Anda di halaman 1dari 13

Menu 

Cari

KENALI DAERAH MU, CINTAI NEGERI MU


Sebuah Blog bermuatan Potensi Lokal

Syekh Maulana Mansyuruddin Cikadueun – Pandeglang

            80 Votes

Humas – Pandeglang (21/03)

“Mengenal tokoh Syekh Maulana Mansyuruddin Cikadueun – Pandeglang”


PANDEGLANG, Bila anak bangsa sudah mulai melupakan sejarahnya, maka hilanglah kebesaran generasi
bangsanya. Manusia adalah makhluk pelupa. Kemarin seharusnya menjadi sejarah hari ini. Hari ini menjadi
sejarah esok hari. Dan esok menjadi sejarah untuk lusa yang lebih baik. Begitu seterusnya tiada
berkesudahan. Tapi ternyata tidak berlaku untuk manusia-manusia pelupa. Fakta-fakta sejarah yang
menunjukkan betapa signifikannya peran-peran Ulama dan Santri. Para Ulama dan Santri sudah
memperhatikan sejarah mereka di esok hari. Tinggal kita sekarang, apakah akan melanjutkannya atau tetap
nyaman menjadi manusia-manusia amnesia. Peristiwa sejarah yang terjadi di tengah bangsa Indonesia
sampai hari ini, hakikatnya merupakan kesinambungan masa lalu yang mana fondasinya sudah
dipancangkan kuat oleh para Ulama dan Santri. Dan tidak akan cukup kalau kita menuliskannya dalam
lembaran artikel sederhana ini. Setidaknya, gambaran sederhana di atas bisa memantik kesadaran kolektif
kita tentang sejarah.

Berikut ini sebuah tulisan yang dibuat oleh D.Naufal Halwany didalam blognya , mudah-mudahan tulisan ini
dapat menjadi referensi bagi generasi-generasi muda.

———————————————————————–

Cerita rakyat yang berhubungan dengan Islamisasi di Banten salah satunya adalah cerita Syekh
Mansyuruddin. Menurut ceritanya Sang syekh adalah salah seorang yang menyebarkan agama Islam di
derah Banten Selatan. Dengan peninggalannya berupa Batu Qur’an yang sekarang banyak berdatangan
wisatawan untuk berzirah atau untuk mandi di sekitar patilasan, karena disana ada kolam pemandian yang
ditengah kolam tersebut terdapat batu yang bertuliskan Al-Qur’an.

Syekh Maulana Mansyuruddin dikenal dengan nama Sultan Haji, beliau adalah putra Sultan Agung Abdul
Fatah Tirtayasa (raja Banten ke 6). Sekitar tahun 1651 M, Sultan Agung Abdul Fatah berhenti dari kesutanan
Banten, dan pemerintahan diserahkan kepada putranya yaitu Sultan Maulana Mansyurudin dan beliau
diangkat menjadi Sultan ke 7 Banten, kira-kira selama 2 tahun menjabat menjadi Sultan Banten kemudian
berangkat ke Bagdad Iraq untuk mendirikan Negara Banten di tanah Iraq, sehingga kesultanan untuk
sementara diserahkan kepada putranya Pangeran Adipati Ishaq atau Sultan Abdul Fadhli. Pada saat
berangkat ke Bagdad Iraq, Sultan Maulana Mansyuruddin diberi wasiat oleh Ayahnya, ”Apabila engkau mau
berangkat mendirikan Negara di Bagdad janganlah menggunakan/ memakai seragam kerajaan nanti engkau
akan mendapat malu, dan kalau mau berangkat ke Bagdad untuk tidak mampir ke mana-mana harus
langsung ke Bagdad, terkecuali engkau mampir ke Mekkah dan sesudah itu langsung kembali ke Banten.
Setibanya di Bagdad, ternyata Sultan Maulana Mansyuruddin tidak sanggup untuk mendirikan Negara
Banten di Bagdad sehingga beliau mendapat malu. Didalam perjalanan pulang kembali ke tanah Banten,
Sultan Maulana Mansyuruddin lupa pada wasiat Ayahnya, sehingga beliau mampir di pulau Menjeli di
kawasan wilayah China, dan menetap kurang lebih 2 tahun di sana, lalu beliau menikah dengan Ratu Jin dan
mempunyai putra satu.

Selama Sultan Maulana Mansyuruddin berada di pulau Menjeli China, Sultan Adipati Ishaq di Banten
terbujuk oleh Belanda sehingga diangkat menjadi Sultan resmi Banten, tetapi Sultan Agung Abdul Fatah
tidak menyetujuinya dikarenakan Sultan Maulana Mansyuruddin masih hidup dan harus menunggu
kepulangannya dari Negeri Bagdad, karena adanya perbedaan pendapat tersebut sehingga terjadi
kekacauan di Kesultanan Banten. Pada suatu ketika ada seseorang yang baru turun dari kapal mengaku-
ngaku sebagai Sultan Maulana Mansyurudin dengan membawa oleh-oleh dari Mekkah. Akhirnya orang-
orang di Kesultanan Banten pun percaya bahwa Sultan Maulana Mansyurudin telah pulang termasuk Sultan
Adipati Ishaq. Orang yang mengaku sebagai Sultan Maulana Mansyuruddin ternyata adalah raja pendeta
keturunan dari Raja Jin yang menguasai Pulau Menjeli China. Selama menjabat sebagai Sultan palsu dan
membawa kekacauan di Banten, akhirnya rakyat Banten membenci Sultan dan keluarganya termasuk
ayahanda Sultan yaitu Sultan Agung Abdul Fatah. Untuk menghentikan kekacauan di seluruh rakyat Banten
Sultan Agung Abdul Fatah dibantu oleh seorang tokoh atau Auliya Alloh yang bernama Pangeran Bu`ang
(Tubagus Bu`ang), beliau adalah keturunan dari Sultan Maulana Yusuf (Sultan Banten ke 2) dari Keraton
Pekalangan Gede Banten. Sehingga kekacauan dapat diredakan dan rakyat pun membantu Sultan Agung
Abdul Fatah dan Pangeran Bu`ang sehingga terjadi pertempuran antara Sultan Maulana Mansyuruddin palsu
dengan Sultan Abdul Fatah dan Pangeran Bu`ang yang dibantu oleh rakyat Banten, tetapi dalam
pertempuran itu Sultan Agung Abdul Fatah dan Pangeran Bu`ang kalah sehingga dibuang ke daerah
Tirtayasa, dari kejadian itu maka rakyat Banten memberi gelar kepada Sultan Agung Abdul Fatah dengan
sebutan Sultan Agung Tirtayasa.

Peristiwa adanya pertempuran dan dibuangnya Sultan Agung Abdul Fatah ke Tirtayasa akhirnya sampai ke
telinga Sultan Maulana Mansyuruddin di pulau Menjeli China, sehingga beliau teringat akan wasiat
ayahandanya lalu beliau pun memutuskan untuk pulang, sebelum pulang ke tanah Banten beliau pergi ke
Mekkah untuk memohon ampunan kepada Alloh SWT di Baitulloh karena telah melanggar wasiat ayahnya,
setelah sekian lama memohon ampunan, akhirnya semua perasaan bersalah dan semua permohonannya
dikabulkan oleh Alloh SWT sampai beliau mendapatkan gelar kewalian dan mempunyai gelar Syekh di
Baitulloh. Setelah itu beliau berdoa meminta petunjuk kepada Alloh untuk dapat pulang ke Banten akhirnya
beliau mendapatkan petunjuk dan dengan izin Alloh SWT beliau menyelam di sumur zam-zam kemudian
muncul suatu mata air yang terdapat batu besar ditengahnya lalu oleh beliau batu tersebut ditulis dengan
menggunakan telunjuknya yang tepatnya di daerah Cibulakan Cimanuk Pandeglang Banten di sehingga oleh
masyarakat sekitar dikeramatkan dan dikenal dengan nama Keramat Batu Qur`an. Setibanya di Kasultanan
Banten dan membereskan semua kekacauan di sana, dan memohon ampunan kepada ayahanda Sultan
Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Sehingga akhirnya Sultan Maulana Mansyuruddin kembali memimpin
Kesultanan Banten, selain menjadi seorang Sultan beliau pun mensyiarkan islam di daerah Banten dan
sekitarnya.

Dalam perjalanan menyiarkan Islam beliau sampai ke daerah Cikoromoy lalu menikah dengan Nyai Sarinten
(Nyi Mas Ratu Sarinten) dalam pernikahannya tersebut beliau mempunyai putra yang bernama Muhammad
Sholih yang memiliki julukan Kyai Abu Sholih. Setelah sekian lama tinggal di daerah Cikoromoy terjadi suatu
peristiwa dimana Nyi Mas Ratu Sarinten meninggal terbentur batu kali pada saat mandi, beliau terpeleset
menginjak rambutnya sendiri, konon Nyi Mas Ratu Sarinten mempunyai rambut yang panjangnya melebihi
tinggi tubuhnya, akibat peristiwa tersebut maka Syekh Maulana Mansyuru melarang semua keturunannya
yaitu para wanita untuk mempunyai rambut yang panjangnya seperti Nyi mas Ratu Sarinten. Nyi Mas Ratu
Sarinten kemudian dimakamkan di Pasarean Cikarayu Cimanuk. Sepeninggal Nyi Mas Ratu Sarinten lalu
Syekh Maulana Mansyur pindah ke daerah Cikaduen Pandeglang dengan membawa Khodam Ki Jemah lalu
beliau menikah kembali dengan Nyai Mas Ratu Jamilah yang berasal dari Caringin Labuan. Pada suatu hari
Syekh Maulana Mansyur menyebarkan syariah agama islam di daerah selatan ke pesisir laut, di dalam
perjalanannya di tengah hutan Pakuwon Mantiung Sultan Maulana Mansyuruddin beristirahat di bawah
pohon waru sambil bersandar bersama khodamnya Ki Jemah, tiba-tiba pohon tersebut menjongkok seperti
seorang manusia yang menghormati, maka sampai saat ini pohon waru itu tidak ada yang lurus.

Ketika Syekh sedang beristirahat di bawah pohon waru beliau mendengar suara harimau yang berada di
pinggir laut. Ketika Syekh menghampiri ternyata kaki harimau tersebut terjepit kima, setelah itu harimau
melihat Syekh Maulana Mansyur yang berada di depannya, melihat ada manusia di depannya harimau
tersebut pasrah bahwa ajalnya telah dekat, dalam perasaan putus asa harimau itu mengaum kepada Syekh
Maulana Mansyur maka atas izin Alloh SWT tiba-tiba Syekh Maulana Mansyur dapat mengerti bahasa
binatang, Karena beliau adalah seorang manusia pilihan Alloh dan seorang Auliya dan Waliyulloh. Maka atas
izin Alloh pulalah, dan melalui karomahnya beliau kima yang menjepit kaki harimau dapat dilepaskan,
setelah itu harimau tersebut di bai`at oleh beliau, lalu beliau pun berbicara “Saya sudah menolong kamu !
saya minta kamu dan anak buah kamu berjanji untuk tidak mengganggu anak, cucu, dan semua keturunan
saya”. Kemudian harimau itu menyanggupi dan akhirnya diberikan kalung surat Yasin di lehernya dan diberi
nama Si Pincang atau Raden Langlang Buana atau Ki Buyud Kalam. Ternyata harimau itu adalah seorang
Raja/Ratu siluman harimau dari semua Pakuwon yang 6. Pakuwon yang lainnya adalah :

1. Ujung Kulon yang dipimpin oleh Ki Maha Dewa


2. Gunung Inten yang dipimpin oleh Ki Bima Laksana
3. Pakuwon Lumajang yang dipimpin oleh Raden Singa Baruang
4. Gunung Pangajaran yang dipimpin oleh Ki Bolegbag Jaya
5. Manjau yang dipimpin oleh Raden Putri
6. Mantiung yang dipimpin oleh Raden langlang Buana atau Ki Buyud Kalam atau si pincang.

