SMK NU 1 SUKODADI
Alamat : JL. PANGLIMA SUDIRMAN NO. 130
Desa Sukodadi Kabupaten Lamongan Jawa Timur
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama islam masuk pertama kali ke indonesia melalaui pulau sumatra, selanjutnya
penyebaran agama islam mulai masuk ke pulau-pulau lainnya di indonesia. Ketika
kekuatan islam semakin melembaga, berdirilah kerajaan islam, dari siniislam sampai ke
pulau jawa, walisongo sebagai jantung penyebaran agama islam di pulau jawa. Sunan
gunung jati atau syarif hidatullah merupakan salah satu walisongo yang selalu memberikan
kontribusidalam penyebaran agama islam di daerah pulau jawa, khususnya jawa barat.
Syarif hidayatullah dikenal sebagai pendiri kesultanan cirebon dan banten. Beliau memiliki
peran yang sangat besar dalam penyebaran agama islam.
Wali Songo bukan hanya ahli agama, tetapi juga intelektual pembaharu yang
memperkenalkan berbagai bentuk peradaban baru mulai dari kesehatan, bercocok tanam,
niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan. Para Wali
memiliki ilmu yang sangat tinggi dalam berbagai bidang. Keimanannya tinggi terhadap
alloh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Riwayat Hidup Sunan Gunung Jati?
2. Bagaimana Gagasan Pemikiran Sunan Gunung Jati?
3. Apa saja karya-karya dari Sunan Gunung Jati?
C. Tujuan Penulisan
1. Bagaimana Riwayat Hidup Sunan Gunung Jati?
2. Bagaimana Gagasan Pemikiran Sunan Gunung Jati?
3. Apa saja karya-karya dari Sunan Gunung Jati?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Purwaka Caruban Nagari, pada masa remajanya, ketika umur 20 tahun
Syarif Hidayatullah telah berguru kepada Syekh Tajudin al-Kubri selama 2 tahun dan Syekh
Ataillahi Syazally yang bermazhab Syafei.[3] Guru-guru Syarif Hidayatullah lainnya
adalah Syekh Nur Jati (Datuk Khafidz), Sunan Ampel, Syekh
Najmurini (Nujumuddin) Kubra di Mekkah, Syekh Sidiq, Syekh Bentong, dan Syekh Quro.
Pernikahan Syarif Hidayatullah pernah beberapa kali; Retna Pakungwati (Putri Pangeran
Cakrabuana) dikaruniai dua anak: Ratu Ayu (istri Fatahillah) dan Pangeran Pesarean
(Dipati Muhammad Arifin); pernikahan kedua denngan Ong Tien (Putri Cina, berganti
nama Rara Sumanding, tidak berlangsung lama, karena meninggal dunia); ketiga dengan
Nyi Mas Retna Babadan (Putri Ki Gedeng Babadan); keempat dengan Dewi Kawunganten
(Putri Ki Gedeng Kawunganten, Banten) dikaruniai dua anak; Ratu Winaon dan Pangeran
Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I); kelima dengan Nyi Mas Rara Kerta (Putri Ki
Gedeng Jatimerta) dikaruniai dua anak; Pangeran Jaya Lelana dan Pangeran Brata Lelana.
Pendirian tempat ibadah, khususnya masjid, telah dilakukan sejak Islam masuk di
Cirebon. Untuk kepentingan ibadah dan pengajaran agama Islam, Pangeran Cakrabuana
kemudian mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Sang Tajug Jalagrahan (jala artinya
air; graha artinya rumah). Masjid ini merupakan masjid pertama di tatar Sunda dan
didirikan di pesisir laut Cirebon. Masjid masih terpelihara dengan nama dialek Cirebon
menjadi masjid Pejalagrahan. Tempatnya di dalam Kraton Pakungwati, Kasepuhan. Masjid
tersebut dibangun sekitar tahun 1454.
Selain itu, terdapat beberapa bangunan masjid pada masa Syarif Hidayatullah yang
sampai hari ini diakui keberadaannya, yakni masjid merah Panjunan dan masjid Agung
Sang Cipta Rasa. Menurut salah seorang takmir masjidnya, sebelum dibangun masjid
Agung Sang Cipta Rasa, dibangun terlebih dahulu masjid Merah Panjunan, yaitu sekitar
tahun 1480 masjid.
Kejayaan era Syarif Hidayatullah juga terlihat dari keberadaan sebuah bangunan
masjid yang bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang saat ini berada dalam
lingkungan kompleks Kraton Kasepuhan. Masjid itu dibangun 1549 atau jika seperti
tertulis dalam candrasangkala yang berbunyi, “Waspada Penenbehe Yuganing Ratu”,
bermakna 1500. Simbol bangunan masjid melambanhkan filsafat Hayyun ila Ruhin (hidup
tanpa ruh).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sunan gunung jati atau Raden Syarif Hidayatullah merupakan salah satu dari ulama
besar walisongo yang menyebarkan Islam di pulau jawa. Raden Syarif Hidayatullah
dilahirkan pada 1448 Masehi. Ayahnya adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin
Jamaluddin Akbar, seorang mubaligh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat
dikenal sebagai ulama besar di Hadramaut.
