Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN
Sunan Jati adalah sunan yang ke-IX, Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448,
Sunan Gunung Jati lahir di Mekkah, Ia adalah cucu Raja Padjajaran, Prabu
Siliwangi, ia mengembangkan ajaran Islam di Cirebon, Majalengka, Kuningan,
Kawali, Sunda Kelapa dan Banten sebagai dasar bagi pegembangan Islam di
Banten.

II. PEMBAHASAN
A. Biografi
Sunan Gunung Jati mempunyai nama asli yaitu Syarif Hidayatullah atau
Sayyid Kamil, ia adalah salah seorang wali songo, ia dilahirkan pada tahun
1448 M. ayahnya bernama Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam,
dan Ibunya bernama Nyai Rara Santang. Rara Santang adalah Putri Raja
Padjajaran yaitu Prabu Siliwangi. Jadi Sunan Gunung Jati adalah Cucu Prabu
Siliwangi. Masa kekuasaan Sunan Gunung Jati (1479 – 1568). Sunan Gunung
Jati sampai di Cirebon pada tahun 1470 M, kemudian dengan dukungan
Kesultanan Demak dan Raden Walangsungsang / Pangeran Cakrabuana ia
dinobatkan menjadi Raja Cirebon pada tahun 1479. Sunan Gunung Jati wafat
pada 19 September 1569. Sunan Gunung Jati dimakamkan di Gunung
Sembung, Gunung Jati Cirebon.

B. Riwayat Hidup
Sunan Gunung Jati mewarisi kecenderungan spiritual dari kakek buyutnya,
Jamaluddin Akbar Al-Husaini, sehingga ketika Sunan Gunung Jati selesai
menimba ilmu di Pesantren Syekch Datuk Kahfi, ia meneruskan pembelajaran
ke Timur Tengah lanjut ke pernikahannya.
Memasuki usia dewasa (sekitar tahun 1470 – 1480) Sunan Gunung Jati
menikahi adik dari Bupati Banten saat itu, Nyai Kawunganten, dari
pernikahan itulah lahir Ratu Wulung Ayu dan Maulana Hasanuddin, Maulana
Hasanuddin inilah yang kelak menjadi Raja Banten Pertama.
C. Metode Dakwah
Memiliki tugas untuk menyebar luaskan agama Islam di daerah Jawa Barat
khususnya daerah Cirebon. Begitu besar pengaruh sang Sunan terhadap
kehidupan masyarakat Cirebon khsusunya dalam hal agama dan ke-Tuhan-an.
Salah satu tokoh walisongo ini dijuluki Panetep Panatagama ing Tanah Jawi
atau sebuah gelar yang dinobatkan untuk beliau sebagai Tumenggung oleh
Pangeran Cakrabuana.

Cara dakwah Sunan Gunung Jati sangatlah berliku karena beliau harus
melewati banyak peperangan demi meng-Islam kan warga Banten dan Cirebon
di bawah kepemimpinan kerajaan Padjajaran.

Cara dakwah Sunan Gunung Jati dimulai ketika kepulangannya dari Arab
Saudi ke Pulau Jawa, dan menemui pamannya Raden Walasungsang atau
Cakrabuana. Nah, cara dakwah Sunan Gunung Jati ini pun terbilang unik
karena beliau harus memainkan peran ganda. Dimana ia sebagai ulama dengan
gelar waliyullah ( wali Allah) serta mendapat gelar Sayidin Panatagama atau
dalam tradisi Jawa dianggap sebagai wakil Tuhan di Dunia (khalifah), juga
memerankan tokoh seorang raja.

Setelah Raden Walasungsang meninggal, Sunan Gunung Jati lah yang


menggantikan kesultanan di Cirebon, hingga beliau berhasil melepaskan
Cirebon dari pengaruh kerajaan Padjajaran. Akhirnya beliau menggantikan
pamannya itu untuk menyebarkan agama Islam di Cirebon. Setelah berhasil
meng-Islamkan masyarakat Cirebon, cara dakwah Sunan Gunung Jati yang
unik ini pun dilakukan juga sampai ke daerah Majalengka, Kuningan, Kawali,
Sunda Kelapa, dan Banten.

Sampai akhirnya tahun 1525, Sunan Gunung Jati berhasil menjadikan Banten
sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Dan ketika ia kembali ke
Cirebon, ia menyerahkan Kesultanan Banten kepada anaknya, Sultan Maulana
Hasanuddin yang kemudan melahirkan raja-raja Banten. Kemudian
perjuangan cara dakwah Sunan Gunung Jati berlanjut melalui anak-anaknya
yang menjadi Raja Banten. Raja-raja ini berhasil mengalahkan kerajaan
Pajajaran hingga seluruh rakyat di Islam kan.

Beliau murni menyebarkan ajaran Islam dengan menjadi ulama, serta menjadi
Raja yang menumpas ketamakan.

Buktinya, selama menjadi Raja beliau memberlakukan pajak yang jumlah,


jenis, dan besarnya disederhanakan sehingga tidak memberatkan rakyat yang
baru terlepas dari kekuasaan Kerajaan Sunan Galuh Pakuan Padjajaran. Ia juga
mempelopori untuk pembangunan Masjid Agung “Sang Ciptarasa” dan masjid
jami’ di wilayah bawahan Cirebon. Sosok pemimpin seperti Sunan Gunung
Jati inilah yang selama ini ditunggu warga Cirebon kala itu. Hingga akhirnya
Sunan Gunung Jati pun wafat dalam usia 120 tahun (1569 M). Bersama sang
ibu, ia dimakamkan di daerah Gunung Jati. Itulah sebabnya, ia hingga kini
dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.

Demikian cara dakwah Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan Islam di


wilayah Jawa Barat.
TUGAS MAKALAH
SUNAN GUNUNG JATI

Kelas : 9.2
Kelompok : IX

Ketua / Moderator : Rasya Rabbani H.


Pemateri : Azza Qurota’aini
Notulen : Alivia Putri M.

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 KOTA BEKASI


2019

Anda mungkin juga menyukai