Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN STUDY TOUR CANDI BOROBUDUR

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIFKI ADI PRAYOGA

KELAS : VIIIC

PEMBIMBING : Jihadul Majid, S.Pd.I

MTs MA'ARIF MANDIRAJA

KABUPATEN BANJARNEGARA, PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN AJARAN 2023-2024

LEMBAR PENGESAHAN

Dalam laporan karya tulis berdasarkan Study Tour


MTs MA'ARIF MANDIRAJA
Pada tahun 2023, penulisan mengangkat judul
"Laporan Study Tour Candi Borobudur"

Telah diterima dan disahkan


Oleh:

Guru Pembimbing Yang Bersangkutan

Jihadul Majid, S.Pd.I Peneliti/Penyusun

NIP. .............................. NIP. ............................

Mengetahui :

Kepala Sekolah

Supriyati, S.Pd.I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalahini

dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa pula penyusun mengucapkan banyak

terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan

sumbanganbaik materi maupun pikirannya.Dan harapan penyusun semoga makalah

ini dapat menambah pengetahuan danpengalaman bagi para pembaca. Untuk

kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupunmenambah isi makalah agar menjadi

lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun,

penyusun yakinmasih banyak kekurangan dalam malakah ini. Oleh karena itu

penyusun sangatmengharapkan saran dan kritik yang membangaun dari

pembaca demi kesimpulanmakalah ini.

Rifki Adi Prayoga, Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1-2

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3

A. Sejarah Candi Borobudur.................................................................................... 3-4

B. Arsitektur Candi Borobudur............................................................................... 5-9

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 10

A. Kesimpulan..................................................................................................................... 10

B. Saran....................................................................................................................... 10-11
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang,Jawa Tengah,

Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah baratdaya Semarang, 86 km di

sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat lautYogyakarta. Candi berbentuk stupa ini

didirikan oleh para penganut agama BuddhaMahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa

pemerintahan wangsa Syailendra.Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,

sekaligus salah satumonumen Buddha terbesar di dunia.Monumen ini terdiri atas enam teras

berbentuk bujur sangkar yang diatasnyaterdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya

dihiasi dengan 2.672 panel reliefdan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki

koleksi relief Buddhaterlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar teletak di tengah

sekaligusmemahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa

berlubangyang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi

terataisempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar

rodadharma).Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat

suciuntuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah

untukmenuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan

dankebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi


timurmemulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searahjarum

jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranahdalam kosmologi

Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawanafsu), Rupadhatu (ranah

berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalamperjalanannya ini peziarah berjalan

melalui serangkaian lorong dan tangga denganmenyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief

indah yang terukir pada dinding danpagar langkan.Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur

ditinggalkan pada abad ke-14 seiringmelemahnya pengaruh Kerajaan Hindu-Buddha di

Jawa serta mulai masuknyapengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini

sejak ditemukan1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai

Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami

serangkaianupaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada

kurun1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan

UNESCO,kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.Borobudur kini

masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahunumat Buddha yang datang dari

seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul diBorobudur untuk memperingati Trisuci

Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobuduradalah objek wisata tunggal di Indonesia yang

paling banyak dikunjungi wisatawan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah Candi Borobudur?
2. Bagaimana bentuk arsitektur Candi Borobudur?
3. Bagaimana bentuk relief Candi Borobudur?
4. Bagaimana bentuk arca Buda di Candi Borobudur
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Candi Borobudur

Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangunBorobudur

dan apa kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkanperbandingan antara

jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhanggadengan jenis aksara yang

lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9.Diperkirakan Borobudur dibangun

sekitar tahun 800 masehi. Kurun waktu ini sesuaidengan kurun antara 760 dan 830 M, masa

puncak kejayaan wangsa Syailendra diJawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi

Kemaharajaan Sriwijaya. PembangunanBorobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 –

100 tahun lebih dan benar-benardirampungkan pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada

tahun 825.Terdapat kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawakala itu

beragama Hindu atau Buddha. Wangsa Sailendra diketahui sebagai penganutagama Buddha

aliran Mahayana yang taat, akan tetapi melalui temuan prasastiSojomerto

menunjukkan bahwa mereka mungkin awalnya beragama Hindu Siwa.Pada kurun waktu itulah

dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha di DataranKedu. Berdasarkan Prasasti Canggal,

pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjayamemerintahkan pembangunan bangunan suci

Shiwalingga yang dibangun diperbukitan Gunung Wukir, letaknya hanya 10 km (6.2

mi) sebelah timur dariBorobudur. Candi Buddha Borobudur dibangun pada kurun

waktu yang hampirbersamaan dengan candi-candi di dataran Prambanan, meskipun

demikianBorobudur diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, dua puluh lima tahun lebihawal
sebelum dimulainya pembangunan candi Siwa Prambanan sekitar tahun 850 M.Pembangunan

candi-candi Buddha termasuk Borobudur saat itu dimungkinkankarena pewaris Sanjaya, Rakai

Panangkaran memberikan izin kepada umat Buddhauntuk membangun candi. Bahkan untuk

menunjukkan penghormatannya,Panangkaran menganugerahkan desa Kalasan kepada sangha

(komunitas Buddha),untuk pemeliharaan dan pembiayaan Candi Kalasan yang dibangun

untukmemuliakan Bodhisattwadewi Tara, sebagaimana disebutkan dalam Prasasti

Kalasanberangka tahun 778 Masehi. Petunjuk ini dipahami oleh para arkeolog, bahwa

padamasyarakat Jawa kuno, agama tidak pernah menjadi masalah yang dapat menuaikonflik,

dengan dicontohkan raja penganut agama Hindu bisa saja menyokong dan mendanai

pembangunan candi Buddha, demikian pula sebaliknya. Akan tetapididuga terdapat

persaingan antara dua wangsa kerajaan pada masa itu wangsaSyailendra yang

menganut Buddha dan wangsa Sanjaya yang memuja Siwa yangkemudian wangsa Sanjaya

memenangi pertempuran pada tahun 856 di perbukitanRatu Boko.Ketidakjelasan juga timbul

mengenai candi Lara Jonggrang di Prambanan, candimegah yang dipercaya dibangun oleh sang

pemenang Rakai Pikatan sebagai jawabanwangsa Sanjaya untuk menyaingi kemegahan

Borobudur milik wangsa Syailendra,akan tetapi banyak pihak percaya bahwa terdapat suasana

toleransi dan kebersamaanyang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini yaitu pihak Sailendra

juga terlibatdalam pembangunan Candi Siwa di Prambanan.


B. Arsitektur

Candi BorobudurBorobudur merupakan mahakarya seni rupa Buddha Indonesia, sebagai

contohpuncak pencapaian keselarasan teknik arsitektur dan estetika seni rupa Buddha diJawa.

Bangunan ini diilhami gagasan dharma dari India, antara lain stupa, danmandala,

tetapi dipercaya juga merupakan kelanjutan unsur lokal; struktur megalitikpunden berundak atau

piramida bertingkat yang ditemukan dari periode prasejarahIndonesia. Sebagai perpaduan antara

pemujaan leluhur asli Indonesia dan perjuanganmencapai Nirwana dalam ajaran Buddha.

1. Konsep rancang bangun

Pada hakikatnya Borobudur adalah sebuah stupa yang bila dilihat dari atasmembentuk pola

Mandala besar. Mandala adalah pola rumit yang tersusun atasbujursangkar dan lingkaran
konsentris yang melambangkan kosmos atau alamsemesta yang lazim ditemukan dalam

Buddha aliran Wajrayana-Mahayana.


Sepuluh pelataran yang dimiliki Borobudur menggambarkan secara jelas filsafatmazhab

