Anda di halaman 1dari 10

Kerajaan Sriwijaya

Agama Budaya Pemerintahan

Agama
Hindu Karena dipengaruhi oleh kebudayaan India, maka muncullah kebudayaan Hindu dan diikuti oleh agama Buddha. Buddha Aliran yang berkembang di kerajaan Sriwijaya yaitu Buddha Hinayana dan Mahayana. Selain itu Karajaan Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha Vijrayana dan sebagai pusat pembelajaran agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Islam Pada abad ke-7 hingga abad ke-9 Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Hal ini menarik minat pedagang muslim untuk memasuki wilayah Sumatera. Ini menyebabkan raja sriwijaya yang bernama Sri Indrawarman masuk Islam.

Budaya
Berdasarkan berbagai sumber sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks dan kosmopolitan yang sangat dipengaruhi alam pikiran budha wajrayana, mereka bersemi di ibu kota Sriwijaya. Beberapa prasasti siddhayatra abad ke-7 adalah sebagai berikut:

1. Prasasti Talang Tuo


Prasasti ini menggambarkan menggambarkan ritual budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya. pada tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang. Ditulis dalam aksara Pallawa, berbahasa Melayu Kuna, dan terdiri dari 14 baris.

2. Prasasti Telaga Batu


Prasasti ini ditemukan ditemukan di daerah Sabokingking. menggambarkan kerumitan dan tingkatan jabatan pejabat kerajaan. Prasasti Telaga Batu dipahatkan pada sebuah batu andesit yang sudah dibentuk sebagaimana layaknya sebuah prasasti. Di bagian atasnya terdapat hiasan tujuh ekor kepala naga, dan di bagian bawah tengah terdapat semacam cerat (pancuran) tempat mengalirkan air pembasuh. Ditulis dengan aksara Pallawa & bahasa Melayu Kuno

3. Prasasti Kota Kapur


Prasasti ini menyebutkan keperkasaan balatentara Sriwijaya atas Jawa. Isi Prasasti Kota Kapur merupakan satu dari lima buah batu prasasti kutukan yang dibuat oleh Dapunta Hiya. Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu.

4. Prasasti Kedukan Bukit


Ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Palembang,Sumatra Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuno. Berisi tentang kesuksesan perjalanan Dapunta Hyang dalam menaklukan kawasan melayu.

Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di Sumatera, sangat berbeda dengan episode Sriwijaya di Jawa Tengah saat kepemimpinan wangsa Syailendra yang banyak membangun monumen besar; seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Borobudur. Candi-candi di Jawa Tengah berbahan baku batu Andesit.

a) Candi Kalasan

b) Candi Sewu

c) Candi Borobudur

Candi-candi budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal. Candi-candi di Sumatera menggunakan Bata merah.

a) Candi Muaro Jambi

b) Candi Muara Takus

c) Candi Biaro Bahal

Anda mungkin juga menyukai