Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TAMAN PURBAKALA KERAJAAN SRIWIJAYA

D
I
S
U
S
U
N

NAMA : SHINTA ADELIA


KELAS : XI.IPA
MAPEL : SEJARAH WAJIB
GURU PEMBIMBING : DANI ARDI, S.Pd

SMA FITRA ABDI PALEMBANG


TAHUN AJARAN
2022/2023
Sejarah Singkat Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

Dalam sejarahnya, sebelum resmi menjadi taman purbakala, tempat ini merupakan pusat
kawasan pemukiman masyarakat yang hidup di zaman kerajaan Sriwijaya dan menjalankan
berbagai aktivitas disana. Sehingga tidak mengherankan jika ditaman purbakalatersebut banyak
terdapat barang-barang peninggalan manusia yang saat itu hidup disana dan tidak ada situs
peninggalan berupa candi. Kerajaan Sriwijaya sendiri telah berdiri di tahun 671 Masehi dan
pernah menjadi kerajaan yang terbesar dalam lingkup Asia Tenggara. Kerajaan ini termasuk
salah satu dari beberapa kerajaan Hindu dan Budha yang ada di Indonesia. Sebelum dikenal
dengan sebutan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, taman ini dulunya merupakan Situs
Karanganyar yang memiliki tiga sub-situs. Tiga sub-situs tersebut adalah sub-situs Karanganyar
1, sub-situs Karanganyar 2, dan sub-situs Karanganyar 3 yang dihubungkan dengan tujuh parit.
Ketinggian situs ini dalah sekitar 2 meter jika diukur dari permukaan sungai popular di Sumatera
Selatan, Sungai Musi. Pada tahun 1994 tepatnya di tanggal 22 Desember, Presiden Suharto
meresmikan situs ini menjadi taman purbakala.

Saat pertama kali ditemukan, para arkeologi berhasil menemukan beberapa barang peninggalan,
sebut saja tembikar, manik-manik, keramik dan struktur bata. Bahkan diantaranya berasal dari
Tiongkok, seperti Dinasti Qing, Yuan, Tang, Song. Barang-barang tersebut ditemukan saat
pertama kali Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya akan dibangun.

Sriwijaya merupakan kerajaan besar yang berjaya dalam rentang waktu abad ke-7 sampai abad
ke-13 Masehi. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang besar dari perdagangan, dan
pelayanan di Selat Malaka sepenuhnya. Pendudukan Sriwijaya atas negara-negara tetangga
menjadikannya sebagai kekuatan besar di Asia Tenggara. Pada masanya, Sriwijaya telah menjadi
negara yang berdaulat, menguasai maritim dan perdagangan di Asia Tenggara, bahkan telah
mempengaruhi kehidupan sejarah politik, agama, ekonomi dan budaya di negara-negara yang
terbentang antara Teluk Persia dan Laut Cina. Sebagian besar sisa-sisa peradapan Sriwijaya baik
yang tangible maupun intangible dapat dijumpai pada beberapa negara di kawasan Asia.

Selain sebagai pusat agama Buddha di Sumatra, Sriwijaya juga merupakan pelabuhan transit
dagang. Letaknya di Selat Malaka membuat Sriwijaya menjadi pelabuhan penting dalam jalur
dagang melalu laut yang disinggahi oleh pedagang berbagai bangsa. Dua bangsa asing yang
cukup banyak bermukim di Sriwijaya adalah Cina dan Arab. Dan bangsa ini dikenal tangguh
dalam perdagangan, dan diduga sudah ada sejak abad ke-7 Masehi. Adanya hubungan dagang
dan politik yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama tersebut menyebabkan
masuknya unsur-unsur kebudayaan dari bangsa pendatang. Hubungan politik antara Sriwijaya
dan Cina dilakukan berdasarkan kepentingan perdagangan dan agama, sehingga dengan mudah
dapat diterima dan mengakar di kalangan penduduk.
Koleksi Peninggalan Sejarah Taman Purbakala

 Prasasti Siddhayatra
Batu kali berinskripsi ini banyak ditemukan di Situs Sabokingking,
Bukit Siguntang dan Karanganyar
Berfungsi sebagai sarana penziarahan dalam agama Buddha
Diperkirakan berasal dari abad ke-7 Masehi
Kata Siddhayatra dapat diartikan sebagai ziarah, dalam bulan Waisak di bangunan suci
Buddha

 Mangkok Keramik
Mangkok-mangkok keramik ini ditemukan diperairan Bangka-Belitung, dan sisa kapal
yang tenggelam
Keramik ini diperkirakan berasal dari Dinasti Tang pada abad 9-10 Masehi
 Kemudi Kapal
Kemudi kapal ini terbuat dari kayu unglen atau biasa disebut penduduk dengan sebutan
Kayu Besi, karena jenis kayu ini jika sering terendam dalam air akan semakin kuat.
Kemudi ini mempunyai panjang 8,2 meter, ditemukan di daerah Sungai Buah Palembang
pada tahun 1960.
Temuan kemudi ini merupakan salah satu bukti bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan
maritim dan salah satu pusat perdagangan internasional terbesar di Asia Tenggara.

 Arca Singa Xiling


Arca ini ditemukan di wilayah Candi Angsoka, Palembang.
Biasanya diletakkan di temppat-tempat keramat dan di depan percandian.
Tujuannya adalah untuk mengusir makhluk jahat.
Di Cina penjelmaan patung ini diwujudkan dalam bentuk kesenian Barongsai.
 Arca Nandi
Arca Nandi adalah wahana atau kendaraan Dewa Siwa yang berwujud lembu (sapi)
jantan.
Arca ini ditemukan di Bumiayu, Sumatera Selatan, terbuat dari batu putih (lime stone).
Posisi kaki mendekam dan memakai hiasan kalung genta kecil-kecil serta manik-manik
pada moncongnya sebagai pengikat.

 Prasasti Telaga Batu


Prasasti Telaga Batu ditemukan di situs Sabokingking, 3 Ilir Palembang.
Berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.
Dipahat pada sebongkah batu pada bagian atasnya dihiasi tujuh kepala ular kobra dan
pada bagian bawah terdapat cerat (pancuran).
Teknik penulisan mendatar terdiri dari 28 baris.
Berisi tentang sumpah setia dari para pejabat kerajaan, kerabat raja, maupun pada pekerja
dan hamba raja kepada raja Sriwijaya.
Mereka yang melanggar sumpah akan terbunuh oleh kutukan tersebut.
Prasasti ini menyebutkan istana kerajaan dan nama-nama jabatan dalam struktur
pemerintahan.
Realianya tersimpan di Museum Nasional, Jakarta.

 Arca Buddha Awalokiteswara


Arca Awalokiteswara ditemukan di situs Bingin Jungut yang terletak di Desa Bingin
Jungut Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas
Arca Awalokiteswara ini terbuat dari batu Andesit.
Arca ini diduga berasal dari sekitar abad ke-9 Masehi dan berlanggam Syailendra.
Realeanya disimpan di Museum Nasional.

 Manik-manik
Manik-manik ini ditemukan di situs kambang Unglen, sebagai pusat kerajaan di dalam
kota Sriwijaya, terdapat gilda yaitu tempat berkumpulnya para pengrajin.
Salah satunya adalah situs industri manik-manik kaca.
Manik-manik ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan keagamaan di Bukit Siguntang
yaitu dipakai sebagai sarana pemuja oleh para bhiksu dan sanggha.
 Benda-benda Perunggu
Benda-benda perunggu ini dari situs Karanganyar, Palembang, berupa gelang tangan,
gelang lengan, kelintingan, dan mata tombak.
Temuan benda-benda ini menunjukkan bahwa situs Karanganyar merupakan hunian pada
masa Sriwijaya.

Kesimpulan
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim dan melayu kuno yang berkembang di
Sumatra yang merupakan perkembagan lanjutan dari kerajaan-kerajaan yang lebih kecil
di Sumatra Selatan yang berdiri pada abad ke-7 Sriwijaya disebut dengan berbagai
macam nama. Prasasti sejarah yang paling tua mengenai Kerajaan Sriwijaya juga berada
pada abad ke-7, di Palembang yaitu prasasti Kedudukan Bukit, pada tahun 682. Bukti-
bukti yang menunjukkan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha yaitu Prasasti
Nalanda yang menceritakan tentang Raja Sriwijaya, yaitu Balaputra Dewa. Sriwijaya
juga merupakan pelabuhan transit dagang. Letaknya di Selat Malaka membuat Sriwijaya
menjadi pelabuhan penting dalam jalur dagang melalu laut yang disinggahi oleh
pedagang berbagai bangsa. Ada beberapa barang peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya,
sebut saja tembikar, manik-manik, keramik, struktur bata dan masih banyak lagi
peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya. Bahkan diantaranya berasal dari
Tiongkok, seperti Dinasti Qing, Yuan, Tang, Song. Barang-barang tersebut ditemukan
saat pertama kali Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya akan dibangun.

Anda mungkin juga menyukai