Syarif Hidayatullah diceritakan sebelum kepergiannya ke tanah Jawa, Syarif
Hidayatullah telah mendalami akidah, syari’ah, bahkan tasawuf dengan tarekatnya.
Bruinessen juga berpendapat bahwa Syarif Hidayatullah merupakan penganut Tarekat
Kubrawiyah. Tarekat Kubrawiyah ialah tarekat yang dihubungkan dengan nama
Najamuddin al-Kubra yang dalam Babad Cirebon selalu disebut-sebut. Setelah itu, Syarif
Hidayatullah berguru kepada Ibnu Atha’illah al-Iskandari al-Syadzili selama dua puluh
tahun di Madinah dan ia mendapat bayaran karena menjadi penganut Tarekat Syadziliyah.
Syarif Hidayatullah juga belajar Tarekat Syattariyah, Istika’i, Qadiriyah, dan
Naqsyabandiyah.
Karya dari Sunan Gunung Jati adalah
· Tajug dan (atau) Masjid
· Kraton dan Sistem Pemerintahan Cirebon
· Pelabuhan sebagai Pusat Perdagangan
B. Kritisi
Sunan Gunung Jati merupakan Wali songo yang banyak memperdalam ilmu
Tasawuf terbukti dengan banyak nya tarekat yang beliau pelajari. Menurut sebagian sejarah
beliau juga bisa menyembuhkan orang yang sakit, beliau juga sering melakukan dzikir dan
amalan-amalan seorang sufi. Beliau juga terlihat tidak mementingkan urusan dunia, terbkti
bahwa beliau memilih menjadi seorang penyebar agama islam dari pada seorang raja di
Mesir di Negara tempat ayahanda nya tinggal. Dan ketika di Indonesia pun beliau
menyerahkan kekuasaan nya seperti keraton kepada anaknya, dan perilaku tersebut
menggambarkan bahwa beliau seseorang yang tidak terpaku kepada urusan duniawi beliau
hanya mengharap keridhoan dan kecintaan dari Alloh SWT. Beliau juga seseorang yang
sangat di kagumi karena kecerdasannya.
Selain seorang pengamal Tasawuf beliau juga bermadzhab imam syaf’I yang berdiri
di tengah di antara perbedaan- perbedaan pendapat. Beliau tidak hanya terfokus dalasuatu
ilmu saja tapi beliau juga sangat cerdas sehingga dapat memahami berbagai macam ilmu.
Pantas saja beliau menjadi Wali Alloh dan di cintai oleh umat islam
C. Saran
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah ini.
.
DAFTAR PUSTAKA
M. hariwijaya Sunan Gunung Jati Pendiri Kerajaan Islam Cirebon, Yogyakarta, 2006,
https://informazone.com/sunan-gunung-jati/
Mertasinga, Sejarah wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati, Bandung:
Pustaka, 2007
Suprapto Bibit, Ensiklopedi Ulama Nusantara Riwayat Hidup, Karya, dan Sejarah Perjuangan 157
Ulama Nusantara, Jakarta: Gramedia, 2009
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat, Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia,
Bandung: Mizan, 1999 cet. III.
Sulendraningrat Sulaeman, Babad Tanah Sunda,
Paramita R. Abdurrachman, Cerbon, Jakarta: Sinar Harapan, 1982
Babad Cirebon, alih aksara dan ringkasan S.Z. Hadisutjipto Jakarta: Depdikbud, 1979
Adeng ,dkk. Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, Jakarta: Depdikbud, 1998
[1] M. hariwijaya Sunan Gunung Jati Pendiri Kerajaan Islam Cirebon Yogyakarta, 2006, hlm 34
[2] https://informazone.com/sunan-gunung-jati/
[3] Naskah Mertasinga, Sejarah wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati, alih aksara dan bahasa Amman N.
Wahju, (Bandung: Pustaka, 2007), hlm. 219
[4] Bibit Suprapto, Ensiklopedi Ulama Nusantara Riwayat Hidup, Karya, dan Sejarah Perjuangan 157 Ulama
Nusantara, (Jakarta: Gramedia, 2009), hlm. 756-757
[5] Martin van Bruinessen, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat, Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia (Bandung:
Mizan, 1999) cet. III. hlm. 223-245.
[6] Babad Tanah Sunda, terbitan Suleman Sulendraningrat, seperti ditulis Dadan Wildan, Sunan Gunung Jati, hlm.
45
[7] Paramita R. Abdurrachman (penyunt.), Cerbon, (Jakarta: Sinar Harapan, 1982), hlm. 83.
[8] Babad Cirebon, alih aksara dan ringkasan S.Z. Hadisutjipto (Jakarta: Depdikbud, 1979), hlm. xxviii [9] Adeng
,dkk. Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, (Jakarta: Depdikbud, 1998), hlm. 34-35