Anda di halaman 1dari 7

KLIPING

Sejarah Sultan Hasanuddin Dan Kerajaan Banten

Disusun untuk memenuhi tugas “ILMU PENGETAHUAN SOSIAL”

Kelas IV tahun pelajaran 2022-2023

Disusun oleh
IRFAN LEO ANGGARA
KELAS IV SITI KHADIJAH

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (IT) MALINGPING

TAHUN AJARAN 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya 
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Kliping ini saya susun sebagai tugas dari mata pelajaran  Ilmu pengetahuan social(IPS) dengan
judul “Sejarah Sultan Hasanuddin Dan Kerajaan Banten”.

Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Ratu Patma Pudiwati,, selaku guru mata pelajaran
“IPS” yang telah membimbing dan memberikan pemahaman serta pengajaran demi lancarnya
terselesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah tugas ini saya susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata pelajaran
“Ilmu Pengetahuan Sosial”  dan penulis berharap semoga kliping ini bermanfaat bagi diri kami
dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya kliping ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan kliping pada
tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

2
Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati
( (1479-1568 M), penguasa Kesultanan
Maulana Hasanuddin adalah pendiri
Cirebon yang juga menjadi salah satu anggota
Kesultanan Banten yang berkuasa pada
Wali Songo, majelis penyebar Islam di Jawa
1552-1570 Masehi.
pada era Kesultanan Demak.
Maulana Hasanuddin adalah pendiri
Dikisahkan Agus Sunyoto dalam Atlas Wali
Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1552-
Songo (2012), pada suatu ketika Syarif
1570 Masehi. Selain sebagai sultan pertama
Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dari
Banten, Maulana Hasanuddin juga merupakan
Cirebon menempuh perjalanan ke barat
sosok pelopor sejarah syiar Islam di wilayah
menuju Banten. Di Banten, Sunan Gunung
tersebut. Dikutip dari The Sultanate of Banten
Jati berhasil mengajak bupatinya, Prabu
(1990) karya Hasan Muarif Ambary dan
Surosowan atau Ki Gedeng, beserta rakyatnya
Jacques Dumarçay,
untuk memeluk Islam. Sunan Gunung Jati
Maulana Hasanuddin memperoleh gelar kemudian menyunting putri Prabu Surosowan
Pangeran Sabakingkin atau Seda Kinkin. yang bernama Nyi Kawunganten. Perkawinan
Pemberi gelar itu adalah kakeknya, yaitu ini melahirkan anak perempuan dan anak laki-
Prabu Surosowan, Bupati Banten. Maulana laki, yakni Ratu Winaon dan Pangeran
Hasanuddin adalah putra dari Syarif Sabakingkin alias Maulana Hasanuddin.

Sejarah Hidup Maulana Hasanuddin

Sejarah Hidup Maulana Hasanuddin ajaran keislamannya. Adapun Prabu Pucuk


Umun adalah pemeluk ajaran Sunda Wiwitan.
Sejarah Hidup Maulana Hasanuddin Setelah
Suatu ketika, Pangeran Sabakingkin atau
Prabu Surosowan wafat, posisi pemimpin
Maulana Hasanuddin menghadap ayahnya di
Banten dilanjutkan oleh putranya yang
Cirebon. Ia kemudian diberi mandat untuk
bernama Pangeran Arya Surajaya atau Prabu
menyebarkan Islam yang lebih luas ke tanah
Pucuk Umun, yang juga paman dari Pangeran
Banten dan sekitarnya. Maulana Hasanuddin
Sabakingkin alias Maulana Hasanuddin.
pun berangkat ke Banten. Namun, misinya
Sunan Gunung Jati kemudian kembali ke untuk menjalankan syiar Islam di Banten
Cirebon. Sedangkan Pangeran Sabakingkin ternyata mendapatkan tentangan dari
berkelana untuk memperdalam ilmu dan pamannya sendiri, yakni Prabu Pucuk Umun.
Setelah melakukan musyawarah, mereka
3
bersepakat untuk tidak berperang secara fisik, menyerahkan golok serta tombak sebagai
namun diganti dengan pertarungan ayam jago. tanda kekalahan. Penyerahan kedua senjata
Dilansir laman Dinas Pariwisata Provinsi pusaka Banten itu juga sebagai simbol bahwa
Banten, Maulana Hasanuddin memenangkan kekuasaan wilayah Banten yang semula
perlombaan itu. Prabu Pucuk Umun mengaku dipegang oleh Prabu Pucuk Umun kepada
kalah dan memberikan ucapan selamat seraya Maulana Hasanuddin.

Memimpin Pemerintahan di Banten Prabu Banten dikenal sebagai salah satu wilayah
Pucuk Umun bersama beberapa pengikutnya yang sangat kental dengan nuansa keislaman.
kemudian pergi untuk menuju ke Ujung Bahkan, salah satu tokoh utama dan banyak
Kulon di Banten Selatan. Mereka bermukim menghasilkan karya klasik juga berasal dari
di hulu Sungai Ciujung, di sekitar wilayah wilayah Banten.
Gunung Kendeng. Konon, mereka adalah
Kisah Maulana Hasanuddin Penyebar
cikal-bakal orang Kanekes atau orang-orang
Agama Islam Dan Raja Pertama
Suku Baduy.
Kesultanan Banten
Sementara para pengikut Prabu Pucuk Umun
Adu kesaktian antara Prabu Pucuk Umun dan
lainnya yang memilih bertahan di Banten
Maulana Hasanuddin dimenangkan oleh
menyatakan masuk Islam di hadapan Maulana
Hasanuddin dalam perebutan kekuasaan dan
Hasanuddin. Di era Maulana Hasanuddin
penyebaran agama Islam di Banten. Namun,
yang kemudian memerdekakan Banten
Pucuk Umun yang waktu itu penguasa
menjadi kesultanan pada 1568 M, kerajaan
Pakuan Pajajaran di Banten Girang menolak
bercorak Islam ini mencapai kemajuan di
untuk masuk Islam.
berbagai bidang.
Diceritakan bahwa pertarungan adu sakti itu
Sektor perdagangan menjadi tumpuan utama menggunakan media ayam jago. Pucuk Umun
Kesultanan Banten pada masa pemerintahan menciptakan ayam jago dari besi baja
Maulana Hasanuddin. Komoditas utamanya berpamor air raksa diberi nama Jalak Rarawe.
adalah lada yang sudah dikirim ke berbagai Sedangkan ayam Hasanuddin merupakan
wilayah di dunia. penjelmaan jin berasal dari sorbannya yang
dihentakkan dan diberi nama Jalak Putih.

Cerita pertarungan Pucuk Umun melawan


4
Maulana Hasanuddin ini sering disinggung di Banten pada abad awal ke-16 sendiri
buku berkaitan sejarah awal Banten. digambarkan sebagai Kerajaan Sunda dan
Hasanudin waktu itu bersama ayahnya, Sunan berada di jalur perdagangan. Seorang
Gunung Jati memang menyebarkan agama penjelajah Portugis Tome Pires pada 1513
Islam di kerajaan Sunda di Banten yang masih
bercorak Hindu

menggambarkan bahwa meski masih bercorak kerajaan, Islam ternyata sudah masuk ke daerah ini
karena berada di jalur strategis perdagangan internasional.
Estafet penyebaran Islam setelah Sunan Ampel dilanjutkan oleh Sunan Gunung Jati (Syarif
Hidayatullah). Bahkan ia menikah dengan anak pemimpin kerajaan bernama Nyai Kawunganten
dan lahirlah Maulana Hasanuddin.

Proses islamisasi penduduk oleh Sunan Gunung Jati dan anaknya Maulana Hasanuddin bahkan
diceritakan sampai ke Gunung Pulosari. Setelah Sunan Gunung Jati ke Cirebon, islamisasi tetap
dilanjutkan oleh anaknya itu sampai ke Gunung Karang, Gunung Lor bahkan sampai ke Ujung
Kulon.

5
6
Kesimpulan

Maulana Hasanuddin adalah pendiri Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1552-1570 Masehi.
Selain sebagai sultan pertama Banten, Maulana Hasanuddin juga merupakan sosok pelopor sejarah
syiar Islam di wilayah tersebut. Dikutip dari The Sultanate of Banten (1990) karya Hasan Muarif
Ambary dan Jacques Dumarçay.

Sejarah Hidup Maulana Hasanuddin Setelah Prabu Surosowan wafat, posisi pemimpin Banten
dilanjutkan oleh putranya yang bernama Pangeran Arya Surajaya atau Prabu Pucuk Umun, yang
juga paman dari Pangeran Sabakingkin alias Maulana Hasanuddin.

SARAN

Dari hasil pembuatan kliping dan tugas,penulis ingin menyampaikan saran untuk pembaca. Penulis
berharap agar pembaca dapat lebih mengenal lebih jauh lagi terkait sejarah kesultanan banten

Anda mungkin juga menyukai