Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“KERAJAAN SRIWIJAYA”

GURU PEMBIMBING : Nurul Wahyudin, S.Pd

Disusun oleh :

X MIA 5

Kelompok 2

-Humairah
Ridalwalidain

-Pertiwi Putri
Aulia

-Dwi Ariyanti

-Khaerul amin

-Muhammad Fahri

UPT.SMA NEGERI 4 TAKALAR

2023

Kata Pengantar

Puji syukur berkat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dalam bentuk keselamatan
dan juga kesempatan yang diberikan-Nya, saya bisa menyusun makalah ini dengan
semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.

i
Terima kasih juga kepada pak wahyu yang telah memberikan saya arahan untuk tugas
pembuatan makalah ini dan menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.

Makalah ini saya susun dengan cara mencari di internet dan buku. Semoga dengan
diberikannya tugas ini saya dan pembaca mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi.

Apabila makalah yang telah saya buat jauh dari sempurna dan tidak sesuai dengan pak
wahyu ini harapkan. Maka saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada pak Nurul
Wahyudin,S.pd.

Takalar,31 januari 2023

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................................

ii
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................
D. Manfaat..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Lokasi Kerajaan.............................................................................................................
B. Sejarah dan Bukti-Bukti Berdirinya...............................................................................
C.SistemPemerintahan........................................................................................................ 6
D. Silsilah Kerajaan............................................................................................................
E. Kehidupan Ekonomi.......................................................................................................
F. Kehidupan Sosial dan Budaya........................................................................................
G. Masa Keemasan.............................................................................................................
H. Penyebab Keruntuhan....................................................................................................
I.PeninggalanPeninggalan……………………………………………………………….
10
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan……………………………………………………………………………….. 13
B.Saran………………………………………………………………………………………
13
DaftarPusaka…………………………………………………………………………………
14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah Indonesia terdiri dari pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh selat dan
laut, hal ini menyebabkan sarana pelayaran merupakan lalu lintas utama penghubung antar pulau.
Pelayaran ini dilakukan dalam rangka mendorong aktivitas perdagangan. Pelayaran perdagangan
yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, bukan hanya dalam wilayah Indonesia saja, tetapi telah
jauh sampai ke luar wilayah Indonesia.
Pelayaran dan perdagangan di Asia semakin ramai setelah ditemukan jalan melalui laut
antara Romawi dan China. Rute jalur laut yang dilalui dalam hubungan dagang China dengan
Romawi telah mendorong munculnya hubungan dagang pada daerah-daerah yang dilalui,
termasuk wilayah Indonesia. Karena posisi Indonesia yang strategis di tengah-tengah jalur
hubungan dagang China dengan Romawi, maka terjadilah hubungan dagang antara Indonesia
dan China beserta India.
Agama Hindu-Budha diperkirakan masuk ke Indonesia pada awal Tarikh Masehi, dibawa
oleh para musafir dari India. Raja-raja dan para bangsawan yang pertama kali menganut agama
ini kemudian membangun kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha seperti Kerajaan Kutai
yang terletak di Kalimantan Timur, Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, Kerajaan Holing,
Kerajaan Melayu di Sumatra Selatan dan berpusat di Jambi, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan
Mataram Kuno, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali dan Pajajaran, serta
Kerajaan Majapahit.
Masing-masing kerajaan tentu memiliki sejarah dan peninggalan-peninggalan yang harus
kita ketahui. Salah satunya adalah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan yang terletak di Sumatera
Selatan dan beribukota di Palembang ini memiliki nilai sejarah yang tinggi untuk kita ketahui
seperti historiografi, sejarah berdirinya, lokasi kerajaan, prasasti-prasasti peninggalan, hubungan
regional dan luar negeri, masa kejayaannya, masa kemunduran maupun aspek-aspek kehidupan
apa saja yang terkandung dalam kerajaan ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Dimana letak Kerajaan Sriwijaya?


2. Bagaimana berdirinya Kerajaan Sriwijaya?
3. Apa bukti-bukti Kerajaan Sriwijaya?
4. Bagaimana sistem Kerajaan Sriwijaya?
5. Apa penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya?
6. Apa peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1.   Mengetahui sejarah berdiri dan letak Kerajaan Sriwijaya.
2.   Mengetahui bukti-bukti peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.
3.   Mengetahui silsilah raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Sriwijaya.
4.    Mengetahui aspek kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya.
5.   Mengetahui dan mampu menjelaskan penyebab runtuhnya Kerajaan  Sriwijaya.

D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang Kerajaan Sriwijaya.
2. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan sumber pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lokasi Kerajaan
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah membawa kejayaan kepulauan
Nusantara di masa lampau. Bukan saja dikenal di wilayah Indonesia, tetapi hampir setiap bangsa
yang berada jauh di luar Indonesia mengenal Kerajaan Sriwijaya. Hal ini disebabkan karena letak
Sriwijaya yang sangat strategis dan dekat dengan jalur perdagangan antar bangsa yakni Selat
Malaka. Selat Malaka pada masa itu adalah jalur perdagangan ramai yang menghubungkan
pedagang-pedagang Cina dengan India maupun Romawi.
George Coedes, seorang sejarawan, menulis karangan berjudul Le Royaume de Crivijaya
pada tahun 1918 M. Coedes kemudian menetapkan bahwa Sriwijaya adalah nama sebuah
kerajaan di Sumatera Selatan. Lebih lanjut, Coedes juga menetapkan bahwa letak ibukota
Sriwijaya adalah Palembang, dengan bersandar pada anggapan Groeneveldt dalam karangannya,
Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Source, yang
menyatakan bahwa, San-fo-ts‘I adalah Palembang yang terletak di Sumatera Selatan, yaitu
tepatnya di tepi Sungai Musi atau sekitar kota Palembang sekarang.
Dari tepian Sungai Musi di Sumatera Selatan, pengaruh Kerajaan Sriwijaya semakin meluas.
Mencakup wilayah Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat, Bangka,
Jambi Hulu, Jawa Barat (Tarumanegara), Semenanjung Malaya hingga ke Tanah Genting Kra.

3
B. Sejarah dan Bukti-Bukti Berdirinya
Sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya yang mendukung keberadaan Kerajaan Sriwijaya
berasal dari berita asing dan prasasti-prasasti.
Berikut beberapa sumber dari luar negeri dan dalam negeri :
1. Sumber Cina
Kunjungan I-sting, seorang peziarah Budha dari China pertama kali pada tahun 671 M.
Dalam catatannya disebutkan bahwa saat itu terdapat lebih dari seribu orang pendeta Budha di
Sriwijaya. Aturan dan upacara para pendeta Budha tersebut sama dengan aturan dan upacara
yang dilakukan oleh para pendeta Budha di pusat ajaran agama Budha, India. I-tsing tinggal
selama 6 bulan di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta, setelah itu ia berangkat ke Nalanda,
India. Setelah lama belajar di Nalanda, tahun 685 I-tsing kembali ke Sriwijaya dan tinggal
selama beberapa tahun untuk menerjemahkan teks-teks Budha dari bahasa Sansekerta ke bahasa
Cina. Catatan Cina yang lain menyebutkan tentang utusan Sriwijaya yang datang secara rutin ke
Cina, yang terakhir pada tahun 988 M.
2.  Sumber Arab
Orang-orang Arab sering menyebut Sriwijaya dengan nama Sribuza, Sabay atau Zabaq.
Mas‘udi, seorang sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya pada tahun 955 M.
Dalam catatan itu, digambarkan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar, dengan tentara
yang sangat banyak. Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, kayu
cendana, pala, kardamunggu, gambir dan beberapa hasil bumi lainya. Bukti lain yang
mendukung adalah ditemukannya perkampungan-perkampungan Arab sebagai tempat tinggal
sementara di pusat Kerajaan Sriwijaya.
3. Sumber India
Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari kerajaan-kerajaan di
India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Chola. Dengan Kerajaan Nalanda disebutkan
bahwa Raja Sriwijaya mendirikan sebuah prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Nalanda.
Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa Raja Nalanda yang bernama Raja Dewa Paladewa
berkenan membebaskan 5 desa dari pajak. Sebagai gantinya, kelima desa tersebut wajib
membiayai para mahasiswa dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda.
Di samping menjalin hubungan dengan Kerajaan Nalanda, Kerajaan Sriwijaya juga menjalin

4
hubungan dengan Kerajaan Chola (Cholamandala) yang terletak di India Selatan. Hubungan ini
menjadi retak setelah Raja Rajendra Chola ingin menguasai Selat Malaka.
4.  Sumber lain
Pada tahun 1886, Beal mengemukakan pendapatnya bahwa Shih-li-fo-shih merupakan suatu
daerah yang terletak di tepi Sungai Musi. Sumber lain, yakni Kern, pada tahun 1913 M telah
menerbitkan tulisan mengenai Prasasti Kota Kapur, prasasti peninggalan Sriwijaya yang
ditemukan di Pulau Bangka. Namun, saat itu, Kern menganggap Sriwijaya yang tercantum pada
prasasti itu adalah nama seorang raja, karena Cri biasanya digunakan sebagai sebutan atau gelar
raja.

5. Sumber Lokal atau Dalam Negeri


Sumber dalam negeri berasal dari prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja dari Kerajaan
Sriwijaya. Prasasti-prasasti dari Kerajaan Sriwijaya sebagian besar menggunakan huruf Pallawa
dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti itu antara lain sebagai berikut.
1. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini merupakan yang paling tua, bertarikh 682 M, menceritakan tentang kisah
perjalanan suci Dapunta Hyang dari Minana dengan perahu, bersama dua laksa (20.000)
tentara dan 200 peti perbekalan, serta 1.213 tentara yang berjalan kaki. Sumber lain
menyatakan prasasti ini berisi tentang penaklukan Bumi Jawa yang tidak setia kepada
Sriwijaya. Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka.
2. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta
Hyang yang membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukan
Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur. Daerah
yang dimaksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di
Jambi. Daerah itu sangat strategis untuk perdagangan.
3. Prasasti Talangtuo
Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra
atas perintah Raja Dapunta Hyang.
4. Prasasti Karang Berahi

5
Prasasti berangka tahun 686 M itu ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang
menunjukan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu.
5.  Prasasti Ligor
Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu kota Ligor yang difungsikan
untuk mengawasi pelayaran perdagangan di Selat Malaka.
6. Prasasti Nalanda
Prasasti itu menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai Raja terakhir dari Dinasti
Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat kekalahannya melawan Kerajaan Mataram
dari Dinasti Sanjaya. Dalam prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar
mengakui haknya atas Kerajaan Syailendra. Di samping itu, prasasti ini juga menyebutkan
bahwa Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan 5 buah desa dari pajak untuk
membiayai para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda.
7. Prasasti Telaga Batu
Prasasti ini ditemukan di sekitar Palembang pada tahun 1918 M. Berbentuk batu lempeng
mendekati segi lima, di atasnya ada tujuh kepala ular kobra, dengan sebentuk mangkuk kecil
dengan cerat (mulut kecil tempat keluar air) di bawahnya. Menurut para arkeolog, prasasti ini
digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetiaan dan kepatuhan para calon pejabat.
Dalam prosesi itu, pejabat yang disumpah meminum air yang dialirkan ke batu dan keluar
melalui cerat tersebut. Sebagai sarana untuk upacara persumpahan, prasasti seperti itu
biasanya ditempatkan di pusat kerajaan, maka diduga kuat Palembang merupakan pusat
Kerajaan Sriwijaya.

C. Sistem Pemerintahan
Menurut Wikipedia, sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya adalah Monarki. dimana
seorang Raja atau penguasa menjadi kepala negara sampai akhir hayatnya. jadi Raja akan
digantikan ketika sudah meninggal dunia.
Penguasa Sriwijaya disebut Dapunta Hyang (Maharaja). ada lagi yang
disebut yuvarāja atau Putra Mahkota,  pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra
(pewaris berikutnya). Rajakumara lah yang akan menggantikan posisi Maharaja jika sudah tiba
waktunya.

6
Kerajaan Sriwijaya menerapkan struktur birokrasi yang bersifat langsung, karena raja
berperan penting dalam pengawasan terhadap tempat-tempat yang dianggap strategis. Raja dapat

Anda mungkin juga menyukai