Mahayana yang secara bersamaan menggambarkan kosmologi yaitukonsep alam semesta,

sekaligus tingkatan alam pikiran dalam ajaran Buddha.Bagaikan sebuah kitab, Borobudur

menggambarkan sepuluh tingkatanBodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai

kesempurnaan menjadi Buddha.Dasar denah bujur sangkar berukuran 123 meter (404

ft) pada tiap sisinya.Bangunan ini memiliki sembilan teras, enam teras terbawah berbentuk

bujursangkar dan tiga teras teratas berbentuk lingkaran.Pada tahun 1885, secara tidak disengaja

ditemukan struktur tersembunyi dikaki Borobudur. Kaki tersembunyi ini terdapat relief

yang 160 di antaranyaadalah berkisah tentang Karmawibhangga. Pada relief panel ini terdapat

ukiranaksara yang merupakan petunjuk bagi pengukir untuk membuat adegan dalamgambar

relief. Kaki asli ini tertutup oleh penambahan struktur batu yangmembentuk

pelataran yang cukup luas, fungsi sesungguhnya masih menjadimisteri. Awalnya

diduga bahwa penambahan kaki ini untuk mencegahkelongsoran monumen. Teori

lain mengajukan bahwa penambahan kaki inidisebabkan kesalahan perancangan kaki

asli, dan tidak sesuai dengan WastuSastra, kitab India mengenai arsitektur dan tata

kota. Apapun alasanpenambahan kaki ini, penambahan dan pembuatan kaki tambahan ini

dilakukandengan teliti dengan mempertimbangkan alasan keagamaan, estetik, dan teknis.Ketiga

tingkatan ranah spiritual dalam kosmologi Buddha adalah:

a. Kamadhatu

b. Rupadhatu

c. Arupadhatu
2. Struktur bangunan

Sekitar 55.000 meter kubik batu andesit diangkut dari tambang batu dantempat penatahan

untuk membangun monumen ini. Batu ini dipotong dalamukuran tertentu, diangkut

menuju situs dan disatukan tanpa menggunakansemen. Struktur Borobudur tidak memakai

semen sama sekali, melainkan sisteminterlock (saling kunci) yaitu seperti balok-balok lego yang

bisa menempel tanpaperekat. Batu-batu ini disatukan dengan tonjolan dan lubang yang

tepat danmuat satu sama lain, serta bentuk “ekor merpati” yang mengunci dua blok batu.Relief

dibuat di lokasi setelah struktur bangunan dan dinding rampung.Monumen ini

dilengkapi dengan sistem drainase yang cukup baik untuk wilayah dengan curah hujan yang

tinggi. Untuk mencegah genangan dan kebanjiran, 100pancuran dipasang di setiap sudut,

masing-masing dengan rancangan yang unikberbentuk kepala raksasa kala atau

makara.Borobudur amat berbeda dengan rancangan candi lainnya, candi ini tidakdibangun di

atas permukaan datar, tetapi di atas bukit alami. Akan tetapi teknikpembangunannya serupa

dengan candi-candi lain di Jawa. Borobudur tidakmemiliki ruang-ruang pemujaan seperti

candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-

lorong dibatasi dindingmengelilingi candi tingkat demi tingkat. Secara umum rancang

bangunBorobudur mirip dengan piramida berundak. Di lorong-lorong inilah

umatBuddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi kearah kanan.

Borobudur mungkin pada awalnya berfungsi lebih sebagai sebuahstupa, daripada kuil atau candi.

Stupa memang dimaksudkan sebagai bangunansuci untuk memuliakan Buddha. Terkadang

stupa dibangun sebagai lambangpenghormatan dan pemuliaan kepada Buddha. Sementara kuil
atau candi lebihberfungsi sebagai rumah ibadah. Rancangannya yang rumit dari monumen

inimenunjukkan bahwa bangunan ini memang sebuah bangunan tempatperibadatan.

Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur teras bertingkat-tingkat ini diduga

merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yangmerupakan bentuk arsitektur asli

dari masa prasejarah Indonesia.Menurut legenda setempat arsitek perancang Borobudur

bernamaGunadharma, sedikit yang diketahui tentang arsitek misterius ini.

Namanyalebih berdasarkan dongeng dan legenda Jawa dan bukan berdasarkan

prasastibersejarah. Legenda Gunadharma terkait dengan cerita rakyat

mengenaiperbukitan Menoreh yang bentuknya menyerupai tubuh orang

berbaring.Dongeng lokal ini menceritakan bahwa tubuh Gunadharma yang

berbaringberubah menjadi jajaran perbukitan Menoreh, tentu saja legenda ini hanya fiksidan

dongeng belaka.Perancangan Borobudur menggunakan satuan ukur tala, yaitu

panjangwajah manusia antara ujung garis rambut di dahi hingga ujung dagu, atau jarakjengkal

antara ujung ibu jari dengan ujung jari kelingking ketika telapak tangandikembangkan

sepenuhnya. Tentu saja satuan ini bersifat relatif dan sedikitberbeda antar individu,

akan tetapi satuan ini tetap pada monumen ini. Penelitianpada 1977 mengungkapkan rasio

perbandingan 4:6:9 yang ditemukan di monumen ini. Arsitek menggunakan formula ini

untuk menentukan dimensiyang tepat dari suatu fraktal geometri perulangan swa-serupa dalam

rancanganBorobudur. Rasio matematis ini juga ditemukan dalam rancang bangun CandiMendut

dan Pawon di dekatnya. Arkeolog yakin bahwa rasio 4:6:9 dan satuantala memiliki fungsi dan

makna penanggalan, astronomi, dan kosmologi. Halyang sama juga berlaku di candi Angkor Wat
di Kamboja.Struktur bangunan dapat dibagi atas tiga bagian: dasar (kaki), tubuh, danpuncak.

Dasar berukuran 123×123 m (403.5 × 403.5 ft) dengan tinggi 4 meter(13 ft). Tubuh candi

terdiri atas lima batur teras bujur sangkar yang makinmengecil di atasnya. Teras

pertama mundur 7 meter (23 ft) dari ujung dasarteras. Tiap teras berikutnya mundur 2 meter (6.6

ft), menyisakan lorong sempitpada tiap tingkatan. Bagian atas terdiri atas tiga teras melingkar,

tiap tingkatanmenopang barisan stupa berterawang yang disusun secara konsentris.

Terdapatstupa utama yang terbesar di tengah; dengan pucuk mencapai ketinggian 35meter

(115 ft) dari permukaan tanah. Tinggi asli Borobudur termasuk chattra(payung susun tiga) yang

kini dilepas adalah 42 meter (138 ft).Tangga terletak pada bagian tengah keempat sisi mata angin

yang membawapengunjung menuju bagian puncak monumen melalui serangkaian

gerbangpelengkung yang dijaga 32 arca singa. Gawang pintu gerbang dihiasi ukiranKala pada

puncak tengah lowong pintu dan ukiran makara yang menonjol dikedua sisinya. Motif Kala-

Makara lazim ditemui dalam arsitektur pintu candi diJawa. Pintu utama terletak di sisi timur,

sekaligus titik awal untuk membacakisah relief. Tangga ini lurus terus tersambung dengan

tangga pada lereng bukityang menghubungkan candi dengan dataran di sekitarnya.


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satumonumen

Buddha terbesar di dunia. Pembangunan candi-candi Buddha termasukBorobudur saat itu

dimungkinkan karena pewaris Sanjaya, Rakai Panangkaranmemberikan izin kepada

umat Buddha untuk membangun candi. Bahkan untukmenunjukkan penghormatannya,

Panangkaran menganugerahkan desa Kalasankepada sangha (komunitas Buddha), untuk

pemeliharaan dan pembiayaan CandiKalasan yang dibangun untuk memuliakan

Bodhisattwadewi Tara, sebagaimanadisebutkan dalam Prasasti Kalasan berangka tahun 778

Masehi.Borobudur merupakan mahakarya seni rupa Buddha Indonesia, sebagai contohpuncak

pencapaian keselarasan teknik arsitektur dan estetika seni rupa Buddha diJawa. Bangunan ini

diilhami gagasan dharma dari India, antara lain stupa, danmandala, tetapi dipercaya

juga merupakan kelanjutan unsur lokal; struktur megalitikpunden berundak atau piramida

bertingkat yang ditemukan dari periode prasejarahIndonesia.Relief Borobudur menampilkan

banyak gambar; seperti sosok manusia baikbangsawan, rakyat jelata, atau pertapa,

aneka tumbuhan dan hewan, sertamenampilkan bentuk bangunan vernakular

tradisional Nusantara. Borobudur takubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek

kehidupan masyarakat Jawakuno.

B. Saran
Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi Borobudur yangsebagai

peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya ini mampumemaksimalkan potensi.

Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untukmenjaga dan melestarikan Candi

Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarikterutama dari segi kepariwisataan, arkeologi

dan ilmu pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai