4. Administrasi
Bagian administrasi bertanggung jawab atas kegiatan operasional harian
yang meliputi kegiatan administrasi kepegawaian, surat menyurat, layanan
informasi, pemasaran dan keuangan.
5. Bagian Tiket
Merencanakan dan mengkoordinir serta bertanggung jawab atas
pelaksanaan pemungutan retribusi yang meliputi retribusi kunjungan ke
objek wisata, parkir dan pasar.
6. Bagian Keamanan
Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas kenyamanan serta keamanan
maupun ketertiban kawasan wisata Tanah Lot yang berada di objek
wisata, pasar dan parkir.
7. Bagian Kebersihan
 Bertanggung jawab atas penataan kawasan objek wisata meliputi
kebersihan lingkungan, serta penataan tanaman yang berada di
objek wisata, pasar,danparkir.
 Penataan dan pengembangan tanaman wisata yang dibudidayakan
untuk keasrian lingkungan wisata Tanah Lot (Sapta Pesona).
8. Bagian Kesucian Lingkungan Pura
Mengkoordinir pemeliharan dan menjaga kesucian kawasan wisata Tanah
Lot yang sesuai dengan norma-norma, etika ajaran agama Hindu
berdasarkan Desa Kala Patra (Tempat, Keadaan, dan Waktu).

4.2 Fasilitas Tanah Lot

Tempat parkir di sini cukup luas dan bersih. Sementara itu, di sepanjang
jalan dari area parkir menuju area pura, banyak berjejer art shop yang menjual
berbagai macam hasil kerajinan setempat dan banyak juga warung makan yang
menawarkan aneka makanan dan minuman.

Hari raya atau odalan di Pura Tanah Lot diperingati 210 hari sekali, sama
seperti pretensi lainnya di Bali. Hari raya ini waktunya bedekatan dengan

14
seremoni Galungan dan Kuningan, yaitu pada Hari Kudus Buda Cemeng Langkir.
Ketika odalan ini diperingati, pura ini dipenuhi oleh orang yang akan
bersembahyang.

Tempat menyaksikan sunset terbaik di Bali ialah Tanah Lot. Apalagi jika
menyaksikannya di atas tebing tinggi pada pukul 17.00-18.30 WITA. Di atas
tebing ini terdapat restoran-restoran kecil. Jadi, selain dapat menikmati estetika
sunset , Anda pun bisa menikmati lezatnya berbagai makanan yang disajikan
restoran tersebut. Tanah Lot ialah lokasi yang cocok untuk melihat sunset .
Bayangan sunset yang memantul di bahari akan menciptakan pemandangan sangat
latif seperti siluet.

Di sekitar Pura Tanah Lot, banyak pasangan yang melakukan foto buat
pernikahan atau prewedding sebab arsitektur bangunan pura sangat mendukung
kegiatan ini, ditambah dengan panorama alam yang latif di sore hari. Tidak heran
jika banyak calon pengantin yang mengabadikan momen prewedding nya di
Tanah Lot.

4.3 Pendapatan Hasil Kunjungan

Setelah di telusuri data pendapatan kunjungan ke Tanah Lot dari bulan


Januari sampai Agustus tahun 2017 kurang lebih 55 miliar sudah dipotong biaya
operasional. Jumlah pendapatan tahun 2017 meningkat dibandingkan dengan
pendapatan ditahun 2016.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwasannya Pura Tanah Lot


merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di kepulauan Bali. Pura Tanah
Lot sendiri merupakan tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut, dalam
sejarahnya Pura Tanah Lot dipercaya ada berdasarkan legenda namun juga banyak
orang-orang percaya bahwa Pura Tanah Lot terbentuk secara alami.

Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang


mengembara dari Jawa, yaitu Dang Hyang Nirartha yang berhasil menguatkan
kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan
tersebut pada abad ke-16. Sedangkan secara alami, Pura Tanah Lot terbentuk
karena adanya proses abrasi yang sangat aktif, sebagai akibat kekuatan gelombang
yang besar dan intensitas yang tinggi. Bukti abrasi yang kuat dapat diamati dari
hasil proses yang terdapat pada tebing dan pada dasar di tepi laut.

Pura Tanah Lot terletak di pantai selatan Pulau Bali yaitu di kecamatan
Kediri, Kabupaten Daerah tingkat II Tabanan yang pembangunannya
berhubungan dengan perjalanan Danghyang Nirartha di Pulau Bali, objek wisata
ini dapat ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Kuta.

Dalam pengolahan Pura Tanah Lot terdapat berbagai struktur organisasi


yang terdiri dari Bupati, desa adat, ketua pengelolah, administrasi, bagian tiket,
bagian kebersihan, bagian keamanan, serta bagian yang menjaga kesucian Pura.
Saat mengunjungi Pura Tanah Lot, para pengunjung difasilitasi oleh berbagai
macam fasilitas seperti tempat parkir yang cukup luas dan bersih. Sementara itu,
di sepanjang jalan dari area parkir menuju area pura banyak berjejer art shop yang

16
menjual berbagai macam hasil kerajinan setempat dan banyak juga warung makan
yang menawarkan aneka makanan dan minuman.

Di atas tebing ini terdapat restoran-restoran kecil. Jadi, selain dapat


menikmati estetika sunset , Anda pun bisa menikmati lezatnya berbagai makanan
yang disajikan restoran tersebut. Tanah Lot ialah lokasi yang cocok untuk melihat
sunset.

5.2 Saran

Tanah Lot merupakan aset budaya yang menjadi salah satu objek wisata
yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan internasional harus selalu
dijaga dan mendapat perhatian, tidak hanya dari para pengurus wisata namun juga
masyarakat sekitar, serta para pengunjung yang harus senantiasa menjaga agar
Tanah Lot tetap asri. Disini peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk selalu
mengembangkan objek wisata Pura Tanah Lot supaya keberadaan Pura ini dapat
dinikmati oleh anak cucu bangsa.

Selain sebagai objek wisata Pura Tanah Lot juga berfungsi sebagai tempat
peribadatan agama Hindu, yang menjadi agama mayoritas di daerah Bali. Disini
pemerintah dan masyarakat harus saling membantu dalam menjaga kesucian Pura
Tanah Lot.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://pinter dw.blogspot.co.id/2012/10/tanah-lot-bali.html#!/tcmbck
http://pengembangantanahlot.blogspot.co.id/2015/06/pengembangan-wisata-
tanah-lot_35.html?m=1
https://www.binasyifa.com/249/53/26/fasilitas-nan-ada-di-tanah-lot.htm
http://www.balipost.com/news/2017/08/14/18143/Hingga-Agustus,Pendapatan-
DTW-Tanah...html
http://erepo.unud.ac.id/9294/2/b25154d6a277a522090996dbc122d5e6.pdfhttp://n

uartaundiknas.blogspot.co.id/2013/07/studi-kelayakan-pengelolaan-

obyek.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot

18
LAMPIRAN
Album Kelas :
1. Peserta Karya Wisata Bali, Kelas XI IIS 1

Nama : Munyati, S.Pd.


Wali Kelas XI IIS 1

Nama : Adika Chandra Winata


Nomor Absen : 01

Nama : Aditya Ananta Zonanto


Nomor Absen : 02

19
Nama : Andrian Maulana Nugraha
Nomor Absen : 05

Nama : Anggita Nurliana


Nomor Absen : 06

Nama : Deden
Nomor Absen : 08

Nama : Dedy Ferdian


Nomor Absen : 09

Nama : Devani Widyawati


Nomor Absen : 11

20
Nama : Erika Patricia
Nomor Absen : 12

Nama : Faris Firdausi Alfariza


Nomor Absen : 13

Nama : Febrie Fitria Nabilaputri


Nomor Absen : 14

Nama : Fery Setiawan Nugroho


Nomor Absen : 15

Nama : Fitra Nurlita


Nomor Absen : 16

21
Nama : Marsha Salsabila
Nomor Absen : 20

Nama : M. Fahrulsyah Karim


Nomor Absen : 21

Nama : M. Alfrido Erza Farkhan


Nomor Absen : 22

Nama : M. Naufal
Nomor Absen : 23

Nama : Niko Teguh Prasetyo


Nomor Absen : 24

22
Nama : Nisa Febrianti
Nomor Absen : 25

Nama : Novianti Dwi Astika


Nomor Absen : 26

Nama : Nyayu Irena Chaerunnisa


Nomor Absen : 27

Nama : Oktaviani Rahmawati


Nomor Absen : 28

Nama : Reta Aura Maharani


Nomor Absen : 30

Nama : Risma Alifah


Nomor Absen23
: 31
Nama : Salsa Asyifa
Nomor Absen : 33

Nama : Selly Yuliana


Nomor Absen : 34

Nama : Sufia Dwi Ambarini


Nomor Absen : 35

Nama : Tiara Anzani


Nomor Absen : 36

Nama 24
: Vadia Iqbal Syachputera
Nomor Absen : 38
Nama : Wulan Permatasari Sunarya
Nomor Absen : 39

Nama : Yoiko Aliviannisya Rahmi


Nomor Absen : 41

Nama : Yopi Muharam


Nomor Absen : 42

Nama : Yuda Sudrajat


Nomor Absen : 43

25
Nama : Yudi Dwi Haryanto
Nomor Absen : 44

2. Foto Di Lokasi Tanah Lot

26
27
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai