Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rian Tiarno

NIM : 06121281722033

Pengujian Tarik

Pengertian

Pengujian Tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan
suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya yang searah dengan
bidang secara kontinyu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting
untuk rekayasa teknik dan desain produk karena menghasilkan data kekuatan material.
Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya
statis atau gaya tarik yang diberikan secara lambat dan kontiyu hingga timbul
perpatahan.
Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan.Karena
dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang
diberikan secara perlahan.
Sampel atau beda uji diletakkan pada mesin uji kemudian ditarik secara
perlahan sampai benda tersebut patah. Data yang didapat berupa perubahan panjang
dan perubahan beban yang selanjutnya ditampilkan dalam bentuk grafik tegangan
regangan. Selain itu, dalam uji tarik kita bisa mengetahui elongasi, kekuatan luluh,
modulus elastisitas dan lain-lain yang berguna dalam proses produksi suatu barang.

Dalam uji tarik ini terjadi deformasi. Deformasi terdiri dari dua macam yaitu:
1. Deformasi elastis yaitu perubahan bentuk yang disebabkan gaya luar dan apabila
gaya luar dilepas maka bahan tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran
semula.
2. Deformasi platis yaitu perubahan bentuk yang disebabkan gaya luar dan apabila
gaya luar dilepas maka bahan tidak akan kembali ke bentuk dan ukuran semula.
Batas plastis adalah batas dari suatu benda dimana terjadi penambahan panjang
dan benda tidak akan kembali seperti bentuk dan ukurannya semula.

Pengujian tarik yang dilakukan pada suatu material padatan baik logam maupun
non logam dapat memberikan keterangan yang relatif lengkap mengenai perilaku
material tersebut terhadap pembebanan mekanis. Berikut ini adalah informasi penting
yang bisa didapat setelah melakukan pengujian tarik :
1. Tegangan proporsional
Tegangan Proporsional adalah dimana gaya berbanding lurus dengan
petambahan panjang dan berbanding lurus dengan regangan. Setiap penambahan
tegagan maka akan diikuti dengan penambahan regangan secara proporsional.
2. Batas elastis (elastic limit)
Batas elastis adalah daerah dimana material aka kembali ke bentuk dan panjang
semula bila tegangan luar dihilangkan.Apabila batas elastis ini atau titik dimana bila
batas ini terlewati, material akan mengalami perubahan permanen atau deformasi
plastis. Batas elastis ini juga merupakan tanda batas daerah perilaku elastis dengan
daerah perilaku plastis.
3. Titik luluh (Yield Strength)
Titik luluh merupakan suatu batas dimana material akan terus mengalami
deformasi tanpa adanya penambahan beban. Pada titik y, material mulai mengalami
luluh dan laju deformasinya meningkat.Titik ini disebut titik luluh (yield point) dan
nilai tegangan pada titik ini didefinisikan sebagai kekuatan luluh material (Sy). Untuk
material yang tidak mempunyai titik luluh yang jelas, kekuatan tariknya harus
didefinisikan dengan menggunakan garis offset. Garis offset ini digambar paralel
dengan kurva elastis dan di-offset sejauh 0,2% dari regangan total pada sumbu
regangan. Pada material baja terdapat dua jenis titik luluh yaitu tegangan luluh atas dan
tegangan luluh bawah.Tegangan Luluh Atas σuy (Upper Yield Stress) Tegangan
maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi elastis
ke plastis.Tegangan Luluh Bawah σly (Lower Yield Stress).Tegangan rata-rata daerah
landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis.Bila hanya disebutkan
tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan ini.
4. Kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength)
Kekuatan tarik maksimum merupakan tegangan maksimum yang dapat
ditanggung oleh material sebelum terjadinya perpatahan (fracture). Tegangan pada
kurva tegangan-regangan akan terus meningkat sampai mencapai puncak atau nilai
kekuatan tarik ultimate. Nilai kekuatan tarik maksimum ditentukan dari
𝐹𝑚𝑎𝑥
UTS =
𝐴0

Keterangan :
UTS : Tegangan maksimum (Newton/mm2)
Fmax : Beban maksimum (Newton)
Ao : Luas penampang awal (mm2)
5. Kekuatan Putus (breaking strength)
Kekuatan putus ditentukan dengan membagi beban pada saat benda uji putus
(Fbreaking) dengan luas penampang awal Ao Untuk bahan yang bersifat ulet pada saat
beban maksimum terlampaui dan bahan terus berdeformasi hingga titik putus maka
terjadi mekanisme penciutan (necking) sebagai akibat adanya suatu deformasi yang
terlokalisasi. Pada bahan ulet kekuatan putus adalah sama dengan kekuatan
maksimumnya.
6. Keuletan (ductility)
Keuletan merupakan suatu sifat yang menggambarkan kemampuan logam
menahan deformai hingga terjadinya perpatahan. Pengujian tarik memberikan dua
metode pengukuran keuletan bahan yaitu :
a. Persentase perpanjangan (elongation)
𝐿1 − 𝐿0
Persen Elongasi = 𝑥 100%
𝐿0
b. Persentase Penggurangan/reduksi penampang (Area reduction)
𝐴0 − 𝐴1
Reduksi Penampang = 𝑥 100%
𝐿0
7. Modulus Young
Modulus young atau modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu
material.Semakin besar harga modulus elastisitas suatu material maka semakin kecil
regangan elastis yang terjadi pada suatu tingkat pembebanan tertentu, atau dapat
dikatakan material tersebut semakin kaku (stiff). Modulus Elastisitas bisa
diformulasikan dengan hukum Hooke :
σ
Modulus Elastisitas (E) =
ε
Keterangan :
E : Modulus Elastisitas
σ : Tegangan
ε : Regangan
Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan stress seperti ini kerap
disingkat kurva SS (SS curve).
Hukum Hooke
Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan
antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang
bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone.rasio tegangan (stress) dan
regangan (strain) adalah konstan
Hasil uji tarik dapat ditampilkan dalam bentuk kurva “Tegangan-regangan”.
Dimana:
Tegangan atau stress (σ) didefinisikan sebagai beban per satuan luas dan
untuk spesimen uji dan Regangan atau strain adalah perubahan panjang per satuan
panjang dirumuskan sebagai berikut :
F
Stress/ Tegangan =
A
ΔL
Strain/Regangan =
L

Dimana : ΔL : pertambahan panjang,


L : panjang awal
F : gaya tarikan,
A : luas penampang

Gambar 2.3 Spesimen uji tarik


Deformasi suatu bahan akibat pembebanan dapat ditentukan sesuai dengan
Hukum Hooke. Menurut Hooke, deformasi elastis sebuah batang dengan penampang
So dan panjang Lo, jika dibebani dengan gaya tarik atau tekan sebesar P, maka beban
akan mengalami:
1. Deformasi elastis berbanding lurus dengan beban P.
2. Deformasi elastis berbanding lurus dengan panjang batang asal Lo.
3. Deformasi elastis berbanding terbalik dengan luas penampang Ao.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa; besarnya beban P, berbanding
lurus dengan panjang batang Lo atau dengan kata lain tegangan sebanding dengan
regangan.
Bentuk bahan yang diuji, untuk logam biasanya dibuat spesimen dengan
dimensi seperti pada gambar di bawah ini.
DAFTAR PUSTAKA

- http://www.academia.edu/31296885/All_uji_tarik_page
- Rifai, Ahmad. 2015. Makalah Pengujian Tarik. Pendidikan Teknik Mesin,
Universitas Negeri Semarang : Semarang.

Anda mungkin juga menyukai