Anda di halaman 1dari 18

Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan terbesar di Indonesia


yang menguasai wilayah Kamboja, Thailand, hingga
Semenanjung Malaya. Candi peninggalan kerajaan Sriwijaya
memang tidak terlalu banyak. Hal tersebut dikarenakan lokasi
kerajaan Sriwijaya sendiri berupa rawa-rawa dan hutan.

Itulah mengapa jarang sekali candi yang ditemukan. Meskipun


demikian, terdapat beberapa candi peninggalan kerajaan
Sriwijaya yang berdiri kokoh hingga sekarang. Candi-candi apa
sajakah itu?

1. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus merupakan candi yang terletak di desa


Muara Takus, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Candi ini
merupakan candi Budha satu-satunya yang berada di Provinsi
Riau. Di area komplek Candi Muara Takus, terdapat beberapa
komplek candi lain yang tersebar. Beberapa candi tersebar di
sekitar Candi Muara Takus diantaranya adalah Candi Mahligai
Stupa, Candi Sulung, Candi Palangka, dan Candi Bungsu.

Belum bisa dipastikan kapan pastinya candi –candi tersebut


dibangun. Namun bisa diperkirakan bahwa candi-candi
tersebut dibangun ketika kerajaan Sriwijaya masih berjaya di
kepulauan Sumatra. Hingga sekarang ini, banyak sejarawan
yang masih meneliti tentang candi Muara Takus. Dikatakan
bahwa candi tersebut merupakan lokasi pemerintahan
kerajaan Sriwijaya di masa lampau.

2. Candi Biaro Bahal


Candi Biaro Bahal atau yang lebih dikenal dengan nama Candi
Bahal merupakan Candi yang dibangun pada abad ke 11. Candi
ini merupakan candi Budha yang berada di desa Bahal,
Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan,
Sumatera Utara. Candi Bahal diduga merupakan bagian dari
candi peninggalan kerajaan Sriwijaya yang berada di sisi
pelabuhan pesisir selat Malaka.

Candi ini terdiri dari 3 bagian di dalamnya yaitu candi Bahal 1,


Candi Bahal II, dan Candi Bahal III. Bangunan candi candi
tersebut terdiri dalam satu garis lurus dan saling berhubungan
satu sama lain.

3. Gapura Sriwijaya

Gapura Sriwijaya merupakan candi yang berada di Sumatera


Selatan. Candi ini
dikabarkan masih dalam proses penelitian. Sementara ini, baru
ditemukan setidaknya tujuh Gapura. Kondisi Gapura-gapura
yang ada masih dalam kondisi yang roboh dikarenakan faktor
alam seperti gempa bumi dan lain-lain. Informasi tentang
Gapura Sriwijaya memang belum terlalu banyak karena candi
ini memang masih dalam tahap penelitian.
4. Candi Muaro Jambi

Instagram/@vegaframe

Berbeda dengan candi-candi lain yang memiliki arsitektur


Budha, Candi Muaro Jambi
merupakan candi agama Hindu dan Budha yang paling terawat
dan paling luas di Indonesia. Candi ini diperkirakan sebagai
candi peninggalan kerajaan Melayu di wilayah Sumatera.

Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muara Jambi,


tepatnya berada di kecamatan Muara Sebo. Lebih tepatnya,
candi ini berada di 26 km timur kota Jambi. Candi ini
diperkirakan dibangun pada abad ke 11. Hampir sama dengan
candi Muara Takus, candi ini pernah dicalonkan oleh UNESCO
untuk menjadi salah satu warisan dunia pada tahun 2009 lalu.
5. Candi Kota Kapur

Berbeda dengan peninggalan candi-candi lain yang masih


megah di Indonesia, candi Kota Kapur ini memiliki struktur
yang sudah terkubur diantara pohon-pohon karet, kelapa sawit,
dan pohon-pohon durian yang memang berlokasi di area
tersebut. Candi ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan
prasasti kota Kapur.

Diketahui dari sejarah, perairan Bangka tepatnya 21 km dari


pantai Kota Kapur dulunya sering terjadi perampokan kapal
oleh bajak laut. Itulah mengapa kerajaan Sriwijaya akhirnya
menyikapi dengan mengirimkan pasukan ke daerah tersebut
untuk membasmi bajak laut yang ada di tempat tersebut. Atas
kejadian tersebut, dibuatlah prasasti kota Kapur di tempat
tersebut.

Prasasti Kapur dibuat dengan tujuan untuk menghindari


gangguan terhadap kapal kapal yang melewati selat. Prasasti
ini berisi tentang perjanjian antara kerajaan Sriwijaya dengan
para pasukan bajak laut. Berbagai peninggalan kerajaan
Sriwijaya tersebut sudah sepatutnya untuk dilestarikan.
Bahkan, Bahkan, di Indonesia sendiri memang banyak sekali
ditemukan peninggalan candi, termasuk Candi Borobudur yang
menjadi salah satu situs warisan dunia.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Tidak hanya memiliki peninggalan candi saja, namun kerajaan


Sriwijaya rupanya juga meninggalkan berbagai macam prasasti
penting. Berikut beberapa prasasti penting yang masih lestari
hingga sekarang.
1. Prasasti kota kapur

Prasasti ini merupakan prasasti peninggalan Kerajaan


Sriwijaya yang ditemukan di
Pulau Bangka. Prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Melayu
kuno. Aksara yang digunakan adalah Aksara Pallawa.

Prasasti ini berisi tentang kutukan-kutukan yang akan terjadi


jika seseorang berani melanggar perintah dari Raja Sriwijaya.
Prasasti yang ditemukan oleh J.K Van Der Maulen di tahun
1892 ini kemudian diteliti oleh seorang ahli epigrafi Belanda
bernama H Kern. Hingga tahun 2012 lalu, Prasasti Kota Kapur
masih disimpan dengan rapi di Museum Kerajaan Amsterdam.

2. Prasasti Ligor

Prasasti ini ditemukan di wilayah Thailand bagian Selatan.


Prasasti ini memiliki patahan pada kedua sisinya. Sisi pertama
prasasti dinamakan dengan Prasasti Ligor A sedangkan di
bagian sisi lain dinamakan dengan Prasasti Ligor B.

Prasasti Ligor bagian A menceritakan Raja Sriwijaya


merupakan raja dari semua raja yang ada di dunia. Raja
Sriwijaya mendirikan Trisamaya Caitya untuk Kajara.
Sedangkan pada bagian satunya dari prasasti Ligor
menceritakan tentang nama Visnu. Visnu memiliki gelar Sri
Maharaja. Ia berasal ari keluarga Sailendravamsa. Ia mendapat
julukan pembunuh musung yang sombong

3. Prasasti Hujung Langit

Prasasti Hujung Langit merupakan peninggalan kerajaan


Sriwijaya yang ditemukan di
desa Haur Kuning, kota Lampung. Prasasti ini ditulis dalam
bahasa Melayu Kuno dengan huruf Pallawa. Isi dari prasasti ini
memang sudah tidak terlalu jelas. Namun, prasasti ini
diperkirakan dibuat pada tahun 997 masehi,dan menceritakan
pemberian tanah Sima.

4. Prasasti Palas Pasemah

Prasasti ini ditemukan di pinggir rawa di sebuah desa di


Lampung Selatan bernama Desa Pasemah. Prasasti ini ditulis
menggunakan bahasa Melayu Kuno dengan menggunakan
huruf Pallawa. Terdapat 13 baris tulisan yang berada di dalam
prasasti ini.

Isi dari prasasti Palas Pasemah adalah tentang kutukan bagi


orang-orang yang tidak mau tunduk pada aturan kekuasaan
Sriwijaya. Jika dilihat dari tulisan prasasti Pasemah, prasasti
ini diperkirakan berasal dari abad ke 7.

5. Prasasti Talang Tuwo

Di sebuah kaki bukit bagian utara Sungai Musi, seorang


residen dari Palembang bernama Louis Wetenenk menemukan
sebuah prasasti yang dinamakan prasasti Talang Tuo. Prasasti
ini berisi tentang doa dedikasi dari aliran Budha yang
digunakan di masa kerajaan Sriwijaya.

Prasasti ini ditemukan dalam kondisi yang masih sangat baik.


Tulisan di prasasti ini pun bisa tertulis dengan jelas. Prasasti
ini ditulis hingga 14 baris menggunakan huruf Pallawa dengan
bahasa Melayu Kuno. Prasasti ini menceritakan tentang
pembangunan taman oleh raja Sriwijaya di masa abad ke 7.
6. Prasasti Leiden

Prasasti Leiden merupakan sebuah prasasti bersejarah yang


berasal dari kerajaan Sriwijaya. Prasasti yang ditulis di sebuah
lempengan tembaga ini menggunakan bahasa Sansekerta dan
pada saat ini berada di sebuah museum di Negara Belanda. Isi
dari prasasti ini adalah tentang hubungan baik antara dinasti
Chola dari Tamil dengan Dinasti Sailendra yang berasal dari
tanah Sriwijaya.
7. Prasasti Karang Brahi

Prasasti Brahi ditemukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir L.M.


Berhout. Prasasti ini ditemukan di Desa Karang Brahi, Jambi.
Prasasti ini menceritakan kutukan bagi orang-orang yang tidak
tunduk pada perintah raja Sriwijaya, layaknya isi dari prasasti
Palas Pasemah dan Prasasti kota Kapur.
8. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan pada tahun 1920, tepatnya


pada tanggal 29 November di Kampung Kedukan Bukit.
Penemunya bernama M. Batenburg. Prasasti ini menceritakan
seorang utusan yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya bernama
Dapunta Hyang yang mengadakan perjalanan suci atau
Sihayarta memakai perahu.

Dalam perjalanan yang dilakukannya, ia didampingi oleh 2000


pasukan dan berhasil menaklukan beberapa daerah lain. Kini,
prasasti Kedukan Bukit disimpan di Museum Nasional Jakarta.
9. Prasasti Bukit Siguntang

Prasasti Bukit Siguntang merupakan peninggalan kerajaan


Sriwijaya yang ditemukan di lingkungan pemakaman para raja
Sriwijaya. Isi Prasasti Bukit Siguntang menerangkan
peperangan yang memakan banyak korban jiwa. Karena
posisinya, banyak barang sejarah lain yang ditemui bersamaan
dengan prasasti ini.
10. Prasasti Amoghapasa

Prasasti Amoghapasha ialah prasasti peninggalan Kerajaan


Sriwijaya yang ditemukan di daerah Jambi. Diperkirakan
prasasti ini telah terdapat semenjak tahun 1286 Masehi. Isi
Prasasti Amoghapasha ini menuturkan suatu penyerahan
hadiah yang diberikan raja Kartanegara kepada raja
Suwarnabhumi.
11. Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu ditemukan di dekat kolam Telaga Biru,


Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang. Isi
prasasti Telaga Batu ialah mengenai kutukan untuk mereka
yang berbuat jahat di Sriwijaya.
Di dekat letak penemuan Prasasti Telaga Batu ini pula ditemui
Prasasti Telaga Batu 2 yang menggambarkan tentang
keberadaam suatu vihara.

Kitab Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Sebagai kerajaan yang paling besar yang pernah berkuasa di


Indonesia, Sriwijaya memang meninggalkan berbagai macam
hal yang sangat unik untuk dipelajari. Berikut beberapa kitab
kitab peninggalan kerajaan Sriwijaya. Diketahui cukup banyak
karya sastra peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan.
Namun satu-satunya karya sastra yang berbentuk kitab
adalah Kitab Pramanavartika.

Karya sastra dalam bentuk kitab ini ditulis oleh Dharma Kirti.
Kitab ini adalah satu-satunya karya sastra dalam bentuk kitab
peninggalan kerajaan Sriwijaya. Kitab ini membuktikan bahwa
penyebaran agama Hindu dan Budha di Indonesia memang
sangat berpengaruh terhadap seni sastra.

Arca Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya memang berpengaruh besar terhadap


penyebaran agama Budha. Itulah mengapa banyak sekali
ditemukan arca dan candi peninggalan kerajaan Sriwijaya.
Salah satu arca peninggalan kerajaan Sriwijaya adalah arca
Budha perunggu yang ditemukan di abad IX. Arca tersebut
dipamerkan di ruang pameran Museum Balaputradewa
Palembang.

Namun, arca yang memiliki nilai ratusan juta rupiah ini


ternyata raib pada tahun 2009. Arca ini ditemukan di bukit
Seguntang Palembang oleh seorang anak kecil. Arca tersebut
berbentuk unik dengan tangan yang diletakkan di atas paha.

Keadaan telapak tangan nampak di atas atau jnana mudra


yang diwujudkan sebagai Budha. Arca ini duduk di atas
Padmasana dalam kondisi bersila. Peninggalan kerajaan
Sriwijaya ini ditemukan tepatnya pada tahun 1991.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang lainnya

Kerajaan yang pernah mengalami masa keemasan hingga


berabad-abad lamanya ini memangmeninggalkan berbagai
macam barang antik dan unik. Terdapat banyak barang
antik peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di
Palembang. Tidak hanya candi, prasasti, dan kitab saja yang
menjadi peninggalan kerajaan Sriwijaya.

Salah satu peninggalan lain dari kerajaan Sriwijaya adalah


Tombak Trisula. Tidak banyak tahu bahwa Tombak trisula
merupakan salah satu senjata yang mulai digunakan di
era kerajaan Sriwijaya. Teori bahwa tombak Trisula digunakan
di masa kerajaan Sriwijaya adalah adanya senjata trisula yang
selalu dipegang oleh dewa Siwa, yang merupakan salahsatu
dari tiga Trimurti dalam ajaran agama Hindu.

Sriwijaya memang menjadi sebuah kerajaan besar dan


termasyhur yang pernah ada di Indonesia. Oleh karenanya,
peninggalannya benar-benar begitu banyak dan bisa
dipelajari hingga sekarang. Semoga informasi tersebut
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai