Di
DISUSUN OLEH
ALVI HASANAH
NIM. 06121281722044
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
ALVI HASANAH
06121281722044
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Alvi Hasanah
06121281722044
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR
Rasa puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
melaksanakan Kerja Praktek (Praktek Industri) serta dapat menyelesaikan laporan
ini tepat pada waktunya dan tanpa adanya halangan yang bearti.
Laporan Kerja Praktek (Praktek Industri) ini disusun berdasarkan apa yang
telah penulis lakukan pada saat Kerja Praktek (Praktek Industri) di PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang yang dilaksanakan mulai dari tanggal 16 Desember 2019
sampai dengan 16 Januari 2020. Kerja Praktek (Praktek Industri) ini merupakan
salah satu syarat wajib yang harus ditempuh dalam mata kuliah Praktek Industri
pada program studi Pendidikan Teknik Mesin. Selain untuk menuntaskan mata
kuliah yang penulis tempuh, Kerja Praktek (Praktek Industri) ini juga memberikan
banyak manfaat kepada penyusub baik dari segi akademik maupun untuk
pengalaman yang tidak dapat ditemukan oleh penyusun saat perkuliahan di kampus.
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penyusun mampu
melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja praktek
dengan baik.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa mendoakan dan memberikan
dukungan baik moril maupun materil selama pelaksanaan kerja praktek.
3. General Manager PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
4. Manager Departemen Mekanikal PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
5. Bapak Andy Leonard M.P.S., selaku Superitendent Pelaksana Diklat PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang.
6. Bapak Prof. Soefendi, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.
7. Bapak Drs. Harlin, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Sriwijaya.
8. Bapak Drs. Harlin, M.Pd. dan Drs. H. Darlius, M.Pd. MM selaku
Koordinator sekaligus Dosen Pembimbing Praktik Industri.
9. Bapak Yasrie Nopian, selaku Pembimbing Utama Kerja Praktek PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang.
10. Bapak Ari Safriansyah, selaku Pembimbing Kerja Praktek PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang.
11. Bapak Munawi, selaku Pembimbing Kerja Praktek PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang.
12. Teman seperjuangan di MEK. Ammonia P-III, Karolin Febiola yang telah
bersama-sama mengatasi kejenuhan serta saling memotivasi dalam
menyelesaikan Praktek Industri disini.
13. Segenap Keluarga Besar Karyawan PT. Pupuk Sriwidjaja Divisi
Pemeliharaan Departemen Mekanikal Pabrik PUSRI III, yang telah berbagi
ilmunya.
14. Segenap Keluarga Besar Karyawan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
15. 3 Mahasiswa Teknik Mesin UNSRI yang merupakan teman seperjuangan
PI di MEK. Ammonia P-IV.
16. Semua pihak yang turut mengambil peran besar ataupun kecil, baik dalam
pelaksanaan kerja praktek dan penyelesaian laporan oleh penulis di PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
apabila di dalam penyusunan laporan ini terdapat kekeliruan dalam penulisan dan
penyusunan laporan serta data-data yang digunakan. Pemberian kritik dan saran
pada penyusunan laporan ini semoga dapat menjadikan laporan ini menjadi lebih
baik lagi.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Akhir kata, semoga Laporan Kerja Praktek (Praktek Industri) ini dapat
memberikan banyak manfaat guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita
semua, aamiin.
Penulis,
Alvi Hasanah
NIM 06121281722044
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2.3.1 Kerajaan Laut Sriwijaya ................................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.3 Alat dan Bahan Perawatan dan Perbaikan ................................. 76
BAB V PENUTUP
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 3.13 Pompa Torak Ganda ............................................................... 54
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini banyak sekali diperlukan tenaga-tenaga kerja terampil
pada suatu bidang tertentu, dimana banyak diperlukan pekerjaan yang
membutuhkan suatu keahlian yang professional terutama pada bidang industri.
Adanya kepentingan akan kemajuan industri dan juga kepentingan mahasiswa
untuk mengkaji dan memahami realitas, maka diperlukan suatu kegiatan yang
menitikberatkan pada keterlibatan mahasiswa dengan dunia industri secara
langsung. Sehingga dapat tercipta keterpaduan antara perkembangan dunia industri
dan perkuliahan di kampus.
Pada program Kerja Praktek (Praktek Industri) ini, mahasiswa dituntut untuk
langsung terjun untuk merasakan pengalaman bekerja pada suatu perusahaan yang
tentunya berkaitan dengan disiplin ilmu mahasiswa tersebut. Maka pada tanggal 16
Desember 2019 sampai dengan 16 Januari 2020, dilaksanakan kegiatan Kerja
Praktek (Praktek Industri) bagi mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin
di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang ditempatkan pada Departemen Mekanikal
seksi Ammonia PUSRI III yang ditentukan oleh Pelatihan (Diklat) PUSRI dan
Manager Mekanikal atas arahan pengajuan dari Kepala Program Studi Pendidikan
Teknik Mesin. Adapun jadwal harian kegiatan Kerja Praktek (Praktek Industri)
dimulai dari pukul 07.30 – 16.30 WIB untuk hari Senin s.d. hari Kamis dan mulai
pukul 07.30 – 17.00 WIB untuk hari Jumat. Hasil dari Kerja Praktek (Praktek
Industri) ini cukup menambah wawasan pengalaman kerja bagi mahasiswa program
studi Pendidikan Teknik Mesin yang melaksanakan Kerja Praktek (Praktek
Industri) di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan praktik industri ini adalah:
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Manajemen Industri, Pemesinan, Pembongkaran, Perakitan, Perbaikan,
dan Perawatan suatu mesin.
c. Mengetahui peralatan – peralatan yang ada di PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang.
d. Mengetahui gambaran umum proses kegiatan industri di PT. Pupuk
Sriwidaja Palembang.
e. Menjelaskan jenis pekerjaan dan juga produk – produk yang dihasilkan.
Metode yang dilakukan penyusun untuk memperoleh data dan informasi guna
penyusunan laporan ini antara lain:
1. Observasi
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Praktek langsung di lapangan dari tanggal 16 Desember 2019 s.d. tanggal
16 Januari 2020 di Departemen Mekanikal seksi Ammonia PUSRI III.
2. Wawancara Langsung
Penyusun melakukan tanya jawab langsung dengan pembimbing dan para
mekanik di Departemen Mekanikal seksi Ammonia PUSRI III.
3. Literatur
Guna menunjang data yang di dapat di Departemen Meknikal, penyusun
menggunakan data dari buku – buku yang ada di perpustakaan PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang, manual, dan parts book yang terdapat di kantor
Ammonia PUSRI III serta sumber dari website.
1. Bab I, Pendahuluan
Di dalam bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penyusunan, metodologi pengumpulan data
serta sistematika penyusunan.
2. Bab II, Tinjauan Umum
Berisi tentang sejarah perusahaan lokasi Kerja Praktek (Praktek Industri).
3. Bab III, Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tinjauan pustaka tentang materi dasar tentang Reciprocating
Pump, Maintenance, dan Perawatan & Perbaikan.
4. Bab IV, Pembahasan
Pada bab ini pembahasan tentang Perawatan dan Perbaikan Reciprocating
Pump P 212-J yang berada di PUSRI III.
5. Bab V, Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dan juga saran.
BAB II
TINJAUAN UMUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
proses ahli teknologi untuk menangani pemeliharaan dan pembangunan pabrik
pupuk secara sewa kelola.
Sebagai cikal nakal industri pupuk nasional, PT PUSRI merupakan
pemasok tenaga – tenaga ahli perpupukan yang handal bagi perusahaan –
perusahaan di Indonesia yang didirikan kemudian. Banyak tenaga ahli PT PUSRI
merupakan pemasok tenaga – tenaga ahli perpupukan yang handal bagi perusahaan
– perusahaan di Indonesia yang didirikan kemudian. Banyak tenaga ahli PT PUSRI
yang dipercaya memberikan bantuan konsultasi dalam berbagai masalah di pabrik
– pabrik pupuk dalam negeri maupun mancanegara.
PT PUSRI juga mengembangkan usaha – usaha bernilai tambah tinggi, yaitu
jasa – jasa teknologi yang terkait dengan bisnis ini. Misalnya, teknologi proses
produksi ACES 21 yang dikenal efisien dan hemat energi hasil riset pengembangan
PT PUSRI bekerja sama dengan Tokyo Engineering Coorporation (TEC) dari
Jepang. ACES 21 merupakan sebuah inovasi dengan visi berjangkauan jauh ke
depan yang mrnjadikan PT PUSRI sebagai produsen pupuk yang memiliki
Technical Know-How dalam pengelolaan dan pemeliharaan pabrik pupuk secara
efisien.
Kombinasi keunggulan di bidang produksi, distribusi dan pemasaran, SDM
dan teknologi menjadikan PT PUSRI sebagai pemain terdepan dalam industri
pupuk nasional.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah perusahaan pupuk pertama di
Indonesia yang diharapkan mampu membantu swasembada pangan dengan
intensifikasi pertaniannya. Perusahaan yang fokus pada Petrokimia terutama pada
pembentukan Amoniak dan Urea ini awalnya tidaklah seinstan yang mampu berdiri
besar seperti saat ini. Banyak proses serta perubahan yang terjadi dengan dinamis
sesuai perkembangan teknologi demi menjadi lebih baik lagi.
Semenjak 1959 dari rencana pembuatan pertama sampai saat ini dimana
telah terdapat empat pabrik, bahkan akan terdapat penambahan satu pabrik lagi
yang akan rampung pada tahun 2015. PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap
menghargai sejarah perusahaan. Bisa terlihat dari bentuk luar komplek yang tetap
dijaga, nama jalan dalam komplek, serta dengan menggunakan nama – nama
pendahulu untuk mengenang sejarah luar biasa tersebut.
Pada awal pemerintahan Orde Baru, titik berat pembangunan terletak pada
usaha untuk mencapai Swasembada Pangan. Tindakan pemerintah pada saat itu
dengan mendorong usaha intensifikasi pertanian, salah satu caranya adalah
penggunaan pupuk dalam pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk, pada
saat itu pemerintah memandang perlu dibangun sebuah pabrik pupuk kimia.
Perencanaan pembangunan pabrik pupuk tersebut diserahkan kepada Biro
Perancang Negara (BPN) yang masuk dalam Repelita I (1959 – 1960). Proyek
pendirian pabrik pupuk Urea ini kemudian dilimpahkan kepada Departemen
Perindustrian dan pertambangan dengan nama Proyek Pupuk Ureaa I. BPN
melakukan studi kelayakan pembangunan pabrik pupuk tersebut, yang dilanjutkan
dengan pemilihan lokasi yaitu di Suamtera Selatan, dan percobaan lapangan
penggunaan pupuk Urea.
Pada tanggal 24 Desember 1959 berdiri pabrik pupuk pertama di Indonesia
dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja, atau lebih dikenal sebagai PT PUSRI. Pabrik
PUSRI terdiri atas pabrik Amonia, Urea, dan Utilitas. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan pemilik saham tunggal yaitu
Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Keuangan RI dan Departemen
Perindustrian selaku kuasa pemegang saham. Pabrik yang diberi nama PUSRI I
tersebut diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas produksi
terpasang sebesar 180 ton Amonia/hari dan 300 ton Urea/hari. Pabrik PUSRI I ini
pertama kali berproduksi pada tanggal 16 Oktober 1963.
Perluasan pabrik PT PUSRI mulai direncanakan pada tahun 1965 melalui
penandatanganan perjanjian kerja sama antara Departemen Perindustrian dan
Perusahaan Engineering Toyo Menko dari Jepang. Namun rencana tersebut tidak
berhasil dilaksanakan pada saat itu akibat dari pemberontakan G30S/PKI.
Kemudian pada tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI II dengan kapasitas
produksi terpasang 660 ton Amonia/hari dan 1150 ton Urea/hari. Pembangunan
pabrik ini selesai pada tahun 1974. Pendirian pabrik tersebut dikerjakan oleh
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
kontraktor M.W. Kellog Overseas Corporation dan Toyo Engineering Corporation
(Jepang).
Kebutuhan akan pupuk di Indonesia semakin meningkat dengan pesat, maka
pada waktu yang relatif hampir bersamaan dibangun pabrik PUSRI III dan PUSRI
IV. Pabrik PUSRI III dibangun pada tanggal 21 Mei 1975 dengan kapasitas
terpasang 1000 ton Amonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas
produksi Urea 1725 ton Urea/hari atau 570.000 ton/tahun dengan proses Mitsui
Toatsu Total Recycle (MTTR) C-Improved. Pembangunan pabrik PUSRI III
dikerjakan oleh Kellog Overseas Corporation dan Toyo Engineering Corporation
(TEC). Lima bulan setelah pembangunan pabrik PUSRI III, pabrik PUSRI IV mulai
didirikan dengan kapasitas produksi terpasang, denah pabrik dan proses yang sama.
Pada tahun1985, pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dipandang
tidak efisien lagi. Pabrik PUSRI IB mulai dibangun pada tahun 1990 dengan
kapasitas produksi 446.000 ton Amonia/tahun dengan menggunakan proses Kellog
dan 570.000 ton Urea/hari dengan menggunakan proses Advanced Process for Cost
and Energy Saving (ACES) dari TEC. Konstruksi pabrik ini dikerjakan oleh PT
Rekayasa Industri (Indonesia).
PUSRI I
PUSRI I merupakan simbol dari tonggak dari sejarah industri pupuk di
Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 20 hektar, PUSRI I adalah pabrik pupuk
pertama di Indonesia yang dibangun pada tanggal 14 Agustus 1961 dan mulai
beroperasi pada tahun 1963 dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea
dan 59.400 ton Amonia per tahun. Saat ini peran pabrik PUSRI I sudah digantikan
oleh PUSRI IB karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang sudah menurun.
PUSRI IB
Pabrik PUSRI IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai pengganti
pabrik PUSRI I yang dinyatakan tidak efisien lagi. Tanggal 15 Januari 1990
merupakan Early Start Date untuk memulai kegiatan Process Engineering Design
Package. Tanggal 1 Mei 1990 merupakan Effective Date dari pelaksanaan
pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal
22 Desember 1994.
PUSRI IB adalah proyek pabrik baru dengan kapasitas produksi 446.000
ton Amonia per tahun dan 570.000 ton urea per tahun. Proyek ini merupakan
teknologi proses pembuatan Amonia dan Urea hemat energi dengan efisiensi 30%
lebih hemat dari pabrik – pabrik PUSRI yang ada. Ruang lingkup PUSRI IB
mencakup satu unit pabrik Amonia berkapasitas 1.350 ton per hari atau 396.000 ton
per tahun. Satu unit pabrik Urea berkapasitas 1.725 ton per hari atau 570.000 ton
per tahun dan satu unit utilitas, offsite dan auxiliary.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
sehingga Pabrik PUSRI IIB akan mulai berproduksi pada December 2015. Pada
tanggal 2012 bertempat di kantor PUSRI Perwakilan Jakarta, dilaksanakan
Penandatanganan Kontra Proyek PUSRI IIB antara PT PUSRI dengan Konsorium
PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation, disaksikan oleh Menteri
BUMN, Bapak Dahlan Iskan dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero),
Bapak Arifin Tasrif. Dengan digantinya pabrik PUSRI II (existing) yang memiliki
kapasitas 450.000 ton per tahun, maka jika nantinya pabrik PUSRI IIB mulai
beroperasi akan menambah produksi sebesar 457.500 ton/urea per tahun, sehingga
total produksi urea PUSRI menjadi 2,61 juta ton per tahun.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 2.5. Pabrik PUSRI IV
Setelah melakukan optimasi, saat ini PT PUSRI memiliki kapasitas
produksi total sebesar 1.149.000 ton Amonia/tahun dan 2.280.000 ton urea/tahun.
Produk pupuk Urea yang dihasilkan PT PUSRI semuanya ditunjukan untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri namun apabila berlebih tidak menutup
kemungkinan untuk diekspor.
Pada tahun 1997 dibentuk holding BUMN Pupuk di Indonesia dan PT
PUSRI ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk perusahaan. Perusahaan –
perusahaan pupk yang tercakup dalam holding tersebut adalah:
1. PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang, Sumatera Selatan sebagai perusahaan
induk.
2. PT Petrokimia Gresik (13 Mei 1975) di Gresik, Jawa Timur.
3. PT Pupuk Kujang (9 Juni 1975) di Cikampek, Jawa Barat.
4. PT Pupuk Kalimantan Timur (7 Desember 1977) di Bontang, Kalimantan
Timur.
5. PT Pupuk Iskandar Muda (24 Februari 1982) di Lhokseumawe, NAD.
Selantunya, pada tahun 2010 dilakukan pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja atau PT PUSRI kepada PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang dan terdapat pengalihan hak dan kewajiban PT PUSRI
(Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang dalam
RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari
2013. Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan PT.
Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan pupuk
yang baru, dan menggantikan nama PT PUSRI (Persero). Sampai saat ini, PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang PUSRI.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
6. Penghargaan Sahwali (Sahwali Award) dari Indonesian Environtmental
Management and Information Centre (1991).
7. Satya Lencana Pembangunan dalam Pembinaan Koperasi Mandiri dari
Wakil Presiden RI (1992).
8. Sword of Honour dari British Safety Council (1993).
9. Piagam Zero Accident dari Menteri Tenaga Kerja (1994).
10. Penghargaan ISO-25 dalam bidang Akreditasi Laboraturium atas Analisa
Pengujian Mutu Produk Ammonia dan Urea dari National Association of
Testing Authorities (NATA) Australia.
11. Penghargaan ISO-14001 untuk keselamatan lingkungan (2000).
12. Penghargaan ISO-9002 untuk kualitas produk (2001).
Hasil studi kelayakan oleh konsultan gas and bell assosiation dari
Amerika Serikat pada tahun 1959 merekomendasikan pembangunan pabrik
pupuk urea di kota Palembang tepatnya di tepi Sungai Musi di daerah
Sungai Selayur sekitar 7 kilometer dari pusat Palembang.
Keadaan air sungai musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun
merupakan salah satu faktor penunjang utama bahan baku pembuat steam
dan keperluan utilitas serta transportasi hasil produksi.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Pabrik pupuk ini juga berdekatan lokasinya dengan operasi
pertambangan dan perkilangan minyak bumi pertamina dan PT Stanvac,
sehingga bahan baku mudah di peroleh, distribusi hasil produksi mudah
diangkut dengan adanya pelabuhan dan sarana lain yang menunjang
pengangkutan, Pabrik PT PUSRI Palembang dan sarana lainnya seluas
kurang lebih 27 ha.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Kuncup teratai merupakan imajinasi pencipta akan prospek
perusahaan di masa datang.
1. Integritas
2. Profesional
3. Fokus Pada Pelanggan
4. Loyalitas
5. Baik Sangka
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PT. Pupuk Sriwidjaja merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
menggunakan Sistem Line and Staff Organization dengan bentuk perseroan
terbatas (PT) dalam pengelolahannya dan modal pengolahan pabrik berasal
dari pemerintah. Proses Manajemen PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM) yang melibatkan
seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu secara
kontinyu dan berkembang dengan baik.
1. Direktur Utama
2. Direktur Produksi
3. Direktur Keuangan dan Pemasaran (Komersil)
4. Direktur Teknik dan Pengembangan
5. Direktur SDM dan Umum
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
membawahi General Manager Operasi dan General Manager Keuangan dan
General Manager Pemasaran.
1. Divisi Operasi
2. Divisi Pengendalian Pabrik, Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan
3. Divisi Pemeliharaan
1. Departemen Pemeliharaan
2. Departemen Pemeliharaan Listrik dan Instrumen
3. Departemen Perbengkelan
4. Departemen Jaminan dan Pengendalian Kualitas
5. Departemen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around
6. Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi
7. Departemen Laboratorium
8. Departemen K3 dan Lingkungan Hidup
9. Departemen Pabrik PUSRI IB
10. Departemen Pabrik PUSRI IIB
11. Departemen Pabrik III
12. Departemen Pabrik PUSRI IV
13. Departemen Pengantongan dan Angkutan
2.5.2 Bagian Divisi Pemeliharaan
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 2.9. Struktur Divisi Pemeliharaan Mekanikal PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang
PT Pupuk Sriwidjaja menggunakan gas alam, uap air, dan udara sebagai
bahan baku pembuatan Ammonia. Pabrik Ammonia PUSRI III menggunakan
proses Kellog dengan desain kapasitas yang menghasilkan Ammonia cair dan gas
CO2 sebagai hasil samping. Pembuatan Ammonia menurut Kellog Process yang
digunakan pada PT Pupuk Sriwidjaja terbagi dalam 6 seksi, yaitu:
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
e. Pemisahan Gas CO2
f. Pemisahan Sulfur Organik
g. Saturasi/Penjenuhan
b. Reforming Unit
Tujuan dari tahap reforming ini adalah untuk menghasilkan gas sintesa
(N2 dan H2) sebagai bahan baku pembuatan Ammonia dan CO2 sebagai
produk samping. Unit ini terdiri dari dua unit, yaitu unit primary reformer
dan secondary reformer. Primary reformer adalah tempat/unit steam di
umpankan, sehingga bereaksi dengan gas alam membentuk CO, CO2 dan
H2. Secondary reformer adalah tempat/unit yang mengumpankan udara
untuk mendapatkan N2 yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
Ammonia.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Pada secondary ammonia separator yang terjadi adalah pemisahan gas-
gas inert yang dilakukan dengan cara flashing, yaitu dengan menurunkan
tekanan sampai dengan 14,2 kg/cm2. Flash gas yang meninggalkan
secondary separator tersebut selanjutnya dikirim ke sistem gas bahan bakar
(fuel gas system). Ammonia cair yang terkumpul di bagian dasar dialirkan
keluar menuju dua arah. Aliran yang satu diturunkan tekanannya (let down)
ke refrigerant flash drum, sedangkan aliran yang lain dimasukkan ke
masing-masing seksi refrigerasi.
Uap Ammonia yang bercampur gas inert dalam refrigerant flash drum
dihisap oleh compressor refrigerant, selanjutnya didinginkan dan
dipisahkan di dalam NH3 seal gas separator. Kemudia dialirkan melalui
kompresor dan ditampung dalam refrigerant receiver. Di dalam refrigerant
ini, gas-gas inert yang terpisah akan dibuang ke sistem bahan bakar (fuel gas
system), sedangkan Ammonia panas dipompa sebagai produk Ammonia
untuk dikirim ke pabrik urea.
PGRU terdiri atas Ammonia Recovery Unit dan Hydrogen Recovery Unit.
Berikut penjelasannya:
a. Seksi Synthesa
b. Seksi Dekomposisi/Purifikasi
c. Seksi Kristalisasi dan Pembutiran
d. Seksi Recovery
a. Sistem Synthesa
Pereaksian urea dari bahan bakunya dilakukan dengan fase cair, umpan
berupa Ammonia cair, gas CO2 dan larutan karbanat hasil recycle proses
terdahulu dimasukkan ke dala reaktor sedangkan kondisi operasi dijaga
pada temperatur 190oC – 200oC serta tekanan 200 kg/cm2. Produk hasil
rektor merupakan campuran yang terdiri atas urea, Ammonium karbanat,
biuret, air dan kelebihan Ammonia.
a. Pembentukan Karbanat
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2NH3 + CO2 NH2COONH4 (Eksotermis)
b. Dehidrasi
b. Seksi Dekomposisi/Purifikasi
Unit dekomposisi merupakan bagian yang bertujuan untuk memisahkan
urea dari senyawa-senyawa lain, sehingga diperoleh larutan urea dengan
konsentrasi yang lebih tinggi. Proses pemisahan ini dilakukan dengan cara
pemanasan dan penurunan tekanan. Dengan perlakuan demikian maka
Ammonium karbanat akan terurai menjadi gas-gas Ammonia dan karbon
dioksida. Reaksi penguraian tersebut adalah sebagai berikut:
NH2COONH4 CO2 + 2NH3
Selain itu dalam kolom juga terjadi hidrolis urea. Karena itu, kondisi
operasi perlu diatur sedemikian rupa sehingga kehilangan produk dapat
ditekan. Hidrolis urea mudah terjadi pada temperatur tinggi, tekanan rendah,
dan waktu tinggal (residence time) yang lama.
Hidrolis urea berlangsung menurut reaksi:
CO(NH2)2 + H2O CO2 + 2NH3
Pembentukan biuret (NH2CONHCONH2) adalah faktor lain yang harus
diperhatikan dalam proses dekomposisi. Selain mengurangi perolehan
produk, biuret juga merupakan racun bagi tanaman. Pembentukan biuret
berlangsung pada tekanan parsial Ammonia yang rendah dan temperatur di
atas 138oC menurut reaksi sebagai berikut:
2CO(NH2)2 NH2CONHCONH2 + NH3
Untuk mengatasi pembentukan biuret dan menekan laju hidrolis urea
maka dimasukkan Ammonia berlebih dan dekomposisi dilakukan bertahap
sebanyak 3 kali. Tahapan dalam proses dekomposisi adalah:
a. High Pressure Pompare Decomposer (HPD)
b. Low Pressure Pompare Decomposer (LPD)
c. Gas Separation (GS)
c. Seksi Kristalisasi dan Pembutiran
Kristal yang keluar dari dryer dihisap dengan menggunakan induced fan
dan juga didorong dari bawah dengan blower menuju siklom di atas prilling
tower untuk melepaskan udara. Selanjutnya, kristal urea dilelahkan dalam
sebuah melter pada temperatur sedikit di atas temperatur lelehnya. Pemanas
yang digunakan dalam melter ini adalah steam bertekanan 7 kg/cm2 dan
185oC. Lelehan kristal urea ditampung dalam sebuah head tank.
Urea cair yang keluar dari head tank dialirkan ke 12 buah acoustic
granulator yaitu sprayer yang berfungsi untuk membentuk butiran urea.
Untuk membantu proses pembutiran maka pada prilling tower dihembuskan
udara dari bagian bawah.
Untuk mengurangi debu udara yang terbuang, maka pada puncak menara
prilling dilengkapi dengan sprayer yang dipasang di atas dust chamber.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Bagian atas dust chamber dilengkapi dengan 6 unit urethane filter dan
sprayer untuk melarutkan, sehingga mencegah debu-debu urea ke atmosfer.
Hasil penyerapan debu tersebut masuk ke dust chamber kemudian akan
mengalir ke mother liqior tank dan dikirim kembali ke vacuum crystalizer.
Urea yang jauh dan telah membeku dalam prilling tower kemudian
dikeringkan dalam sebuah fluidzing bed sebelum dimasukkan ke dalam
kantong atau di simpan dalam bentuk curah. Temperatur butiran urea
tersebut berkisar antara 45oC – 50oC.
d. Seksi Recovery
Seksi Recovery bertujuan untuk memisahkan kandungan Ammonia dan
CO2 yang dihasilkan dari seksi dekomposisi untuk dapat digunakan kembali
dalam sistem sintesis urea. Seksi recovery ini terdiri dari beberapa unit,
yaitu:
a. High Pressure Pompaure Absorber Cooler (HPAC)
b. High Pressure Pompaure Absorber (HPA)
c. Low Pressure Pompaure Absorber (LPA)
d. Ammonia Condensor
e. Ammonia Recovery Absorber
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
air bergerak ke atas, sedangkan floc-floc terlempar dan mengendap
kemudian di blow down ke sewer. Agar floc yang terbentuk tidak terpecah
akibat perputaran, untuk memperbesar ukuran floc yang terbentuk maka
ditambahkan koagulant aid (senyawa poly acrilamida). Dari Floctreater
masuk ke Clearwell dengan ditambahkan kaustik agar Ph terjaga.
Air di Clearwell dipompakan ke Sand Filter yang berfungsi menangkap
kotoran-kotoran yang masih ada di Clearwell. Sand Filter terdiri dari 6 set.
Komposisi Sand Filter terdiri dari Antrasit Coal, Fine Sand, Medium Sand,
Fine Gravel, Medium Gravel dan kerikil besar (dari atas ke bawah).
Keluaran yang baik dari Sand Filter mempunyai Turbidity < 1 ppm dan
memiliki Ph 7, lalu dialirkan ke Filter Water Storage.
Air bersih (filtered water) dalam Filter Water Storage yang dihasilkan
digunakan untuk make-up cooling water, bahan baku demin water, air
minum dan service water.
Adapun Peralatan Utama pada proses Water Treatment adalah:
a. Pompa Sungai
b. Premix Tank (Floculator)
c. Clarifier (Floc Treater)
d. Sand Filter
e. Tangki dan Pompa-pompa
f. Clear Weell
g. Pompa Transfer Clear Well
h. Filter Water Storage
c. Demineralized Water Plant
Dermin Plant sistem bertujuan menghasilkan air bebas mineral. Pada
Dermin Plant sistem terdapat 2 set (cation dan anion exchanger) dan 3 set
(cation, anion exchanger, dan mix bed). Pada cation exchanger berfungsi
untuk menyerap ion (+) dari ion Na, Mg, Ca, dan Si dengan menggunakan
resin RH.
Keluaran dari cation exchanger berupa asam-asam seperti HCl, H2SO4,
dan H2SiO3. Keluaran cation exchanger masuk ke anion exchanger yang
berfungsi untuk menyerap ion-ion (-) dengan bantuan resin ROH. Keluaran
dari anion exchanger berupa air demin tetapi masih tinggi konduktivitas dan
silikanya sehingga dimasukkan ke mix bed yang berisi resin RH dan ROH
sehingga terjadi proses cation dan anion exchanger di dalamnya. Sehingga
keluaran mix bed diharapkan bebas silika dan berkonduktivitas sangat
rendah, selanjutnya air demin dimasukkan ke Demin Storage yang akan
diolah lagi di Deaerator sehingga didapat bahan baku air untuk Package
Boiler dan Waste Heat Boiler.
Pada umumnya resin anion dan cation yang digunakan lambat laun akan
jenuh, maka upaya yang dapat dilakukan adalah regenerasi. Regenerasi
yang dilakukan pada cation dan anion exchanger serta mix bed ditandai jika
total gallon tercapai, konduktivitas tinggi dan silikanya tinggi. Aliran
regenerasi adalah cocurrent/searah dengan aliran air masuk. Total gallon
maksudnya alat tersebut harus diregenerasi bila mencapai kapasitas tertentu.
Total gallon untuk mix bed tercapai sekitar 20 – 22 hari.
Regenerasi cation exchanger dimulai dengan back wash (dicuci dengan
aliran terbalik) kemudian dienjeksikan asam sulfat untuk meregenerasi
resin. Asam sulfat dipakai karena banyak di pasaran. H2SO4 berkonsentrasi
94% – 96% diencerkan dengan air dari Carbon Filter menjadi konsentrasi
4% dengan reaksi:
2NaR + H2SO4 NaSO4 + 2RH
MgR2 + H2SO4 MgSO4 + 2RH
Kemudian displace (pembersihan sisa regenerant) lalu dibilas/rinse
setelah itu cation exchanger dapat diservis (dipakai lagi). Regenerasi anion
exchanger dimulai dengan back wash kemudian diinjeksikan NaOH untuk
meregenerasi resin. NaOH berkonsentrasi 46% diencerkan dengan air dari
Demin Storage menjadi konsentrasi 4%. Adapun rekasi regenerasi yang
berlangsung:
RCL + NaOH ROH +NaCL
R2SO4 + 2NaOH 2ROH + NaSO4
R2SiO3 + 2NaOH 2ROH + NaSiO3
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sesuai dengan sifat NaOH yang seperti sabun yang akan membersihkan
atau melepaskan kotoran lebih cepat bila direndam beberapa lama dengan
air. Kemudian dienjeksikan NaOH kedua yang berfungsi sebagai sabun.
Kemudian displace lalu dibilas. Akhirnya anion exchanger dapat diservis
(dipakai lagi)
Regenerasi pada mix bed menggunakan NaOH dan H2SO4 sekaligus
dikarenakan di dalam mix bed terdapat cation dan anion yang tercampur
merata dan menyebar, dengan menggunakan perbedaan densitas, dimana
densitas cation lebih besar dari anion, sehingga ketika meregenerasi mix
bed, resin di back wash, sehingga cation akan bergerak dan jatuh pada
bagian bawah sedangkan anion di atasnya. Sehingga injeksi asam sulfat ke
bawah mix bed dan injeksi NaOH ke bagian atas mix bed, lalu disemprotkan
udara setelah di back wash. Setelah selesai proses regenerasi, resin cation
dan anion diaduk dengan udara supaya tercampur kembali dan dapat
diservis atau digunakan kembali.
Adapun peralatan-peralatan yang digunakan untuk pembuatan Demin
Water adalah:
1. Pompa Make Up Demin
2. Carbon Filter
3. Cation Exchanger
4. Anion Exchanger
5. Mix Bed
6. Tangki dan Pompa injeksi Acid dan Caustic
7. Neutralizer Tank
8. Demin Water Tank
d. Cooling Water System
Sistem air pendingin merupakan sistem yang menyediakan air pendingin
dengan kualitas dan kuantitas tertentu yang diperlukan untuk pendinginan
proses di pabrik. Tipe sistem air pendingin di PUSRI yaitu open
recirculating atau sistem air sirkulasi terbuka.
Mula-mula air panas sekitar 42oC yang berasal dari Ammonia dan
Utilitas masuk ke bagian atas Cooling Tower lalu didinginkan dengan udara
sebagai media pendingin. Udara masuk dari samping kiri dan kanan cooling
tower. Pada cooling tower terjadilah kontak antara udara dan air panas,
kemudian terjadi perubahan panas laten (sebagian air menguap) diikuti
dengan perubahan panas sensible (temperatur air turun dan temperatur udara
naik). Udara panas dan air yang menguap dikeluarkan oleh 5 set fan (dari
bahan glass reinforced poliester) yang digerakkan motor listrik, dimana fan
yang dimaksud bersifat induced draft fan (menghisap udara). Kapasitas
Cooling Tower 15.000m3/jam.
Air dingin yang turun ditampung di basin kemudian dienjeksikan dengan
Cl2 liquid sebagai desinfektan, phosphat sebagai inhibitor korosi, bromin
sebagai desinfektan dan anti lumut, dan dispersant untuk mengendalikan
phospat. Air dingin yang dihasilkan bersuhu sekitar 32oC.
e. Plant Air dan Instrument Air
Plant air atau udara pabrik adalah udara bertekanan yang digunakan
untuk berbagai keperluan pabrik. Udara Instrument adalah udara bertekanan
yang telah dikeringkan atau dihilangkan kandungan airnya.
Udara pabrik digunakan untuk udara purging, mesin pengantongan
pupuk (bagging), udara pembersih area, pengadukan dan peralatan lain
seperti snapper. Sumber udara pabrik secara normal adalah kompresor
udara pabrik Ammonia dan sumber tambahan adalah kompresor udara
standby. Tekanan udara pabrik adalah 5 kg/cm2 pada temperatur ambient.
Udara instrumen digunakan untuk menggerakkan peralatan
instrumentasi (pneumatic) seperti control valve dan transmitter. Sumber
dari udara instrumen adalah kompresor ammonia plant dan kompresor udara
standby. Tekanan udara instrumen adalah 7 kg/cm2 (100 psig) dengan
temperatur ambient dan dew point -40oC. Jumlah dan tekanan udara
isntrumen yang dibuthkan sama dengan jumlah dan tekanan udara pabrik.
Udara instrumen harus dijamin bebas dari uap air karena itulah
diperlukan unit Air Dryer yang didalamnya berisi Silica Gel atau Activated
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Alumina. Untuk lebih meyakinkan, udara keluar dari air dryer akan di filter
lagi dari debu-debu yang masih terbawa sebelum di distribusikan ke seluruh
pabrik.
f. Steam System
Steam (uap air bertekanan), di pabrik umumnya digunakan sebagai
penggerak turbin-turbin yang akan menggerakkan pompa atau kompresor,
pemanas di heater atau reboiler, media stripping. Alat pembangkit steam
disebut boiler. Bahan baku pembuatan steam adalah air bebas mineral (air
demin).
g. Electric Power Generation System
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di seluruh pabrik PUSRI IB,
IIB, III, dan IV serta untuk perumahan, kantor, bengkel dan lain-lain,
dibangkitkan 4 buah gas turbin generator (GTG) yaitu: GTG – H2, H3, H4,
GE, yang masing-masing berkapasitas (pada name plate) 15, 15, 15, 22
MW.
Kebutuhan tenaga listrik PUSRI walaupun jauh lebih rendah daripada
kapasitas terpasang dari pembangkitnya (kebetuhan lebih kurang 35 MW,
sedangkan kapasitas terpasang 67 MW), namun karena resiko besar atau
berbahaya sekali bila terjadi total power failure, maka sistem kelistrikan di
PUSRI dilengkapi dengan sistem Loading Shedding. Tujuannya adalah
untuk menghindari terjadinya total power failure (black out). Karena bila
tanpa sistem Loading Shedding, bila ada GTG yang trip, sisa beban belum
tentu akan mampu dipikul oleh GTG yang masih jalan.
Ada tiga model operasi GTG yaitu:
- GTG Operasi terpisah
- GTG Operasi paralel tanpa sistem Loading Shedding
- GTG Operasi paralel dengan sistem Loading Shedding
h. Condensate Stripper
Condensate Stripper berfungsi untuk memisahkan air dari Ammonia dan
CO2. Umpan condensate stripper berasal dari kondensat Ammonia masuk
ke top condensate stripper. Proses stripping yang terjadi menggunakan low
steam. Produk top condensate stripper berupa gas-gas buangan, sedangkan
produk bottomnya berupa air panas yang kemudian didindinkan dengan
cooler dimana media pendinginnya berasal dari cooling tower. Keluaran
cooler yang berupa air dingin di proses sebagai air ke demin plant,
sedangkan air panas dari cooler dikembalikan ke cooling tower untuk
didinginkan kembali.
a. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan sebagian besar akibat adanya
pembuangan:
- Air suspensi dengan bahan padatan tinggi (blow down) yang
dihasilkan pada sistem pendingin, air ketel dan lain-lain.
- Oli yang tumpah pada rotating equipments seperti pompa dan
kompresor.
- Larutan atau bahan dari bocoran pompa, kerangan dan peralatan lain.
- Lumpur yang mengandung bahan kimia pada proses penjernihan air.
b. Limbah Gas dan Debu
Limbah gas dan debu sebagian besar berupa sisa pembakaran
natural gas untuk bahan bakar maupun untuk penggerak generator
listrik atau dibuang melalui cerobong. Sumber lain penyebab
pencemaran adalah:
- Bocoran gas proses yang berupa Ammonia dan CO2
- Emisi debu urea dari cooling tower
c. Limbah padat
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Limbah padat yang ada sebagian besar merupakan limbah B3 yang
berupa:
- Limbah katalis bekas
- Limbah bekas kemasan bahan kimia
- Limbah tumpahan bahan kimia
- Limbah bahan sisa proses
- Limbah bahan kima yang kadaluarsa
- Limbah sisa bahan kimia laboraturium
- Limbah RS PUSRI
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memidahkan
zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya
adalah air, oli atau minyak pelumas, atau fluida lainnya. Industri-industri banyak
menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses
produksi. Sebagai contoh pada pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan
untuk untuk menyuplai air umpan ke boiler atau membantu sirkulasi air yang akan
digunakan di boiler.
Pada industri, pompa banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau minyak
pelumas atau pendingin mesin-mesin industri. Pompa juga dipakai pada motor
bakar yaitu sebagai pompa pelumas, bensin atau air pendingin. Jadi pompa sangat
penting untuk kehidupan manusia secara langsung yang dipakai di rumah tangga
atau tidak langsung seperti pada pemakaian pompa di industri.
Pada pompa akan terjadi perubahan dari energi mekanik menjadi energi
fluida. Pada mesin-mesin hidrolik termasuk pompa, energi fluida ini disebut head
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
atau energi persatuan berat zat cair. Ada tiga bentuk head yang mengalami
perubahan yaitu head tekan, kecepatan dan potensial. Selain dapat memindahkan
cairan, pompa juga dapat berfungsi sebagai untuk meningkatkan kecepatan, tekanan
dan ketinggian pompa. (Djati Nursuhud, 2006)
Pompa bekerja karena adanya perbedaan tekanan antara sisi masuk dan sisi
keluar oleh elemen bergerak pada pompa seperti piston, lunyer, lobe, impeler dan
lain-lain.
Pada prinsipnya, cairan apapun dapat ditangani oleh berbagai jenis pompa.
Jika berbagai rancangan pompa digunakan, pompa sentrifugal biasanya yang paling
ekonomis diikuti oleh pompa rotary dan reciproting (torak). Walaupun pompa
perpindahan positif biasanya lebih efisien dari pada pompa sentrifugal. Namun
keuntungan efisiensi yang lebih tinggi cenderung diimbangi dengan meningkatnya
biaya perawatan.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 3.3. Pembagian Jenis Pompa
Pada seluruh pompa jenis perpindahan positif, sejumlah cairan yang sudah
ditetapkan dipompa setelah setiap putarannya. Sehingga jika pipa pengantarnya
tersumbat, tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat
merusak pompa
1. Pompa
Pompa menggerakkan energi mekanik yakni:
a. Untuk menggerakkan atau mengalirkan cairan yang diproses melalui
pompa pada kapasitas cairan yang diperlukan.
b. Untuk memindahkan energi ke dalam cairan yang diproses, yang
terlihat dengan bertambahnya tekanan cairan pada lubang keluar
pompa.
2. Mesin penggerak, berupa: motor listrik, mesin diesel, atau sistem udara.
Penggerak mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang
diperlukan untuk menggerakkan pompa. Energi ditransmisi kepompa oleh
suatu belt ke pully penggerak pompa.
3. Pipa atau pemipaan digunakan untuk membawa fluida.
Sistem pipa dimaksudkan untuk memidahkan cairan yang bersih dari
bejana penyimpanan pompa.
4. Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistem
5. Sambungan, pengendalian dan instrumentasi lainnya
6. Peralatan penggunaan akhir, yang memiliki berbagai persyaratan. Misalnya:
tekanan, aliran yang menentukan komponen dan susunan sistem.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 3.5. Reciprocating Pump 4002 – LJA di PT PUSRI III
Dengan perubahan tersebut, zat cair pada bagian luar (katup buang memiliki
tekanan yang lebih tinggi dari pada tekanan pada katup isap), sehingga kapasitas
yang dihasilkan sesuai dengan volume yang dipindahkan. Semua pompa
Reciprocating memiliki bagian yang berfungsi untuk menghandle fluida yang
dinamakan liquid end, yang terdiri dari: torak/plugger, silinder, katup isap, katup
buang, sil antara silinder dan torak.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
6. Silinder Liner berfungsi sebagai pelapis silinder yang bagian dalamnya
harus mempunyai permukaan yang halus guna memperlancar gerakkan
piston.
7. Packing berfungsi sebagai pencegah kebocoran fluida dari dalam silinder.
8. Perapat Packing berfungsi sebagai penekan supaya packing tepat pada
posisinya sewaktu batang piston bergerak.
9. Katup isap berfungsi untuk mengatur pemasukan dan penutupan fluida pada
saat piston langkah isap.
10. Katup buang berfungsi untuk mencegah kembalinya fluida dari ruang outlet
ke dalam ruang silinder pada saat piston langkah tekan.
a. Berdasarkan Penggeraknya
Pada dasarnya ada dua jenis pompa torak yaitu unit aksi langsung (direct
acting) yang digerakkan oleh uap dan pompa tenaga.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Pompa piston mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak
bolak-balik di dalam silinder. Fluida masuk melalui katup isap (Suction
Valve) ke dalam silinder dan kemudai ditekan oleh piston, sehingga tekanan
statis fluida naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan
(Discharge Valve).
2. Pompa Tenaga
Pompa tenaga (Power Pump) ini mempunyai poros engkol yang
digerakkan dari sumber penggerak luar, umumnya motor listrik, sabuk
mesin atau rantai. Roda gigi sering dipakai antara penggerak dan poros
engkol untuk mengurangi kecepatan keluaran penggerak.
3. Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil
Unit ini juga dikenal sebagai pompa kapasitas variabel, volume
terkontrol dan pengukur. Pemakaian yang terutama untuk mengontrol aliran
sejumlah kecil cairan-cairan yang dimasukkan kedalam ketel-ketel,
peralatan proses dan unit-unit yang serupa. Oleh karena pompa ini
menduduki tempat yang penting dalam banyak operasi industri pada semua
jenis pabrik.
4. Pompa Jenis Diafragma
Pompa gabungan piston diafragma pada umumnya dipakai hanya untuk
kapasitas lebih kecil. Pompa diafragma dipakai untuk aliran jernih atau yang
mengandung bahan padat yang berkapasitas lebih besar. Pompa ini juga
sesuai untuk bubur kertas yang kental, air selokan (sewege), sludge, larutan
asam atau basa, dan campuran air dan bahan padat yang menyerupai pasir.
Pompa ini juga hampir sama dengan pompa piston, namun pada pompa
diafragma memiliki dua silinder, dan pada dasarnya cara kerjanya hampir
sama dengan paru-paru manusia yaitu berdasarkan pada mengembang dan
mengempisnya diafragma.
Gambar 3.10. Pompa Diafragma
Sisi-sisi diafragma dihubungkan dengan baut pada satu sisi dari flange.
Ketika diafragma mengempis, maka fluida akan terhisap masuk, sedangkan
ketika diafragma mengembang, fluida akan terdorong ke luar melalui katup
buang. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan tekanan antar katup
buang dengan katup isap. Katup buang memiliki tekanan yang lebih tinggi
bila dibandingkan pada katup isap. Pompa ini biasanya digunakan untuk
memindahkan fluida yang bersifat korosif.
5. Pompa Plunger
Pompa Plunger (Plunger Pump) merupakan suatu silinder baja yang
panjang, packingnya terletak konstan (stationary) pada bagian dalam dari
silindernya. Perbedaanya dengan pompa piston yaitu bentuknya lebih
panjang dan packingnya menempel pada silinder. Sedangkan pada pompa
piston, packingnya menempel pada piston itu sendiri.
Prinsip kerja pompa ini hampir sama dengan pompa piston, hanya saja
tidak digunakan piston, melainkan digunakan silinder baja yang panjang
atau biasa disebut plunger. Fluida masuk melalui dua arah yang berlawanan,
yang pertama masuk melalui katup isap pada bagian bawah, sedangkan yang
kedua masuk ketika plunger tersebut ditekan. Plunger tersebut dihubungkan
oleh sebuah batang sehingga bergerak serempak dan fluida juga dapat
masuk secara bersamaan dari arah yang berlawanan. Kemudian karena
tekanan pada bagian katup buang lebih tinggi maka fluida akan terdorong
ke atas dan keluar melalui katup buang tersebut.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 3.11. Pompa Plunger
Pada pompa torak ada yang terdiri dari pompa torak kerja tunggal dan
pompa torak kerja ganda.
Pada pompa torak kerja ganda ini memiliki satu buah piston, satu
silinder, dua katup isap dan dua katup buang. Pada operasinya setiap
langkah piston melakukan penghisapan dan penekanan fluida. Pada langkah
mundur, sisi bagian kiri piston akan menekan fluida ke outlet (katup buang),
sedangkan pada sisi inlet (kaup isap) dan begitu pula sebaliknya apabila
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
piston melakukan langkah maju. Karena kedua sisi piston bekerja secara
beramaan maka disebut kerja ganda yang menghasilkan aliran fluida merata
dengan kapasitas yang lebih kontinu, teratur dan lebih besar daripada pompa
kerja tunggal.
3.2.1 Maintenance
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang
bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan
dengan lancar.
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin
terdapapatnya kemungkinan kerusakan berat dari mesin dan peralatan
produksi selama proses produksi berjalan.
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka
proses dan pengendalian kualitas proses harus dilakukan dengan baik pula.
5. Dapat dihindarinya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
produksi yang digunakan.
6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka
penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.
b. Preventive Maintenance
c. Corrective Maintenance
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
secara rutin kondisi mesin dapat diketahui sehingga kehandalan mesin dan
keselamatan kerja terjamin. Keuntungan Corrective Maintenance yakni
menghindarkan kerusakan fatal (Fatal Failure) dan juga meningkatkan
produktivitas.
d. Predictive Maintenance
e. Proactive Maintenance
f. Rotating Equipment
Rotating Equipment adalah peralatan yang sangat vital dalam semua jenis
industri, baik yang berfungsi sebagai peralatan pemindahan dan pengiriman
misalnya pompa, maupun berfungsi sebagai peralatan konversi energi misalnya
pompa dan turbin uap. Karena frekuensi kerjanya yang terus-menerus selama 24
jam per hari, maka jelas peralatan tersebut memerlukan pengawasan, pemeliharaan
dan perawatan yang harus dilaksanakan secara periodik dan terjadwal dengan ketat,
disamping bila muncul gangguan-gangguan yang tidak terduga, maka harus segera
dilaksanakan tindakan pencegahan, supaya tidak terjadi kerusakan yang lebih fatal.
1. Avalibility
Periode waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan.
2. Downtime
Periode waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipakai/dioperasikan.
3. Check
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventasrisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance Management
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
bersama.
6. Maintenance Schedulu
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-
kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance Planning
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metode,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk
dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas
atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test
Membandingkan keadaan duatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat
diterima.
10. User
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan,
pabrik-panrik, dan bangunan-bangunan.
13. Efisiensi
𝑅𝑢𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠
𝑅𝑢𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠 + 𝐷𝑜𝑤𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒
14. Trip
Mati sendiri secara otomatis (Istilah dalam listrik)
15. Shut In
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak)
16. Shut Down
Mendadak mati sendiri/sengaja dimatikan.
3.3 Perawatan
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis
terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan
diinginkan. Dari segi pengertian di atas jelas bahwa kegiatan perawatn itu adalah
kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil/kondisi
yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan usaha/kegiatan yang dilakukan
secara rutin/terus-menerus agar peralatan atau sistem dalam keadaan siap pakai.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplannes Maintenance)
a. Strategi Perawatan
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan
produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat
mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama yang berkaitan dengan
kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi
peralatan yang dikerjakan.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan
Frekuensi perawatan yang perlu dilakukan.
Sistem pengelolaan pekerjaan.
Metode untuk menganalisis pekerjaan.
a. Perawatan Harian
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
c) Mendengarkan, maksudnya cara kerja peralatan didengarkan
barangkali ada suara-suara asing yang menandakan kelainan.
2. Pencegahan Beban Lebih
Setiap peralatan yang dioperasikan harus dijaga agar beban tidak
melebihi kapasitas/kemampuan yang termasuk beban lebih. Misalnya
putaran peralatan terlalu tinggi, muatan terlalu berat dan sebagainya.
3. Pelumasan
Setiap peralatan yang berputar, bergerak atau yang bergesekan perlu
diberi pelumasan. Pelumasan berfungsi untuk memberi perlindungan pada
permukaan yang bergesekan, mencegah keausan dan menjadi pendingin
akibat suhu yang ditimbulkan gesekan. Bahan pelumasan yang digunakan
adalah disesuaikan dengan komponen yang diberi pelumasan.
4. Pendinginan
Umumnya peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan bergerak,
memerlukan perlindungan. Dengan pendinginan berarti suhu dapat
distabilkan, sehingga laju kerusakan dapat diperkecil.
5. Pencegahan Korosi
Pada umumnya peralatan yang bagian-bagiannya terbuat dari logam baja,
cenderung mengalami korosi. Proses korosi terjadi karena logam baja
berekasi dengan oksigen, air atau asam. Korosi sangat merugikan karena
dapat merusak kendaraan sehingga kekuatan bahan peralatan berkurang
(rapuh). Agar peralatan tahan lama dan terhindar dari korosi, hal-hal yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Pembersihan, yaitu selalu membersihkan peralatan setiap digunakan.
b) Melindungi logam agar tidak terkena zat-zat penyebab korosi dengan
cara mengolesi oil, mengecat atau melapisi dengan lapisan anti karat.
Gambar 3.16 Format Laporan Pekerjaan
b. Perawatan Berkala
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 3.17 Kartu Catatan Historis Perawatan Benda
3.4 Perbaikan
1. Pemeriksaan kerusakan
Merupakan penjelasan dari operator mengenai kerusakan yang terjadi,
informasi yang diberikan oleh pemakai belum dapat dikatakan sebagai dasar
merencana perbaikan yang tepat. Baru setelah teknisi melakukan
pemeriksaan langsung di bagian mesin yang rusak dapat membuat rencana
perbaikan.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2. Rencana perbaikan
Dalam membuat rencana perbaikan harus berpegang pada prinsip
ekonomis, misalnya pemakaian tenaga dan waktu perbaikan harus sedikit
waktunya dan rencana perbaikan harus diketahui oleh pimpinan produksi.
3. Pembongkaran mesin
Tujuan dari pembongkaran komponen mesin adalah untuk mengambil
elemen mesin yang mengalami kerusakan dan memudahkan dalam
perbaikannya. Untuk pembongkaran mesin harus selalu diingat dan
biasakan membuat suatu catatan langkah pembongkaran sehingga terjadi
kesalahan yang berulang pada saat akan memasang mesin.
4. Penyatuan komponen mesin
Jika pada waktu pembongkaran dicatat urutannya dan letaknya maka
pada saat penyatuan kembali tidak akan mengalami kesulitan. Kekuatan
penyetelan akan dijamin baik jika pengikat elemen mesin dengan kekuatan
yang terukur, gunakan alat pengikat seperti baut, pasak, paku keling,
pengelasan sesuai dengan perhitungan kekuatan.
5. Pemeriksaan akhir
Yang dimaksud dengan pemeriksaan akhir adalah tindakan pemeriksa
komponen mesin yang telah selesai diperbaiki, tes akhir dapat dilakukan
secara dinamis dan secara statis.
BAB IV
PEMBAHASAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 4.1 Motor Penggerak Reciprocating Pump P 212-J
Gambar 4.2 dan 4.3. Reciprocating Pump P 212-J Bagian Ammonia PUSRI III
4.2 Bagian-Bagian Reciprocating Pump P 212-J
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
No Deskripsi No Deskripsi
100 Power Frame 320 Katup hisap (Suction)
103 Poros mesin (Crankshaft) 321 Katup pembuangan (Discharge)
107 Bantalan poros mesin/Crankshaft 322 Seat katup hisap
112 Batang pengait (Connecting Rod) 323 Seat katup pembuangan
113 Baut batang pengait 334 Pegas katup hisap
114 Mur batang pengait 335 Pegas katup pembuangan
116 Bantalan batang pengait 337 Stuffing box
117 Crosshead 338 Stuffing box gland
119 Penjepit crosshead 339 Stuffing box gland follower
122 Stub crosshead 341 Batang stuffing box bushings
123 Pembelok stub crosshead 353 Pendorong (Plunger)
124 Cincin penahan plunger 366 Stuffing box flange
127 Mur kopling plunger 369 Pemberhetian katup isap
Pemberhetian katup
132 Tutup ujung crankshaft – luar 370
pembuangan
Tutup ujung crankshaft – dalam Gasket pelindung katup
133 617
discharge
134 Tutup ujung crankshaft – shims 620 Gasket pelindung crankcase
141 Tutup crosshead stub seal 622 Stuffing box gasket
Gasket penutup crosshead stub
154 Pelindung crankcase 623
seal
175 Pengukur level oli crankcase 630 Crankshaft oil seal
300 Silinder fluida 632 Crosshead stub seal
317 Penutup katup discharge 634 Tempat pernafasan crankcase
650 Down pin
4.3.1 Peralatan
4.3.2 Sparepart
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Berdasarkan Manual Book dari Manufactur pompa tersebut, yakni Manual
Book David Brown Union Pomps Company dari Michigan, menjelaskan bagaimana
Maintenance Routine (Perawatan secara berkala) pompa yang digunakan di PUSRI
III ini.
UMUM:
Tidak ada mesin yang bisa bekerja memuaskan kecuali mesin itu menerima
perawatan yang tepat dan secara berkala. Berikut ini adalah rekomendasi untuk
inspeksi/pemeriksaan dan servis/perbaikan rutin dalam kondisi normal.
ROUTINE MAINTENANCE (PERAWATAN RUTIN)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
ii. Setiap Minggu atau Kira-Kira Setiap 170 Jam Operasi.
Perawatan mingguan adalah perawatan yang dilakukan setiap minggunya.
Periksa:
a. Oli di crankcase, dan gear pac (jika dilengkapi) untuk air dan
kontaminasi lainnya. Ini dapat dilakukan, jika perlu, saat pompa sedang
berjalan, dengan mengambil sampel kecil dari sambungan saluran. Jika
pompa baru atau jika bagian baru telah dipasang pada power end. Oli
harus diganti setelah sekitar 170 jam operasi. Sebelum diisi dengan oli
baru, penutup karter harus dilepas dan interior dibersihkan. Perkiraan oli
yang dibutuhkan untuk SX-3 sama dengan 1,75 liter (1,7 liter), untuk
DX-5 sama dengan 4 liter (3,8 liter), untuk TX-10 sama dengan 3,5 liter
(3,4 liter), dan untuk TD-28 sama dengan 3,5 liter (3,4 liter). Semua
membutuhkan SAE10W40 untuk rentang suhu sekitar 00 - 1150F (-180
– 440 C).
b. Saringan dan komponen perpipaan lainnya untuk melihat bahwa mereka
tidak tersumbat. Ini dapat dilakukan dengan memantau penurunan
tekanan di seluruh saran ini.
c. Penggantian Reames Packing yang fungsinya untuk menjaga kerapatan
antara rumah pompa dengan poros penggerak impeller.
d. Pengecekan packing karet rumah pompa dari adanya kebocoran.
e. Mencatat kegiatan perawatan mingguan pompa pada buku jurnal harian
mesin.
f. Ketegangan bel. Sesuaikan jika perlu.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.5 PERBAIKAN RECIPROCATING PUMP P 212-J
Berikut ini adalah Gejala ataupun masalah beserta cara mengatasinya untuk
Reciprocating Pump P 212-J yang beroperasi di PUSRI III berdasarkan Manual
Book dan keterangan Mekanik Perawatan PUSRI III bagian Ammonia.
V-Belts Tergelincir
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5 Poros motor dan poros pompa tidak paralel. 26
Tabel 4.4. Perbaikan untuk V-Belts yang tergelincir
Kapasitas Rendah
CATATAN: Lihat di halaman ... untuk melihat item yang tertera pada tabel.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
- Kondisi operasi,
Instrumentasi, dan sifat
Cair fluida
- Kondisi pasokan fluida
Tabel 4.9. Perbaikan untuk gejala lainnya.
ITEM/PERBAIKAN
CATATAN: Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan jika terdapat masalah
pada pompa sesuai dengan gejala ataupun masalah yang terjadi pada pompa.
1. Nozel yang kebesaran atau aus akan discharge capacity, pada tekanan yang
diperlukan, lebih besar dari kapasitas pompa. Ini menyebabkan tekanan
turun hingga kapasitas nozel sama dengan kapasitas pompa. Periksa
kembali ukuran nozzle dan jumlah nozel.
2. Koreksi kecepatan ke nilai yang tepat. Jika belts tergelincir, kencangkan
atau ganti.
3. Periksa overflow atau katup pelepas atau pengatur tekanan, jika ada cairan
maka tutup pompa dan periksa seat dan stem apakah ada bahan atau benda
asing ataupun permukaan seating yang buruk..
4. Periksa sheaves dan bushings - kencangkan jika perlu.
5. Ganti packing. Jika telah aus, ganti stuffing box bushings. Jika melemah
ganti stuffing box spring.
6. Periksa rakitan katup. Bersihkan, pasang kembali, atau ganti komponen
yang diperlukan.
7. Bersihkan saringan atau saringan suction. Periksa pipa hisap dan tangki
suplai untuk obstruksi atau katup yang ditutup sebagian.
8. Periksa kebocoran udara di pipa hisap. Periksa sambungan pipa, packing di
sekitar batang katup, dan koneksi instrumen. Periksa tangki isap untuk
"vortexing". Jika udara masuk melalui stuffing box, sesuaikan atau ganti
packing dan / atau tingkatkan pelumasannya.
9. Meningkatkan tekanan hisap (suction pressure) dengan satu atau lebih
metode yakni sebagai berikut:
a. Mengurangi suhu fluida (cairan).
b. Kurangi menghisap ke kiri atau naikkan level cairan di tangki suplai
c. Tambahkan pompa pendorong.
10. Optimalkan semua ruangan pemompaan. Untuk mengangkat suction,
tekanan suction positif mungkin diperlukan untuk menghilangkan udara
yang terperangkap dalam silinder fluida.
11. Isi oli ke tingkat yang tepat.
12. Periksa endplay bantalan crankshaft. Hapus atau tambahkan shims sesuai
kebutuhan. Ini biasanya tidak diperlukan kecuali poros crankshaft, bantalan,
shims, atau frame telah diganti.
13. Kencangkan plunger ke stub. Hubungkan dengan urutan dari tangan kanan,
nilai torsi terdaftar.
14. Periksa bantalan pin crosshead dan ganti jika telah aus atau di luar toleransi
yang ditunjukkan.
15. Mengurangi tekanan hisapan pompa.
16. Pasang packing sesuai dengan instruksi.
17. Ikuti rekomendasi pabrik untuk pelumasan packing.
18. Kurangi tekanan discharge.
19. Katup yang menutup dengan cepat, katup solenoid, atau katup penutup akan
menghasilkan efek water hammer. Gelombang tekanan ini yang dikirimkan
kembali ke pompa dan akan menyebabkan knocking. Peredam denyut pada
sisi pompa dari katup mungkin diperlukan. Katup yang berbeda mungkin
diperlukan.
20. Pilihlah packing yang sesuai atau cocok dengan fluida dan kondisi
pemompaan. Jika kondisi fluida telah berubah atau jika fluida korosif atau
abrasif, atau fluida berada pada suhu tinggi ketika sedang dipompa, packing
khusus mungkin diperlukan.
21. Ganti bagian yang telah aus (usang).
22. Ganti bagian-bagian yang menyebabkan ketidakselarasan.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
23. Kurangi suhu di sekitar pompa.
24. Pasang pelindung panas antara pompa dan sumber panas.
25. Periksa perputaran pompa.
26. Sesuaikan kaki penyangga motor sehingga poros motor sejajar dengan poros
pompa.
27. Pasang packing yang direkomendasikan oleh manufactur.
28. Periksa kembali papan nama motor untuk urutan kabel yang benar.
Gambar 4.8. Area kerja yang penggantian Connecting Rod Bearing Reciprocating
Pump P 212-J PUSRI III
Gambar 4.10. Crankshaft dan Crankcase Reciprocating Pump P 212-J PUSRI III
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 4.11. Connecting Rod Bearing Reciprocating Pump P 212-J PUSRI III
yang lama.
4.5.4 Gejala yang Terjadi Pada Pompa Ketika Connecting Rod Bearing
Harus Diganti.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Agar proses produksi bisa berjalan dengan lancar, maka seluruh komponen-
komponen di dalamnya harus bekerja dengan benar, salah satunya mesin-mesin
yang berada di suatu pabrik. Salah satunya ialah pompa. Fungsi pompa sebagai
salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi. Dan karena pompa
merupakan komponen utama, maka pompa tersebut harus dirawat dan dijaga agar
dapat bekerja dengan benar dan tahan lama dan tidak mengganggu proses produksi.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2 Saran
Penting bagi semua pekerja untuk bekerja dengan benar dan sesuai, agar
proses produksi tidak terganggu. Dan untuk para mekanik, penting bagi mereka
agar dapat menjaga mesin dan juga alat kerja yang digunakan agar proses produksi
tidak terganggu akibat kerusakan mesin dan juga alat kerja. Bekerjalah sesuai
prosedur yang ada agar dapat mengurangi resiko kerusakan alat kerja.
as Negeri Yogyakarta.
Hanafi dan Prasestyo. 2019. Analisa Kerusakan Stroke Pada Centrifuge Pump GF-
er 2019.
Desember 2019.
Tim Praktik Industri. 2016. Pedoman Praktik Industri Mahasiswa Program Studi
David Brown Union Pumps Company. 1980. Manual Book Union Pump Reciproc-
UNIVERSITAS SRIWIJAYA