Setelah sekian lama menyiarkan islam ke berbagai daerah di banten dan sekitarnya, lalu Syekh Maulana
Manyuruddin dan khadamnya Ki Jemah pulang ke Cikaduen. Akhirnya Syekh Maulana Mansyuruddin
meninggal dunia pada tahun 1672M dan di makamkan di Cikaduen Pandeglang Banten. Hingga kini makam
beliau sering diziarahi oleh masyarakat dan dikeramatkan.

Keterangan :

Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa dimakamkan di kampung Astana Desa Pakadekan Kecamatan
Tirtayasa Kawadanaan Pontang Serang Banten.
Cibulakan terdapat di muara sungai Kupahandap Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang Banten
Makam Cicaringin terletak di daerah Cikareo Cimanuk Pandeglang Banten
Ujung Kulon Desa Cigorondong kecamatan Sumur Kawadanaan Cibaliung kebupaten Pandeglang
Banten
Gunung Anten terletak di kecamatan Cimarga Kawadanaan Leuwi Damar Rangkas Bitung
Pakuan Lumajang terletak di Lampung
Gunung Pangajaran terletak di Desa Carita Kawadanaan Labuan Pandeglang, disini tempat latihan silat
macan.
Majau terletak didesa Majau kecamatan Saketi Kawadanaan Menes Pandeglang Banten
Mantiung terletak di desa sumur batu kecamatan Cikeusik Kewadanaan Cibaliung Pandeglang.
Ki Jemah dimakamkan di kampong Koncang desa Kadu Gadung kecamatan Cimanuk Pandegang
Banten.

Tentang iklan-iklan ini

You May Like

1. 14
Bathroom Inventions You
Didn't Realize You Needed 7
months ago huffingtonpost.com
Huffington Post

Bagikan ini:

 Facebook 140  Twitter  Surat elektronik  Cetak

 Suka
2 blogger menyukai ini.

Terkait

HTI Pandeglang laksanakan Abu Bakar Ba’asyir berikan Maca Syekh dalam Konteks
Halqah Islam dan Peradaban Tausyiah Maulid Nabi Kehidupan
Masyarakat Banten
dalam "01 Sejarah"

21 Maret 2010
 33 Replies

« Sebelumnya Berikutnya »

Berikan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar
Nama

*
Surel

*
Situs web

Kirim Komentar

Beri tahu saya komentar baru melalui email.

Beritahu saya pos-pos baru lewat surat elektronik.

DerajatM pada 21 September 2010 pukul 10:36 am

Cerita yg berbau mistik, kalo boleh tau sumbernya dari mana?


Saya ingin tahu silsilah Syekh Mansyur dan keturunannya hingga sekarang, ada info?

 Balas

ansori,serang banten pada 27 September 2010 pukul 1:11 am

Assalammu’alaikum Wr.wb.
Punten kang, sy dulu pernah Ziarah di Batu petilasan/ Batu Qur’an Cibulakan,sy pernah mengalamihal
yang aneh dalam diri sy pada saat itu, ketika sy berusaha untuk mengelilingin batu yang ada di
tengah2 air yang konon katanya jika kita bisa mengelilingi batu tsb sbyk 7 kali,akan mendaptkan
barokah atau hidayah atau sejenisnya,namun pada saat itu sy tidak kuat.dan ketika itu pula sy
mengambil sesuatu ( Batu kerikil ), dan seketika sy tercebur kedalam dalam air yang tadi sy
kelilingi,sehingga akhirnya aku di bawa oleh beberapa orang yang ada disekitar itu,termasuk salah
seorang kuncen disekitar itu dalam keadaan pingsan ( kurang sadar ).dan setelah sy sadar sy ditanya
sama Beliau (kuncen ) ini Siapa dan dari mana asalnya,dan sy jawa sy Ansori dari serang. Dan
akhirnya beliau membuka telapak tangan kanan sy ,dan Beliau( Kuncen ) mengatakan bahwa : ini
belum bisa dibawa/ambil karena kamu belum kuat,dan kalaupun kamu sudah kuat kamu bisa datang
lagi kemari,dan akhirnya sy tidak banyak bertanya lalu aku langsung pulang, dan sesampainya aku
dirumah aku termenung dengan kejadian itu,
Kejadannya dah lama sekitar 12 tahun yang silam dan sekarang aku teringat lagi akan kejadian
itu,bahwa sy disuruh datang lagi ke sana ( batu Petilasan )red.
yang aku tanyakan kang adakah kaitanya syech maulana manshurudin ama prabusiliwangi,karena
pada saat kejadian itu saya masih dalam bimbingan orang tua yang menganut ilmu aliran yang di
bawa oleh prabusiliwangi,mohon penjelasannya pada semua teman yang melisah blok ini

Terimakasih
hatur nuhun kang
an’s

 Balas

Dasuki pada 3 Oktober 2012 pukul 7:55 pm

Aslmlkm.. Mhn maaf sblmnya sy mncba mnjwb prtnyaan dr saudara ansori apkh syeh
mansyurudin msh ada sangkut pautnya dngn prabu siliwangi? Jwbnnya adalh “ya” bhkn ikatn
beliau kpd prabu siliwangi adalh cicit.krn dilht dr nasab putri prabu siliwngi yg brnama nyi rara
santang(syarifah mudaim) dr ibu nyi subang larang,menikah dngn sayid abdulah khan dr mesir
dan dikaruniakn anak yg brnm syeh syarif hidayatilah(cirebn).syeh syarif mempunyai anak yg
brnma maulana hasanudin(banten).syeh mansyurudin sndri anak dr sultan agung(bnten)
tirtayasa.jd kuat ikatn drhnya,skian pnjlsn dr sy.mhn maaf klo ada kekurngn dan kelancangn sy…

 Balas

lukman pada 18 Oktober 2010 pukul 12:53 pm

saya mau tanya,, apakah benar cerita yg di ceritakan kuncen di batu Qur’an,,,Katanya kuncen tersebut
keturunan dari Syekh maulana mansyur…..dan dia bercerita bahwa sykh maulana mansyur
keturunannya syekh abdul Qodir albagdadi,,dan kalo boleh tahu benarkah kuncen tersebut pemilik
atau pengurus batu Qur’an

 Balas

Dahliya pada 26 Oktober 2010 pukul 11:01 pm

Gbtan sya namany maulana mansyuruddin, sy tau kalau trnyt maulana mansyuruddin itU slh satU
nama walialoh, dr bpak sy yg ktUrunan bnTen, trnyta crtany menarik.

 Balas

teguh pada 11 Desember 2010 pukul 2:22 pm

mohon maap sy mau tanya sy pernah dengar cerita apa benar syekh mansyurrudddin pernah
menikah dgn putri jin sy mohon maap apabila pertanyaan sy krang berkenan
 Balas

Ajie Quinn pada 11 April 2013 pukul 9:36 pm

Mungkin itu hanya legen alias cerita dongen. karena fitrahnya, manusia harus menikah dengan
manusia. Memang banyak sekali kita dengan dongeng2 tentang kejayaan dimasa lalu bahkan
terkadang dongen itu ga masuk akal. Para pendahulu kita adalah juga sama manusia, yang
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dan yang paling harus kita hargai, beliau2 para
pendahulu kita itu, adalah para ulama penyebar agama islam, bukan menghargai cerita2
anehnya. terima kasih.

 Balas

Andy Afonk pada 12 Februari 2011 pukul 8:59 pm

Malam Jum’at yang lalu sy kedesa gunung anten dan Ziarah di sana. Terdapat 41 makam leluhur
disana (karena gelap saya hanya melihat sebagian dari makam-makam tersebut ; batu nisan)
apakah ada hubungan dengan cerita diatas dan apakah saya bisa tahu ke 41 nama leluhur yg
dimakamkan disitu.

 Balas

john pada 20 Februari 2011 pukul 12:02 pm

wah–wah info ttg banten lagi perlu contakan ni kita..karena membicarakan sejarah gk baka habisnya
dan rasa penasaran besar

 Balas

miftah pada 8 Juni 2011 pukul 3:21 pm

aslmkum?…..giman kabarnya taeman”?…..saya mau tanya berati pangeran shogiri tanah baru bogor
yg di makamkan di keramat jati jakarta dan syeh mansur cikadueuun bersaudara adekakak?
…..mohon di jwab
soalna temen” n guru” ana mondok di ashogiri tanah baru!

 Balas

LUKMAN pada 8 September 2011 pukul 12:17 am

hanya Allah yang tau…….

 Balas

R Tamrin pada 10 September 2011 pukul 7:22 am

Saya turunan ke 7 dari Raden Mad Nurhasyim..yang ingin saya tanyakan apakah R Mad Nurhasyim
ada hubungannya dengan keturunan prabu Siliwangi ke 2
 Balas

much.thevil pada 12 November 2011 pukul 9:18 pm

asslmkum
allhmdullhirbillalamin. Crita’y bsa mnjdi plajaran bgi urang sararea. Amiin

 Balas

abdullah sam pada 1 Desember 2011 pukul 5:26 am

keturunan skeh maulanan Manshuruddin Banyak tersebar di jawa timur, termasuk beberapa bukti
sisilah dan kitab kuno samapai sekarang ada di Sumber Pucung Kab. Malang yang menurut ahli
filologi usianya sama dengan kehidupan Sekh Manshuruddin. termasuk pendiri Pesantren Rakyat Al-
Amin, Pengasuh Pesantren Soerjo Alam Gunung Kawi juga keturunan dari Maulana Manshuruddin
dari Pangeran Thohir tebuseren Sidoarjo Jawa Timur, Pangeran Thohir ini bersaudara dengan Raden
Fadluddin atau Mbah Jalalain di Kasin Malang salah satu makam yang di tuakan di Kota Malang,
Letakkanya persis di belakang Masjid Monumen Hisbullah,. Raden Fadluddin ini kemudian banyak
menurunkan Habib-habiab yang ada di malang. sedangkan Pangeran Thohir Keturunnanya banyak
tersebar di Sumberpucung, Pakissaji dan Kepanjen Malang. cerita-yang di tulis di atas sesuai dengan
cerita dari kakek saya dan jika cerita-cerita tersebut dari berbagai sumber memang sama dan bukti
sejarahjnya memang ada maka bisa di percaya. jika ingin bukti kitab-kitab tuanya silahkan datang di
Pesantren Rakyat Sum berpucung Malang. Penulis alhamdulillah juga memiliki silsislah lengkap.
trimakasih

 Balas

adicarita pada 19 Januari 2012 pukul 2:13 pm

MENGECEWAKAN:
Wisata Batu Quran, hati2 pemalakan di tempat parkir… ! Sebelum parkir tanya dulu, berapa harganya
dan minta karcisnya.
Kemarin ketika kesana, dimintai uang Rp 5.000, padahal hanya 1 jam saja, dan anak muda yg jd
“petugas” bilang harusnya Rp 10.000, ketika kita minta mana karcisnya, dia masuk ke “pos” dan
ambil karcis yg tertera Rp 10.000 .. Karcis Cetakan palsu??
Di dalam sendiri, pemandangan kurang bagus, berhubung di sekitar kolam sudah dikepung rumah
penduduk …
Cukup tau aja dan tidak interest sama sekali utk balik lagi …

 Balas

hasbihamami pada 6 Februari 2012 pukul 4:58 am

Asalamualaikum Kang, sy terus terang sgt tertarik dengan sejarah Banten khususnya Syeh Mansyur.
cuma setelah saya baca cerita di atas dan pernah dengar cerita dari orang-orang juga, “rada
ngahul’eng” . pasalnya apakah cerita ini benar? soalnya menurut logika susah dimengerti. saya
percaya memang ada ilmu nyata dan ada ilmu ghoib. nah, dari cerita diatas dapatkah dibuktikan
kebenaran sejarahnya? adakah sumber yang bisa memastikan kebenaran cerita ini? kalo misalnya
Syeh Mansyur itu Keturunan Sultan Hasanudin maka berarti masih keturunan Syeh Syarif
hidayatullah Cirebon, pernah saya baca dari buku kalau Syeh Sarif hidayatullah itu masih keturunan
Rasulallah. berarti Syeh mansur juga keturunan Rasulallah. lalu bagaimana nilai seorang keturunan
Rosul yang menikah dengan ratu jin? intinya sumber cerita ini siapa yang bisa dibenarkan
kebenarannya. haturnuhun
Wasalam..

 Balas

dedih pasar kemis pada 10 Februari 2012 pukul 7:23 pm

sejarah islam yang ada di banten.


kbnyakan orang ada yang percaya dan ada yang tdk percaya.

 Balas

tubagus agung pada 1 Maret 2012 pukul 7:13 pm

sultan maulana mansyur,seorang aulia ALLAH SWT


dari keturunan sultan maulana hassanudin bin sunan gunung jati
atau syarif hidayatullah al khan yang bernasab kapada ROSULLAH SAW
melalui imam HUSAIN RA.

 Balas

tubagus agung pada 1 Maret 2012 pukul 7:28 pm

kang anshori:kalau yang saya tau tidak ada hubunganya antara


sultan maulana mansyur
dengan prabu siliwangi,
kalaupun ada itu berasal dari
kake buyut beliau
sunan gunung jati yang merupakan cucu dari prabu siliwangi
karena ayahanda sunan gunung jati sayyid Abdullah menikah dengan putri prabu siliwangi nyi rara
santang adik dari raden kian santang
(EYANG ROHMAT) garut.. mohon maaf apa bila terjadi kekeliruan silsilah.

 Balas

Hazizi pada 8 Mei 2012 pukul 7:56 pm

Mohon ma,af, saya pernah membaca sejarah kesultanan banten, disitu tertera bahwa sultan haji
telah berhianat terhadap ayah kandungnya sendiri, sultan agung tirtayasa, dan saya baru tau kalau
ada sultan haji (sultan mansyur) yg palsu, jadi pertanyaan saya apakah bisa dibuktikan bahwa yg
berkhianat itu adalah sultan palsu

 Balas
Lili pada 20 Mei 2012 pukul 11:37 pm

Assalamualaikum sahabat semua, dari semua pertanyaan yg tampil rata-rata menanyakan kejelasan
sejarah syeh maulana mansyur, baik petilasan maupun kisah/cerita mistisnya, sedikit saya
tambahkan, menurut silsilah garis keluarga saya hanyalah salah satu garis keturunan yang sangat
jauh sekali dengan silsilah keturunan syeh maulana mansyur, namun entah faktor kebetulan/hidayah
dari Allah SWT, saya bisa mendapatkan salah satu karomah dari jutaan bahkan tak terhingga
karomah beliau, wawllahhualam bisawap……

 Balas

Muhammad Haikal pada 23 Mei 2012 pukul 5:18 pm

Barangkali ada yang tahu keturunan syeh maulana Mansyuruddin anak2nya sampai ke cicitnya atau
seterusnya mohon minta informasinya, terimakasih.

 Balas

faisal pada 23 Juni 2012 pukul 4:28 pm

ada yg punya foto syech maulana mansyur??

 Balas

achmad rohim pada 22 September 2012 pukul 5:55 pm

saya mau tanya mohon penjelasan turunan dari syehk maulana mansyur hingga sekarang

 Balas

Ajat pada 4 Oktober 2012 pukul 3:10 pm

Nurullah Afatullah Jatullah saya masih keturunan Syeh Sultan Maulana Mansyur Cikaduen

 Balas

miftah farid pada 2 November 2012 pukul 2:18 pm

apakah akang tau sampai sekarang silsilah keturunan syeh maulana mansyuruddin

 Balas

deni pada 15 Februari 2013 pukul 2:10 pm

apa sih yang dipelajari oleh umat islam dari ilmu segala ilmu?

 Balas

alung al husein pada 15 April 2013 pukul 6:50 pm


pkok’a saya bngga mnjdi wrga banten, dn sngt kgum mmpunyai pmimpin umt sprti bliau

 Balas

abdul muhyi pada 17 Mei 2013 pukul 12:43 pm

assalamualaikum .. wr,wb saya abdul muhyi bapak saya habulloh dan ibu yayah mardiyah nenek dari
ibu keturunan uyut sarinten cimanuk dan setelah dirunut garis keturunan ibu dan bapak ternyata
bertemu pada satu garis keturunan kakek saya dari bapak bernama saban klo punya buku garis
ketyrynan dari nyi sarinten boleh saya minta

 Balas

ALAM SURGA WISESA FIRDAUS AL BAJIGUR pada 26 Mei 2013 pukul 8:59 pm

Wah seru neh Sejarahnya …. saya mau tanya apa ada hubungannya antara batu Qur’an yang ada di
cikoromoy dengan Batu Qur’an yang ada di sanghiang sirah ??? pleas informasinya dan sejarahnya …
karena mengingat di banten sebenarnya adalah pusat peradaban sejarah yang sangat berharga serta
bisa menjadi sumber rujukan… sejarah peradaban manusia khusunya di wilayah banten

 Balas

Hendra Gunawan, SS pada 27 Juni 2013 pukul 9:23 am

Punten, numpang nimbrung nih, Batu Qur’an yang di Cikaromoy adalah tempat pulangnya Syekh
Maulana Mansyur-Banten dari tanah Arab sedangkan Batu Qur’an yang di Sanghiyang Sirah adalah
tempat pulangnya Prabu Kiansantang/ Sunan Rohmat Suci-Godog dari tanah Arab. Wali ketiga yang
punya ilmu karomah seperti ini adalah Syekh Abdul Muhyi-Pamijahan, tapi karena Beliau
mengamalkan dzikirnya sambil merokok maka Beliau pulang dari tanah Arab sampai di Gua
Pamijahan dengan terbatuk-batuk. Dikemudian hari Syekh Abdul Muhyi memfatwakan haram
hukumnya berziarah ke makamnya sambil merokok!. Kisah Ki Buyut Kalam kejepit Kima/ kerang juga
ada legendanya. Dahulu ada pertapa Sakti dari Tibet bernama Ki Mas Jong/ Yong datang ke Taruma
negara, Di Taruma Negara Ki Mas Jong punya dua istri, salah satunya dengan jin putri bangsawan
Segara Kidul. Hasil pernikahan dengan Ki Mas Jong/ Yong dengan jin tersebut melahirkan seorang
putri cantik bernama Neng Sari. Neng Sari bertemu dengan Ki Buyut Kalam dan mereka saling jatuh
cinta. Ki Buyut Kalam berjanji kelak setelah menuntut ilmu/ melanglang buana dan belajar agama
Islam ia akan kembali dan menikahi Neng Sari. Ki Buyut Kalam merantau terlalu lama. Neng Sari
bersama Ibunya kembali ke Segara Kidul. Ketika kembali ke Sempu/ Serang-Banten Ki Buyut Kalam
hanya bertemu dengan Ki Mas Jong. Ki Mas Jong yang berumur lebih dari 1.000 tahun marah-marah
dan mengambil kerang pusaka/ Kima kemudian menjepitkannya dikaki Ki Buyut Kalam. Ki Mas Jong
wafat tidak lama setelah mengucapkan syahadat dihadapan Syekh Maulana Hasanuddin (abad ke-
16). Ki Buyut Kalam kemudian minta bantuan Syekh Maulana Hasanuddin agar melepaskan Kima
tersebut, maka dengan karomah Syekh Maulana Hasanuddin, Ki Mas Jong dihidupkan kembali dan
Beliau berfatwa bahwa Kima tersebut akan lepas dari kakinya Ki Buyut Kalam bila Ki Buyut Kalam
bertobat dan minta doa pada keturunan Syekh Maulana Hasanuddin yang bernama Syekh Maulana
Mansyur. Ki Mas Jong wafat kembali, makanya kalau kita ziarah ke Sempu-Serang akan menemukan
dua makam Ki Mas Jong disana. Woullohua’lam.
 Balas

ade baehaqi pada 27 November 2013 pukul 11:24 am

asslmkm… waduh ceritanya amat menarik,sampai2 saya dibuat terlena karenanya.. thank’s buat
penulis.. dan buat semua yang ikut nimbrung disini salam kompak selalu,dan jaga kerukunan
walaupun kita sedikit berbeda faham,..wassalam..

 Balas

Muhamad arieef pada 28 Desember 2013 pukul 12:08 am

waaahh makin tau jah sya sejarah Banten yg belum luas pengetahuan nya tengtang sejarah Banten
padahal saya Orang Bnten terima kasih atas pengetahuan nya wasalam

 Balas

View Full Site

Blog di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai